Rancangan Kontrak 1
Rancangan Kontrak 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekilas, bila kita mendengar kata kontrak, kita langsung berpikir bahwa
yang dimaksudkan adalah suatu perjanjian tertulis. Artinya, kontrak sudah
dianggap sebagai suatu pengertian yang lebih sempit dari perjanjian. Dan bila
melihat berbagai tulisan, baik buku, makalah atau tulisan ilmiah lainnya, kesan ini
tidaklah salah, sebab penekanan kontrak selalu dianggap sebagai medianya suatu
perjanjian yang dibuat secara tertulis.[1]
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada dasarnya kontrak yang dibuat oleh para pihak berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Dengan demikian, kontrak yang
dibuat oleh para pihak disamakan dengan undang-undang. Oleh karena itu, untuk
membuat kontrak diperlukan ketelitian dan kecermatan dari para pihak, baik dari
pihak kreditur maupun debitur, baik investor maupun dari pihak negara yang
bersangkutan.
Salah satu tahap yang menentukan dalam pembuatan kontrak, yaitu tahap
penyusunan kontrak. Penyusunan kontrak ini perlu ketelitian dan kejelian dari
para pihak maupun para Notaris. Karena, apabila keliru di dalam pembuatan
kontrak maka akan menimbulkan persoalan di dalam pelaksanaannya. Ada lima
tahap dalam penyusunan kontrak di Indonesia, sebagaimana dikemukakan berikut
ini.[2]
a. Judul kontrak
Walaupun judul tidak merupakan syarat sahnya kontrak atau dengan kata
lain tidak mempengaruhi keabsahan suatu kontrak, namun demikian sebagai
identitas suatu kontrak, judul adalah mutlak adanya. Dengan demikian, setiap
orang akan dengan mudah mengetahui jenis kontrak apa yang sedang mereka
baca/lihat. Walaupun pemberian judul atas suatu kontrak merupakan
kebebasan bagi para pihak, namun bagi perancang atau pembuat kontrak
seyogianya memiliki kemampuan untuk membuat suatu judul kontrak yang
dibuatnya. Artinya, antara judul dengan isi kontrak harus ada korelasi dan
relevansinya.[3]
b. Pembukaan
3
c. Pihak-pihak dalam kontrak
Perlu diperhatikan jika pihak tersebut orang pribadi serta badan hukum
terutama kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum dalam bidang
kontrak.
1) perorangan
2) badan usaha, ada yang badan usaha berbadan hukum dan badan usaha
bukan badan hukum
d. Racital
Recital adalah penjelasan resmi atau merupakan latar belakang atas suatu
keadaan dalam suatu perjanjian/kontrak untuk menjelaskan mengapa terjadi
perikatan. Dalam recital biasanya juga dicantumkan tentang sebab
(consideration) masing-masing pihak, hal ini berguna karena merupakan salah
satu syarat sahnya suatu perjanjian.
Dalam hal tidak ada yang perlu dijelaskan, maka recital tidak mutlak harus
ada dalam suatu perjanjian/kontrak. Suatu perjanjian yang merupakan novasi
kiranya dalam recital-nya perlu dituangkan tentang perikatan lama yang
digantikan oleh perikatan baru, karena bila perikatan lamanya tidak
dijelaskan, maka tidaklah terjadi novasi.
e. Isi kontrak
Bagian yang merupakan inti kontrak. Yang memuat apa yang dikehendaki,
hak, dan kewajiban termasuk pilihan penyelesaian sengketa.
Dalam suatu kontrak, hampir pasti kita selalu menemukan kata “pasal”.
Secara sederhana dapat digambarkan bahwa pasal adalah bagian dari suatu
kontrak yang terdiri dari kalimat atau sejumlah kalimat yang menggambarkan
kondisi dan informasi tentang apa yang disepakati, baik secara tersurat
maupun tersirat.
4
1) urutan, artinya oleh karena pasal-pasal tersebut mencerminkan isi dan
kondisi kesepakatan, maka ia harus dibuat secara kronologis sehingga
memudahkan menemukan dan mengetahui hal-hal yang diatur oleh
masing-masing pasal.
3) keterpaduan, artinya antara satu ayat dengan ayat yang lain atau antara
satu kalimat dengan kalimat yang lain dalam suatu pasal harus ada
keterpaduan, mempunyai hubungan satu sama lain.
f. Penutup
5
d. Risk allocation.
e. Condition.
g. Boillerplate.
h. Signature.
Apa yang dimuat dalam masing-masing bagian tersebut tentu saja tidak
sama pentingnya antara satu kontrak dengan kontrak yang lainnya karena
biasanya kontrak yang sederhana tidak begitu banyak hal yang dicantumkan
dalam bagian pendahuluan begitu pula pada bagian penutup.
1. Bagian Pendahuluan
6
b. Subbagian pencantu man identitas para pihak (caption/ Komparisi).
Dalam subbagian ini dicantumkan identitas para pihak yang mengikat diri
dalam kontrak dan siapa-siapa yang menandatangani kontrak tersebut.Komparisi /
Identitas Para Pihak Bagian ini merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan, namun sering kurang mendapatkan porsi sebagaimana yang
seharusnya.
Pada bagian ini dituliskan identitas para pihak. Apabila perorangan, maka
yang wajib ditulis disini minimal adalah nama, pekerjaan, alamat yang
bersangkutan. Apabila sebuah badan hukum, misalnya Perseroan Tebatas (PT),
maka yang berhak tanda tangan disini, adalah adalah yang berhak mewakili,
bertindak untuk dan atas nama PT yang besangkutan.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan tentang identitas para pihak, yaitu:
7
Adapun mengenai contoh bentuk komparisi adalah sebagai berikut:[9]
Tuan AMIR, lahir di Pekalongan pada tanggal tujuh belas Agustus seribu
sembilan ratus tujuh puluh empat (17-08-1974), warga negara Indonesia,
wiraswasta, bertempat tinggal di Semarang,Jalan Durian Nomor 100, Rukun
Tetangga 02 Rukun Warga 02, Keluarahan Pleburan, Kecamatan Semarang
Timur, pemegang kartu tanda penduduk nomor 12.34.5678.009.
KUASA LISAN
Tuan Zaky, lahir di Pekalongan pada tanggal tujuh belas Agustus seribu
sembilan ratus tujuh puluh empat (17-08-1974), warga negara Indonesia,
wiraswasta, bertempat tinggal di Semarang,Jalan Durian Nomor 100, Rukun
Tetangga 02 Rukun Warga 02, Kelurahan Pleburan, Kecamatan Semarang Timur,
pemegang kartu tanda penduduk nomor 12.34.5678.009.
Menurut keterangannya dalam hal ini bertindak selaku kuasa lisan dari dan
oleh karena itu untuk dan atas nama serta seberapa perlu menguatkan dirinya guna
menanggung dan menjamin Nyonya Dika, lahir di Jakarta pada tanggal tujuh
Agustus seribu sembilan ratus tujuh puluh (07-08-1970), warga negara Indonesia,
wiraswasta, bertempat tinggal di Jakarta Pusat, Jalan SawoNomor 10, Rukun
Tetangga 10 Rukun Warga 10, Kelurahan Menteng, Kecamatan Gondangdia,
pemegang kartu tanda penduduk nomor 12.34.666.111.
Tuan AMIR, lahir di Pekalongan pada tanggal tujuh belas Agustus seribu
sembilan ratus tujuh puluh empat (17-08-1974), warga negara Indonesia,
wiraswasta, bertempat tinggal di Semarang,Jalan Durian Nomor 100, Rukun
Tetangga 02 Rukun Warga 02, Kelurahan Pleburan, Kecamatan Semarang Timur,
pemegang kartu tanda penduduk nomor 12.34.5678.009.
-menurut keterangannya dalam hal ini bertindak berdasarkan surat kuasa yang
dibuat dibawah tangan tertanggal sepuluh Maret dua ribu sebelas (10-03-2011),
bermaterai cukup yang aslinya dilekatkan atau dijahitkan pada minuta akta ini,
selaku kuasa dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama Nyonya Rahma, lahir
diJakarta pada tanggal tujuh Agustus seribu sembilan ratus tujuh puluh (07-08-
1970), warga negara Indonesia, wiraswasta,bertempat tinggal di Jakarta Pusat,
Jalan Sawo Nomor 10, Rukun Tetangga 10 Rukun Warga 10, Kelurahan Menteng,
Kecamatan Gondangdia, pemegang kartu tanda penduduk nomor 12.34.666.111.
8
SURAT KUASA DI BAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI/ /
DIWAARMEKING
Tuan Yudi, lahir di Pekalongan pada tanggal tujuh belas Agustus seribu
sembilan ratus tujuh puluh empat (17-08-1974), warga negara Indonesia,
wiraswasta, bertempat tinggal di Semarang,Jalan Durian Nomor 100, Rukun
Tetangga 02 Rukun Warga 02, Keluarahan Pleburan, Kecamatan Semarang
Timur, pemegang kartu tanda penduduk nomor 12.34.5678.009.
2. Bagian Isi
Ada empat hal yang tercantum dalam bagian isi, yaitu sebagai berikut:[10]
c. Klausula spesifik
9
Klausula spesifik mengatur hal-hal yang spesifik dalam suatu
transaksi. Artinya klausula tersebut tidak terdapat dalam kontrak dengan
sanksi yang berbeda.
3. Bagian Penutup
Ada dua hal yang tercantum pada bagian penutup, yaitu sebagai berikut:
1. Para pihak, yang memuat secara jelas para pihak. Yang dimaksud
dengan identitas para pihak adalah nama, alamat, kewarganegaraan,
wewenang penanda tangan, dan domisili.
2. Rumusan pekerjaan, yang memuat uraian yang jelas dan rinci tentang
lingkup kerja, nilai pekerjaan, dan batasan waktu pelaksanaan. Lingkup
kerja meliputi:
10
besarnya perubahan volume yang tidak memerlukan persetujuan para
pihak terlebih dahulu;
3. Nilai pekerjaan, yakni jumlah besarnya biaya yang akan diterima oleh
penyedia jasa untuk pelaksanaan lingkup pekerjaan. Batas waktu
pelaksanaan adalah jangka waktu untuk menyelesaikan keseluruhan
lingkup pekerjaan termasuk masa pemeliharaan.
11
10. Pemutusan kontrak kerja konstruksi, yang memuat ketentuan tentang
pemutusan kontrak kerja konstruksi yang timbul akibat tidak dapat
dipenuhinya kewajiban salah satu pihak.
3. pemasok bahan dan atau komponen bangunan dan atau peralatan yang
harus memenuhi standar yang berlaku.
12
C. Pasca Penyusunan Kontrak
Setelah kontrak dibuat, ada dua hal yang harus diperhatikan oleh para
pihak, yaitu :[13]
Kadang kala sebuah kontrak yang telah dibuat dan siap diterapkan tidak
jelas/tidak lengkap sehingga perlu adanya penafsiran. Menurut undang-
undang, penafsiran itu dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal
berikut:
e. kebiasaan setempat.
Para pihak bebas menentukan cara yang akan ditempuh jika timbul
sengketa dikemudian hari. Biasanya juga penyelesaian sengketa diatur
secara tegas dalam kontrak. Para pihak dapat memilih lewat pengadilan
atau di luar pengadilan.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.Pada dasarnya kontrak yang dibuat oleh para pihak berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang membuatnya. Dengan demikian, kontrak yang
dibuat oleh para pihak disamakan dengan undang-undang. Oleh karena itu,
untuk membuat kontrak diperlukan ketelitian dan kecermatan dari para
pihak, baik dari pihak kreditur maupun debitur, baik investor maupun dari
pihak negara yang bersangkutan.
3.Setelah kontrak dibuat, ada dua hal yang harus diperhatikan oleh para
pihak, yaitu Pelaksanaan dan penafsiran serta Alternatif penyelesaian
sengketa.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan
yang menyebabkan makalah ini jauh dari kesempurnaan yang diharapkan. Oleh
karena itu, penulis mengharap sumbang kritik dan saran yang membangun yang
nantinya bermanfaat bagi penulis sendiri maupun seluruh
pembaca.Wallauhua’lam
14
DAFTAR PUSTAKA
Salim HS. 2006. Hukum Kontrak, Teori & Teknik Penyusunan Kontrak. Jakarta:
Sinar Grafika.
Fuady, Munir. 2007. Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis).
Bandung: Citra Aditya Bakti.
15