Aktiva Tetap
Adalah kekayaan usaha yang diwujudkan dalam bentuk aset tetap dan
mempunyai umur kegunaan jangka panjang. Beberapa contoh aktiva tetap
diantaranya adalah bangunan, kendaraan, mesin, inventaris kantor: komputer,
meja, kursi dan lain sebagainya. Aktiva tetap harus dilakukan penyusutan untuk
mencatat nilai manfaat aktiva tetap yang dibebankan sebagai biaya tetap dalam
modal kerja usaha.
Rumus Penyusutan
Harga Perolehan – Taksiran Nilai Sisa / Taksiran Umur Ekonomis
Contoh:
Bapak Andi membeli komputer senilai Rp. 4.000.000, taksiran umur
ekonomisnya 5 tahun, sedangkan taksiran residu atau sisa saat tahun ke 5
tersebut adalah Rp. 400.000. Maka penghitungan nilai penyusutan aktiva
tersebut adalah sebagai berikut:
(Rp. 4.000.000 – Rp. 400.000) / 5 tahun x 12 bulan = Rp. 60.000 per bulan
Rumus Penyesuaian
Harga Pokok Biaya Dibayar di Muka / Jangka Waktu Biaya Dibayar di Muka
Contoh:
Biaya dibayar dimuka untuk sewa tempat usaha 3 tahun adalah Rp1.800.000.
Laporan usaha dilakukan setiap bulan sekali. Maka perhitungan penyesuaian
biaya sewa tempat setiap bulannya adalah:
Rp. 1.800.000/(3×12) = Rp. 50.000
1. Biaya Tetap
Adalah modal kerja yang harus tetap ada atau terus menerus diperlukan untuk
kelancaraan usaha.
Elemen-elemen biaya tetap meliputi:
Bahan baku:
Adalah bahan mentah/ pokok dari produk usaha.
Bahan pendukung:
Adalah bahan yang berperan membantu proses penyempurnaan bahan baku
menjadi produk jadi yang siap jual.
Contoh dalam usaha manufaktur atau industri:
Mebel, biaya variabelnya meliputi: kayu, paku dan pernis atau plitur.
Roti, biaya variabelnya meliputi: Tepung, gula, garam, telur, pengembang dan
bahan pendukung lainnya.
Contoh dalam usaha dagang pakaian, biaya variabel adalah macam-macam jadi
produk utama usaha.
Catatan:
Dalam usaha jasa tidak ada biaya variabel karena terlalu sulit menentukan nilai
keterampilan seseorang untuk dibebankan dalam unit produk yang dikenai
pelayanan jasa. Sehingga modal kerja dalam usaha jasa adalah biaya tetap itu
sendiri karena biaya variabelnya adalah nol.
Sedangkan dalam usaha agribisnis seperti peternakan ayam, bebek, lele dan
sejenisnya, biaya operasional tidak dikelompokkan dalam elemen biaya tetap
tetapi elemen biaya variabel karena pada usaha agribisnis mempunyai asumsi
“all in out” yaitu semua komoditi yang masuk harus keluar atau terjual semua
karena resiko kematian. Jadi semua biaya operasional yang dikeluarkan melalui
pengadaan komoditi pembesaran hingga komoditi siap jual dianggap sebagai
biaya variabel.
Adapun yang dimaksud jumlah keseluruhan investasi adalah:
Modal Tetap + Modal Kerja – Penyusutan – Penyesuaian