11 PDF
11 PDF
ABSTRAK
ABSTRACT
"U" EXPLORATION USING MAGNETIC METHOD ON BUBU SECTOR, WEST KALIMANTAN. The
exploration was based on the discovery of association of "U" mineralization with magnetite, ilmenite, pyrite and
pyrhotite minerals which are fill in the NW-SE fracturations. The aim and objective of exploration is to find depth
and size of sub surface mineralization zone. Magnetic method was chosen because the method was good for metallic
detection. The measured and plotted as contour map is total magnetic field, from the contour map shown there are 4
NW-SE magnetic poles. The result of the modelling body using Geosoft Software was gotten 2 dimension of
mineralization jalur. The result of stacking the model on the geological map is width of the zone; it is 25 meter and
the depth about 3.5 meter in quartzite andphylite, has NW-SE direction and controlled by structure.
43
Providing Presenlasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir
PEBN-BATAN, Jakarta 18-19 Maret 1996
K C I t » A MG» N
/ ^ Sunfol
—•• Jalon t t l
magnet total yang dideteksi olch alat tnenyatakan tersebut, lerlebih dahulu dilakukan pengukuran di
banyaknya kandungan logam yang bersifat luar lokasi yang dianggap netral, pengukuran ini
magnet di sekitar lokasi titik pengukuran dengan dilakukan sebagai titik ikat (base). Setelah itu
satuan gamma. baru dilakukan pengukuran ke lokasi yang telah
dibuat jaring-jaring sistematik tadi. Dalam
Tata kerja pengukuran ini, setiap 2 (dua) jam hams kembali
ke titik ikat. Ini dilakukan untuk menghindari
Tata kerja dalam eksplorasi ini adalah efek medan magnet vertikal selama pengukuran.
dengan membuat jaring-jaring sistcimitik dengan
arah base-line N130°E dan arah lintasan N220°E. ALAT YANG DIPERGUNAKAN
Jarak antar lintasan 25 meter dan jarak antar titik
pengukuran yang terdapat pada lintasan 25 meter. - Magnetometer MP-4 yang terdapat dalam IGS-
Lintasan tempat titik pengukuran tersebut tegak 2 System Control Console
lurus strike. - Theodolit To
- Laptop T1850
Sebelum dilakukan pengukuran pada lokasi - Perangkat lunak Geosoft.
yang telah di-buat jaring-jaring sistematik
44
Prosiding Presentasi Ilmiah Daru Bahan Bakar Nuklir
PEBN-BATAN, Jakarta 18-19Maret 1996
boie lint
Dari hasil pemodclan magnet lintasan 16 Ganibar 3. Parameter model untuk model tabular
(Koenigsberger, Geosoft Manual,
kutub II (gambar 4) didapat tubuh konduktor
1993).
berbentuk lempeng sheet pada kcdalaman 2,48 in.
45
ProsiJing Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir
PEBN-BATAN. Jakarta 18-19 Maret 1996
/y "
-e:
I
// .// . . . .
PARAMETER MOOEL j MEOAN MAGNEr f3UMI :
Oontuk inodnl : Inbulnr? Kiint MtKtnn Mn(j nf? ' • ^I!.000 nnnn
Dari hasil pemodelan magnet lintasan 16 berbentuk lempeng (sheet) pada kedalaman 2,47
kutub I (gambar 5), didapat tubuh kondukior in, lebar 24 in, tebal 20,3 m, strike N 120° E
berbentuk lempeng (sheet) pada kedalaman 4,15 dan keniiringan sub vertikal ke arah selatan.
m, lebar 36,2 m, tebal 7,67 m, strike N 120°E dan Dari hasil pemodclan magnet lintasan 17 kutub I,
ketniringan sub vertikal ke arah sclatan. didapat tubuh konduktor lempeng (sheet) pada
kedalaman 3,30 m, lebar 28,2 m, tebal 94 m,
Dari hasil pemodelan magnet lintasan 17 strike N 120° E dan kemiringan sub vertikal ke
kutub II (gambar 6), didapat tubuh kondukior arah selatan.
46
Providing Pre.ientasi Ilmiah Daru Bahan Bakar Nuklir
PEBN-BATAN, Jakarta I8-19Maret 1996
: O.OR79 dr-(n|n1
47
ProsiJing Presentasi llmiah Dour Bahan Bakar Nukiir
PEBN-BATAN. Jakarta 18-19Maret 1996
48
Prosiding Presentasi Ilmiah Daru Bahan BakarNuklir
PEBN-BATAN, Jakarta 18-19Maret 1996
« t i m >uc><>
I "W I KllO
fr (Jl
Qd l » - l . n li.xilno
Seperti yang telah dijelaskan di pcndaluiluan, meter dan mempunyai arah Barat Laut-
bahwa mineralisasi mengisi rekahan-rekahan. tenggara.
Dari peta kesamaan incdan magnet total tainpak 2. Untuk kasus sektor Bubu, karena mineralisasi
jelas sekali kontras yang ditimbulkan dari hasi! mengisi rekahan, maka metoda magnetik
pengukuran sehingga dari peta ini dapat ditarik dapat pula digunakan untuk menentukan sesar.
suatu sesar (gambar 2).
49
Prosrdmg PreseMasr Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir
PEBN-BATAN, Jakarta J8-19Maret 1996
50