Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian
HIV adalah virus yang mengakibatkan AIDS. AIDS atau Sindrom Kehilangan Kekebalan Tubuh
adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalannya
dirusak oleh virus HIV. Akibat kehilangan kekebalan tubuh, penderita AIDS mudah terkena
berbagai jenis infeksi bakteri, jamur, parasit, dan virus tertentu yang bersifat oportunistik. Selain
itu penderiat aids sering kali menderita keganasan, khususnya sarkoma kaposi dan limfoma yang
hanya menyerang otak.

2. Etiologi
HIV, yang dahulu disebut virus limfotrofik sel-T manusia tipe III (HTLV-III) atau
virus limfadenopati (LAV), adalah suatu retrovirus manusia sitopatik dari famili
lentivirus. Retrovirus mengubah asam ribonukleatnya (RNA) menjadi asam deoksiribonukleat
(DNA) setelah masuk ke dalam sel pejamu. HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan
HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS di seluruh dunia.
Genom HIV mengode sembilan protein yang esensial untuk setiap aspek siklus hidup virus (Gbr.
15-1). Dari segi struktur genomik, virus-virus memiliki perbedaan yaitu bahwa protein HIV-
1,Vpu, yang membantu pelepasan virus, tampaknya diganti oleh protein Vpx pada HIV-2. Vpx
meningkatkan infeksi-vitas (daya tular) dan mungkin merupakan duplikasi dari protein lain, Vpr.
Vpr diperkirakan meningkatkan transkripsi virus. HIV-2, yang pertama kali diketahui dalam
serum dari para perempuan Afrika Barat (warga Senegal) pada tahun 1985, menyebabkan
penyakit klinis tampaknya kurang patogenik dibandingkan dengan HIV-1 (Marlink, 1994).

3. Cara Penularan
1.Cara penularan HIV ada tiga :

Hubungan seksual, baik secara vaginal, oral, ataupun anal dengan seorang pengidap. Ini adalah
cara yang paling umum terjadi,. Lebih mudah terjadi penularan bila terdapat lesi penyakit
kelamin dengan ulkus atau peradangan jaringan seperti herpes genitalis, sifilis, gonorea,
klamidia, kankroid, dan trikomoniasis. Resiko pada seks anal lebih besar disbanding seks vaginal
dan resiko juga lebih besar pada yang reseptive dari pada yang insertive.
2.Kontak langsung dengan darah / produk darah / jarum suntik.

a. Transfusi darah yang tercemar HIV

b.Pemakaian jarum tidak steril/pemakaian bersama jarum suntik dan sempritnya pada para
pencandu narkotik suntik.

c. Penularan lewat kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan.

3.Secara vertical dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya, baik selam hamil, saat
melahirkan ataupun setelah melahirkan.

4. Gejala klinis dan kriteria diagnosis


Gejala penderita AIDS dapat ringan sampai berat. Pembagian tingkat klinis penyakit infeksi HIV.
Dibagi sebagai berikut:

I Tingkat klinis 1 (asimptomatik / Limfadenopati Generalisata Persisten (LGP)).

1. Tanpa gejala sama sekali.

2. LGP

Pada tingkat ini penderita belum mengalami kelainan dan dapat melakukan aktivitas normal.

II Tingkat klinis 2 (dini)

1. Penurunan berat badan kurang dari 10%.


1. Kelainan mulut dan kulit yang ringan, misalnya delmatitis seboroid, prurigo,
onikomikosis, ulkus pada mulut yang berulang dan keilitis angularis.
2. Helpes zoster yang timbul pada 5 tahun terakhir.
3. Infeksi saluran bagian atas berulang, misalnya sinositi
Pada tingkat ini penderita sudah menunjukkan gejala, tetapi aktivitas tetap normal.
III. Tingkat klinis 3 (menengah)

1. Penurunan berat badan lebih dari 10 %.

2. Diare kronik lebih dari 1 bulan, tanpa diketahui sebabnya.

3. Demam yang tidak diketahui sebabnya selama lebih dari 1 bulan, hilang timbul maupun terus
menerus.

4. Kandidosis mulut.

5. Bercak putih berambut di mulut (Hairy Leukoplakia).

6. Tuberkulosis paru setahun terakhir.

7. Infeksi bakterial berat, misalnya Pneumonia.

IV Tingkat klinis 4 (lanjut)

1. Badan menjadi kurus.


1. Pnemonia Pneumocystis carinii.
2. Toksoplasmosis.
3. Kriptokokosis dengan diare lebih dari 1 bulan.
4. Kriptokokosis di luar paru.
5. Infeksi sitomegalo virus pada organ tubuh kecuali di limfa, hati atau kelenjar
getah bening.
6. Infeksi virus herpes simpleks di mukokutans lebih dari 1 bulan atau di alat dalam
(viseral) lamanya tidak dibatasi.
7. Mikosis apa saja (misalnya histoplasmosis, koksidiomikosis) yang endemik, yang
menyerang banyak organ tubuh (diseminata).
2. Kandidosis esofagus, trakea, bronkus / paru.
10. Mikobakteriosis atipik diseminata.
11. Septikemia salmonella non tifoid.

12. Tuberkulosis di luar paru.

13. Limfoma.

14. Sarkoma kaposi.

15. Ensefalopati HIV, sesuai dengan kriteria CDC, yaitu gangguan kognitif atau motorik yang
mengganggu aktivitas sehari-hari, progresif sesudah beberapa minggu atau bulan, tanpa dapat
ditemukan penyebab lain kecuali HIV.

Anda mungkin juga menyukai