Anda di halaman 1dari 1

Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan -ANTONY, S., R. KUTTAN and G.A. KUTTAN. 1999.

campuran senyawa denga n menggunakan fase diam dan Immunomodulatory Activity of Curcumin. Immunol
fase gerak lewat alat lapis tipis. Lapisan yang memisahkan, Invest 28: 5 – 6.
yang terdiri atas bahan berbutir-butir atau fase diam, -SYUKUR, C. dan HERNANI. 2001. Budidaya
ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam Tanaman Obat Komersial. Cetakan 1. Penebar
atau lapisan lain yang cocok. Campuran yang akan Swadaya, Jakarta.
dipisahkan berupa larutan, ditotolkan berupa bercak atau -SUDIARTO dan RATU SAFITRI. 1985. Pengaruh
pita. Setelah pelat ditaruh dalam bejana tertutup rapat berisi Pengeringan dan Gibberellin Terhadap Pertunasan
larutan pengembang yang cocok (fase gerak), pemisahan Rimpang Kunyit. Lembaga Penelitian Universitas
terjadi selama perambatan kapiler. Selanjutnya, senyawa Padjajaran, Bandung. hlm. 31 – 34.
yang tidak berwarna harus ditampakkan atau dideteksi -SOEDIBYO, M. 1998. Alam Sumber Kesehatan
(Stahl, 1985). Manfaat dan Kegunaan. Cetakan 1. Balai Pustaka,
Pada kromatografi, kondisi optimum untuk suatu Jakarta. hlm. 230 – 231.
pemisahan merupakan hasil kecocokan antara fase diam
dan fase gerak. Kelebihan KLT dibandingkan kromatografi HPLC atau High Performance Liquid Chromatography
kertas adalah keserbagunaan, kecepatan dan kepekaannya. adalah teknik penggunaan tekanan tinggi untuk mengirim
Keserbagunaan KLT disebabkan karena kenyataan bahwa fase gerak ke dalam kolom. Dengan memberikan tekanan
disamping selulosa, sejumlah penyerap yang berbeda-beda tinggi, laju dan efisiensi pemisahan dapat ditingkatkan
dapat disaputkan pada pelat kaca atau penyangga lain yang dengan besar. Kromatografi penukar ion telah berhasil
digunakan untuk kromatografi. Keuntungan KLT yang lain digunakan untuk analisis kation, anion, dan ion organik
adalah hanya diperlukan jumlah cuplikan yang sedikit kira- (Veronica dan Wiley 1999).
kira 0,1 g, kebutuhan ruang minimal dan penanganannya -Veronica RM, Wiley J.1999.Practical High
sederhana (Stahl, 1985). Untuk campuran yang tidak Performance Liquid Chromatography.
diketahui, lapisan pemisah dan sistem larutan pengembang
harus dipilih dengan tepat karena keduanya bekerja sama
untuk mencapai pemisahan. Selain itu hal yang penting
juga adalah memilih kondisi optimum yang meliputi sifat
pengembangan dan atmosfer bejana.
-Stahl, E, 1985, Analisis Obat Secara Kromatografi dan
Mikroskopi, Diterjemahkan Oleh Kosasih
Padmawinata dan Iwang Soediro, Penerbit ITB,
Bandung, Hal. 3,6,13.

Zat kimia yang terkandung dalam rimpang kunyit adalah


alkaloid kurkumin pada zat warna dan tepung serta minyak
atsiri dengan senyawanya tellandrene, sabinene, sineol,
borneol, zingibere, dan tolil metil karbinor (SYUKUR dan
HERNANI, 2001). Menurut PURSEGLOVE et al. (1981)
dalam SUDIARTO dan SAFITRI, 1985), persentase zat
yang terkandung dalam kunyit adalah 4,3 – 6% minyak
atsiri, 0,5 – 6% zat warna kurkumin, 40 – 50% pati dan
beberapa senyawa kimia lain seperti resin serta senyawa
pahit. Zat kimia dalam kunyit yang berfungsi sebagai obat
adalah kurkumin dan minyak atsiri. Kurkumin bekerja
sebagai immunostimulan (ANTHONY et.al., 1999) dan anti
inflamasi kronis maupun akut (MILLS dan BONE, 2000).
Sedangkan menurut SOLFAIN et al. (2001), minyak atsiri
dapat menghambat pembentukan radang pada kaki tikus.
Kunyit secara empiris digunakan untuk pengobatan
kholesterol tinggi, maag, diare, sakit kuning, sakit perut,
penyakit kulit dan radang gusi. Menurut SOEDIBYO
(1999), kunyit berkhasiat untuk stomakik, kholagok, anti
inflamasi, anti bakteri dan kholeritik.

Anda mungkin juga menyukai