Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan yang


terutang menurut ketentuan perundang-undangan tanpa mendapat prestasi
kembali yang langsung dapat ditunjuk yang tujuannya untuk digunakan
membiayai pengeluaran public sehubungan dengan tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan.
Prinsip Pemungutan Pajak Menurut teori yang ada bahwa negara
berhak memungut pajak dari penduduknya, karena penduduk negara tersebut
mempunyai kepentingan kepada negara.Makin besar kepentingan penduduk
kepada negara, maka makin besar pula perlindungan negara kepadanya.
Sama dengan teori asuransi, teori ini mempunyai kelemahan antara
lain tentang fungsi negara untuk melindungi segenap rakyatnya. Negara tidak
boleh memilih-milih dalam melindungi penduduknya. Jika misalnya di suatu
RT (Rukun Tetangga) terjadi kebakaran, apakah hanya mereka yang sudah
bayar pajak yang dibantu dan diselamatkan oleh petugas mobil kebakaran?
Di samping itu jika ditinjau dari unsur definisi pajak, maka adanya hubungan
langsung atau kontraprestasi (dalam hal ini kepentingan wajib pajak) telah
menggugurkan eksistensi pajak itu sendiri.
Pengertian tunggakan pajak Tunggakan pajak merupakan pajak yang
terutang ataupun yang belum dibayar kepada negara dalam jangka waktu
yang telah ditetapkan, jumlah hutang pajak yang harus dibayar dalam batas
waktu yang telah ditetapkan tercantum dalam surat ketetapan pajak (SKP)
dan harus dibayar oleh wajib pajak ataupun penanggung pajak.
Dalam pelaksanaannya tidak semua wajib pajak atau penanggung
pajak melunasi pajak yang terhutang tepat waktu.Apabila sampai batas waktu
yang telah ditentukan hutang pajak tersebut belum juga dilunasi, maka

1
dilakukkan biaya tindakan penagihan dengan pajak. Penagihan atau pajak
adalah serangkaian tindakan agar penaggung pajak melunasi utang pajak dan
penagihan pajak menegur memperingatkan, melaksanakan penagihan
seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan
pencegahan pelaksanaan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual
barang yang telah disita. Prosedur penagihan pajak dimulai dari
dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak oleh Kantor Pelayanan Pajak.SKP
tersebut berdasarkan Surat Pemberitahuan yang disampaikan dan disusun
oleh wajib pajak sendiri yang dikenal dengan istilah self assessment system.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan tujuan pemeriksaan pajak?
2. Apa saja ruang lingkup pemeriksaan pajak?
3. Apa saja jenis dan jangka waktu pemeriksaan pajak?
4. Apa saja metode dan tehnik pemeriksaan pajak?
5. Bagaimanakah penjelasan mengenai:
a. Pemeriksaan khusus
b. Pemeriksaan bukti permulaan
c. Pemeriksan ulang
d. Perluasan dan pengalihan pemeriksaan
6. Bagaimanakan jika WP menolak pemeriksaan dan dalam kondisi seperti
apakah penyegelan dilakukan?
7. Apa pengertian dari penyelesaian dan pembatalan pemeriksaan pajak?
8. Apa yang dimaksud gugatan dalam pemeriksaan pajak?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemeriksaan Pajak

Pemeriksaan pajak adalah serangkaian kegiatan mencari,


mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undang perpajakan.
Sedangkan definisi pemeriksaan dijelaskan pada Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 82/PMK.03/2011 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak
Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi:
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah
data, keterangan, dan bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

B. Tujuan Pemeriksaan Pajak

Tujuan dari pemeriksaan pajak ialah:


1. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan:
1) Harus dilakukan dalam hal wajib pajak mengajukan permohonan
restitusi sebagaimana dimaksud dalam pasal 17B Undang-Undang KUP
2) Dapat dilakukan dalam hal wajib pajak :
a. Menyampaikan spt lb, termasuk yang telah diberikan pengembalian
pendahuluan kelebihan pembayaran pajak.
b. Menyampaikan spt rugi.
c. Tidak menyampaikan spt atau menyampaikan spt tetapi melampau
jangka waktu yang telah ditetapkan dalam surat teguran.
d. Melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi,
pembubaran usaha.

3
e. WP OP yang akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya.
f. Menyampaikan Surat Pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi
berdasarkan hasil analisis risiko (risk based selection) mengindikasikan
adanya kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang tidak dipenuhi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
2. Tujuan lain, yaitu:
a. Pemberian NPWP secara jabatan
b. Penghapusan NPWP
c. Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan pengusaha kena pajak
d. Wajib pajak mengajukan keberatan
e. Pengumpulan bahan guna menyusun Norma Perhitungan Penghasilan
Netto
f. Pengumpulan bahan guna menyusun Norma Perhitungan Penghasilan
Netto
g. Pengumpulan bahan guna menyusun Norma Perhitungan Penghasilan
Netto
h. Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN
i. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak
j. Memenuhi permintaan informasi dari negara mitra Perjanjian
Penghindaran Pajak Berganda

C. Ruang Lingkup Pemeriksaan Pajak

1. Satu atau beberapa bulan (masa): ruang lingkup untuk menguji kewajiban
pemungutan atau pemotongan. Seperti PPn, PPnBM, PPh pasal 21, PPh
pasal 22, 23, 26, PPh pasal 4 Ayat (2).
2. Bagian tahun pajak atau tahun pajak: menguji kewajiban PPh badan atau
PPh OP. Tidak selalu 12 bulan. Contoh: bulan Mei sebuah perusahaan
dibubarkan dan likuidasi bulan Agustus. Maka pemeriksaan tahun tersebut
disebut bagian tahun pajak.

4
D. Jenis Dan Jangka Waktu Pemeriksaan Pajak

1. Jenis Pemeriksaan:
a. Pemeriksaan Lapangan dilakukan di tempat WP atas satu jenis pajak,
beberapa jenis pajak atau seluruh jenis pajak, untuk tahuntahun yang
lalu maupun untuk tahun berjalan.
b. Pemeriksaan Kantor adalah Pemeriksaan yang dilakukan di kantor
Direktorat Jenderal Pajak.
2. Jangka Waktu:
a. Pemeriksaan Lapangan dilakukan dalam jangka waktu paling lama 4
(empat) bulan dan dapat diperpanjang menjadi paling lama 8 (delapan)
bulan yang dihitung sejak tanggal Surat perintah Pemeriksaan sampai
dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan.
b. Pemeriksaan Kantor dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3
(tigabulan dan dapat diperpanjang menjadi 6 (enam) bulan yang
dihitung sejak tanggal Wajib Pajak datang memenuhi surat panggilan
dalam rangka Pemeriksaan Kantor sampai dengan tanggal Laporan
Hasil Pemeriksaan.

Apabila dalam pemeriksaan lapangan ditemukan indikasi yang terkait


dengan transfer pricing dan atau transaksi khusus lain. Dalam hal pemeriksaan
dilakukan berdasarkan kriteria pemeriksaan pajak.

E. Metode Dan Tehnik Pemeriksaan Pajak Metodepemeriksaan Pajak

1. Metode Langsung adalah teknik dan prosedur pemeriksaan dengan


melakukan pengujian atas kebenaran pospos Surat Pemberitahuan (SPT)
termasuk lampirannya, yang dilakukan secara langsung terhadap buku,
catatan, dan dokumen terkait.
2. Metode Tidak Langsung adalah teknik dan prosedur pemeriksaan dengan
melakukan pengujian atas kebenaran pospos Surat Pemberitahuan (SPT)
termasuk lampirannya, yang dilakukan secara tidak langsung melalui suatu
pendekatan penghitungan tertentu.

5
1. Pendekatan:
a. Transaksi Tunai dan Bank;
b. Sumber dan Penggunaan Dana;
c. Penghitungan Rasio;
d. Satuan dan Volume;
e. Pertambahan Kekayaan Bersih (Net Worth);
f. Penghitungan Biaya Hidup
2. Tehnik Pemeriksaan Pajak
a. Pemanfaatan informasi internal dan eksternal Direktorat Jenderal Pajak;
b. Pengujian keabsahan dokumen;
c. Evaluasi;
d. Analisis angka-angka
e. Penelusuran angkaangka (tracing)
f. Penelusuran bukti
g. Pengujian keterkaitan
h. Ekualisasi atau rekonsiiasi
i. Permintaan keterangan atau bukti
j. Konfirmasi
k. Inspeksi
l. Pengujian kebenaran fisik
m. Pengujian kebenaran pengitungan matematis
n. Wawancara
o. Uji petik (sampling)
p. Teknik audit berbantuan computer (TABK)
q. Teknik-teknik lainnya.

F. Pemeriksaan Hal Tertentu

1. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Khusus harus dilakukan melalui PL atau PSL untuk
satu, beberapa atau seluruh jenis pajak kewajiban Wajib Pajak termasuk

6
Wajib Pajak yang diberikan fasilitas pengembalian pendahuluan kelebihan
pembayaran pajak, berdasarkan:
a) Adanya dugaan melakukan tindak pidana di bidang perpajakan
b) Pengaduan masyarakat, termasuk melalui Kotak Pos 5000
c) Data baru atau data yang semula belum terungkap
d) Permintaan Wajib Pajak
e) SPT lebih bayar hasil edit
f) Pertimbangan Direktur Jendral Pajak

Khusus untuk kriteria pemeriksaan pada butir 3 hanya


diberlakukan terhadap Wajib Pajak yang telah diberikan fasilitas
pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak.

2. Pemeriksaan Bukti Permulaan


Adalah Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendapatkan bukti
permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana di bidang
perpajakan.

3. Bukti Permulaan
Keadaan, perbuatan, dan bukti berupa keterangan, tulisan, atau
benda yang dapat memberikan petunjuk adanya dugaan kuat bahwa sedang
atau telah terjadi suatu tindak pidana di bidang perpajakan yang dilakukan
oleh siapa saja yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.

4. Pemeriksaan Ulang
1) Pemeriksaan ulang berdasarkan:
a. Persetujuan Dirjen Pajak, dan
b. Intruksi Dirjen Pajak.
2) Pemeriksaan ulang hanya dapat dilakukan dalam hal :
a. Terdapat data baru dan atau data yang semula belum terungkap yang
dapat mengakibatkan penambahan pajak terutang
b. Pertimbangan Dirjen Pajak

7
c. Terdapat indikasi bahwa Wajib Pajak melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan
3) Ruang lingkup dari Pemeriksaan Ulang :
a. Semua jenis pajak
b. Beberapa jenis pajak
c. Satu jenis pajak
5. Perluasan Pemeriksaan
1) Perluasan pemeriksaan dilakukan karena adanya :
a. SPT Tahunan PPh Tahun-Tahun Pajak Sebelumnya menyatakan
Rugi Tidak Lebih Bayar
b. SPT Masa PPN masa-masa sebelumnya menyatakan LB Kompensasi
2) Pengalihan PemeriksaanDilakukan karena:
a. WP pindah domisili ke KPP lain.
b. Instruksi/Persetujuan/Penugasan/LP2 telah terbit. dan
c. Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan/Panggilan Pemeriksaan
Kantor belum disampaikan ke WP.

G. Penolakan Dan Penyegelan Dalam Pemeriksaan

1. Pemeriksaan Lapangan
Diakukan karena WP tidak memenuhi kewajiban pasal 29 ayat (3) huruf a,
b, c UU KUP.Dan WP diwajibkan menandatagani Surat Pernyataan
Penolakkan Pemeriksaan.Lalu Pemeriksa membuat BA penolakan
Pemeriksaan.
2. Pemeriksaan Kantor
Dilakukan karena WP memenuhi panggilan namun menolak adanya
pemeriksaan. Dan sama seperti pemeriksaan lapangan WP harus
menandatangani Surat Pernyataan Penolakan Pemeriksaan. Lalu
Pemeriksa membuat BA penolakan Pemeriksaan.

8
H. Penyelesaian Dan Pembatalan Pemeriksaan

1. Penyelesaian Pemeriksaan
Pemeriksaan Lapangan dan Kantor dapat diselesaikan dengan cara:
a. Menghentikan pemeriksaan dengan membuat LHP SumirDikarenakan:
1) WP tidak ditemukan
2) Pemeriksaan untuk SPT yang bukan restitusi (bukan Ps 17B UU
KUP )
3) disetujui dilakukan Pemeriksaan Bukper
4) Pemeriksaan atas permohonan restitusi (Ps 17B UU KUP)
ditangguhkan
5) karena dilakukan pemeriksaan Bukper
b. Membuat LHP sebagai dasar penerbitan SKPDikarenakan:
1) WP tidak ditemukan & Pemeriksaan dilakukan terhadap permohonan
restitusi Ps 17B UU KUP
2) WP ditemukan & Pemeriksaan dapat diselesaikan sesuai jangka
waktu pemeriksaan
3) WP ditemukan & SPHP belum dapat diselesaikan sampai dengan
berakhirnya perpanjangan jangka waktu pemeriksaan
c. Mengusulkan Pemeriksaan Bukti Permulaan

2. Pembatalan Pemeriksaan
Pembatalan pemeriksaan ada dua, yaitu pembatalan hasil
pemeriksaan dan pembatalan penugasan pemeriksaan. Pembatalan hasil
pemeriksaan artinya yang dibatalkan adalah “hasil” pemeriksaan berupa
surat ketetapan pajak (SKP). Sedangkan pembatalan penugasan adalah
pembatalan atas Surat Perintah Pemeriksaan [SP2].Dengan dibatalkannya
SP2 maka “seolah-olah” tidak ada SP2.Sehingga atas pemeriksaan tersebut
tidak ada Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan [SPHP] dan Laporan
Hasil Pemeriksaan [LHP].

9
I. Gugatan Dalam Pemeriksaan Pajak

Dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

1. Dilakukan oleh majelis dan dinyatakan terbuka untuk umum dengan


kegiatan :
a. Pembukaan sidang
b. Pemeriksaan kelengkapan
c. Memanggil tergugat dan penggugat
d. Penjelasan sengketa
e. Pernyataan kepada tergugat
f. Pertanyaan kepada saksi
g. Penyelesaian siding
2. Dilakukan oleh majelis atau hakim tunggal. Pemeriksaan dilakukan
terhadap :
a. Sengketa pajak tertentu
b. Sengketa pajak yang tergugatnya tidak memenuhi ketentuan :
1) Gugatan diajukan dengan surat gugatan dalam bahasa Indonesia
kepada pengadilan pajak
2) Satu pelaksana penagihan atau satu keputusan diajukan satu surat
gugatan.
c. Gugatan yang tidak diputus dalam waktu 6 bulan sejak surat gugatan
diterima
d. Keputusan peradilan pajak tidak sesuai ketentuan atau kesalahan tulis
dan atau kesalahan hitung dalam putusan peradilan pajak
e. Sengketa berdasarkan pertimbangan hokum bukan merupakan
wewenang pengadilan pajak.

J. Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak

Berdasarkan Pasal 6 ayat (2) Peraturan Direktur Jenderal Pajak


Nomor PER-9/PJ/2010 tentang Standar Pemeriksaan Untuk Menguji
Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan, bentuk, isi, dan format

10
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) disusun dengan merujuk pada Pedoman
Penyusunan LHP. Pedoman ini dibuat agar format LHP menjadi seragam.Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan LHP adalah sebagai berikut.

1. LHP adalah laporan yang berisi tentang pelaksanaan dan hasil pemeriksaan
yang disusun oleh Pemeriksa Pajak secara ringkas dan jelas serta sesuai
dengan ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan.
2. LHP disusun secara ringkas dan jelas, memuat ruang lingkup atau pos-pos
yang diperiksa sesuai dengan tujuan Pemeriksaan, memuat simpulan
Pemeriksa Pajak yang didukung temuan yang kuat tentang ada atau tidak
adanya penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan,
dan memuat pula pengungkapan informasi lain yang terkait dengan
Pemeriksaan.
3. LHP untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan berisi
antara lain mengenai:
a. Penugasan pemeriksaan.
b. Identitas Wajib Pajak.
c. Pembukuan atau pencatatan Wajib Pajak.
d. Pemenuhan kewajiban perpajakan.
e. Data/informasi yang tersedia.
f. Lampiran yang diwajibkan.
g. Buku, catatan, dan dokumen serta data, informasi, dan keterangan lain
yang dipinjam.
h. Materi yang diperiksa.
i. Uraian hasil pemeriksaan.
j. Ikhtisar hasil pemeriksaan.
k. Penghitungan pajak terutang. dan
l. Simpulan dan usul Pemeriksa Pajak.

11
K. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Dan Penghitungan Pajakterutang

Bagian ini berisi informasi mengenai ringkasan koreksi masing-masing


pos yang diperiksa sebagaimana dimaksud dalam angka romawi II huruf E di
atas beserta penghitungan pajak terutang, kredit pajak, pajak yang kurang
(lebih) dibayar, sanksi administrasi, jumlah pajak yang masih harus (lebih)
dibayar dan Surat Tagihan Pajak.

L. Simpulan Dan Usulan Pemeriksa

Ø . 1. Simpulan Pemeriksa, yang berisi:


a) Informasi mengenai ringkasan penghitungan pajak sebelum dan setelah
pemeriksaan, serta rasio keuangan dan persentase koreksi yang
dihasilkan
b) Data/informasi yang diproduksi oleh Pemeriksa setelah
melakukan pemeriksaan.
2. Usulan Pemeriksa, yang berisi:
a) Usulan surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak dan usulan lainnya
berdasarkan hasil pemeriksaan sesuai ketentuan yang berlaku. Atau
b) Usulan penghentian pemeriksaan dalam hal Tim Pemeriksa
mengusulkan penghentian pemeriksaan sesuai ketentuan yang berlaku.

M. Hak Wajib Pajak Apabila Dilakukan Pemeriksaan

Dalam Pasal 13 PMK No. 199/PMK.03/2007. PMK 82/PMK.03/2011,


menyebutkan hak-hak dari Wajib Pajak saat dilakukan pemeriksaan untuk
menguji kepatuhan WP, dibagi 2, yaitu pada saat pemeriksaan lapangan dan
pemeriksaan kantor.

Dalam pelaksanaan Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan


kewajiban perpajakan dengan jenis Pemeriksaan Lapangan, Wajib Pajak
berhak:

12
a. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal
Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan.
b. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan surat pemberitahuan
pemeriksaan sehubungan dengan pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan.
c. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan
dan tujuan Pemeriksaan.
d. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan surat tugas apabila
susunan tim Pemeriksa Pajak mengalami perubahan.
e. Menerima Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan.
f. Menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dalam jangka waktu yang
telah ditentukan.
g. Mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan dengan Tim Quality
Assurance Pemeriksaan, sehubungan dengan masih terdapat hasil Pemeriksaan
yang belum disepakati antara Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak dalam
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan. Dan
h. Memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh
Pemeriksa Pajak melalui pengisian Kuesioner Pemeriksaan.

Dalam pelaksanaan Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban


perpajakan dengan jenis Pemeriksaan Kantor, Wajib Pajak berhak:

a. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal


Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan.
b. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan
dan tujuan Pemeriksaan.
c. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan surat tugas apabila
susunan Pemeriksa Pajak mengalami pergantian.
d. Menerima Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan.
e. Menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dalam jangka waktu yang
telah ditentukan.
f. Mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan dengan Tim Quality
Assurance Pemeriksaan, sehubungan dengan masih terdapat hasil Pemeriksaan

13
yang belum disepakati antara Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak dalam
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan. Dan
g. Memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh
Pemeriksa Pajak melalui pengisian Kuesioner Pemeriksaan.

Pasal 39 PMK No. 199/PMK.03/2007. PMK 82/PMK.03/2011 menjelaskan


tentang hak WP yang kepadanya sedang dilakukan pemeriksaan untuk tujuan lain.

Dalam pelaksanaan Pemeriksaan untuk tujuan lain dengan jenis Pemeriksaan


Lapangan, Wajib Pajak berhak:

a. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal


Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan kepada Wajib Pajak pada
waktu Pemeriksaan.
b. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan pemberitahuan secara
tertulis sehubungan dengan pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan.
c. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan
dan tujuan Pemeriksaan.
d. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Surat Tugas apabila
terdapat perubahan susunan Tim Pemeriksa Pajak. Dan
e. Memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh
Pemeriksa Pajak melalui pengisian formulir Kuesioner Pemeriksaan.

Dalam pelaksanaan Pemeriksaan untuk tujuan lain dengan jenis Pemeriksaan


Kantor, Wajib Pajak berhak:

1. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperiihatkan Tanda Pengenal


Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan kepada Wajib Pajak pada
waktu Pemeriksaan.
2. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang
alasan dan tujuan Pemeriksaan.
3. Meminta kepada Pemeriksa Paiak untuk memperlihatkan Surat Tugas
apabila terdapat perubahan Susunan Tim Pemeriksa Pajak. Dan

14
4. Memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh
Pemeriksa Pajak melalui pengisian formulir Kuesioner Pemeriksaan.

N. Wewenang Pemeriksa Pajak

1. Melihat dan meminjam buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan
penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak,
atau objek yang terutang pajak.
2. Mengakses dan mengunduh data yang dikelola secara elektronik.
3. Memasuki dan memeriksa tempat atau ruang, barang bergerak dan tidak
bergerak yang diduga atau patut diduga digunakan untuk menyimpan buku
atau catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan,
dokumen lain, uang dan barang yang dapat memberi petunjuk tentang
penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak,
atau objek yang terutang pajak.
4. Meminta kepada Wajib Pajak untuk memberi bantuan guna kelancaran
Pemeriksaan, antara lain berupa:
a. Menyediakan tenaga dan peralatan atas biaya Wajib Pajak apabila
dalam mengakses data yang dikelola secara elektronik memerlukan
peralatan dan keahlian khusus.
b. Memberi kesempatan kepada Pemeriksa Pajak untuk membuka
barang bergerak dan tidak bergerak.dan
c. Menyediakan ruangan khusus tempat dilakukannya Pemeriksaan
Lapangan dalam hal jumlah buku, catatan, dan dokumen sangat
banyak sehingga sulit untuk dibawa ke kantor Direktorat Jenderal
Pajak.
d. Melakukan penyegelan tempat atau ruang tertentu serta barang
bergerak dan tidak bergerak.
e. Meminta keterangan lisan dan tertulis dari Wajib Pajak.dan

15
f. Meminta keterangan dan bukti yang diperlukan dari pihak ketiga yang
mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang diperiksa melalui
kepala unit pelaksana Pemeriksaan.

O. Pengertian Penyidikan

Penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan adalah serangkaian


taindakan yang dilakukan oleh penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan
bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang
perpajakan yang terjadi, serta menemukan tersangkanya

Tindak pidana dibidang perpajakan meliputi perbuatan:

1. yang dilakukan oleh seseorang atau oleh badan yang diwakili pengurus
2. memenuhi rumusan undang-undang
3. diancam dengan sanksi pidana
4. melawan hukum
5. dilakukan di bidang perpajakan
6. dapat menimbulkan kerugian bagi pendapatan negara

Penyidik adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan


direktorat jenderal pajak yang diberi weewnang khusus sebagai penyidik
untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan

P. Wewenang Penyidik

Dalam UU Nomor 28 Tahun 2007 Ps 44 jo. KEP-272/PJ/2002 Pasal 9 (2)


Wewenang Penyidik adalah:
1. Menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan agar keterangan atau
laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas.
2. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi
atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan
dengan tindak pidana di bidang perpajakan.

16
3. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan
sehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan.
4. Memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak
pidana di bidang perpajakan.
5. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,
pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan
bukti tersebut.
6. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana di bidang perpajakan.
7. Menyuruh berhenti dan melarang seseorang meninggalkan ruangan atau
tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa
identitas orang, benda, dan dokumen yang dibawa.
8. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang
perpajakan.
9. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi.
10. Menghentikan penyidikan.
11. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak
pidana di bidang perpajakan menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Q. Asas Hukum Penyidikan

1. Asas praduga tak bersalah, yaitu bahwa setiap orang yang disangka,
dituntut, dan atau dihadapkan di muka sidang pengadilan, wajib dianggap
tidak bersalah sampai adanya putusan pengadilan yang menyatakan
kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum tetap.
2. Asas persamaan di muka hukum, yaitu bahwa setiap orang mempunyai
hak dan kewajiban yang sama dimuka hukum, tanpa ada perbedaan.
3. Asas hak memeproleh bantuan/penasehat hukum, setiap tersangka perkara
tindak pidana di bidang perpajakan wajib diberi kesempatan memperoleh
bantuan hukum yang semata-mata diberikan untuk melaksanakan

17
kepentingan pembelaan atas dirinya sejak dilakukan pemeriksaan
terhadapnya.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Fungsi dan tujuan pemeriksaan pajak secara keseluruhan adalah


supaya Wajib Pajak melaporkan kegiatan usahanya dengan benar.Benar
karena Wajib Pajak melaporkan kegiatan usahanya sesuai keadaan
sebenarnya. Tidak ada yang ditutupi, tidak ada yang disembunyikan dan
terbuka. Benar karena Wajib Pajak telah menghitung pajak terutang sesuai
dengan peraturan perundang- undangan perpajakan yang berlaku.
1. Ada banyak ketentuan dalam melakukan pemeriksaan pajak, secara garis
besar diantaranya yaitu:
a. Ruang Lingkup pemeriksaan
b. Kriteria Pemeriksaan
c. Jenis Pemeriksaan
d. Jangka Waktu Pemeriksaan
e. Jangka Waktu RestitusiPajak
f. Penyelesaian Pemeriksaan
g. Pertemuan dengan Wajib Pajak
h. Peminjaman Dokumen dan Penyegelan
i. Permintaan Keterangan
j. SPHP dan Closing Conference
2. Setiap dilakukan pemeriksaan pajak oleh kantor pajak, Wajib pajak
mempunyai kewajiban dan haknya yang telah ditentukan oleh perundang-
undangan.

B. Saran
Sebagai umat manusia yang tak pernah lepas dari salah, kami selaku
penulis hanya melampirkan materi yang terbaik, jika ada ditemukan

19
kesalahan-kesalahan dalam penulisan mohon dimaafkan.Semoga mkalah ini
dapat menjadi referensi bagi yang membacanya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anastasia Diana dan Lilis Setiawati. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep,


Aplikasi, Dan Penuntun Praktis. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat

21

Anda mungkin juga menyukai