Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

Mual dan muntah sering dikeluhkan oleh sekitar tiga perempat ibu hamil. Umumnya

terjadi selama trimester pertama. Biasanya mual dan muntah disertai dengan keluhan

banyak meludah, pening, perut kembung dan badan terasa lemah. mual dan muntah

dapat terjadi sepanjang hari. keluhan mual dan muntah pada ibu hamil jarang yang

dapat dihilangkan seluruhnya. Namun gejala dapat diringankan, misalnya membatasi

makan tidak sampai kenyang, makan sedikit tapi sering, menghindari maknan tertentu

atau pemberian antiemetik. namun pada sejumlah kasus mual dan muntah cukup berat

sehingga langkah-langkah di atas tidak berhasil dan terjadi masalah-masalah seperti

penurunan berat badan, dehidrasi, kelainan keseimbangan asam-basa dan ketosis.

kondisi ini disebut hiperemesis gravidarum.

1
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu memuntahkan

segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badan sangat turun, turgor kulit kurang,

diurese kurang dan timbul aseton dalam air kencing, mual muntah yang berlebihan pada

wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya terganggu

dan menjadi buruk, akibat dehidrasi, gangguan elektrolit dan metabolik serta kekurangan

nutrisi, termasuk kehilangan berat badan.(1,2) Mual dan muntah merupakan gangguan yang

paling sering kita jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50 % dari wanita

hamil, terutama pada primigravida, kehamilan ganda dan mola hidatidosa.

Bilamana seorang ibu memuntahkan segala sesuatu yang dimakan dan diminum

hingga berat badan sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan terdapat aseton

dalam air kencing, maka keadaan ini disebut Hiperemesis Gravidarum, dan memerlukan

perawatan rumah sakit.(3,4)

Mual sering terjadi pada pagi hari, tetapi dapat juga timbul setiap saat termasuk pada

malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi selama 6 minggu setelah haid pertama haid

terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-

80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. Pada satu di antara seribu kehamilan, gejala-

gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual disebabkan oleh karena meningkatnya kadar

hormon esterogen dan HCG dalam serum.(5)

Pengaruh fisiologis kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf

atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada bentuk yang ringan, pasien hanya merasa

mual atau muntah pada pagi hari saja, dan pada siang hari kembali seperti biasa. Ini disebut

“morning sickness”(1,3)

2
B. Penyebab

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti

bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia.

Beberapa faktor predisposisi yang ditemukan seperti :(1)

1. Faktor predisposisi yang paling sering ditemukan pada primigravida, kehamilan mola dan

kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda

menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua

keadaan tersebut HCG diproduksi berlebihan.

2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi martenal dan perubahan metabolik akibat hamil

serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor

organik.

3. Alergi sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak juga disebut sebagai salah

satu faktor organik.

4. Faktor psikologis memegang peranan penting, seperti keadaan rumah tangga yang retak,

kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung

jawab sebagai ibu. Hal ini dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat

mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau

sebagai pelarian terhadap kesukaran hidup.

Ada beberapa gejala yang khas pada hiperemesis gravidarum, yaitu muntah yang

hebat, haus, dehidrasi, lidah kering dan kotor, berat badan turun, keadaan umum turun,

kenaikan suhu, ikterus dan gangguan cerebral (kesadaran menurun, delirium). Pada

pemeriksaan laboratorium ditemukan protein, aseton, urobilinogen, porfirin dan silinder (+)

dalam urine.

Batas jelas antara mual yang masih fisiologis dalam kehamilan dengan hiperemesis

gravidarum tidak ada. Tetapi bila keadaan umum penderita menurun, sebaiknya ini dianggap

3
sebagai hiperemesis gravidarum. Menurut berat ringan gejalanya, hiperemesis gravidarum

dapat dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan, yaitu : (1,5)

a. Tingkat I : Ringan

Mual muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa

lemah, hilang nafsu makan, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi

meningkat sekitar 100 x/menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit berkurang,

lidah mengering dan mata cekung.

b. Tingkat II : Sedang

Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah,

apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan

naik, ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi,

oligouri dan konstipasi. Dapat juga disertai asetonuria dan bau nafas aseton.

c. Tingkat III : Berat

Keadaan umum menjadi lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen

menjadi koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal

terjadi pada susunan saraf pusat yang dikenal sebagai ensefalopati wernicke, dengan

gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat dari sangat

kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan

adanya payah hati.

C. Diagnosis

Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus diketahui adanya kehamilan

muda dan muntah yang terus menerus sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun

demikian perlu juga dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit lainnya yang dapat

memberikan gejala mual muntah.(1,2,3)

4
D. Penanganan

Penanganan pada hiperemesis gravidarum adalah dengan jalan memberikan informasi

dan edukasi tentang kehamilan yang sedang dialami dengan maksud menghilangkan faktor

psikis dan rasa takut yang berlebihan. Kemudian diet pada ibu hamil juga perlu perhatian

khusus, yaitu makan jangan dalam porsi yang banyak tetapi dalam porsi sedikit namun

sering. Jangan tiba-tiba berdiri pada waktu bangun pagi. Defekasi diusahakan teratur.

Tatalaksana hiperemesis gravidarum dapat dibagi dalam empat tahap, yaitu mengatasi

dehidrasi, gangguan elektrolit dan metabolik, mengatasi muntah, terapi nutrisi dan terapi

psikologis.(1,2,3,5) Penanganan hiperemesis gravidarum terutama bertujuan untuk mengatasi

dehidrasi dengan pemasangan infus, mengatasi kelaparan dengan pemberian glukosa atau

makanan yang berkalori tinggi, pemberian vitamin yang cukup, mengobati neurosa dengan

psikoterapi sedativa dan isolasi. Cairan yang diberikan seperti dextrose 5%, NaCl, Ringer

laktat, asam amino, kemudian obat-obat seperti Primperan, vitamin B kompleks, vitamin C,

luminal dan antasida sirup.

Dengan pengangan yang baik maka prognosisnya akan baik dan memuaskan. Penyakit

ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat dapat

mengancam jiwa ibu dan janin. Pada beberapa kasus bila terapi tidak dapat dengan cepat

memperbaiki keadaan umum penderita, perlu dipertimbangkan suatu abortus buatan.

Prognosis yang paling buruk pada kasus hiperemesis gravidarum sangat jarang ditemukan,

kecuali bila penderita datang dengan bermacam-macam penyulit.(1,5)

Pada penderita hiperemesis gravidarum perlu dipertimbangkan pemeriksaan USG

guna mengetahui status kehamilan, sebab pada kasus tertentu seperti kehamilan pada mola

dan choriocarcinoma didapati tes HCG (+) tanpa disertai kehamilan.

5
E. Diet untuk Penderita Hiperemesis Gravidarum

- Diet Hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa roti

kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam

sesudahnya. makanan ini kurang dalam semua zat-zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu

hanya diberikan selama beberapa hari.

- Diet Hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang, secara berangsur mulai

diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. minuman tidak diberikan bersama

makanan. makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.

- Diet Hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan dengan hiperemesis ringan.

menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. makanan ini

cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium, (6)

6
DAFTAR PUSTAKA

1. Winkjosastro, H. Hiperemesis Gravidarum. Dalam : Ilmu Kebidanan, edisi ketiga.

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta. 1999, 275-280.

2. Kelly, T.F., Moore, T.R. Gastroenterologic Disorders. In : Gynecology and Obstetric, A

Longitudinal Approach. Churchil Livingstone, Edinburgh London Madrid Melbourne

Tokyo New York. 1994, 335-336.

3. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD, Bandung. Gestose : Hiperemesis

Gravidarum. Dalam : Obstetri Patologi. Bagian Obseteri Ginekologi FK UNPAD,

Bandung. 1981, 84-89.

4. Kennedy, R.L., Darne, F.J., Studd, J. (ed). Disorders Of The Thyroid Gland During

Pregnancy And Post Partum Period : Hiperemesis Gravidarum. In : Progress in Obstetric

Gynaecology, vol. 11. Churchil Livingstone, Edinburgh London Madrid Melbourne Tokyo

New York. 1998, 195-197.

5. Mochtar, R., Lutan, D. (ed). Hiperemesis Gravidarum. Dalam : Sinopsis Obstetri, edisi II.

Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1998, 195-197.

6. Buku Ajar Ilmu Kebidanan,Prawirohardjo tahun 2008

Anda mungkin juga menyukai