Anda di halaman 1dari 10

NAMA : AGUS MIRANTO

NIM : 302 2015 251

PRODI : TEKNIK PERTAMBANGAN 3

KELAS : TAMBANG 3 A

TANGGAL PEMBERIAN TUGAS : 27 SEPTEMBER 2016

TUGAS : PEMINDAHAN TANAH MEKANIS ( 1 )

1. Cone Peetrometer

Sebuah alat yang membentuk batang silinder dengan ujung berbentuk kerucut,
dirancang untuk melakukan penetrasi terhadap tanah dan batuan lunak dan untuk
pengukuran komponen tahanan ujung sebagai bentuk perlawanan penetrasi

https://en.wikipedia.org/wiki/Cone_penetration_test 2011-09-26
2. Cycle Time Dan Contoh Perhitungan

Pengertian secara umum efesiensi kerja adalah suatu perbanding terbaik antar
suatu perkerjaan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan, sesuai target terbaik
dalam hal mutu.

Menurut Miraza (2004) efisiensi adalah pemakaian biaya atau bentuk


pengorbanan lainnya dari setiap komponen pada setiap aktivitas usaha yang
berjalan secara wajar. Komponen tersebut meliputi biaya, waktu, dan tenaga kerja.
Sedangkan Menurut Siagian (2003) efisiensi adalah perbandingan yang negatif
antara input dan output. Negatif karena sumber, alat dan tenaga kerja yang
dipergunakan lebih kecil dari hasil yang dipenroleh.

CONTOH PERHITUNGAN EFISIENSI KERJA

EK adalah penilaian terhadap suatu pelaksanaan pekerjaan yang merupakan perbandingan antara
waktu yang dipakai untuk bekerja dengan waktu yang tersedia yang dinyatakan dalam
(%). Keterangan : Ek = Efisiensi Kerja % We = Waktu kerja efektif, menit Wt =
Waktu kerja tersedia, menit.

http://www.psychologymania.com/2013/01/pengertian-efisiensi-kerja.htm
3. Difinisi Efesiensi Kerja Contoh Perhitungan Dalam Tambang

Secara umum pengertian efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu
pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan tersebut
sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu maupuan hasilnya.

Contoh perhitungan efisiensi kerja

𝑤𝑒
Ek = 𝑤𝑡 100%

Keterangan : Ek = Efisiensi Kerja %

We = Waktu kerja efektif, menit

Wt = Waktu kerja tersedia, menit

http://www.psychologymania.com/2013/01/pengertian-efisiensi-kerja.htm
4. Pengertian Amblesan ( Surface Subsidence ) dan contoh

Amblesan tanah merupakan suatu proses gerakan penurunan muka tanah yang
didasarkan atas suatu datum tertentu dimana terdapat berbagai macam variabel
penyebabnya. Penurunan muka tanah ini di akibatkan oleh banyak hal seperti
hilangnya air tanah akibat eksploitasi berlebihan, pembebanan di atas permukaan,
gempa yang mengakibatkan rusaknya struktur tanah.

Contoh Ambesan :

Contoh peristiwa tanah amblas di Jl Krapyak yang menuju arah bandara adi
sucipto, yogyakarta dari terminal ambawang hingga bandara amblas sepanjang
450 meter, jumat (16/9) pukul 01.350 WIB.

http://onowuy.blogspot.co.id/2011/02/amblesan-subsidence.html
5. Pengertian Faktor Pengisian ( FILL FAKTOR )

Angka perbandingan antara volume kapasitas nyata mangkukalat muat dengan


volume atau kapasitas teoritis bucket alat muat sesuai dengan spesifikasi alatmuat
yang digunakan.

http://www.academia.edu/10355360/fill_factor 2016
6. Pengertian Fektor Pengembangan ( SWELL FAKTOR ) Dan Contoh

Material di alam diketemukan dalam keadaan padat dan terkonsolidasi dengan


baik, sehingga hanya sedikit bagian-bagian yang kosong atau ruangan-ruangan
yang terisi udara (voids) diantara butir-butirnya, lebih-lebih kalau butir-butir itu
halus sekali. Akan tetapi bila material tersebut digali dari tempat aslinya, maka
akan terjadi pengembangan atau pemuaian volume (swell).

Jadi 1,00 cu yd tanah liat dialam bila telah digali dapat memiliki volume kira-
kira 1,25 cu yd. ini berarti terjadi penambahan volume sebesar 25% dan dikatakan
material tersebut mempunyai faktor pengembangan (swell factor) sebesar 0,80
atau 80%. Sebaliknya bila bank yard ini dipindahkan lalu dipadatkan ditempat lain
dengan alat gilas (roller) mungkin volumenya berkurang, karena betul-betul padat
sehingga menjadi berkurang dari 1,00 cu yd. tanah sesudah dipadatkan hanya
memiliki volume 0,90 cu yd, ini berarti susut 10%, dan dikatakan shrinkage factor
nya 10 %.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SF

adalah pengembangan material yang akan mempengaruhi perubahan berupa


penambahan atau pengurangan volum material(tanah) yang digangu dari bentuk
aslinya.

Contoh :

Sebuah power scraper yang memiliki kapasitas munjung 15 cu yd akan


mengangkut tanah liat basah dengan factor pengembangan 80%, maka alat itu
sebenarnya hanya mengangkut 80% x 15 cu yd = 12 cu pay yard atau bank cu yd
atau insitu cu yd.

Beberapa persamaan faktor -faktor diatas :

V loose

Percent Swell = ( ———————- – 1) x 100%

V undisturbed

V undisturbed
Swell Factor = ( ———————- ) x 100%

V loose

V compacted

Shrinkage Factor = ( 1 – ———————– ) x 100%

V undisturbed

Sumber : https://miningundana07.wordpress.com/2010/01/16/faktor-produksi/
7. Pengertian Overhead Cost, Macam Overhead

Istilah yang tepat untuk menyebut pengeluaran-pengeluaran tidak terduga sebuah


perusahaan adalah biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik (manufacturing
overhead costs) adalah biaya produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku
maupun biaya tenaga kerja langsung.

Berdasarkan sifatnya, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi:

a. Biaya bahan penolong

Bahan penolong yang dimaksud dalam hal ini adalah bahan yang tidak menjadi
bagian dari hasil produksi atau bahan yang nilainya relatif kecil dibandingkan
harga keseluruhan produk.

b. Biaya tenaga kerja tak langsung

Tenaga kerja tak langsung yang dimaksud dalam biaya overhead pabrik adalah
tenaga kerja perusahaan yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung
kepada produk.

c. Biaya reparasi dan pemeliharaan

Biaya reparasi dan pemeliharaan yang dimaksud dalam biaya overhead pabrik
adalah biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies),
dan harga jasa yang perlu dikeluarkan perusahaan untuk keperluan perbaikan dan
pemeliharaan mesin produksi, kendaraan, dan alat-alat perusahaan lainnya.

2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam


hubungan dengan perubahan volume produksi.

Penggolongan biaya overhead pabrik yang selanjutnya dibagi berdasarkan


perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi. Perilaku biaya
overhead pabrik ini dapat dibagi menjadi tiga golongan:

a. Biaya overhead pabrik tetap, yakni biaya overhead pabrik yang tidak berubah
meskipun terjadi perubahan dalam volume produksi.

b. Biaya overhead pabrik variabel, yakni biaya overhead pabrik yang berubah
sebanding dengan perubahan volume produksi.

c. Biaya overhead pabrik semivariabel, yakni biaya overhead pabrik yang berubah
namun tidak sebanding dengan perubahan volume produksi. Untuk memudahkan
penentuan tarif biaya overhead pabrik, biasanya biaya overhead pabrik
semivariabel akan dipecah menjadi dua unsur yakni biaya tetap dan biaya
variabel.

3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan


departemen.

Selain departemen produksi, sebuah perusahaan pasti memiliki departemen lain


yang dikategorikan sebagai departemen pembantu. Berdasarkan hubungannya
dengan departemen-departemen yang ada dalam perusahaan, biaya overhead
pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Biaya overhead pabrik langsung departemen (direct departemental overhead


expenses), yakni biaya overhead pabrik yang ada dalam sebuah departemen dan
manfaatnya hanya dapat dinikmati oleh departemen tersebut.

b. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen (indirect departemental


overhead expenses), yakni biaya overhead pabrik yang manfaatnya dapat
dinikmati oleh lebih dari satu departemen.

Ilustrasi biaya overhead pabrik (samuel/oceo)

METODE PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK

Untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik, perusahaan perlu memperhatikan


jumlah tarif biaya overhead pabrik yang akan digunakan. Terdapat tiga alternatif
yang dapat perusahaan digunakan untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik,
yaitu:

1. Plantwide Rate / Tarif Tunggal

Perusahaan hanya menggunakan tarif biaya overhead pabrik untuk pembebanan


biaya overhead pabrik ke pesanan maupun produknya dari awal sampai akhir
proses.
2. Departemental Rate / Tarif Departementalisasi

Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap tahapan atau
departemen produksi yang ada di perusahaan. Jumlah tarif biaya overhead pabrik
tergantung dari tahapan atau departemen produksi yang ada.

3. Activity Rate / Tarif Setiap Aktivitas

Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap aktivitas yang
terjadi dalam pembuatan produknya. Cara ini dikenal dengan Activity Based
Costing (ABC).

http://ciputrauceo.net/blog/2015/12/17/pengertian-biaya-overhead-pabrik-dan-
cara-menghitung-biaya-overhead-pabrik

Anda mungkin juga menyukai