Kel1 Makalah
Kel1 Makalah
Dosen : Sumarna,MAg
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................................................ 5
KESIMPULAN ..................................................................................................................... 28
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan
akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi
lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-
teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil,
sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Saya menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa
maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang
kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan saya jika ada
kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah
saya dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa
yang saya susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain
yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul
ini (Interrelasi Kebenaran Al-Qur’an Dan Ipteks) sebagai tambahan dalam
menambah referensi yang telah ada.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW
secara lisan & berangsur-angsur antara tahun 610 & 632 atau selama kira-kira 22
tahun, dimana pada masa itu umat manusia khususnya penduduk Mekkah & Madinah
masih dalam kegelapan & buta huruf, telah membuktikan kebenaran wahyunya
melalui konsistensinya & kesesuainnya dengan ilmu pengetahuan teknologi dan seni
(IPTEKS) yang ditemukan manusia pada masa yang jauh setelah kematian
Muhammad SAW. Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia,
sebagaimana terdapat di dalam Al Qur’an & As sunnah sangat ideal & agung.
Anugerah terbesar yg sangat berharga bagi umat Islam adalah Al Qur’an.
Keluarbiasaan Al Qur’an itu terletak pada aspek-aspek di dalamnya antara lain
bahasa dan gaya bahasanya, substansinya, jangkauannya yang tiada terbatas, dan
multifungsinya bagi umat manusia. Banyak hikmah yang dapat kita ambil dari Al
Qur’an. Ayat 27 surat Al Fath, misalnya memberi kabar gembira kpd kaum muslimin
bahwa mereka akan menaklukan Mekkah, yang saat itu dikuasai kaum penyembah
berhala.
“Sesungguhnya Allah akan membuktikan kpd Rasul-Nya, tentang kebenaran
mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan
memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dgn mencukur rambut
kepala & mengguntingnya, sedang kamu tdk merasa takut. Maka Allah mengetahui
apa yg tiada kamu ketahui & Dia memberikan sebelum itu kemenangan yg dekat.”
(Al Qur’an Q.S. 48: 27).
Ketika kita lebih dekat lagi, ayat tersebut mengumumkan adanya kemenangan
lain yang akan terjadi sebelum kemenangan di Mekkah. Sebagaimana dikemukakan
ayat tersebut, kaum mukmin terlebih dahulu menaklukkan bentang Khaibar, yg berada
di bawah kekuasaan Yahudi, dan kemudian memasuki Mekkah dengan aman.
Pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi masa depan hanyalah salah
satu diantara sekian banyak hikmah yang terkandung dalam al Qur’an. Al Qur’an
mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidpan umat Islam di dunia, baik
pada peradaban Islam dahulu maupun peradaban modern seperti sekarang ini.
Dewasa ini, ilmu pengetahuan & teknologi (IPTEK) sudah semakin
berkembang. Di era globalisasi seperti sekarang ini, manusia memang perlu
mengenbangkan IPTEK dalam kehidupan yg semakin modern. Perkembangan IPTEK
dpt memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai saran modern industi, komuikasi
& transportasi, misalnya terbukti sangat bermanfaat. Namun, di sisi lain IPTEKS
tidak jarang berdampak negatif karena merugikan & membahayakan kehidupan dan
martabat manusia. Bom atom telah menewaskan ratusan ribu orang di Hiroshima dan
Nagasakipada Perang Dunia II tahun 1945. Selain itu tdk sedikit yg memanfatkan
teknologi internet sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya (cyber
crime), pornografi, kekerasan, & perjudian.
3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Interrelasi kebenaran al-Qur’an dan ipteks ?
2. Apa saja bukti-bukti ilmiah kebenaran al-Qur’an dalam beberapa bidang ilmu ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana Interrelasi kebenaran al-Qur’an dan ipteks saat ini
2. Untuk mengetahui bukti-bukti ilmiah mengenai kebenaran al-Qur’an dalam
beberapa bidang ilmu
4
BAB II
PEMBAHASAN
Di samping itu masih banyak ayat lain yang menyatakan tentang kemuliaan ilmu.
Dan dalam hadis-hadis Rasulullah dan para Imam Ahlul Bait yang kedudukannya
mengiringi Al-Qur’an terdapat dalil-dalil yang tidak terhitung banyaknya tentang
anjuran untuk mencari ilmu, arti penting dan kemuliaannya. Ayat-ayat Al-Qur'an
5
merupakan petunjuk manusia tidak saja untuk kehidupan akhirat namun juga
untuk kebaikan kehidupan di dunia.
Ilmu pengetahuan dan Teknologi adalah salah satu sarana manusia untuk
menuju kehidupan di dunia lebih baik. Oleh sebab itu, dalam Al-qur'an pun tak
luput memberikan petunjuk tentang ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
kehidupan manusia.
Membuka dan membaca mushaf Al-Qur'an, kita akan menemukan ratusan
ayat yang membicarakan tentang petunjuk untuk memperhatikan bagaimana cara
kerja Alam dunia ini. Tidak kurang dari 700 ayat dari 6000-an ayat Al-Qur'an
memberikan gambaran kepada manusia untuk memperhatikan alam sekitarnya.
Selain itu, biasanya ayat-ayat yang membahasnya diawali maupun diakhiri dengan
sindiran-sindiran seperti; "apakah kamu tidak memperhatikan?", "Apakah kamu
tidak berpikir?", "Apakah kamu tidak mendengar?", "Apakah kamu tidak
melihat?". Sering pula di akhiri dengan kalimat seperti "Sebagai tanda-tanda bagi
kaum yang berpikir", "Tidak dipahami kecuali oleh Ulul Albaab". Demikianlah
Mukjizat terakhir Rasul, yang selalu mengingatkan manusia untuk mendengar,
melihat, berpikir, merenung, serta memperhatikan segala hal yang diciptakan
Allah di dunia ini.
Berkat dorongan ayat-ayat tersebutlah, ulama-ulama pada abad ke 8-10
Masehi di Timur Tengah mampu mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan yang
berlandaskan pada riset (dengan cara mendengar, melihat, memperhatikan,
merenungkan, dan memikirkan) dan mengimplementasikannya dalam bentuk alat-
alat maupun metode yang berguna bagi kehidupan manusia.
Membuka kembali lembaran sejarah masa kejayaan Islam, kita akan
mendapati begitu banyak sumbangsih umat Islam bagi dunia Ilmu pengetahuan
dan teknologi. Pada masa itu, dunia di luar Islam diselubungi kegelapan Ilmu.
Perdukunan, mantra dan jampi-jampi menjadi jalan untuk pengobatan. Namun
berbeda di dunia Islam, seorang Ibnu Sina telah mengembangkan berbagai metode
pembedahan manusia, dialah sang bapak kedokteran modern. Karya
monumentalnya, Alqanun fi At Tib (yang diterjemahkan ke Eropa menjadi
CANON), menjadi rujukan utama dunia kedoktekan sampai abad ke 19.
Kita juga harus berterima kasih kepada Al-Khawarizmi, yang telah
mengembangkan metode Al-goritma. Kenapa disebut Al-goritma? Al-goritma
6
merupakan aksen eropa dari nama al-khawrizmi. Seperti ilmuwan lainnya, Ibnu
Sina menjadi Avecina, Ibnu Rusyd menjadi Averoes. Dan masih banyak lagi
penemuan-penemuan di dunia Islam pada masa itu seperti, metode fotografi paling
awal yang disebut ruang gelap, jam air, piston.
Namun alangkah ruginya, umat Islam saat ini yang kurang sekali
mengapresiasi kandungan Al-Qur’an, akibat banyaknya muslim yang tidak paham
bahasa Al-Qur’an (Bahasa Arab), meskipun hanya sebatas pemahaman tingkat
dasar. Akibat tidak paham bahasa Al-Qur’an, membaca Al-Qur’an hanya sebatas
ritual saja (meskipun begitu dasyatnya Al-Qur’an, sehingga orang yang tidak
paham maksudnya pun dapat menjadi tenang hatinya). Bahkan banyak generasi
muda yang enggan untuk sekedar menyentuhnya, apalagi untuk membacanya. Hal
ini tidak lain disebabkan oleh minimnya pengetahuan generasi muda Islam
tehadap bahasa Al-Qur’an.
Membahas hubungan antara Al Qur’an dan ilmu pengetahuan bukan dinilai
dari banyak atau tidaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang dikandungnya,
tetapi yang lebih utama adalah melihat : adakah Al qur’an atau jiwa ayat-ayatnya
menghalangi ilmu pengetahuan atau mendorongnya, karena kemajuan ilmu
pengetahuan tidak hanya diukur melalui sumbangan yang di berikan kepada
masyarakat atau kumpulan ide dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga
pada sekumpulan syarat-syarat psikologis dan social yang diwujudkan, sehingga
mempunyai pengaruh (positif atau negative) terhadap kemajuan ilmu
pengetahuan.
Sejarah membuktikan bahwa Galileo ketika mengungkapkan penemuan
ilmiahnya tidak mendapat tantangan dari satu lembaga ilmiah, kecuali dari
masyarakat dimana ia hidup. Mereka memberikan tantangan kepadanya atas dasar
kepercayaan agama. Akibatnya, Galileo pada akhirnya menjadi korban
penemuannya sendiri.
Dalam Al qur’an ditemukan kata-kata “ilmu” dalam berbagai bentuknya yang
terulang sebanyak 854 kali. Disamping itu, banyak pula ayat-ayat Al qur’an yang
menganjurkan untuk menggunakan akal pikiran, penalaran, dan sebagainya,
sebagaimana dikemukakan oleh ayat-ayat yang menjelaskan hambatan kemajuan
ilmu pengetahuan, antara lain :
7
1. Subjektivitas (a) suka dan tidak suka (baca antara lain, QS 43:78 ; 7:79);
(b) taqlid atau mengikuti tanpa alasan (baca antara lain, QS 33:67 ; 2:170).
2. Angan-angan dan dugaan yang tak beralasan (baca antara lain, QS 10:36).
3. Bergegas-gegas dalam mengambil keputusan atau kesimpulan (baca antara
lain QS 21:37).
4. Sikap angkuh (enggan untuk mencari atau menerima kebenaran) (baca
antara lain QS 7:146)
8
petunjuk untuk mencapai kebahagiaan hidup bagi umat Muslim, tapi juga seluruh
umat manusia.
Salah satu keajaiban Alquran, adalah terpelihara keasliannya dan tidak
berubah sedikitpun sejak pertama kali diturunkan pada malam 17 Ramadan 14 abad
yang lalu hingga kiamat nanti. Otentisitas Alquran sudah dijamin oleh Allah, seperti
dalam firman-Nya :
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan Sesungguhnya Kami pula
yang benar-benar memeliharanya.” (QS Al-Hijr: 9)
Bukti otentisitas ini adalah banyaknya penghafal Alquran yang terus lahir ke
dunia, dan pengkajian ilmiah terhadap ayat-ayatnya yang tak pernah berhenti.
Kejaibannya, meski Alquran diturunkan 14 abad lalu, namun ayat-ayatnya banyak
yang menjelaskan tentang masa depan dan bersifat ilmiah. Bahkan dengan kemajuan
ilmu dan teknologi saat ini, banyak ayat-ayat Alquran yang terbukti kebenarannya.
Para ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran itu melalui sejumlah ekperimen
penelitian ilmiah.
Bukti bukti nyata Al-Qur’an sesuai dengan bidangnya diantaranya :
1. Keperawatan dalam Islam
Pertama, penghargaan terhadap kemandirian klien menjadi prinsip etik dalam
teori keperawatan. Islam mengajarkan bahwa keberadaan seorang manusia hendaklah
memperbanyak orang yang memberikan pertolongan bukan orang yang mengharap
pertolongan sesuai dengan sabda Rasul yadu al ‘ulya khairun min yadu al sufla,
artinya tangan di atas yaitu yang memberikan pertolongan lebih baik dari tangan yang
di bawah. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pandangan Islam seseorang sebaiknya
menjadi pribadi yang mandiri yaitu yang dapat menolong orang lain karena perbuatan
itu pada hakikatnya adalah menolong dirinya sendiri.
Kedua, tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan teori keperawatan
sekalipun pada akhirnya yang menyembuhkan itu semata-mata Allah SWT. Seluruh
perangkat tenaga medis hanya berfungsi sebagai sebab yang mengantarkan
kesembuhan atau sebaliknya terhadap klien.
Ketiga, seorang yang berprofesi sebagai perawat dan memiliki komitmen
keislaman yang kuat adalah selalu mempertimbangkan manfaat dari perbuatannya
karena Rasul bersabda yang artinya sebagian dari tanda keindahan Islam seseorang
adalah meninggalkan perbuatan yang tidak berguna kepadanya (min husni islam al
mar-I tarku ma la ya’nihi).
9
Keempat, seorang yang berprofesi perawat adalah mereka yang mampu
berlaku adil baik kepada pasien maupun kepada dirinya sendiri sehingga juga
memperhatikan kebutuhan fisik dan psikisnya.
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
احدَة نَفس ِمن َخلَقَ ُكم ِ ِمنَ لَ ُكم َوأَنزَ َل زَ و َج َها ِمن َها َجعَ َل ثُم َو
ون فِي يَخلُقُ ُكم أَز َواج ث َ َمانِيَةَ األنعَ ِام
ِ ط ُ ُِمن خَلقًا أُم َهاتِ ُكم ب
10
ُ ِإال ِإلَهَ ال ال ُملكُ لَهُ َربُّ ُكم َللاُ ذَ ِل ُك ُم ثَالث
ظلُ َمات فِي خَلق بَع ِد
تُص َرفُونَ فَأَنى ُه َو
“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya
isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari
binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian
dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu,
Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”
11
تُمنَى ِإذَا نُطفَة ِمن
“Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani,
apabila dipancarkan.”
12
d) Zaitun
Rasulullah bersabda : “makanlah minyak zaitun dan lumurilah minyaknya
karena ia berasal dari pohon yang penuh berkah” (H.R. At Tirmizi dan Ibnu
Majah)
2. Bidang kebumian
a. Lapisan-Lapisan Atmosfer
Salah satu fakta tentang alam semesta sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an adalah
bahwa langit terdiri atas tujuh lapisan.
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah:29)
“Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap. Maka Dia
menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap
langit urusannya.” (QS. Fussilat:11-12)
Kata “langit”, yang kerap kali muncul di banyak ayat dalam Al Qur’an,
digunakan untuk mengacu pada “langit” bumi dan juga keseluruhan alam semesta.
Dengan makna kata seperti ini, terlihat bahwa langit bumi atau atmosfer terdiri dari
tujuh lapisan.
Saat ini benar-benar diketahui bahwa atmosfer bumi terdiri atas lapisan-
lapisan yang berbeda yang saling bertumpukan. Lebih dari itu, persis sebagaimana
dinyatakan dalam Al Qur’an, atmosfer terdiri atas tujuh lapisan. Para ilmuwan
menemukan bahwa atmosfer terdiri diri beberapa lapisan. Lapisan-lapisan tersebut
berbeda dalam ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan jenis gasnya. Lapisan atmosfer yang
terdekat dengan bumi disebut TROPOSFER. Ia membentuk sekitar 90% dari
keseluruhan massa atmosfer. Lapisan di atas troposfer disebut STRATOSFER.
13
Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton,
Massachusetts, 1985, s. 319-322)
Keajaiban penting lain dalam hal ini disebutkan dalam surat Fushshilat ayat
ke-12, “… Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.” Dengan kata lain,
Allah dalam ayat ini menyatakan bahwa Dia memberikan kepada setiap langit tugas
atau fungsinya masing-masing. Sebagaimana dapat dipahami, tiap-tiap lapisan
atmosfir ini memiliki fungsi penting yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia
dan seluruh makhluk hidup lain di Bumi. Setiap lapisan memiliki fungsi khusus, dari
pembentukan hujan hingga perlindungan terhadap radiasi sinar-sinar berbahaya; dari
pemantulan gelombang radio hingga perlindungan terhadap dampak meteor yang
berbahaya.
Salah satu fungsi ini, misalnya, dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah
sebagaimana berikut: Atmosfir bumi memiliki 7 lapisan. Lapisan terendah dinamakan
troposfer. Hujan, salju, dan angin hanya terjadi pada troposfer. Sebuah keajaiban
besar bahwa fakta-fakta ini, yang tak mungkin ditemukan tanpa teknologi canggih
abad ke-20, secara jelas dinyatakan oleh Al Qur’an 1.400 tahun yang lalu.
b. Fungsi Gunung
“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu
(tidak) goncang bersama mereka...” (QS. Al Anbiya:31)
14
Dalam tulisan ilmiah, struktur gunung digambarkan sebagai berikut: Pada
bagian benua yang lebih tebal, seperti pada jajaran pegunungan, kerak bumi akan
terbenam lebih dalam ke dalam lapisan magma. (General Science, Carolyn Sheets,
Robert Gardner, Samuel F. Howe; Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts,
1985, s. 305)
Dalam sebuah ayat, peran gunung seperti ini diungkapkan melalui sebuah
perumpamaan sebagai “pasak”:
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung
sebagai pasak?” (QS. An Naba’:6-7)
Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern dan
penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Qur’an berabad-abad lampau sebagai
suatu bukti Hikmah Maha Agung dalam ciptaan Allah.
c. Pergerakan gunung
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia
berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan
kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. An Naml:88)
15
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat
mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih
rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan
Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada
permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke
arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun
1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh
Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu
seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan
yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-
masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini
adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua
raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia,
kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia
terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km,
terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan
utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik,
lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar
lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm
per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan
perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera
Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F.
Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut
Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya
perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift”
atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic
Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta
ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam
Al Qur’an.
16
d. Dasar Lautan yang Gelap
Kondisi dasar laut yang gelap baru bisa diketahui setelah penemuan teknologi
canggih. Namun Alquran telah menjelaskan keadaan dasar lautan semenjak ribuan
tahun lalu sebelum teknologi itu ditemukan. Alquran surat An Nur ayat 40
menjelaskan mengenai fakta ilmiah ini.
“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di
atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih,
apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang
siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya
sedikit pun.” (QS An Nuur: 40).
17
“Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami
di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada
mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau
itu menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53)
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar
lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding
dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia
menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana
tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-
olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan
tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi
pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak
menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju
minhuma lu’lu`u wal marjaan” ertinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.”
Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.
18
firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun
memeluk Islam.
“(1) Demi bukit (Sinai), (2) dan kitab yang ditulis (3) pada lembaran terbuka, (4) Demi
Baitul Ma’mur (ka’bah), (5) atap yang ditinggikan (langit), (6) dan laut yang di dalam
dasarnya ada api.”(QS. Ath-Thuur [52]: 1-6).
Klausa sajara at-tannur secara bahasa berarti ‘menyalakan api hingga panas’.
Sejak diturunkannya Al-Qur’an hingga berabad-abad setelah itu, orang-orang arab
belum mampu menguak fakta bagaimana di balik dasar laut terdapat api, sedangkan
air dan panas adalah sesuatu yang berlawanan.
Hingga baru-baru ini di temukan bahwa bumi yang kita huni ini memiliki
lapisan batu bagian luar yang terbelah menjadi beberapa lempengan yang terhampar
hingga mencapai ratusan kilometer persegi. Kedalaman berkisar antara 65 hingga 150
km. yang mengherankan adalah lempengan-lempengan ini saling terkait antara satu
dengan yang lainnya, sehingga menjadikannya seolah-olah seperti satu lempengan
saja. Allah SWT pernah bersumpah dalam salah satu ayat berikut:
“Dan demi bumi yang mempunyai belahan.” (QS. Ath-Thoriq [86]: 12).
Dalam ayat ini, jelas sekali kemukjizatan dan keistimewaan Al-Qur’an, Allah
SWT bersumpah demi belahan (lempengan) –yang merupakan kesatuan dari beberapa
lempengan bumi- para ilmuan menyamakannyu seperti daging yang berbentuk bola
tenis.
Dua orang ilmuawan Rusia, Anatho Sjabaftisy, ahli Geologi, dan Yuri
Bejdenhov, ahli Biologi dan Geologi, bersama dengan seorang ilmuwan Amerika,
19
Rona Clant, mengadakan penyelaman di dekat salah satu lempeng terpenting di dunia.
Mereka menyelam dengan menggunakan kapal selam modern Mira hingga sampai
pada titik tujuan berjarak 175 km dari pantai Miami. Mereka menyelam hingga
kedalaman 2 mil dari permukaan air laut, sehingga sampai pada lahar di dalam laut.
Tidak ada yang memisahkan mereka dari lahar tersebut kecuali sebuah lubang dari
Akrelik. Saat itu suhu mencapai 2310C dan mereka berada pada tepi bebatuan jurang,
yang dibawahnya memancar air mata menyala-nyala. Di sana merupakan pangkal
bumi di lembah dalam samudra. Mereka benar-benar menyaksikan bahwa air dingin
yang terdapat di permukaan laut bergerak menuju ke bawah.
Pada kedalaman satu mil di bawah laut, lahar letusan gunung berapi semakin
dekat dan meleleh keluar dan memanas, hingga kemudian menyemburkan abu-abu
vulkanik dan zat-zat tambang yang amat panas. Para ilmuan telah menegaskan bahwa
hal seperti ini trejadi di seluruh lautan dan samudra. Kadang sering terjadi di satu
tempat, tetapi pada tempat yang lainnya jarang terjadi. Gunung-gunung berapi di
dasar samudra jumlahnya lebih banyak dan lebih aktif dibandingkan dengan gunung-
gunung berapi di atas daratan. Gunung-gunung berapi tersebut terbentang sepanjang
dasar samudra.
Keajaiban yang terdapat pada frasa al-bahru al-masjur adalah bahwa dengan
tidak adanya oksigen di dasar lautan, tidak memungkinkan bagi lahar vulkanik
menyeruak melewati lempengan di dasar samudra dan mencapai ketinggian garis
lempengan tersebut. Selain itu, lahar vulkanik biasanya berwarna kehitam-hitaman,
sangat panas, dan tidak langsung bergejolak. Lempengan di dasar lautan menyerupai
tempat pembakaran roti. Jika dipanaskan di bawahnya dengan suatu bahan bakar,
maka ia akan memanas dengan suhu tinggi, sehingga roti bisa matang di atasnya.
Inilah yang dimaksud secara bahasa pada kata masjur. Tidak ada satu katapun yang
tepat untuk menggantikan makna kata tersebut secara tepat, agar kita bisa merenungi
keagungan ciptaan Allah SWT.
Salah satu di antara sekian sifat lautan yang baru-baru ini ditemukan adalah berkaitan
dengan ayat Al Qur’an sebagai berikut:
20
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara
keduanya ada batas yang tak dapat dilampaui oleh masing-masing.” (QS. Ar
Rahman:19-20)
Sifat lautan yang saling bertemu, akan tetapi tidak bercampur satu sama lain
ini telah ditemukan oleh para ahli kelautan baru-baru ini. Dikarenakan gaya fisika
yang dinamakan “tegangan permukaan”, air dari laut-laut yang saling bersebelahan
tidak menyatu. Akibat adanya perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah
lautan dari bercampur satu sama lain, seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan
mereka. (Davis, Richard A., Jr. 1972, Principles of Oceanography, Don Mills,
Ontario, Addison-Wesley Publishing, s. 92-93.)
Terdapat gelombang besar, arus kuat, dan gelombang pasang di Laut Tengah
dan Samudra Atlantik. Air Laut Tengah memasuki Samudra Atlantik melalui selat
Jibraltar. Namun suhu, kadar garam, dan kerapatan air laut di kedua tempat ini tidak
berubah karena adanya penghalang yang memisahkan keduanya.
Sisi menarik dari hal ini adalah bahwa pada masa ketika manusia tidak
memiliki pengetahuan apapun mengenai fisika, tegangan permukaan, ataupun ilmu
kelautan, hal ini dinyatakan dalam Al Qur’an.
3. Bidang Biologi
a. Bagian otak yang mengendalikan gerakan manusia
“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik
ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.” (QS. Al
Alaq:15-16)
21
khusus otak, terletak pada bagian depan tulang tengkorak. Para ilmuwan hanya
mampu menemukan fungsi bagian ini selama kurun waktu 60 tahun terakhir,
sedangkan Al Qur’an telah menyebutkannya 1400 tahun lalu. Jika kita lihat bagian
dalam tulang tengkorak, di bagian depan kepala, akan kita temukan daerah frontal
cerebrum (otak besar). Buku berjudul Essentials of Anatomy and Physiology, yang
berisi temuan-temuan terakhir hasil penelitian tentang fungsi bagian ini, menyatakan:
Dorongan dan hasrat untuk merencanakan dan memulai gerakan terjadi di bagian
depan lobi frontal, dan bagian prefrontal. Ini adalah daerah korteks asosiasi…(Seeley,
Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip Tate, 1996, Essentials of Anatomy &
Physiology, 2. edition, St. Louis, Mosby-Year Book Inc., s. 211; Noback, Charles R.;
N. L. Strominger; and R. J. Demarest, 1991, The Human Nervous System,
Introduction and Review, 4. edition, Philadelphia, Lea & Febiger , s. 410-411)
b. Sidik Jari
Setiap manusia memiliki ciri sidik jari yang unik dan berbeda antara satu
orang dengan lainnya. Keunikan sidik jari baru ditemukan pada abad 19. Sebelum
22
penemuan itu, sidik jari hanya dianggap sebagai lengkungan biasa yang tidak
memiliki arti.
“Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang
belulangnya?”
“Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan
sempurna.”
c. Kelahiran Manusia
“Kami telah menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak membenarkan? Adakah
kamu perhatikan nutfah (benih manusia) yang kamu pancarkan? Kamukah yang
menciptakannya? Ataukah Kami yang menciptakannya?” (QS. Al Waqi’ah:57-59)
Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan dalam
banyak ayat. Beberapa informasi di dalam ayat-ayat ini sedemikian rinci sehingga
mustahil bagi orang yang hidup di abad ke-7 untuk mengetahuinya. Beberapa di
antaranya sebagai berikut:
a.) Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian
kecilnya.
b.) Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
c.) Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
d.) Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.
d. Setetes Mani
23
“Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani
yang dipancarkan?” (QS. Al Qiyamah:36-37)
4. Bidang Fisika
a. Rahasia Besi
Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al Qur’an.
Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti “besi”, kita diberitahu sebagai berikut:
“…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia ….” (QS. Al Hadid:25)
Kata “anzalnaa” yang berarti “kami turunkan” khusus digunakan untuk besi
dalam ayat ini, dapat diartikan secara kiasan untuk menjelaskan bahwa besi diciptakan
untuk memberi manfaat bagi manusia. Tapi ketika kita mempertimbangkan makna
harfiah kata ini, yakni “secara bendawi diturunkan dari langit”, kita akan menyadari
bahwa ayat ini memiliki keajaiban ilmiah yang sangat penting.
Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan
kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor
dan “diturunkan ke bumi”, persis seperti dinyatakan dalam ayat tersebut: Jelaslah
bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad ke-7 ketika Al Qur’an
diturunkan.
24
b. Relativitas Waktu
Albert Einstein pada awal abad 20 berhasil menemukan teori relativitas waktu.
Teori ini menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Waktu
dapat berubah sesuai dengan keadaannya. Beberapa ayat dalam Alquran juga telah
megisyaratkan adanya relativitas waktu ini, di antaranya dalam Alquran surat Al Hajj
ayat 47, surat As Sajdah ayat 5 dan Alquran surat Al Ma’aarij ayat 4.
“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-
kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah
seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS Al Hajj: 47)
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya
dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu.” (QS As Sajdah:5)
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang
kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS Al Ma’arij:4)
25
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari
apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak
mereka ketahui.” (QS. Yasin:36)
26
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Al Qur’an sebagai kitab suci ummat Islam, seringkali diragukan dalam hal
keterkaitannya dengan ilmu pengetahuan. Hal ini tentulah menjadi suatu tantangan
tersendiri bagi ummat islam untuk menelaah lebih jauh kandungan dan isi dari
kitabnya tersebut.
Sebenarnya, bila kita telaah ayat per ayat dalam Al Qur’an, keraguan akan
keabsahan dan kualitas materi kitab ini bisa terjawab dengan mudah. Maka, hanya
orang-orang yang mengamati dan memperhatikan Al Qur’an dengan cermatlah, yang
akan mendapatkan tanda-tanda kebesaran Allah SWT dan kebenaran Al Qur’an pada
setiap penemuan ilmiah yang diperoleh manusia.
Al Qur’an menganjurkan manusia untuk mencari ilmu pengetahuan yang
terdapat di langit dan bumi. Namun, tentulah hal itu jangan sampai menyimpang dari
apa yang telah digariskan dan dibatasi oleh Allah SWT sebagaimana tetera dalam Al
Qur’an.
Beberapa bukti autentik dari penelitian-penelitian ilmiah tentang alam yang
telah dilakukan sampai saat ini, setidaknya telah menjadi bukti bahwa kandungan Al
Qur’an tentang ilmu dan fenomenanya sangatlah benar apa adanya. Maka, sebaiknya
mulai saat ini seluruh umat islam dan seluruh kamu ilmuan sadar, bahwa kandungan
Al Quran tentang ilmu pengetahuan tidak dapat diragukan lagi. Damn tentulah hal ini
ditujukan pada, penguatan akan adanya pencipta Al Qur’an itu sendiri, yang tiada lain
adalah Allah SWT.
27
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Baiquni, Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, PT. Dana Bakhti
Prima Yasa, Yogyakarta, 1997. h. 17.
Arifin, M, H, 1993, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara
Deedat, Ahmad, 2003, Al Qur’an Mu’jizat Yang Tak Tertandingi, Jakarta : Pustaka
DEPAG, Sains Menurut Perespektif Al-qur’an, PT. Dwi Rama, 2000. h. 3.
(http://muttley.ucdavis.edu/Book/Atmosphere/beginner/layers-01.html).
H.G. Sarwar, Filsafat Al-Qur’an, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994. h. 125.
28