Berlokasi di pelvis, disamping uterus, yang mana adalah cekungan, berbentuk seperti
buah peer pada bayi yang sedang tumbuh. Masing-masing ovarium ukuran dan
bentuknya seperti buah kenari. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon wanita.
Hormon merupakan bahan kimia yang mengontrol jalannya fingsi dari sel dan organ
tertentu. Setiap bulan, selama siklus menstruasi, sebuah sel telur dikeluarkan dari satu
ovarium dalam proses yang disebut ovulasi. Perjalanan sel telur dari ovarium melalui
tuba faloppi menuju ke uterus. Ovarium juga merupakan sumber utama dari hormon
perkembangan dari payudara wanita, bentuk tubuh, dan rambut tubuh. Hormon-
besar kista ovarium terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama
siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium. Kista ovarium adalah suatu
kantong abnormal berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam indung telur
(ovarium). Kista ovarium biasanya tidak bersifat kanker, tetapi walaupun kista
tersebut berukuran kecil diperlukan perhatian lebih lanjut untuk memastikan bahwa
ovarium di Indonesia mencapai 37,2% dan paling sering terdapat pada wanita berusia
1
antara 20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa pubertas. Angka kejadian tertinggi
ditemukan pada negara maju, dengan rata-rata 10 per 100.000, kecuali di Jepang (6,4
per 100.000). Insiden di Amerika Selatan (7,7 per 100.000) relatif tinggi bila
dan neoplastik. Kista Non Neoplastik terbagi menjadi kista folikel, kista korpus
luteum, kista teka lutein, kista inklusi germinal, kista endometrium dan kista stein-
levental. Untuk Kista Neoplastik yaitu kistoma ovarii simpleks, kistadenoma ovarii
Kista ovarium seringkali tanpa gejala, terutama bila ukuran kistanya masih
kecil. Kista neoplastik jinak baru memberikan rasa tidak nyaman apabila kista
keluhan sebagai hasil infiltrasi atau metastasis kejaringan sekitar. Pemastian penyakit
tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena gejalanya mirip dengan keadaan lain
2
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : F.P
Umur : 52 tahun
Pekerjaan : PNS
Bangsa : Indonesia
Nama Suami :-
Pekerjaan Suami :-
Umur Suami :-
Agama : Katolik
Pendidikan Suami :-
ANAMNESIS
Benjolan disertai dengan rasa nyeri yang hilang timbul, nyeri dirasakan seperti
3
ditusuk-tusuk. Penderita juga mengeluhkan BAK sejak + 2bulan yang lalu. Riwayat
penyakit jantung, paru, hati, ginjal, kencing manis, darang tinggi disangkal. Buang air
Anamnesis Ginekologis
Perkawinan 1 kali
Riwayat Haid
Keputihan (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Preasens
4
Keadaan Umum : Cukup
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Status Obstetri
Inspeksi : Cembung
pusat
Perkusi : WD (-)
Status Ginekologi
Inspekulo : Fluksus (-), fluor (-), vagina tak, portio licin, erosi (-), OUE
tertutup
PD : Fluksus (-), fluor (-), vagina licin, nyeri goyang (-), portio
5
Cavum douglasi : Sulit dievaluasi
pap smear
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium : Hb : 10
Leukosit : 19800
Trombosit : 280
Kuldosentesis : (-)
RESUME MASUK
P1A0 52 tahun dengan kista ovarium, masuk rumah sakit tanggal 24 April
2014 jam 10.00 WITA, dengan keluhan utama terasa benjolan di perut bagian kiri
bawah penderita sejak 1 bulan yang lalu, disertai dengan rasa nyeri yang hilang
buang air kecil sekitar 2 bulan yang lalu. Riwayat perdarahan disangkal. Riwayat
penyakit jantung, paru, hati, ginjal, kencing manis, darah tinggi, disangkal. Buang air
besar normal.
R : 20x/menit S : 36,5oC
Status Obstetri
Inspeksi : Cembung
6
Palpasi : lemas, terasa massa kistik mobile, setinggi 2 jari dibawah
pusat
Perkusi : WD (-)
Status Ginekologi
Inspekulo : Fluksus (-), fluor (-), vagina tak, portio licin, erosi (-), OUE
tertutup
PD : Fluksus (-), fluor (-), vagina licin, nyeri goyang (-), portio
pap smear
DIAGNOSIS SEMENTARA
DIAGNOSIS BANDING
SIKAP
1. Pemberian antibiotik
7
3. EKG
4. Rencana USG
LAPORAN OPERASI
abdomen dan sekitarnya ditutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi. Setelah
dalam anestesia umum dilakukan insisi pada linea mediana. Insisi diperdalam lapis
diperlebar keatas dan kebawah. Dilakukan eksplorasi, terlihat kista ovarium sebesar
kepala bayi. Eksplorasi lanjut kista berasal dari ovarium kanan, uterus sebesar telur
puyuh. Diputuskan untuk dilakukan SOD dan dilanjutkan histerektomi pangkal tuba,
mesosalping dan ligamentum ovarium propium dijepit dengan 3 klem, digunting dan
di jahit double ligasi. Dilanjutkan dengan Htsos ligamentum rotundum ovarii dijepit 2
klem, digunting dan dijahit demikian juga di sebelahnya. Identifikasi Plika Vesiko
window dengan menembus ligamentum latum pada bagian bawah pangkal tuba dan
ligamentum ovarii proprium. Jepit dengan 2 klem, gunting diantaranya dan dijahit
secara double ligasi. Tepi uterus disusun dengan menjepit dengan klem kemudian
digunting dan dijahit. Identifikasi arteri uterina sementara itu perlekatan dibebaskan.
Setelah mencapai daerah puncak vagina, dijepit dengan 2 klem bengkok panjang dan
digunting diantaranya dan dijahit. Kasa betadine dimasukkan kearah vagina dari
8
puncak vagina. Setelah pinggir puncak vagina dijepit dengan beberapa klem panjang,
puncak vagina dijahit secara simpul dan jelujur. Selanjutnya ovarium kanan
digunting serta dijahit secara double ligasi. Benang dari ligamentum rotundum,
diikat dengan puncak vagina. Plika ditutup dan dilakukan reperitonealisasi. Dinding
abdomen ditutup lapis demi lapis. Peritoneum dengan catgut secara jelujur. Otot
dengan plain catgut secara simpul. Kulit dengan sutera secara simpul. Perdarahan : ±
dermoid
9
Observasi : tekanan darah, nadi, respirasi, suhu badan, perdarahan, diuresis
– Injeksi Ceftriaxone 3 x 1 g IV
– Metronidazole 2 x 500 mg
– Kaltrofen supp 1 x II
transfusi
FOLLOW UP
24/08/2014
S : Keluhan : (-)
O : Ku : Cukup Kes : CM
c/p : dbn
10
Hasil Lab
- Hb : 11,3 gr%
- Lekosit : 8500/mm3
- Trombosit : 434.000/mm3
25/08/2014
S : Keluhan : (-)
O : Ku : Cukup Kes : CM
c/p : dbn
P : IVFD RL : D 5 % = 2 : 2
– Injeksi Ceftriaxone 3 x 1 g IV
– Metronidazole 2 x 500 mg
– Kaltrofen supp 1 x II
Hasil Lab
- Hb : 9,2 gr%
11
- Lekosit : 20900mm3
- Trombosit : 621.000/mm3
26/08/2014
S : Keluhan : (-)
O : Ku : Cukup Kes : CM
c/p : dbn
P : IVFD RL : D 5 % = 2 : 2
– Injeksi Ceftriaxone 3 x 1 g IV
– Metronidazole 2 x 500 mg
– Kaltrofen supp 1 x II
27/08/2014
S : Keluhan : (-)
O : Ku : Cukup Kes : CM
12
T : 120/80 mmHg, N : 88 x/m, R : 20 x/m, S: 36,7oC
c/p : dbn
P : IVFD RL : D 5 % = 2 : 2
– Injeksi Ceftriaxone 3 x 1 g IV
– Metronidazole 2 x 500 mg
– Diet
– Mobilisasi bertahap
28/08/2014
S : Keluhan : (-)
O : Ku : Cukup Kes : CM
c/p : dbn
13
P : IVFD RL : D 5 % = 2 : 2
– Injeksi Ceftriaxone 3 x 1 g IV
– Metronidazole 2 x 500 mg
29/08/2014
S : Keluhan : (-)
O : Ku : Cukup Kes : CM
c/p : dbn
P : Aff infus
– Aff kateter
– Metronidazole tab 3 x 1
– Cefadroxil tab 3 x 1
– SF 1 x 1
– Vit C tab 3 x 1
– Diet
14
– Mobilisasi bertahap
30/08/2014
S : Keluhan : (-)
O : Ku : Cukup Kes : CM
c/p : dbn
P : Pasien Pulang
15
DISKUSI
1. Diagnosis
kiri bawah penderita sejak 1 bulan yang lalu, disertai dengan rasa nyeri yang hilang
palpasi teraba massa lemas, terasa massa kistik mobile, setinggi 2 jari dibawah pusat.
Namun kadang-kadang kista dapat menyebabkan seperti sulit buang air secara
komplit, nyeri selama hubungan seksual, masa di perut bagian bawah dan biasanya
bagian-bagian organ tubuh lainnya sudah terkena, nyeri hebat saat menstruasi dan
gangguan siklus menstruasi, dan pada wanita post menopause terdapat nyeri pada
daerah pelvik, disuria, konstipasi atau diare, obstruksi usus dan asietas.
Pada kasus ini ditemukan sulit buang air secara komplit, hal ini disebabkan
adanya pembesaran pada ovarium sehingga menekan rektum dan vesika urinari yang
Penderita juga mengeluh nyeri perut bagian bawah yang hilang timbul.
Kepustakaan menyebutkan, bahwa gejala paling sering pada kista adalah rasa nyeri
16
pada perut bagian bawah dan pinggul. Rasa nyeri ini timbul akibat dari pecahnya
dinding kista, pembesaran kista yang terlampau cepat sehingga organ disekitarnya
menjadi teregang, perdarahan yang terjadi di dalam kista dan tangkai kista yang
terpeluntir.
2. Diagnosis Banding
Diagnosis banding pada kasus ini adalah endometriosis dan mioma uteri,
karena pada endometriosis mempunyai gejala yang sama dengan kista ovarium
seperti nyeri saat menstruasi, nyeri perut di daerah panggul sampai ke daerah
belakang dan samping panggul, sulit buang air secara tuntas, dan sakit saat
abdomen dimana teraba massa kistik mobile setinggi 2 jari dibawah pusat.
Mioma uteri juga menjadi diagnosis banding pada kasus ini karena
mempunyai massa mirip dengan kista ovarium dengan konsistensi kenyal sampai
padat, permukaan berbenjol dan mudah digerakkan bila tak ada perlekatan dan
3. Penanganan
laboratorium lengkap yaitu periksa darah rutin, faal hemostatis, fungsi ginjal, fungsi
hati, gula darah puasa, EKG, foto thorax. Maksud pemeriksaan ini untuk mengetahui
penyakit penyerta dan untuk mengantisipasi adanya penyakit disaat tindakan anastesi,
saat operasi dan pasca operasi. Pemeriksaan USG dilakukan untuk membantu
17
dengan D & C, oleh karena massa kistik mobil untuk mengetahui apakah adanya
Pada pasien ini juga dilihat dari keadaan umum bila terdapat anemia perlu
dilakukan pada pasien ini karena penderita berumur 52 tahun dan juga terjadi nyeri
yang mengganggu aktifitas penderita sehingga fungsi uterus tidak diperlukan lagi.
Saat operasi, ditemukan kista sebesar kepala bayi. Jenis kista ovarium pada kasus ini
analgesik dan anti perdarahan untuk mencegah timbulnya komplikasi post operasi.
agak membaik. Setelah dirawat selama 6 hari tidak ditemukan adanya komplikasi dan
luka operasi baik maka penderita sudah dapat dipulangkan dan dianjurkan untuk
4. Komplikasi
yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah banyak akan terjadi
distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut yang mendadak.
Torsio. Putaran tangkai dapat terjadi pada kista yang berukuran diameter 5cm
atau lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini
18
Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut
5. Prognosis
Prognosis pada pasien ini adalah dubia et bonam. Karena tidak ada
perdarahan aktif maupun pada pemeriksaan laboratorium pasien dalam keadaan baik.
19
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
salpingooforektomi bilateral karena adanya ukuran kista ovarium yang besar seperti
kepala bayi dan juga karena pasien ini telah berumur 52 tahun, dalam hal ini fungsi
Prognosis pada kasus ini baik tidak ditemukan adanya komplikasi perdarahan
dan tidak ditemukan adanya komplikasi lain selama perawatan serta dari hasil PA
SARAN
baiknya, karena akibat tindakan ini penderita tidak akan mengalami haid lagi sebab
20
KEPUSTAKAAN
2. Bourgan D.R., Ectopic Pregnancy. [online]. 2005 Des. 2. [cited 2007 Des.12].
4. De Jong, W., Tumor Ovarium dalam Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta:
EGC. 2003:729-730
5. Helm W.,Ovarian Cysts. [online]. 2005 Sept 16. [cited 2007 Des. 07].
6. Kistoma Ovari. [online]. 2007. [cited 2007 Des. 12]. Available from:
URL:http://www.google.com
EGC.2002 : 390-393
9. Mudgil S.,Pelvic Inflamatory Desease. [online]. 2007 Aug. 13. [cited 2007
10. Putz, R. dan R. Pabst, Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 2, EGC, Jakarta,
21
11. Rasad S., Ultrasonografi dalam Radiologi Diagnostik Edisi Kedua, editor:
12. Sindroma Ovarium Polikistik. [online]. 2006. [cited 2007 Des. 12]. Available
from: URL:http://www.medicastore.com
13. Sue E, Hueter. Benign Ovarian cysts in understanding pathofisiology. the 3th
14. Sutton, D., Textbook of Radiology and Imaging Volume II Seventh Edition,
15. Staf C.M., Ovarian Cysts. [online]. 2007. [cited 2007 Des. 07] Available
from: http://www.mayoclinic./com
16. Wikipedia. Ovarian Cysts. [ cited 2007 Des. 07] Available from : the term of
17. Wiknjosastro H. Anatomi Panggul dan Isinya Dalam Buku Ilmu Kandungan
Edisi 2., editor: Saifuddin A.B,dkk. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.2005: 13-14
18. Wiknjosastro H. Tumor Jinak Pada Alat Genital Dalam Buku Ilmu
22