Anda di halaman 1dari 14

BAB III

HASIL PEMBAHASAN PRAKTIK BISNIS

3.1 PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK BISNIS/MAGANG


3.1.1 Kegiatan yang Ditekuni
Selama melaksanakan Praktik Kerja/Magang, mahasiswa diharuskan
mematuhi peraturan-peraturan yang telah ditetapkan, seperti:
a. Berpakaian bebas, rapi, sopan serta memakai jas almamater setiap
hari kerja dan tidak diperkenankan memakai celana jeans
b. Masuk dan pulang kerja sesuai dengan jadwal kerja yang telah
ditentukan diatas
c. Menjaga nama baik perusahaan serta bertindak sopan dan santun
terhadap seluruh karyawan PT. Purinusa Eka Persada Bawen
Kegiatan yang ditekuni selama Praktik Kerja/Magang bersifat fleksibel
dengan perintah dari pembimbing lapangan. Selama pelaksanaan kegiatan
Praktik Kerja/Magang, penulis ditempatkan pada bagian Human
Development yang menjadi bagian dari unit Human Resource and General
Affairs (HR&GA). Berikut adalah uraian dari kegiatan-kegiatan yang
dilakukan penulis selama melakukan Praktik Kerja/Magang di PT.
Purinusa Eka Persada Bawen:

Tabel 1.2
Jadwal Kegiatan

Waktu Uraian Kegiatan


 Briefing yang dilakukan oleh Pemimbing
Lapangan
 Perkenalan dengan karyawan bagian Human
Minggu ke-1 Resource and General Affairs (HR&GA) yang
berhubungan dengan pelaksanaan Praktik
kerja/Magang
 Pemberian arahan mengenai gambaran umum
dan struktur organisasi sekaligus pengenalan
terhadap lingkungan kerja
 Bersosialisasi terhadap lingkungan kerja
 Memahami peraturan dan tata kerja di PT.
Purinusa Eka Persada
 Melakukan input data pribadi karyawan
(Employee Profil) periode 2017
 Mengarsip formulir data pribadi karyawan yang
sudah masuk dan diurutkan sesuai abjad,
kemudian disimpan ke map dokumen kerja
karyawan
 Mengoreksi kembali data pribadi karyawan
(Employee Profil) yang sudah masuk
 Menandai beberapa nama karyawan yang
belum melengkapi data maupun yang belum
mengumpulkan formulir data pribadi
Minggu ke-2
 Melengkapi input data pribadi karyawan
 Membenahi beberapa data/arsip yang sudah
tidak diperlukan di almari ruang kerja
Supervisor HR untuk dipisahkan, kemudian
disimpan ke gudang arsip
 Mengarsip Kartu Keluarga (KK) milik
karyawan dan mengurutkan sesuai abjad
 Melengkapi kembali employee profil dengan
bantuan CV dan KK
 Mengarsip Surat Perintah Lembur (SPL) antara
karyawan Outsourcing dan karyawan Tetap
 Melakukan scanning beberapa data
 Memotong Checklist Form Control Panel
Electric dan kartu pemeriksaan bulanan racun
Minggu ke-3
api
 Mengenal sedikit tentang SAP bagian HR
(terjadi perubahan struktur organisasi)
 Meng-handling telepon
 Memverifikasi daftar absensi karyawan
koperasi PT. PEP setelah dicocokkan dengan
rekap absen per periode
 Menyalin Checklist Form Control Panel
Electric yang sudah terisi kedalam Checklist
Form Control Panel Electric yang baru
 Mengambil cartridge di gudang material
Minggu ke-4
 Membuat penomoran untuk tabung APAR (Alat
Pemadam Api Ringan)
 Membuat dan memotong penomoran dan logo
Purinusa untuk forklift
 Piket ruang GA (tiap hari Jumat)
 Mengunci ruang Training
 Meng-handling telepon
 Memisahkan rekap data karyawan koperasi
Dinasty dan karyawan koperasi PEP
 Membantu mempersiapkan konsumsi untuk
peserta training bagian finishing (produksi)
Minggu ke-5
 Memverifikasi daftar absensi karyawan
koperasi PT. PEP setelah dicocokkan dengan
rekap absen per periode
 Meng-handling telepon
 Menggandakan Hasil Produksi Winding Paper
Cone dan Finishing Paper Cone
 Mengecek rekap absensi karyawan harian
Minggu ke-6
Koperasi Dinasty untuk dicocokkan dengan
SPL yang sudah masuk

 Memisahkan lembar asli dan kertas putih rekap
Minggu ke-7 gaji karyawan koperasi Dinasty kemudian
mengantarnya ke ruang Converting
3.1.2 Kegiatan Lainnya
Adapun kegiatan lain yang dilakukan selama Praktik
Kerja/Magang antara lain:
1) Mempelajari profil perusahaan secara mandiri dengan membaca
Company Profile dan mencari informasi di internet
2) Mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk penulisan laporan
baik secara mandiri maupun melakukan wawancara dengan bagian
HR&GA

3.2 HASIL KEGIATAN PRAKTIK BISNIS/MAGANG


3.2.1 Program Training
Training merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kompetensi dan kepedulian karyawan. Kompetensi
karyawan adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan
untuk menjalankan tugas. Training yang dibutuhkan karyawan harus
diidentifikasi dan ditentukan frekuensi / schedule-nya, dan mencakup
tujuan untuk:
a. Mengimplementasikan persyaratan sistem manajemen mutu
b. Meningkatkan kemampuan karyawan dalam hal technical, mentalitas,
manajerial, dan sebagainya
Training untuk mengimplementasikan sistem manajemen mutu
bertujuan untuk memastikan karyawan terkait mempunyai kompetensi
yang memadai untuk melaksanakan tugasnya, dan dikelompokkan dalam
kategori berikut ini :
a) Training untuk meningkatkan kemampuan mengimplementasikan
sistem manajemen mutu, yang meliputi:
 Persyaratan sistem manajemen mutu
 Kebijakan Mutu
 Sasaran Mutu (Quality Objective), Prosedur Kerja
(OP/QP/WI)
 Motivasi karyawan untuk memiliki keberanian memberikan
saran yang dapat meningkatkan kualitas proses dan produk
b) Training untuk pekerjaan yang membutuhkan kompetensi khusus,
misalnya:
 kalibrasi alat ukur / instrument
 Internal Quality Auditor
 Sertifikat ahli K3 Operator Boiler, Forklift, Crane

Kegiatan Training dilakukan untuk meningkatkan kemampuan


karyawan dalam hal mentalis, kemampuan manajerial, dan teknikal. Maka
dari itu training yang dilaksanakan dikelompokkan menjadi 3 kategori :
1) Basic Training
adalah training yang bertujuan untuk memperkuat performa
mentalitas dan meningkatkan rasa memiliki terhadap perusahaan.
Misalnya, P engenalan Perusahaan Budaya 6K, dan Team Building,
2) General Training
adalah training yang dibuat untuk meningkatkan kemampuan
kerjasama karyawan, keterampilan mensupervisi, menambah wawasan
dan pengembangan pribadi. Misalnya, Training of Trainer, Leadership,
Supervisory Management, dan Training Komputer
3) Technical Training
adalah training yang diberikan untuk mendukung aktivitas kerja
sehari-hari berupa keterampilan dan pengetahuan teknis yang berkaitan
dengan tugas di lapangan. Misalnya, Teknologi Printing Flexogravure,
Ahli K3, Ilmu Pertukangan, Teknologi Water Treatment

Basic Training dan General Training dilaksanakan oleh Job Training.


Sedangkan untuk Technical Training dilaksanakan oleh Seksi Unit terkait,
dikoordinir oleh Job Training sebagai recorder dan pengontrol hasil
training.
Kebutuhan training dikategorikan berdasarkan level (mulai level
Operator hingga Ka Departemen). Training untuk level Operator sampai
dengan Kepala Regu lebih difokuskan pada pembentukan mentalitas kerja,
supervisory skills, rasa memiliki perusahaan dan technical skills, sedang
training untuk level Wakil Kepala Shift sampai dengan Kepala
Departemen difokuskan pada Managerial Skills dan Personal
Development.
Training bisa dilakukan secara Formal maupun Informal (On Job
Training).
 Training Formal, adalah training yang diberikan di dalam kelas dengan
sarana yang terorganisir
 Training Informal / On Job Training (OJT), adalah training yang
diberikan langsung di lapangan / area kerja

Dilihat dari proses pelaksanaannya, kegiatan training dibedakan


menjadi In House Training dan Outside Trining.
 In House Training
adalah training yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Job
Training. In House Training dapat mengambl instruktur baik dari
dalam ataupun dari luar perusahaan (pihak ketiga). In House Training
diberikan oleh personel yang berkompeten di bidangnya. Instruktur
harus sudah mendapatkan Training of Trainers (TOT) atau ditunjuk
oleh Kepala Seksi terkait
 Outside Training
adalah training yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh pihak
ketiga. Peserta yang mengikuti Outside Training dan memerlukan
biaya tersendiri, dikenakan ikatan dinas sesuai dengan ketentuan
perusahaan yang berlaku

Bagi karyawan yang baru bergabung (karyawan baru/mutasi) di suatu


departemen/seksi/unit harus ditraining dahulu sebelum melaksanakan
tugasnya, untuk menghindari penyimpangan terhadap kebijakan perusahaan
dan kebijakan mutu.
Kemudian untuk dokumen yang menyangkut prosedur ISO 9001 yang
baru dibuat / direvisi harus disosialisasikan oleh seksi yang bersangkutan
untuk memastikan bahwa karyawan / pihak yang terlibat memahami prosedur
yang berlaku / perubahan prosedur yang dilakukan.
3.2.2 Prosedur Penyusunan Jadwal Training Tahunan
1) Jadwal Training Tahunan dibuat dan diperbaharui setiap tahun oleh
Kepala Seksi, sebagai hasil identifikasi kebutuhan training di tiap seksi
(terutama technical training). Pembaharuan Jadwal Trainng Tahunan
dapat dilakukan berdasarkan :
o Hasil evaluasi dari Job Competency yang menunjukkan
perbedaan yang signifikan antara kondisi saat ini dengan
kompetensi yang diinginkan
o Tindakan perbaikan / pencegahan yang diambil sebagai respon
atas temuan kekurangan training di suatu area / aktivitas
o Adanya teknologi baru yang diaplikasikan
o Adanya rencana penambahan karyawan baru / mutasi
2) Unit Job Training membuat rekapitulasi dan estimasi biaya atas
rencana training di masing-masing seksi dan memintakan persetujuan
Mill Head
3) Job Training mengadakan konfirmasi setiap bulannya kepada
Seksi/Unit yang akan mengadakan training sesuai jadwal yang telah
dibuat
4) Setiap akan diadakan training formal (termasuk training yang belum
terjadwal), Seksi/Unit bersangkutan mengisi formulir Pendaftaran In
House Training / Pendaftaran Outside Training yang disetujui oleh
Kepala Departemen dan Mill Head
5) Sebelum melaksanakan training formal technical skills, terlebih dahulu
Seksi/Unit menyerahkan materi training ke Job Training
6) Apabila ada perubahan atau pembatalan pelaksanaan training formal,
maka Seksi/Unit bersangkutan menginformasikan kepada Job Training
melalui Lotus Notes diketahui oleh Kepala Departemen
7) Setiap karyawan yang mengikuti training formal akan direcord dalam
database komputer oleh Unit Jo Training

3.2.3 Prosedure dan Tanggung Jawab Masing-masing pihak yang Terlibat


dalam Kegiatan Training
1) Kepala Seksi HRD
a) Berkoordinasi dengan masing-masing Kepala Departemen
Seksi/Unit menentukan training tahunan yang dibutuhkan
(terutama Basic dan General Training)
b) Memastikan training yang telah diidentifikasi tersebut
dilaksanakan sesuai jadwal
c) Mengembangkan metode untukmengevaluasi keefektifan training
d) Memastikan rekaman training dipelihara dengan baik

2) Kepala Departemen / Seksi / Unit


a) Mengidentifikasi training yang dibutuhkan olehkaryawan di bawah
supervisinya (terutama Technical Training dan menyusun Jadwal
Training Tahunan. Jadwal training tahunan memuat refreshment
training OP/QP/UD/WI terkait minimal 1x/tahun
b) Koordinasi dengan Unit Job Training dalam hal pelaksanaan
training formal sesuai ketentuan yang berlaku
c) Memastikan pelaksanaan training formal sesuai jadwal yang telah
ditetapkan, dan mengajukan Pendaftaran In House Training /
Outside Training
d) Menyiapkan materi untuk training formal yang akan dilakukan
e) Menyerahkan daftar absensi training formal ke Staff Job Training
untuk dikelola
f) Melakukan evaluasi dampak training terhadap kinerja (terutama
technical training)
g) Merencanakan dan melaksanakan training informal / OJT yang
diperlukan, mengarsip daftar absensi ojt di dept/seksi/unit masing-
masing

3) Staff Job Training


a) Menerima dan memeriksa jadwal training tahunan dari masing-
masing seksi/unit, kemudian membuat estimasi biaya training
tahunan untuk dikirimkan persetujuan Mill Head
b) Membuat rekapitulasi rencana training bulanan dan
mengkonfirmasi kembali rencana pelaksanaan training masing-
masing Seksi/Unit setiap bulannya
c) Menginformasikan ke masing-masing seksi/unit, permohonan
training yang telah disetujui
d) Membuat pendaftaran In House Training untuk training yang
diselenggarakan oleh unit Job Training dan mengirim undangan
training ke Seksi/Unit terkait
e) Menerima daftar nama peserta training formal dari Dept/Seksi/Unit
serta mempersiapkan sarana dan prasarana untuk penyelenggaraan
training
f) Mengawasi dan mengevaluasi penyelenggaraan training tersebut,
sebagai upaya untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas
training
g) Memeriksa formulir Pendaftaran Outside Training yang sudah
disetujui oleh Kepala Departemen, serta menghitung dan
memproses biaya training luar (jika ada)
h) Mengumumkan hasil ujian peserta training kepada Seksi/Unit
terkait
i) Meminta kepada Peserta Outside Training untuk mengevaluasi
pelaksanaan training

4) Instruktur Training
a) Untuk dibebastugaskan dari pekerjaan atau kewajibannya dengan
diketahui oleh Kepala Seksi/Departemen masing-masing untuk
waktu / selama memberikan materi training
b) Melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab
c) Memberikan teguran kepada peserta yang membuat gaduh atau
mengganggu pelaksanaan training
d) Apabila dipandang perlu, maka kepadanya dapat diusulkan atau
ditunjuk untuk mengikuti training yang dapat menambah
pengetahuannya (dengan kategori Training for Trainers)
e) Instruktur yang berhalangan hadir untuk memberikan training
wajib mencari penggantinya dengan persetujuan Unit Job Training
f) Sebelum training dilaksanakan, (kecuali untuk training khusus,
pengganti yang bersangkutan dapat ditunjuk sesuai dengan
kualifikasinya dan diketahui oleh Kepala Seksi / Departemen yang
bersangkutan)
g) Instruktur mengevaluasi peserta training dengan memberikan ujian
tertulis ataupun lisan tentang materi yang telah diberikannya,
melaporkan nilai hasil ujian atau evaluasi tersebut kepada Unit Job
Training
h) Bekerjasama dengan Unit Job Training untuk kelancaran
pelaksanaan training

3.2.4 Evaluasi Kegiatan Training


a) Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas
training yang dilaksanakan
b) Evaluasi hanya dilakukan untuk jenis training formal, baik in-
house maupun outside training
c) Evaluasi meliputi :
o Evaluasi penyelenggaraan training
o Evaluasi dampak training terhadap kinerja
d) Evaluasi penyelenggaraan training, dikoordinasikan oleh Job
Training, dapat dilakukan secra lisan, tertulis, dan/atau praktik
untuk mengetahui sejauh mana materi yang disampaikan instruktur
dapat diserap pesera training
e) Nilai hasil evaluasi/ujian dinyatakan lulus adalah ”70” atau keatas
f) Khusus untuk trining komputer dan aplikasinya nilai kelulusan
adalah ”80” dan atau keatas
g) Kepada peserta training yang dinyatakan tidak lulus, kepadanya
diberikan kesempatan untuk mengulang
h) Evaluasi dampak training terhadap kinerja, terutama dilakukan
untuk technical training yang dilakukan secara formal,
pelaksanaannya dilakukan oleh Kepala Departement/Seksi/Unit
terkait
3.3 EVALUASI
Pada perkuliahan, dijelaskan bahwa kegiatan training merupakan upaya
yang dilakukan perusahaan untuk melatih dan meningkatkan keterampilan
serta kinerja karyawan. Namun, tanpa adanya Praktik Bisnis/Magang kita
tidak akan mengetahui bahwa masih terdapat kekurangan bahkan pada
prosedur kegiatan training oleh suatu perusahaan.
Dari pembelajaran yang di dapat pada perkuliahan yang berhubungan
dengan Sumber Daya Manusia khususnya terkait kegiatan training, dengan
pembelajaran langsung di lapangan memang sudah cukup sesuai. Akan
tetapi, masih ada kekurangan yang tidak dipaparkan pada saat perkuliahan
berlangsung. Penulis sangat berharap nantinya Praktik Bisnis/Magang dapat
dijadikan sebagai bahan evaluasi kurikulum yang telah diterapkan. Karena
pada umumnya, teori yang diberikan pada perkuliahan hanya sedikit yang
sesuai sedangkan kendala-kendala yang ditemukan didalamnya tidak akan
ditemukan pada teori perkuliahan.

3.4 PENGALAMAN BELAJAR


Selama kegiatan Praktik Bisnis/Magang, penulis memperoleh
pengalaman belajar antara lain :
a. Memperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai lingkungan dunia
kerja secara terperinci melalui keterlibatan secara langsung dalam
kegiatan operasional perusahaan dan belajar untuk lebih professional
serta tanggung jawab dalam menjalankan tugas yang diberikan
b. Memperoleh tambahan pengetahuan, wawasan, dan ketrampilan yang
relevan untuk meningkatkan kompetensi dalam persaingan dunia
kerja yang akan penulis hadapi
c. Mengetahui proses penginputan data karyawan, proses pengarsipan
data-data kerja karyawan, proses penggajian karyawan outsourcing,
dan proses kegiatan training . Selama ini penulis hanya terbatas pada
teori-teori dan artikel yang didapat dari perkuliahan. Melalui kegiatan
ini, penulis berkesempatan mengetahui secara langsung dan nyata
mengenai bidang penginputan data dan pendataan data karyawan
d. Melatih kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik.
Mengingat keterlibatan penulis secara langsung selama pelaksanaan
Praktik Bisnis/Magang, penulis dituntut untuk mampu berkomunikasi
dan bersosialisasi saat berinteraksi dengan banyak orang di tempat
kerja
e. Melatih disiplin dan tanggap dalam setiap tugas yang diberikan. Hal
ini berpengaruh pada ketepatan penyelesaian tugas kerja yang
diberikan

Anda mungkin juga menyukai