Anda di halaman 1dari 16

OPERET SENI BUDAYA

“Peusan poma”

TOKOH:
1. Sayed Abdul Azis(taleb)
2. Ridha Wahyudie(Rama)
3. Muhammad Afdhal(evendi)
4. M. Haris Asrari ( ucup)
5. Dibyo Widodo(erlangga)
6. Badriatul Husna( buk kechik )
7. Dara Zia Husna(putri)
8. Desri Intan Sari (buk salsa, guru bk)
9. Fauza Erliza (Narator)
10.Intan Sari(Selingkuhan ayah, kirana)
11.Maisarah (ketua genk kejora, meisya)
12.Nita Irsalina(Ibu, halimah)
13.Nuzul Arifa(aisyah)
14.Syifaul Fauzia (guru gaul, buk mona)
15.M. Teguh Karya .S (Toke judi dan satpam, max soni)

Pada suatu waktu, Ridha, Dara, dan Nuzul berjumpa, mereka bertiga
adalah kembar, tapi bukan kembar wajah mereka lahir dalam waktu yang
bersamaan dari rahim seorang ibu. Mereka dari kecil selalu bersama, di
sekolah satu kelas dan sampai sekarang saat mereka kuliah mereka juga satu
jurusan.
Tepat di hari yang spesial hari raya idul fitri..mereka berkumpul diruang
keluarga.
Lagu assalamualaikum ya akhi ya ukti
(sambil bersalam-salaman)

Ayah angkat: anakku, ayah rindu pada kalian


Dara: kami juga ayah,
Ridha: nuzul, ka trep tanyoe hana meurumpok, akak rindu.
Nuzul: waw. iya kak, bahasa sudah berbeda ya ayah.
ridha: iya, entah kenapa setelah belajar di negeri seberang, bahasa aceh itu
menarik dan bermakna sekali bagi kakak.

tiba-tiba ayah bertanya pada nuzul

ayah angkat: nak apa yang kamu sembunyikan selama ini, ayah tau meski kau
diam seribu bahasa.
Nuzul: ayah..., mungkin ini sudah saatnya untuk aku berterus terang.
Ayah dan saudara ku tersayang, dulu ibu pernah menetipkan kotak padaku dan
sampai saat ini pun aku belum pernah membukanya.
Ridha : kenapa kau myembunyikan semua ini?
Ayah angkat: sabar nak, nuzul ambillah kotak itu.
Nuzul : ini dia ayah.

Ayah angkat membuka kotak itu dan iya menemukan sepucuk surat dan dan
album yang penuh debu dan kusam. Lalu tak lama ayah mengambil surat itu
dan membacanya.

FLASHBACK ON

Hidup yang penuh penderitaan, miskin tak punya apa-apa namun, Kasih
sayang tak pernah luput darinya.
Seorang pria setengah tua membuka tudung saji yang ada di dapur.Tak
satupun makanan yang dia temukan disana yang ada hanya wadah bahan
plastik yang tak berisi.Dengan marahnya, pria itu melempar wadah itu. Dengan
terkejutnya sang istri berlari kecil menuju dapur dan ingin melihat kejadian apa
yang terjadi disana.
Ibu : Ayah, apa yang terjadi?
Ayah : Heh, aku lapar..Kenapa kamu nggak masak apa-apa? Hah?
Ibu : Beras sudah habis yah. Uang pun juga tidak ada untuk membeli beras
dan keperluan lainnya.
Ayah : Alah, banyak omong. Pokoknya aku tidak mau tau, makanan harus ada
dia atas meja.. sekarang juga.
Ibu : Tapi…
Ayah : Oh iya, aku ingat kau punya kalung emas kan? Mana kalung itu?Aku
ingin menjualnya.
Ibu : Jangan yah, itu satu-satunya harta yang kita punya.
Ayah : Alah, emang aku pikirin. Mana kalungnya.
Ibu : Jangan yah.

Ayah pun mencari kalung emas itu kemana-mana.Di dalam lemari, di


kolong tempat tidur. Akhirnya ayah pun menemukan kalung itu tepat di
genggaman ibu.(dengan spontan ayah mendorong ibu hingga terjatuh ke
lantai). Kedua insan yang sedang bertengkar itu adalah orang tua dari Ridha,
Dara, dan Nuzul.

Ayah : Alah …!! (Sambil menolak ibu hingga jatuh)


Ibu : Astagfirullah..

Ayah pun meninggalkan ibu yang tergeletak tak berdaya, ayah pun pergi
bersenang-senang dengan wanita lain yang lebih mudah dari istrinya.
Sementara ibu menghadapi semua masalah dengan kesedihan mengurus
ketiga anaknya yang suci tak berdosa.

Di luar rumah, wanita muda selingkuhan ayah sudah menunggu.

Intan (Selingkuhan): Mas, ayo kita pergi bersenang-senang.


Ayah : Ayo…Kita mau kemana sekarang?
Intan : Kita ke nightclub aja yuk..(sambil nyanyi, alhamdulillah ya...)
Ayah : Ok…
Mereka pun pergi bersenang-senang sepanjang.Malam tiba, ayah pun tak
pulang-pulang.Ibu resah menunggu kedatangan ayah, hujan turun deras dan
bergemuruh.Ibu sangat khawatir tak menentu.

Ayah mabuk-mabukkan bersama wanita muda dan teman-temannya.

Toke judi : Gimana, ada tambahan tak kau? (tersenyum sinis)


Ayah : Ok, aku punya sesuatu…
Toke judi : Apaan tu?
Ayah :Mau tau atau mau tau banget..?
Toke judi : Cepat buruan malah becanda lagi kau, aku gibas juga kau?
Ayah : Nih… (Sambil meletakkan kalung emas di atas meja judi.)
Intan : Kamu pasti menang sayang.
Ayah : Oh iya dong…

Ibu menunggu ayah pulang ke rumah. Namun tak ada kabar yang datang
menghampirinya. Lelah sudah ibu menunggu sesuatu yang tak pasti.

Suatu pagi, ibu berencana untuk mencari sesuatu yang bisa dimasak di
hutan.Ibu pergi dengan menggendong ketiga anaknya.Tiba di hutan, ibu
mencari umbi-umbian dan kayu bakar untuk memasak.Tiba-tiba ibu
tersandung dan jatuh.Tanpa disadari matanya tertusuk oleh ranting-ranting
pohon yang sudah menjadi kayu bakar.Ibu berusaha meminta tolong kepada
siapa pun yang ada di sekitarnya.Namun, tak satu pun orang disana.

Ibu : Tolong tolong…allahuakbar..ya allah.

Akhirnya, ada seseorang gadis yang datang menolong ibu yang jatuh itu.

Badriatul : Masya Allah, ibu kenapa? Mata ibu berdarah.Ayo saya antarkan
ke rumah sakit.
Setelah kejadian itu mata ibu menjadi buta dan tidak bisa melihat lagi seperti
semula…

15 TAHUN KEMUDIAN….
Ridha, Dara, dan Nuzul beranjak dewasa dan hari ini adalah hari pertama
masuk sekolah menjadi anak SMA.

Pagi hari, burung-burung berkicau, langit biru cerah, angin berhembus


sepoi sepoi menandakan awal aktivitas di pagi hari.Ibu membangunkan 2
anaknya, kecuali Nuzul yang berangkat ke sekolah lebih awal.Ridha dan Dara
masih molor.
Ibu : Nak, bangun nak….., sudah pagi
Ridha: Alah, entar lagi bu….
Dara : Eh ibu ini ganggu saja, minggir….dasar manusia kotor, jangan sentuh
aku.

Mereka, pun beranjak dari tempat tidur dengan terpaksa dan bersiap-
siap setelah itu, mereka berdua pamit pada ibunya. mereka terlambat sampai
ke sekolah.Dengan wajah panik, mereka melihat pagar sekolah sudah ditutup
oleh satpam sekolah.

Dara : Pak, buka dong pintunya….


Satpam : Wah, nggak bisa dek. Emang udah peraturan sekolah kayak gitu.
Ridha : Aduh pak, kami janji deh nggak telat lagi.
Yaudah, kalo nggak gini aja.Kita teka teki aja.Kalo bapak menang, kami
pulang dan kalo kami menang kami boleh masuk.
Satpam: Ok fix,bapak setuju. Yaudah, kalian duluan aja…
Dara : Ok, pertanyaan hitam, kuning, dan hijau apakah itu?
Satpam: Aduh, apa ya…?? Balon warna ya..?
Ridha : Salah, ayo jawab lagi…
Satpam :Aduh apa ya? Nyerah aja deh.
Dara : Jawabannya orang negro buang hajat. Hahaha… Pak satpam kalah, jadi
kami boleh masuk kan?
Satpam: Karena bapak sportif, jadi kalian boleh masuk.
Dara : Yee….
Ridha :Makasih bro

Setelah lolos dari tantangan pak satpam, mereka pun masuk ke dalam
pekarangan sekolah dan langsung ke dalam kelas.Di dalam kelas sudah ada
guru yang mengajar yaitu bu Syifa yang mengajar mata pelajaran
Matematika.Bu Syifa juga sebagai wali kelas mereka kelas XII-IA 6.

Bu Syifa : Jadi matriks itu susunan angka yang terdiri (Terpotong karena
ada yang mengetuk pintu.
Dara dan Ridha mengetuk pintu dan mencoba untuk masuk, tapi
dihalangi oleh Bu Syifa.

Bu Syifa: Hei kalian!!! Kamu dimana??Dengan siapa? Semalam berbuat apa?


Ridha : Hahah,, pasti ibu mamanya Andika kangen band kan?
Dara : Hahaha…., apaan tu..hmm
Bu syifa: ec..keceplosan, kemari-kemari cepat, kenapa kalian bisa terlambat?
Ridha dan dara: karena gak cepat bu..
Bu syifa : ooo, sudah mulai ya, sekarang kalian berdiri satu kaki di depan kelas
sambil pegang kuping…Masih anak baru udah melanggar peraturan sekolah.
Dara Ridha : Ouch..
Dara : yah ibu…, tukan Ridha gara-gara kamu sih…
Anak kelas: uuuuuu haha,
Mai : kasian ya, baru jadi anak baru aja udah belagu..
Dibiyo: haha.., rasain tu.

Bel istirahat berbunyi, semua siswa menghentikan aktivitas belajarnya


selama beberapa menit.Ada siswa yang ke kantin, hanya duduk-duduk di kelas,
ngobrol dengan teman, dan ada juga yang membaca buku.Di kelas XII-IA 6 ada
sebuah gank yang bernama KeJoRa (Kelompok Jomblo gembiRa) yang terdiri
dari Maisarah dan Dibyo.Ridha dan Dara memiliki hasrat untuk bergabung
dengan mereka.Di koridor, gank KeJoRa bertemu dengan Ridha dan Dara yang
sedang duduk menyantap makan siang mereka.Dibyo pun mengajak kenalan
dengan mereka.

Dibyo : Hai, boleh kenalan nggak?


Dara : Sure. Why not..??
Dibyo : Aku Dibyo, ini Maisarah.
Dara : Aku Dara, ini abang aku Ridha.
Maisarah : Oh iya, kalian mau gabungsama gank kita nggak? Namanya
keJoRa, dijamin loe gak bakal dibuli disekolah ini...
Dibyo: bener tu, ayo gabung bersama kami...
Mai dan dibyo: kejora, kelompok jomblo gembira.
Ridha: ok..mulai sekarang personil kejora bertambah 2 orang. (sambil tos
bersama, ke.jo..ra)
Keesokan harinya mereka mengawali hari dengan gembira, aduhh, makin hari
ridha dan dara makin mejadi-jadi, mereka selalu buat onar disekolah bersama
genk barunya itu kelompok jomblo gembira. Di taman sekolah, haris dan nuzul
sedang belajar bersama tapi, uups..., tiba-tiba haris mengutarakan isi hatinya..

Haris: nuzul, aku punya sesuatu untuk kamu.


Nuzul: apa itu..
Haris: aku diam-diam suka kamu, mau kah kamu menerima cintaku.(sambil
memberikan bunga )

Mai: saatnya kita bereaksi.. (sambil ngintip)


Dara: lihat dua orang kutu buku itu.
Ridha: aha, come on man.

Genk kejora ngebuli haris dan nuzul si anak kutu buku.


Genk kejora: cie,cie....(sambil mendorong haris dan nuzul)

Tiba-tiba bu syifa menghampiri mereka, dan dengan tidak sopannya genk


kejora mendorong bu syifa hingga terjatuh.

Bu syifa: aduh.., keterlaluan, kapreh wak kah beh..

Karena kelakuan mereka yang nakal, akhirnya mereka dipanggil keruang bk.

Guru bk: bagus, siapa dalang dari semua ini? Ngaku...


Mai: tu kan dia ni bu..., dara dan ridha
Dibyo: iya, bu mereka kan anak baru jadi, gak tau peraturan sekolah kali.
Dara: ih..., kok kamu malah nuduh aku sih, ini kan rencana kamu.
Ridha: dasar, kamu tu yang salah...
Mai : kamu...
Dara: kamu...
Guru bk : (sangak liat, dengan kacamata di hidung)
aduh...., pusing saya, diam semuanya
Semuanya: iya buk....
Guru bk: saya tidak mau tau, kelakuan kalian tidak etis sebagai seorang siswa.
ini surat..
Ridha: surat apa bu?
Guru bk: surat pemanggilan orang tua.
Dara: tapi bu...
Guru bk: tidak ada tapi-tapian titik. Sekarang keluar dari ruangan saya.

Tepat hari rabu ibunya pergi kesekolah dengan membawa bekal untuk ketiga
anaknya, dibantu oleh badriatul, dengan segala keterbatasan yang ada.
Sesampainya disekolah.
Ibu pun berjumpa dengan guru bk

Guru bk: ibu, anak tidak pernah didik ya.., sampai seperti itu kelakuannya.
Ibu : ya allah, maafkan anak saya bu, mungkin karena keterbatasan yang saya
miliki, saya tidak mampu mendidik anak saya dengan baik, maaf bu saya
memang tidak berguna.
Guru bk: sudah, sudah bu, saya sedih melihat ibu seperti ini. ini hanya sekedar
peringatan saja..
Ibu: terima kasih bu, saya permisi.

Diluar ternyata ada genk kejora, yang jalan berpas-pasan dengan ibu

Mai: hai lihat siapa itu yang buta? Kasian ya...


Dibyo: aku tak kenal
Ridha: aku juga tak tau..
Dara: mungkin gembel kali..gak perlu dikasihanin tuh.
Ibu: nak, dara ksini nak, lihat ini, ibu bawa apa? Bekal untuk kalian bertiga,
ambillah
Dara: apaan dasar kampungan, aku tidak butuh makanan itu (melempar
bekalnya didepan ibu)
Dalam hati ibu: astaqfirullah, anakku,,
Badriatul: sabar buk, sabar bu...( menangis)
Tiba-tiba nuzul menghampiri ibu...
Nuzul: ibu,
Mai dan dibyo: ibu?
Nuzul: cukup dara, cukup menyakiti hati ibu, bagaimanapun dia adalah ibu
kandung kita..

Siswa-siswi: haaaaa, dasar, penipu ya..


Mai dan dibyo: ibunya buta..., dasar buta...haaaaa, miskin kolot...
Haris: woi, stop kalian tidak bole berkata seperti itu, gak baik tau, dasar usil,
sebel deh. (lancar)
Merekapun pergi meninggalkan sekolah.

Keesokan harinya dara dan ridha ingin pergi bersama teman-teman genknya,
sebelum mereka pergi, dengan sangat lancangnya mereka memarahi ibu.

Ridha: puas bu, puaskan sudah bikin kami malu didepan teman-teman kami
Dara: sungguh tega, apalagi yang ibu mau ha.., ibu kira mudah cari popularitas
disekolah?
Ibu: nak, ibu tak bermaksud ...(terpotong, sambil mengurut dada)
Ridha: alah, banyak omong, ibu tau kami malu punya ibu buta seperti ibu.
Dara: ngaca, ngaca bu, apapun itu tidak bisa merubah kenyataan bahwa ibu
butaa , aku maluuuu, maluuu, punya ibu buta (sambil menangis).
Ridha: sudah dara, sekarang juga ambil uang tabungan dia, kita butuh untuk
bersenang –senang.
Ibu: jangan nak, jangan, itu tabungan untuk kalian sekolah nanti, ibu sengaja..
Dara: ahhh....(sambil mendorong ibu)
Mai: sudahlah mari kita pergi buruan. Untuk apa memperdulikan gembel yang
tidak berguna itu.
Dibiyo: mai, tapi kasian ibu itu
Mai: loe mau gue gibas alai juga, sok kasian, yuks coy kita berangkat.
Ibu: tunggu nak,tunggu dengarkan ibu dulu, dengar nak..(sambil menangis)
Nuzul: ya allah, sabar bu.
Tak sadar waktu berlalu, ujian telah dilalui, dan esok adalah hari yang
menegangkan, karena besok adalah pembagian rapor. Nuzul dan haris tak
sabar untuk melihatnya. Dan esokpun tiba.

Siswa-siswi: yeeee.
Dibyo: pasti aku donk yang dapat rangking satu, secara aku anak yang paling
ganteng dan beken disini.
Siswa-siswa: huuuuuuuuuuuuuuuuu
Mai: aku donk, kan aku selena gomes.
Siswa-siswi: ihhhhhhhhhhhhhhhhhh
Bu syifa: semua salah., ranking satu adalah nu zul, dan dua adalah ha ris..
Nuzul dan hariss: yeeee,alhamdulillah.
Haris: asyik, kasian deh.., belajar donk.

Dengan sangat senang haris dan nuzul pulang bersama karena rumah mereka
satu arah, nuzul ingin memberikan kejutan kepada ibunya. sesampainya
dirumah.., rumah penuh dan ramai sekali orang-orang.

Nuzul: ada apa ini?


Badriatul: sabar ya nak, ibumu telah tiada.., dan ia menitipkan kotak ini.
Nuzul: ya allah ( terjatuh rapornya), innalillahiwainnailaihirajiun, ibu...,ibu, ya
allah ampunilah dosanya.
Haris : nuzul sabar ya, aku mengerti apa yang kamu rasakan.

Sementara diluar sana ridha dan dara malah bersenang-senang, berfoya-foya


di club dengan uang hasil jerih payah ibu. Mereka tak punya perasaan, mereka
hanya mampu menyusahkan ibu, tak hentinya mereka menghina ibu mereka
sendiri, apakah tak ada sedikit rasa cinta yang tersisa dihati mereka..
Disaat ibu kesakitan mereka tidak ada, bahkan diakhir hayatnya pun mereka
tak sempat mengecup kening ibunya.

Genk kejora: haha...( tertawa sambil berjoget bersama).


Namun tak lama mereka pun bergegas pulang, tapi sesampainya dirumah
mereka terkejut, mereka terdiam seribu bahasa.., dan tak lama mereka
berkata.

Dara: siapa itu..., siapa, jawab siapa? ( sambil menangis)


Bu syifa: ini ibu kalian nak,
Badriatul: ibu kalian telah tiada, ia pergi untuk selama-lamanya.
Ridha: (tak percaya) tidak, tidak mungkin ibu, kalian berbohongkan, aku tau
kalian berbohong, gak mungkin ibu pergi secepat ini. (menangis)
Dara: (membuka kain dan melihat wajah ibu). Ibu... ibu..., maafkan aku.
Ridha: ya allah, kenapa kau ambil dia secepat ini, kenapa...., kenapa
( menangis). Aku belum mampu membahgiakannya.
Nuzul: semua ini gara-gara kalian, jangan dekati bu, jangan sentuh ibuku..
Badriatul: nak, istigfar, Istigfar....,sabar sayang...
Dara: ya allah, maafkan hamba yang sering menyakiti hatinya, durhaka
kepadanya, ampun ya allah, ampun.....( sambil menangis)

Namun semua telah terlambat ibu sudah tiada dan tak akan pernah kembali
lagi, tak kan pernah kembali lagi.
Mereka terus menangis, tak henti-hentinya. Disaat semua orang meninggalkan
mereka, tiba-tiba seorang pria paruh baya menghampiri mereka.

Ayah angkat: nak, tak perlu bersedih hati, saya tau kalian hanya tinggal
sebatang kara, jadi sekarang anggaplah saya ayah kalian. Saya punya dua orang
anak yang sebaya dengan kalian.

Ridha: siapa bapak? Apakah bapak sanggup untuk menghidupi kami?


Ayah angkat: saya hamba allah yang akan merawat dan melindungi kalian
kemarilah ( sambil menggosok kepala ridha), insya allah saya sanggup
mengemban amanah allah ini. Mulai sekarang kalian panggil saya ayah.
Ridha: terima kasih, ayah......( berpelukan )
Dara dan nuzul: terima kasih banyak.
Ayah angkat: sekarang, ayo kita pulang kerumah ayah..
Mereka pun hidup bahagia bersama ayah angkat, ridha dan dara disekolahkan
di negeri seberang sementara nuzul tinggal bersama ayahnya.
Hingga akhirnya sekian lama mereka tak berjumpa. Kini baru bisa berkumpul
kembali.

Kehidupan nyata

Mengingat masa lalu membuat mereka tersadar dan sedih.


Dara: ya allah ternyata ibu buta karena mencari nafkah untuk kita.
dan sebegitu besarkah, cinta ibu kepada ayah, hingga ia menulis surat ini.

Ayah angkat: berarti kalian harus memenuhi peusan ibu kalian nak.
Ridha: tidak ayah, tidak akan pernah ada dibenakku untuk mencari ayah.
Nuzul: apalagi yang kakak katakan, bagaimanapun kita harus memenuhi peusan ibu kak.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. (tok,tok,tok) ternyata itu adalah anak ayah angkat dara,
ridhadan nuzul.

Mai: assalamualaikum ayah, maaf kan kami baru sekarang bisa menjenguk ayah.
Dibyo: iya, ayah kami rindu sekali pada ayah (berpelukan)
Ayah angkat: iya sayang, ayah juga sangat rindu pada kalian, kenalkan ini adalah saudara
angkat kalian ridha, dara dan nuzul yang pernah ayah ceritakan dulu.
Dara: mai kan, ya allah kita berarti..
Bersama: saudara..
Ayah angkat: dulu, ayah pernah berhutang budi pada ibu mereka, bahkan ayah bisa sukses
begini karena bantuan dan dukungan dari ibu mereka.
Dibyo: ya allah, sungguh mulia ya, ibu mereka.
Mai: maafkan aku ya, dar dulu sering kali aku menyakiti ibu mu dan menjurumuskan kamu
kedalam maksiat.
Ridha dan dara: iya sama-sama saudara ku.
Nuzul: saudara ku, ayo kita pergi ziarah kekuburan ibu.
Ridha: ayo....

Sementara, kehidupan ayah saat ini berbanding terbalik dengan kehidupan anaknya,
semenjak hartanya habis terpakai main judi, istri mudanya tak pernah peduli lagi padanya,
bahkan kini dia hanya dijadikan pembantu dirumahnya sendiri.

Intan: woi kamu itu gimana sih?, suami gak becus, uang gak punya, kerjapun gak beres.
Ayah: apalagi, aku sudah mengerjakan semuanya.
Intan: banyak omong...( sambil menyiramkan air keras kewajah ayah)
Ayah: aaaa, allah.., perih mataku, gelap, gelap....., aku tidak bisa melihat.
Intan: sudahlah, aku tak mau melihat tampang mu lagi disini, sudah buta tak berguna. Pergi
kamu dari rumah ku, pergi..................
Ayah: tapi, aku ini masih suamimu.
Intan: gak peduli. Pergi...... (sambil mendorong ayah)

Ayah diusir dari rumah istri mudanya. Sedih, kini nasib ayah luntang lantung, ia mencari
anak dan istrinya yang dahulu ia tinggal. tak ada orang yang peduli, tak ada yang mau
membantunya, bahkan disaat ia laparpun ia, harus mencari makanan disampah. kini ia baru
sadar atas kesalahan yang pernah ia perbuat dahulu pada anak dan istrinya.

Ayah: ya allah betapa hinanya hamba dimatamu, inikah balasan untuk ku. Kumohon
pertemukanlah aku dengan istri dan anakku. Ku mohon.., hamba lemah, hamba berdosa,
hamba salah ya allah, hamba tau hamba salah.... (sambil menangis)

Badriatul: pak, bapak masih hidup, ya allah..


Ayah: siapa anda ?
Badriatul: saya adalah sahabat baik istri bapak.
Ayah: dimana istri saya sekarang, dimana pertemukan saya dengan dia, saya hanya ingin
minta maaf padanya.
Badriatul: sayang, sekali pak, istri bapak telah tiada.
Ayah: ya allah....., antar kan saya ke kuburannya, saya mohon, saya tidak punya siapa-siapa
lagi.
Badriatul: baiklah, mari saya bantu.
Ayah: terima kasih.

Sampailah ayah di kuburan istrinya.


Ayah: istri ku, ya allah, maafkan hamba, hamba sudah terlambat...

Tak lama datanglah 3 bersaudara, yang ingin berziarah kekuburan ibu mereka. Namun
mereka terkejut melihat orang asing yang tak mereka kenal.

Dara: iya, itu ayah...., ayah,, ayah buta..


Ayah: siapa itu, siapa itu....?
Nuzul: kami ini anak mu ayah.
Ayah: benarkah itu apakah? Apa aku tidak salah dengar....
Dara dan nuzul: benar ayah.
Ayah: terima kasih ya allah engkau pertemukan aku dengan anakku kembali. Maafkan ayah
nak, ayah khilaf, ayah bersalah telah menelantarkan kalian, ayah tak pernah sayang pada
kalian nak, maafkan ayah..., tak pernah memenuhi keinginan kalian.
Ridha: apa anda bilang?, mudah sekali anda mengucapkan maaf, puas anda telah membuat
Kami menderita. Masih belum cukup? Kenapa anda harus kembali lagi dikehidupan kami ha,
kenapa? Kenapa?
Ayah: maafkan ayah nak....(sambil memegang tangan ridha)
ridha: tidak, tidak akan pernah, maaf itu tidak cukup....ayah tau?
dara: ridha, sabar, sabar....., apakah kamu tidak ingat sedikitpun kebaikan kebaikan ayah?

Flash back

Ingat masa kecilnya, ketika ia di gendong oleh ayah dan ibu


(lagu teringat masa kecilku..........)

Kembali kehidupan nyata

Ridha: ayah, aku rindu ayah yang dulu, aku rindu...


Ayah: ini ayah nak..., maafkan ayah.
Ridha: baiklah, aku sayang ayah, ibu sayang ayah, dan kami semua sayang ayah.
(berpelukan)

Merekapun hidup bahagia , penderitaan kini dibalas dengan kebahagiaan, mereka saling
melengkapi satu sama lain, meski waktu tak akan pernah bisa kembali lagi.

Kesimpulan:
Demikianlah kisah operet

Setiap manusia tidak ada yang sempurna, meski terkadang banyak kata yang menyakiti hati,
penyesalan datangnya tak pernah diawal tapi selalu hadir diakhir. Jika kita berbuat baik
maka yakinlah allah akan membalasnya dengan kebaikan yang melimpah dan sebaliknya .

Ingat, ibu adalah anugerah allah, yang kasih sayangnya sepanjang masa, tulus, cintanya
lembut menyentuh hati, rela berkorban demi kita anaknya. Maka selagi masih ada ibu dan
ayah, berbaktilah kepadanya sebelum terlambat, Untuk semua hal. Karena cintanya takkan
pernah tergantikan sampai kapanpun.

Anda mungkin juga menyukai