ASKEP DM Nyoman
ASKEP DM Nyoman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Agar dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang optimal maka dikembangkan upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat yang
Dengan demikian perawatan merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam semua
upaya tersebut diatas. Dalam upaya perawatan ini perawat melaksanakan suatu asuhan
keperawatan dengan memperhatikan klien secara menyeluruh baik fisik, mental, sosial
maupun spiritual, dimana perawat harus selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanan
dalam proses pertumbuhan dan pemulihan klien dengan gangguan sistem endokrin khususnya
Diabetes Melitus.
Diabetes Mellitus menimbulkan gangguan multi sistem dan merupakan suatu penyakit
yang banyak ditemukan di masyarakat. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah
klien dengan Diabetes Mellitus yang datang ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan
lebih lanjut. Menurut catatan di ruang perawatan Interna Atas Perjan RS DR. Wahidin
Sudirohusodo Makassar Jumlah yang dirawat dari September sampai Desember 2001
sebanyak 15 orang dan dari Januari sampai Agustus 2002 sebanyak 36 Orang.
Diabetes Mellitus jika tidak ditangani dengan baik, maka akan mengakibatkan
timbulnya komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung, pembuluh
Penyembuhan penyakit Diabetes Mellitus tidak hanya dengan pengobatan saja, tapi
yang lebih penting adalah diet yang baik, olah raga yang teratur, dan juga pendidikan bagi
B. Batasan Masalah
Pada penulisan karya tulis ini, penulis membatasi ruang lingkup masalah hanya pada
asuhan keperawatan yang diberikan pada satu klien yang dirawat di ruang perawatan Interna
Atas Perjan RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan gangguan sistem endokrin :
Uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan kasus Diabetes Mellitus sangatlah
penting, karena itulah sehingga penulis membatasi masalah hanya pada asuhan keperawatan
Diabetes Mellitus yang dirawat di ruang perawatan Interna atas Perjan RS DR. Wahidin
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi atau gambaran yang nyata tentang pelaksanaan asuhan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memperoleh gambaran tentang pengkajian fisik pada pasien Diabetes Mellitus.
b. Untuk memperoleh gambaran tentang diagnosa perawatan dan rencana keperawatan pada
D. Manfaat Penulisan
1. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada Politeknik Kesehatan
2. Sebagai bahan masukan bagi tenaga keperawatan khususnya di ruang perawatan Interna Atas
3. Bahan bacaan.
E. Metode Penulisan
1. Studi Kepustakaan
Membaca dan mempelajari literatur-lliteratur yang ada relevansinya dengan karya tulis ini
2. Studi Kasus
a. Wawancara
Untuk mendapatkan data lebih lengkap tentang masalah yang timbul pada klien, dilakukan
b. Observasi
Melakukan observasi langsung kepada pasien Diabetes Mellitus dan juga mengamati
3. Studi Dokumenter
Data-data yand didapat dari status klien di ruangan catatan perawatan, instruksi dokter dan
F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam penyusunan karya tulis ini, penulis membagi
Konsep dasar medis yang terdiri dari : Pengertian, anatomi dan fisiologi, patofisiologi,
Konsep dasar keperawatan yang terdiri dari : Pengkajian data, perencanaan, tindakan
B IV : Pembahasan
Menguraikan tentang kesenjangan antara teori dan praktek keperawatan yang telah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Diabetes Mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang mengakibatkan gangguan
dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja
c. Diabetes Mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor
d. Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronis yang ditemukan di seluruh dunia dengan
Pankreas adalah kelenjar majemuk bertanda dan strukturnya sangat mirip dengan
kelenjar ludah, panjang kira-kira 15 cm berat 60 – 100 gram. Letak pada daerah umbilical,
a. Kepala pankreas merupakan bahagian paling besar terletak di sebelah kanan umbilical dalam
lekukan duodenum.
b. Badan pankreas merupakan bagian utama organ itu letaknya sebelah lambung dan depan
c. Ekor pankreas adalah bagian runcing sebelah kiri, dan yang sebenarnya menyentuh lympa.
b. Pulau langerhans yang tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi menyekresi insulin dan
yang satu sama lain dibedakan dengan struktur dan sifat pewarnaannya. Sel beta mengekresi
insulin, sel alfa mengekresi glukagon, dan sel-sel delta mengekresi somatostatin.
a. Fungsi eksokrin, dilaksanakan oleh sel sekretori lobula yang membentuk getah pancreas
1.) Amylase ; menguraikan tepung menjadi maltosa atau maltosa dijadikan polisakarida dan
2.) Tripsin ; menganalisa pepton menjadi polipeptida kemudian menjadi asam amino.
3.) Lipase ; menguraikan lemak yang sudah diemulsi menjadi asam lemak dan gliserol gliserin.
b. Fungsi endokrin atau kelenjar tertutup berfungsi membentuk hormon dalam pulau langerhans
yaitu kelompok pulau-pulau kecil yang tersebar antara alveoli-alveoli pancreas terpisah dan
Oleh karena itu hormon insulin yang dihasilkan pulau langerhans langsung diserap ke dalam
kapiler darah untuk dibawa ke tempat yang membutuhkan hormon tersebut. Dua hormon
1). Insulin
Insulin adalah protein kecil yang berat molekulnya 5808 untuk manusia. Insulin terdiri dari
dua rantai asam amino, satu sama lain dihubungkan oleh ikatan disulfide. Sekresi insulin
diatur oleh glukosa darah dan asam amino yang memegang peranan penting. Perangsang
sekresi insulin adalah glukosa darah. Kadar glukosa darah adalah 80 – 90 mg/ml.
a.) Fungsi hati sebagai sistem buffer glukosa darah yaitu meningkatkan konsentrasinya setelah
makan, sekresi insulin juga meningkat sebanyak 2/3 glukosa yang di absorbsi dari usus dan
c.) Pada hypoglikemia efek langsung glukosa darah yang rendah terhadap hypothalamus adalah
merangsang simpatis. Sebaliknya epinefrin yang disekresikan oleh kelenjar adrenalin masih
menyebabkan pelepasan glukosa yang lebih lanjut dari hati. Juga membantu melindungi
2). Glukagon
Glukagon adalah suatu hormon yang disekresikan oleh sel-sel alfa pulau langerhans
mempunyai beberapa fungsi yang berlawanan dengan insulin. Fungsi yang terpenting adalah :
mempunyai berat molekul 3842 dan terdiri dari 29 rantai asam amino.
Pengatur sekresi glukosa darah perubahan konsentrasi glukosa darah mempunyai efek
yang jelas berlawanan pada sekresi glukagon dibandingkan pada sekresi insulin, yaitu
penurunan glukosa darah dapat menghasilkan sekresi glukagon, bila glukagon darah turun 70
mg/100 ml darah pancreas mengekresi glukosa dalam jumlah yang sangat banyak yang cepat
memobilisasi glukosa dari hati. Jadi glukagon membantu melindungi terhadap hypoglikemia.
3. Patofisiologi
Sebagian besar patologi Diabetes Mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek
utama kekurangan insulin sebagai berikut : (1) Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel
tubuh, dengan akibat peningkatan konsentrasi glukosa darah setinggi 300 sampai 1200
mg/hari/100 ml. (2) Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak,
menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler
Akan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada Diabetes Mellitus
yang tidak mudah tampak yaitu kehilangan ke dalam urine penderita Diabetes Mellitus. Bila
jumlah glukosa yang masuk tubulus ginjal dan filtrasi glomerulus meningkat kira-kira diatas
225 mg.menit glukosa dalam jumlah bermakna mulai dibuang ke dalam urine. Jika jumlah
filtrasi glomerulus yang terbentuk tiap menit tetap, maka luapan glukosa terjadi bila kadar
dibicarakan. Bila tubuh menggantungkan hampir semua energinya pada lemak, kadar asam
aseto – asetat dan asam Bihidroksibutirat dalam cairan tubuh dapat meningkat dari 1
4. Klasifikasi
a. Diabetes Mellitus type insulin, Insulin Dependen Diabetes Mellitus (IDDM) yang dahulu
dikenal dengan nama Juvenil Onset Diabetes (JOD), penderita tergantung pada pemberian
insulin untuk mencegah terjadinya ketoasidosis dan mempertahankan hidup. Biasanya pada
b. Diabetes Mellitus type II, Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus (NIDOM), yang dahulu
dikenal dengan nama Maturity Onset Diabetes (MOD) terbagi dua yaitu :
2.) Obesitas
Disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta pancreas, tetapi biasanya
Biasanya terjadi pada orang tua (umur lebih 40 tahun) atau anak dengan obesitas.
c. Diabetes Mellitus type lain
1.) Diabetes oleh beberapa sebab seperti kelainan pancreas, kelainan hormonal, diabetes karena
3.) Diabetes Gestasional (diabetes kehamilan) intoleransi glukosa selama kehamilan, tidak
pertumbuhan dan hormon chorionik somatomamotropin (HCS). Hormon ini meningkat untuk
5. Etiologi
Etiologi dari Diabetes Mellitus sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti dari
studi-studi eksperimental dan klinis kita mengetahuo bahwa Diabetes Mellitus adalah
merupakan suatu sindrom yang menyebabkan kelainan yang berbeda-beda dengan lebih satu
Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab yaitu :
a. Faktor genetik
Pincus dan White berpendapat perbandingan keluarga yang menderita Diabetes Mellitus
dengan kesehatan keluarga sehat, ternyata angka kesakitan keluarga yang menderita Diabetes
1.) Infeksi
Virus dianggap sebagai “trigger” pada mereka yang sudah mempunyai predisposisi genetic
2.) Nutrisi
a.) Obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin.
3.) Stres
Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya menyebabkan
hyperglikemia sementara.
4.) Hormonal
Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah tinggi, akromegali karena
6. Gambaran Klinik
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap
ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri,
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar).
d. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang. Hal ini disebabkan kehabisan
glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama mendapat peleburan zat dari
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi) yang disebabkan
karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga
7. Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan Diabetes Mellitus adalah untuk mengatur
glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi acut dan kronik. Jika klien berhasil
mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari hyperglikemia atau hypoglikemia.
Penatalaksanaan diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik,
diet dan intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin. Penyuluhan
kesehatan awal dan berkelanjutan penting dalam membantu klien mengatasi kondisi ini.
8. Komplikasi
a. Akut
1.) Hypoglikemia
2.) Ketoasidosis
3.) Diabetik
b. Kronik
1.) Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung pembuluh darah
2.) Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil retinopati diabetik, nefropati diabetic.
hubungan kerja sama antara perawat dengan klien dan keluarga, untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal dalam melakukan proses terapeutik maka perawat melakukan metode
sistematis dengan latar belakang pengetahuan komprehensif untuk mengkaji status kesehatan
1. Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin Diabetes Mellitus dilakukan mulai
dari pengumpulan data yang meliputi : biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat
keluhan, riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.
b. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada ekstremitas bawah,
luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata cekung.
c. Eliminasi
d. Nutrisi
e. Neurosensori
Sakit kepala, mengatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi,
f. Nyeri
Pembengkakan perut, meringis.
g. Respirasi
h. Keamanan
i. Seksualitas
Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada
pria.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan teori, maka
diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien Diabetes Mellitus yaitu :
b. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan
3. Rencana Keperawatan
Tujuan :
Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat
diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urine tepat secara individu, dan kadar
Intervensi :
2.) Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membran mukosa.
Rasional : Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi, atau volume sirkulasi yang adekuat.
Rasional : Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi ginjal, dan keefektifan dari
Rasional : Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang sedang berlangsung dan
Rasional : Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respons pasien
secara individual.
b. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan
Tujuan :
Intervensi :
1.) Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat
Rasional : Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorbsi dan utilisasinya).
Rasional : Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam perencanaan makan, kerjasama
Rasional : Meningkatkan rasa keterlibatannya; memberikan informasi pada keluarga untuk memahami
nutrisi pasien.
Rasional : Insulin reguler memiliki awitan cepat dan karenanya dengan cepat pula dapat membantu
Tujuan :
Intervensi :
Rasional : Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya telah mencetuskan keadaan
2). Tingkatkan upaya untuk pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik pada semua
Rasional : Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik bagi pertumbuhan
kuman.
Rasional : Sirkulasi perifer bisa terganggu yang menempatkan pasien pada peningkatan resiko
5). Lakukan perubahan posisi, anjurkan batuk efektif dan nafas dalam.
Rasional : Membantu dalam memventilasi semua daerah paru dan memobilisasi sekret.
Tujuan :
Intervensi :
2.) Panggil pasien dengan nama, orientasikan kembali sesuai dengan kebutuhannya.
Rasional : Menurunkan kebingungan dan membantu untuk mempertahankan kontak dengan realitas.
3.) Pelihara aktivitas rutin pasien sekonsisten mungkin, dorong untuk melakukan kegiatan
Rasional : Membantu memelihara pasien tetap berhubungan dengan realitas dan mempertahankan
4.) Selidiki adanya keluhan parestesia, nyeri atau kehilangan sensori pada paha/kaki.
Rasional : Neuropati perifer dapat mengakibatkan rasa tidak nyaman yang berat, kehilangan sensasi
sentuhan/distorsi yang mempunyai resiko tinggi terhadap kerusakan kulit dan gangguan
keseimbangan.
Tujuan :
Intervensi :
Rasional : Pendidikan dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan tingkat aktivitas meskipun
3.) Pantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum/sesudah melakukan aktivitas.
4.) Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi.
Rasional : Meningkatkan kepercayaan diri/harga diri yang positif sesuai tingkat aktivitas yang dapat
ditoleransi.
Tujuan :
Intervensi :
Rasional : Harapan yang tidak realistis atau adanya tekanan dari orang lain atau diri sendiri dapat
kemampuan koping.
3.) Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta dalam perawatan diri sendiri dan
4.) Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta dalam perawatan diri sendiri.
Tujuan :
- Dengan benar melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan rasional tindakan.
Intervensi :
Rasional : Menanggapai dan memperhatikan perlu diciptakan sebelum pasien bersedia mengambil
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pertimbangan dalam memilih
gaya hidup.
Rasional : Kesadaran tentang pentingnya kontrol diet akan membantu pasien dalam merencanakan
makan/mentaati program.
4.) Diskusikan pentingnya untuk melakukan evaluasi secara teratur dan jawab pertanyaan
pasien/orang terdekat.
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
e. Apakah kelelahan dapat diatasi dan produksi energi dapat dipertahankan sesuai kebutuhan ?
f. Apakah klien dapat menerima keadaan dan mampu merencanakan perawatannnya sendiri ?
TINJAUAN KASUS
No. Register : 05 37 92
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Tn. R
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Kawin/Belum : kawin
Pendidikan : SLTA
Alamat : Daya
b. Identitas Penanggung
Nama : Ny. NR
Umur : 41 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Kawin/Belum : kawin
Pendidikan : SMP
Penghasilan :-
Hubungan : Istri
2. Riwayat Kesehatan
2.) Riwayat keluhan utama : kelemahan dirasakan sejak 17 hari yang lalu, disertai sakit seluruh
badan, tungkai bawah kiri dan kanan, terasa kram-kram sifatnya tertusuk-tusuk.
1.) Klien pernah opname di RS dengan keluhan-keluhan yang sama 2 bulan yang lalu.
2.) Klien menderita penyakit kronis (Diabetes Mellitus 3 tahun yang lalu)
generasi
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah
3. Pemeriksaan Fisik
b. BB : 49 Kg, TB : 163 cm
c. Kesadaran : Komposmentis
d. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
SB : 36, 6 0 C
P : 20 x/menit
e. Kepala
Inspeksi :
Palpasi :
f. Muka
Inspeksi :
Palpasi :
g. Mata
Inspeksi :
1.) Palpebra : Tidak nampak ada oedem
Palpasi :
h. Hidung
Inspeksi :
Palpasi :
- Tidak ada rasa nyeri tekan pada sinus maxillaris, etmoidalis, frontalis.
i. Telinga
Inspeksi :
Palpasi :
- Tidak ada nyeri tekan pada tragus dan pinna
j. Rongga mulut
Inspeksi :
k. Leher
Inspeksi :
Palpasi :
Inspeksi :
Palpasi :
Auskultasi
Perkusi
- Batas paru ICS 3, 4, 5 sisi dada kiri dengan bunyi resonan ke pekak
- Batas paru-paru hati ICS 6 dada sebelah kanan dari resonan ke pekak
- Batas paru-paru dengan lambung ICS 8 sisi sebelah kiri bunyi resonan
m. Jantung
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi
- Batas jantung dengan paru-paru pada ICS 3, 4, 5 dengan bunyi resonan ke pekak.
Auskultasi
Inspeksi :
Auskultasi :
Perkusi :
- Bunyi tympani : Pada kwadran kiri atas, bawah, sisi kanan atas bunyi pekak.
Palpasi :
o. Ekstremitas
Inspeksi :
Palpasi
Perkusi
Inspeksi :
- Nampak luka pada kaki kanan (ibu jari)/kaki warna luka hitam
Palpasi
Perkusi
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Nutrisi
1.) Kebiasaan
b. Eliminasi
Kebiasaan
- Frekwensi : 5 – 6 x/hari
- Warna : Kuning
- Bau : Pesing
Kebiasaan
- Frekwensi : 1 x/sehari
- Warna : Kuning
- Konsistensi : Lunak
Perubahan selama di RS
Kebiasaan :
e. Personal hygiene
Kebiasaan :
- Mandi 2 x sehari.
8. Kegiatan Keagamaan
Perawatan
Pengobatan
- Pletal 2 x 1 tablet/hari
- Neurosambe 1 x 1 tablet/hari
B. KLASIFIKASI DATA
Data Subyektif
- Klien menyatakan riwayat DM sudah 3 tahun dan orang tuanya juga menderita DM.
Data Obyektif
- Terapi insulin 25 – 10 – 10
- Tanda-tanda vital :
N : 80 x/menit P : 20 x.menit
C. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
Data Obyektif :
menurun
Energi berkurang
Kelemahan
makan menurun.
Penurunan BB
tidak adekuat
- Nampak luka pada kaki kiri Glukosa tidak dapat ditransfer asan infeksi
Osmolaritas meningkat
dirawat
D. PRIORITAS MASALAH
Data Subyektif :
Data Obyektif :
2. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
Data subyektif :
Data obyektif :
3. Resiko terjadi hypoglikemia berhubungan dengan pem-batasan diet dan therapi insulin
ditandai dengan :
Data subyektif : -
Data obyektif :
- Ada riwayat DM
- TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
P : 20 x/menit
S : 36, 6 0 C
Data subyektif : -
Data obyektif :
E. RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Tn.
R Tgl. Masuk
RS : 03 – 08 - 2002
Umur : 46
Tahun Tgl.
Pengkajian : 03 – 09 - 2002
J. Kelamin : Laki-
laki No.
Register :
Alamat : Perum.
Daya Dx. Medis :
DM Type II
TANGGAL DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
/ KEPERAWATA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
NO N
- Aktifitasnya mandi,
pentingnya personal
hygiene (kebersihan
- Klien mengatakan
- Klien tidak hangat sesuai Makan yang hangat
Data obyektif :
memenuhi kebutuhan
nutrisi klien.
- Klien nampak
- Tidak ada dalam batas normal
terjadinya
hypoglikemia.
1. Observasi
TANGGAL DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
/ KEPERAWATA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
NO N
- Luka tidak
3. Kompres luka
4. Ukur tanda-
mengisap/menyerap
n pem-berian
TANGGAL DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
/ KEPERAWATA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
NO N
metronida-zole dimanifestasikan
Antibiotik dapat
menghambat atau
membunuh kuman.
F. CATATAN PERKEMBANGAN
HARI/ NO.
NO JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
TGL DX
dibantu.
sendiri. teratasi
orangan.
mau melaksanakannya.
mau melaksanakan.
Hasil : GDS :
lemah lagi
teratasi
mau melaksanakan.
S: -
diet. – 10 – 10
A : Masalah belum
hupoglikemia
pemberian Insulin
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36, 6 0 C
10.30 P: 20 x/menit
A : Tidak tampak
P : Lanjutkan inter-vensi
10.15 Hasil :
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
10.30 S : 36, 6 0 C
P: 20 x/menit
HARI/ NO.
NO JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
TGL DX
12.35
BAB IV
PEMBAHASAN
Kesenjangan dalam suatu asuhan keperawatan atau proses keperawatan adalah adanya
Dalam asuhan keperawatan yang diberikan pada Tn. R dengan gangguan sistem
memudahkan dalam memahami kesenjangan yang terjadi, maka penulis membahas sebagai
berikut :
A. Pengkajian
Pengkajian yang ditemukan pada kasus ini terdapat kesenjangan yaitu pasien tidak
mengalami gejala utama pada Diabetes Mellitus, yaitu poliuri, polipagi, tetapi klien hanya
mengeluh kelemahan tubuh, kurang nafsu makan dan berat badan menurun.
Tidak ditemukan ketiga gejala utama diatas mungkin disebabkan karena adanya
Pada kasus ini penulis mengangkat/ temukan empat diagnosa keperawatan, tetapi
secara umum yang termuat dalam teori keadaan pasien Diabetes Mellitus ada tujuh diagnosa
keperawatan yakni :
2. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan
Pada kasus ini penulis menemukan dua diagnosa keperawatan yang tidak ada pada teori
yaitu :
Hal ini diangkat karena klien tidak mampu melakukan aktifitasnya sendiri.
Hal ini diangkat karena pemberian terapi insulin yang terus menerus tanpa memantau kadar
Pada kasus ini penulis tidak mengangkat diagnosa utama yaitu kekurangan volume
cairan karena pada pasien tidak ditemukan adanya gejala-gejala deficit volume cairan, seperti
berdayaan serta kurang pengetahuan, tidak ditemukan dalam tinjauan kasus, hal ini
disebabkan karena klien sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit selama 1 bulan
C. Pelaksanaan
rencana yang telah dibuat terlebih dahulu. Pelaksanaan tindakan keperawatan yang
berdasarkan teoritis ada yang belum terlaksana, semua ini disebabkan karena keadaan/sifat
klien yang berbeda dan jenis perawatan yang dilaksanakan di ruang perawatan disesuaikan
D. Evaluasi
Dalam teori pada evaluasi yang ditentukan adalah keadaan atau kriteria pencapaian
Pada studi yang ditangani melalui pendekatan proses keperawatan sebagai metode
Sedangkan dua diagnosa resiko yang diangkat, selama pelaksanaan studi kasus, tidak
terjadi yaitu :
3. Resiko terjadi hypoglikemia berhubungan dengan pembatasan diet dan terapi insulin.
Hal ini dapat dicapai karena klien dan keluarga sangat kooperatif dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan dan kerjasama yang baik dengan tim kesehatan lain, dan untuk
mempertahankan agar kedua diagnosa resiko tersebut tidak menjadi aktual, penulis telah
mendelegasikan ke petugas ruangan untuk melanjutkan penerapan proses keperawatan pada
klien tersebut.
BAB V
Setelah menyelesaikan studi kasus pada klien Tn. R dengan gangguan sistem endokrin
; Diabetes Mellitus di ruang Interna Perjan RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar, dengan
bertitik tolak pada pembahasan bab sebelumnya maka penulis dapat menarik kesimpulan dan
A. Kesimpulan
1. Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronik yang menimbulkan gangguan multisistem
dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja
satu dengan yang lain. Pada umumnya data dan gejala yang ditemukan timbul sebagai akibat
3. Perawatan dan pengobatan Diabetes Mellitus terdiri dari diet, yang merupakan hal yang
sangat berperan, latihan fisik yang tepat, obat-obatan dan juga pendidikan kesehatan
B. Saran-saran
Setelah mengetahui tentang penyakit Diabetes Mellitus serta komplikasi yang ada maka klien
perlu menyadari keadaan dirinya, sehingga perlu melakukan kontrol yang efektif mungkin
untuk mencegah terjadinya peningkatan gula darah dan diharapkan keluarga dapat bekerja
Harus ada kerjasama dan komunikasi yang baik antara perawat dengan perawat, perawat
dengan klien dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebab dengan adanya kerjasama dan
komunikasi yang baik, dengan memandang individu sebagai makhluk biopsiko sosial dan
spiritual.
3. Untuk masa yang akan datang, penulis mengusulkan jika memungkinkan bahwa dalam
melaksanakan asuhan keperawatan untuk penulisan karya tulis ini perlu diberi waktu agak
Arjatmo Tjokronegoro, Prof. dr. Ph.D, Hendra Utama,1999, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Edisi III, EGC. Jakarta.
Barbara C. Long, 1996, Perawatan Medikal Bedah , Ikatan Alumni Pendidikan Padjajaran
Bandung.
Boedi Sarwono, 1984, Segi Praktis Diagnostik Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga.
Marylinn E. Doenges, dkk, 1994, Rencana Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem
Endokrin, EGC Jakarta.