Anda di halaman 1dari 8

ISSN 1410-1998 Presiding Presentasi Umiak Daru Bahan Bakar Nuklir

PEBN-BATAN, Jakarta 18-19Maret 1996

EKSPLORASI "U" DENGAN METODE MAGNETIK


DI SEKTOR BUBU, KALIMANTAN BARAT

M. Nurdin, Subardjo, Setyo Darmono, Slamet S.


Pusat Pengembangan Bahan Galian Nuklir ID0100052

ABSTRAK

EKSPLORASI "U" DENGAN METODE MAGNETIK DI SEKTOR BUBU, KALIMANTAN BARAT.


Eksplorasi ini didasarkan pada temuan mineralisasi "U" yang berasosiasi dengan mineral-mineral magnetit, ilmenit,
pint dan pirhotit yang mengisi rekahan-rakahan dengan jalur berarah baratlaut-tenggara. Sasaran dan tujuan
eksplorasi ini adalah untuk mengetahui jalur-jalur mineralisasi bawah permukaan dan kedalaman serta tebal dari
tubuh mineralisasi, guna menunjang pengembangan eksplorasi "U". Metode yang dilakukan adalah metode magnetik,
karena metode ini sangat baik untuk mendeteksi mineral-mineral logam yang bersifat magnet (magnetit). Parameter
yang diukur berupa medan magnet total yang kemudian dituangkan dalam bentuk peta kesamaan medan magnet total.
Dari peta kesamaan dijumpai 4 (empat) pole magnet berarah baratlaut-tenggara, selanjutnya dibuat model tubuh
mineralisasi dengan perangkat lunak Geosoft. Pemodelan magnet tersebut menunjukkan penyebaran jalur
mineralisasi dalam bentuk dua dimensi. Pemodelan ini dipadukan dengan peta gcologi Sektor Bubu, menghasilkan
peta gabungan. Dari peta gabungan tersebut diperoleh jalur favorable dengan lebar + 25 meter dan kedalaman 3,5
meter yang berada pada litologi kuarsit dan filit, berarah baratlaut-tenggara, sehingga dapat disimpulkan bahwa
mineralisasi dikontrol oleh struktur.

ABSTRACT

"U" EXPLORATION USING MAGNETIC METHOD ON BUBU SECTOR, WEST KALIMANTAN. The
exploration was based on the discovery of association of "U" mineralization with magnetite, ilmenite, pyrite and
pyrhotite minerals which are fill in the NW-SE fracturations. The aim and objective of exploration is to find depth
and size of sub surface mineralization zone. Magnetic method was chosen because the method was good for metallic
detection. The measured and plotted as contour map is total magnetic field, from the contour map shown there are 4
NW-SE magnetic poles. The result of the modelling body using Geosoft Software was gotten 2 dimension of
mineralization jalur. The result of stacking the model on the geological map is width of the zone; it is 25 meter and
the depth about 3.5 meter in quartzite andphylite, has NW-SE direction and controlled by structure.

PENDAHULUAN metoda magnetik. Metoda ini sangat baik untuk


mendeteksi mineral logam yang bersifat magnet
Eksplorasi ini dilatar belakangi dari hasil (magnetit). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
penelitian terdahulu yang dilakukan Tim pada pembahasan berikut.
Prospeksi Sistematik BATAN (1986)O) dan Tim
Prospeksi Sistematik BATAN (1992)(2), yang telah LOKASIKERJA
menemukan anomali kadar U total di TR. 152
sebesar + 1 %. Berdasarkan hubungan antara Sektor Bubu terletak ditimur laut EFKA,
unsur U dengan unsur Pb, Cu dan Co, maka merupakan cabang kanan Sungai Kalan. Untuk
mineralisasi ini diklasifikasikan sebagai endapan menuju lokasi dapat ditempuh dengan jalan kaki
tipe vein. Kedapatan anomali U tersebut pada sepanjang 26 km selama ± 6 jam (Gambar 1).
TR.152. Mineralisasi U di sektor Sungai
Bubu terdapat dalam batuan malihan, berupa METODA DAN TATA KERJA
kuarsit mikrobiotit, batu tanduk, sekis biotit dan
filit. Kedapatan mineral U diduga dikontrol oleh Metoda magnetik
tektonik berupa kekar terbuka dan breksi sesar.
Metode ini didasarkan pada gangguan
Berdasarkan analisis mineralogi, ternyata medan magnet lokal akibat adanya medan magnet
mineral- mineral yang berasosiasi dengan U bumi. Gangguan medan magnet lokal terhadap
adalah magnetit, ilmenit, pirit dan pirhotit. batuan sekitar akan menimbulkan medan magnet
vertikal dan horizontal. Resultan dari kedua
Dari hasil penelitian tersebut di alas, maka medan magnet tersebut adalah medan magnet
untuk mengetahui jalur mineralisasi bawah total yang dideteksi oleh alat. Intensitas medan
permukaan dilakukan eksplorasi geofisika dengan

43
Providing Presenlasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir
PEBN-BATAN, Jakarta 18-19 Maret 1996

K C I t » A MG» N

/ ^ Sunfol

,' Jolon M Istoll or r

—•• Jalon t t l

Gambar 1. Peta lokasi kerja

magnet total yang dideteksi olch alat tnenyatakan tersebut, lerlebih dahulu dilakukan pengukuran di
banyaknya kandungan logam yang bersifat luar lokasi yang dianggap netral, pengukuran ini
magnet di sekitar lokasi titik pengukuran dengan dilakukan sebagai titik ikat (base). Setelah itu
satuan gamma. baru dilakukan pengukuran ke lokasi yang telah
dibuat jaring-jaring sistematik tadi. Dalam
Tata kerja pengukuran ini, setiap 2 (dua) jam hams kembali
ke titik ikat. Ini dilakukan untuk menghindari
Tata kerja dalam eksplorasi ini adalah efek medan magnet vertikal selama pengukuran.
dengan membuat jaring-jaring sistcimitik dengan
arah base-line N130°E dan arah lintasan N220°E. ALAT YANG DIPERGUNAKAN
Jarak antar lintasan 25 meter dan jarak antar titik
pengukuran yang terdapat pada lintasan 25 meter. - Magnetometer MP-4 yang terdapat dalam IGS-
Lintasan tempat titik pengukuran tersebut tegak 2 System Control Console
lurus strike. - Theodolit To
- Laptop T1850
Sebelum dilakukan pengukuran pada lokasi - Perangkat lunak Geosoft.
yang telah di-buat jaring-jaring sistematik

44
Prosiding Presentasi Ilmiah Daru Bahan Bakar Nuklir
PEBN-BATAN, Jakarta 18-19Maret 1996

boie lint

Ganibar 2. Pcta kesamaan medan magnet total


HASIL DAN BAHASAN lebar 19,28 m, tebal 8,31 m, strike N 120° E dan
kemiringan sub vertikal ke arah selatan
Parameter hasil pengukuran bempa medan
magnet total, kemudian dituangkan kedalam pcta
kesamaan medan magnet total. Dari peta ini
diperoleh 4 (empat) pasang kittub magnet, yaitu
kutub I, II, III dan IV. Kcempat kutub tersebtit
mempunyai harga berkisar dari 42.400 - 43.000
gamma dianggap scbagai anomali, karena
melebihi harga latar 42.300 gamma (ganibar 2).

Untuk melihat bentuk dtia dimcnsi dari tubuh


mineralisasi tersebut, maka dibuat model
matematis tubiih mineralisasi. Pcmodctan ini
menggunakan perangkat lunak Geosofil, Canada. TABULAR

Dalam pcmodelan ini digunakan menu


MAGMOD3, dcngan parameter scperti gambar 3 :
tHII ItCTIBK

Dari keempat kutub magnet yang dilcmukan,


ditarik garis yang memotong kutub. Garis-garis
tersebut melalui lintasan 16 dan 17.

Dari hasil pemodclan magnet lintasan 16 Ganibar 3. Parameter model untuk model tabular
(Koenigsberger, Geosoft Manual,
kutub II (gambar 4) didapat tubuh konduktor
1993).
berbentuk lempeng sheet pada kcdalaman 2,48 in.

45
ProsiJing Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir
PEBN-BATAN. Jakarta 18-19 Maret 1996

0 tu \7u \zz au ?/o


L

/y "
-e:

I
// .// . . . .
PARAMETER MOOEL j MEOAN MAGNEr f3UMI :

Oontuk inodnl : Inbulnr? Kiint MtKtnn Mn(j nf? ' • ^I!.000 nnnn

Kixlntnmnn : 4,15 rnr>t»M tttkllmyl ?3 dnfn|nl

Lehnr : 30.2 motrr Orkllonil O

Kctnltlnpnn (Olp) : 24 dwn|n» : t,7? mnlnr

Ketobatnn : 7,07 mo»c»r Slilko : 120 clcin^l

SucopllblHIna : 0,00/9 omu Atnl» Ilitlnsnn : 220 tlmnpit

Gambar 4. Model magnet lintasan 16 kutub II.

Dari hasil pemodelan magnet lintasan 16 berbentuk lempeng (sheet) pada kedalaman 2,47
kutub I (gambar 5), didapat tubuh kondukior in, lebar 24 in, tebal 20,3 m, strike N 120° E
berbentuk lempeng (sheet) pada kedalaman 4,15 dan keniiringan sub vertikal ke arah selatan.
m, lebar 36,2 m, tebal 7,67 m, strike N 120°E dan Dari hasil pemodclan magnet lintasan 17 kutub I,
ketniringan sub vertikal ke arah sclatan. didapat tubuh konduktor lempeng (sheet) pada
kedalaman 3,30 m, lebar 28,2 m, tebal 94 m,
Dari hasil pemodelan magnet lintasan 17 strike N 120° E dan kemiringan sub vertikal ke
kutub II (gambar 6), didapat tubuh kondukior arah selatan.

46
Providing Pre.ientasi Ilmiah Daru Bahan Bakar Nuklir
PEBN-BATAN, Jakarta I8-19Maret 1996

: O.OR79 dr-(n|n1

Gambiir 5. Model magnet lintasan 16 kutub I.

Gambnr 6. Model magnet lintasan 17 kutub II.

47
ProsiJing Presentasi llmiah Dour Bahan Bakar Nukiir
PEBN-BATAN. Jakarta 18-19Maret 1996

MODEL : MEDAN MAGNEI OUMI :

Bcnluk model : Tnbulm2 Koot Mndnn Mngnot : 42 t>OO t J n m n m

KvdnUimnn : 3.30 motor fnktirtnnt : - 23 Hrfnjnl

Lebnr : 20.2 ntotci Onkttivtsl 0 dnajnl

Ksmlitngnn (Dip) : 84 d«n|nl Srnnor 1.72 fimtnr

K«»lol>nlnn : 2!t mMof IPO t lrm(nt

Sucnpllhllllnn : 0.0070 mm» Atnh llntnfinri ??<) Hpfn|n1

Giimbar 7. Model magnet liiiuisan 17 kutub I.

BAHASAN Disamping itu tampak dari peta kesamaan, bahwa


keempat kutub tersebut seperti telah mengalami
Anomali medan magnet total yang diperoleh pergeseran. Pergeseran ini tercermin dari kutub-
pada peta kesamaan medan magnet total (Gambar kutub positif yang terpisahkan oleh kutub-kutub
2), dikaitkan dengan geologi Itasil penelitian negatif yang membentuk jalur berarah baratlaut-
sebelumnya, maka dapat diinterpretasikan balnva tenggara. Pergeseran kutub ini jika dika«<W<o
anomali tersebut adalah suatu konduktor yang dengan hasif pengamatan struktural, maka
bersifat magnet. Konduktor terscbut membentuk mempunyai hubungan erat dengan adanya sesar
suatu jalur yang berarah baratlaut-tenggara. yang berarah N 120° E, N 60° E dan N 90° E.

48
Prosiding Presentasi Ilmiah Daru Bahan BakarNuklir
PEBN-BATAN, Jakarta 18-19Maret 1996

« t i m >uc><>

I "W I KllO

I .' ' I Brtf ns ti Io

fr (Jl

Qd l » - l . n li.xilno

Gambar 8. Pcta gabimgan geologi dan magnet

Seperti yang telah dijelaskan di pcndaluiluan, meter dan mempunyai arah Barat Laut-
bahwa mineralisasi mengisi rekahan-rekahan. tenggara.
Dari peta kesamaan incdan magnet total tainpak 2. Untuk kasus sektor Bubu, karena mineralisasi
jelas sekali kontras yang ditimbulkan dari hasi! mengisi rekahan, maka metoda magnetik
pengukuran sehingga dari peta ini dapat ditarik dapat pula digunakan untuk menentukan sesar.
suatu sesar (gambar 2).

Jika hasil pemodelan dan pcta kesamaan DAFTAR PUSTAKA


medan magnet total ini dipadukan dengan peta
geologi sektor Bubu, maka diperoleh suatu jalur 1. MANTO WIDODO, dkk., "Prospeksi Detil
favorable dengan Icbar + 25 meter dan Sektor Bubu Kalimantan Barat", Laporan
mempunyai arah baratlaut-lenggara. Jalur Hasil Penelitian Pusat Pengembangan Bahan
favorable ini yang diperkirakan sebagai tempat Galian Nuklir - Badan Tenaga Atom Nasional
terperangkapnya mineralisasi U (gambar 8). (1986) (Tidak dipublikasikan).
Dari peta gabungan terlihal balnva fahir favorable 2. MUDJO SUMEDI, RUSMADI, "Kajian
berada pada litologi kuarsit dan filit. Sehingga Mineralogi Pada Jalur Mineralisasi Sektor
dapat disimpulkan balnva kebcradaan mineralisasi Bubu Kalimantan Barat" Buku Kumpulan
U dikontrol oleh struktur. Laporan Hasil penelitian Pusat Pengembangan
Bahan Galian Nuklir-Badan Tenaga Atom
SIMPULAN Nasional (1991- 1992) (Tidak dipu-
biikasikan).
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan : 3. "GEOSOFT MAPPING AND PROCESSING
1. Dari hasil eksplorasi diperoleh jalur fm>orable SYSTEM", Toronto, Ontario.Canada (1994).
dengan lebar + 25 meter, kedalaman + 3.5

49
Prosrdmg PreseMasr Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir
PEBN-BATAN, Jakarta J8-19Maret 1996

TANYA - JAWAB • Apakah Geosoft dapat dikembangkan menjadi


tiga dimensi? Misal sinyal magnetik tersebut
1. Faizal Riza diolah dengan sinyal prosessing yang dapat
diolah dengan perangkat lunak Matlab
• Metoda magnetik sangat baik dipakai untuk (Matrix Laboratory)
menunjang explorasi U, selama mineral
(logam) bcrsifat magnit?. Apakali scbelumnya M. Nurdin
metoda ini diterapkan, tcrlebili daluiiu
dilakukan penclitian sifat-sifat mineral yang • Belum
diizinkan? Bila tidak, metoda ini (idak ada • Ferro magnetik : magnetik alami, batuannya :
gunanya (tidak efisien) inohon pcnjclasannya Kuarsit, Filit dan Metapelit
secara kronologis ! • Bisa, untuk tahun ini akan dicoba
dikembangkan dengan software GTS
M. Murdin
3. Mainar Sjahminan
• Sebelum dilakukan penclitian Geofisika
dengan inetoda magnetik, (crlcbih dahuhi telah • Dalain abstrak disebutkan sasaran dan tujuan
dilakukan penelitian mineralogi pada lahun eksplorasi ini adalah untuk mengetahui jalur
1982 dan 1992. Dari hasil ini dijumpai zona mineralisasi bahwa permukaan dan
mineralisasi U berasosiasi dominan dengan kedalaman serta tebal dari tubuh mineralisasi,
mineral magnetik, ilmenite dan pirit. Dari Tim kenapa tidak terlihat sasaran tersebut secara
Prospeksi Sistematik ini menyarankan matrik, misalnya kedalaman dan tebal
dilakukan penelitian lanjutan dengan metoda
geofisika. Salah satu metodenya adalah mctode M. Nurdin
magnetik.
• Mcmang dalam abstrak tidak tercermin, tetapi
2. Dardjo dalam makalah ada dimensi dari benda
magnetik tersebut.
• Apakah hasil eksplorasi U dengan metoda Kedalaman ± 3 , 5 meter
magnetik tersebut sudah divalidasi? Jika Lebar 25 meter
sudah, divalidasi dengan apa? Panjang 250 meter
• Batuan U itu fcrro magnit, fcrri magnit alau
jenis batuan apa ?

50

Anda mungkin juga menyukai