Anda di halaman 1dari 16

PHBS di Rumah Tangga

Kesehatan adalah hak dasar manusia yang merupakan karunia Tuhan yang sangat tinggi nilainya.
Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kualitas sumber daya
manusia.oleh karena itu perlu dipelihara dan ditingkatkan.

Status kesehatan masyarakat antara lain ditentukan oleh Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Umur Harapan Hidup ( UHH).

AKI di Indonesia dilaporkan tahun 2005 sekitar 256 keamtian per 100.000 kelahiran hidup , anka
ini masih jauh target nasional 2010 sebesar 125/100.000 kelahiran hidup. angka kematian ibu yang
tinggi sangat erat kaitannya dengan ditolong tidaknya persalinan oleh tenaga kesehatan.

Untuk angka kematian Bayi (AKB) dilaporkan 32 kematian per 1000 kelahiran hidup tahun 2003
dan 25 kematian per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2006. Penyebab langsung kematian bayi
terbanyak disebabkan karena pertumbuhan janin yang sangat lambat, kekurangan janin pada bayi,
kelahiran premature dan berat bayi rendah.
Sedangkan untuk penyebab tidak langsung adalah kurangnya ibu yang memberikan ASI secara
eksklusif, sehingga banyak bayi yang mudah terkena penyakit infeksi seperti diare dan ISPA
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) sehingga menyebabkan kematian.
Susenas 2004 melaporkan sebesar 35 persen bayi umur 0-6 bulan mendapat ASI ekslusif selama
24 jam terkhir. Dibandingkan dengan data susenas 2003 ada penurunan sebesar 3 persen. Dengan
demikian pencapaian semakin jauh dari target Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan, yaitu
sebesar 80 persen.

Data Susenas ( Survei Sosial Ekonomi Nasional)

 Persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebagai penolong pertama adalah
64 persen (Susenas 2004)
 Dibandingkan dengan Susenas 2001 dan 2003, angka tersebut mengalami kenaikan
masing-masing 5 persen dan 3 persen.
 Peningkatan tersebut merupakan kontribusi peran bidan yang mencakup pertolongan
persalinan masing-masing 50 persen (Susenas 2001), 53 persen (Susenas 2003) dan 55
persen (Susenas 2004).

Setiap jam 2 orang meninggal atau lebih dari 17.000 ibu meninggal setiap tahun. Sekitar 4 juta ibu
hamil dan ibu menyusui menderita gangguan Anemia karena kekurangan zat besi. Lebih dari 1,5
juta balita yang terancam gizi buruk diseluruh pelosok tanah air. Setiap jam 10 dari sekitar 520
bayi yang di Indonesia meninggal dunia.
Perubahan tingkat kesehatan juga memicu transisi epidemiologi penyakit, yakni bertambahnya
penyakit degenerasi atau sikenal dengan penyakit tidak menular (PTM).
Saat ini PTM seperti penyakit jantung, Stoke, Hipertensi, Diabetes Mellitius merupakan penyebab
utama kematian dan ketidakmampuan fisik yang diderita oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia.

Terjadinya PTM ternyata telah mempunyai prakondisi sejak dalam kandungan dan masa
pertumbuhan seperti berat bayi lahir rendah, kurang gizi dan terjadinya infeksi berulang, juga
diperberat oleh perilaku tidak sehat.

Perilku tidak sehat yang saat ini menjadi tren gaya hidup masyarakat antara lain merokok, kurang
Aktivitas fisik dan kurang mengkonsumsi buah dan sayur.
Menurut Susenas 2004 presentase penduduk umur 15 tahun ke atas yang tidak merokok adalah 66
persen. Dibandingkan Susenas 2001 dan 2003,terjadi penurunan sebesar 2 persen.
Susenas 2004 menunjukan secara keseluruhan hanya 6 persen penduduk umur 15 tahun ke atas
yang cukup beraktivitas fisik, sebagaian besar (85 persen) penduduk kurang beraktivitas fisik dan
9 persen tidak biasa melakukan aktivitas/sedentary.
Susenas 2004 menunjukan secara keseluruhan hanya 1 persen penduduk umur 15 tahun keatas
yang cukup mengkonsumsi sayur dan buah. Hampir seluruh penduduk (99% kurang)
mengkonsumsi sayur dan buah. Sedangkan Susenas 2003, berdasarkan kriteria yang dipakai,
menunjukan penduduk umur 10 tahun ke atas yang mengkonsumsi cukup serat adalah 9 persen
dan yang mengkonsumsi kurang serat 91 persen.

Badan kesehatan Dunia memperkirakan tahun 2020 sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan
disebabkan oleh PTM.

Masalah 1 Bagaimana Mengatasinya


Permasalahan di atas dapat di cegah dengan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
khususnya di rumah tangga. Mengapa di rumah tangga? Karena anggota rumah tangga merupakan
asset yang sangat potensial. Untuk diberdayakan dalam menjaga memelihara kesehatan.

Pengertian PHBS di Rumah Tangga


PHBS di Rumah Tangga adalah upaya unutk memperdayakan anggota rumah tangga agar tahu,
mau dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat.
Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh
anggota keluarga yaitu :
- Pasangan Usia Subur
- Ibu Hamil dan Menyusui
- Anak dan Remaja
- Usia lanjut
- Pengasuh Anak

Manfaat PHBS di Rumah Tangga


Anggota keluarga Mampu mengupayakan lingkungan Peningkatan kinerja dan citra
meningkat kesehatannya sehat Alokasi biaya penanganan
dan tidak mudah sakit masalah kesehatan dapat di
alihkan unatuk pengembangan
lingkungan sehat & penyedian
sarana kesehatan merat bermutu
& dan terjangkau
Anak tumbuh sehat & Mampu mencegah & menanggulangi Menjadi pusat pembelajaran
cerdas masalah kesehatan bagi daerah lain dalam
pengembangan PHBS di rumah
tangga
Produktivitas anggota Memanfaatkan pelayanan kesehatan
keluarga meningkat yang ada
Pengeluaran biaya dapat Mampu mengembangkan upaya
di alokasikan untuk kesehatan bersumber masyarakat
pemenuhan gizi seperti Posyandu,JPKM,tabungan
keluarga ,pendidikan & bersalin,arisan jamban ,kelompok
modal usaha untuk pemakai air,ambulan desa
peningkatan pendapatan
Secara keseluruhan 19 persen Rumah Tangga di Indonesia masuk kategori Sehat.
Sedangkan untuk tahun 2006, secara nasional persentase rumah tangga yang memenuhi indikator
rumah tangga sehat mencapai 30,13 persen. Berikut ini grafik pencapaian PHBS Rumah Tangga
tahun 2004.

Langkah langkah pembinaan PHBS di Rumah Tangga


Di kabupaten Kota
a Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PHBS di Rumah Tangga melalui Tim Penggerak
PKK di seluruh kecamatan dan desa/kelurahan
b Sosialisasi pembinaan PHBS di Rumah Tangga kepada Tim Penggerak PKK
c Mengadvokasi Bupati /Walikota /DPRD untuk memperoleh dukungan kebijakan dan dana bagi
pembinaan PHBS di Rumah Tangga diseluruh kecamatan dan desa/kelurahan.
d Memantau kemajuan pelaksanaan pembinaan PHBS di Rumah Tangga dan pencapaian Rumah
Tangga tingkat kabupaten /kota.
e Memberikan penghargaan terhadap Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga tingkat
kabupaten/kota.

Di Kecamatan
a Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PHBS di Rumah Tangga melalui Tim Penggerak
PKK di seluruh desa /kelurahan
b Sosialisasi pembinaan PHBS di Rumah Tangga kepada Tim Penggerak PKK desa /kelurahan
dan organisasi masyarakat lainnya.
c Mengadvokasi Camat dan lintas sektor terkait untuk memperoleh dukungan kebijakan dan dana
bagi pembinaan PHBS di Rumah Tangga di seluruh desa/kelurahan.
d Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan pembinaan PHBS di Rumah Tangga
berdasarkan prioritas masalah PHBS tingkat desa/kelurahan
e Melatih TP-PKK desa/kelurahan dalam melaksanakan pembinaan PHBS di Rumah Tangga.
f Memantau kemajuan pelaksanaan pembinaan PHBS di Rumah Tangga dan pencapaian Rumah
Tangga diseluruh desa.
g Mengirimkan hasil pengumpulan data PHBS di seluruh desa/kelurahan ke Dinasa Kesehatan
kabupaten/kota untuk diolah lebih lanjut melalui Sistim Informsi Manajemen PHBS (SIM-
PHBS).
h Melaksanakan penilaian PHBS di Rumah Tangga tingkat desa/kelurahan.
i Memberikan penghargaan terhadap Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga tingkat
desa/kelurahan.

Di Desa/Kelurahan
a Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga
b Pengumpulan data PHBS di Rumah Tangga
c Pengolahan Data dan Pemetaan PHBS
d Perencanaan kegiatan
e Penggerakan dan Pelaksanaan Kegiatan.
f Pemantauan dan Penilaian.
Dukungan untuk PHBS di Rumah Tangga
a. Bupati/Walikota/Gubernur

 Mengeluarkan kebijakan dalam bentuk surat keputusan , surat edaran, atu intruksi tentang
pembinaan PHBS di Rumah Tangga
 Mengalokasikan anggaran untuk pembinaan PHBS di Rumah Tangga
 Mengkoordinasikan kegiatan pembinaan PHBS di Rumah Tangga
 Memantau kemajuan pencapaian Rumah Tangga Sehat

b. DPRD

 Menyutujui anggaran untuk pembinaan PHBS di Rumah Tangga.


 Mengevaluasikinerja Bupati /Walikota/ yang berkaitan dengan pencapaian Rumah Tangga
Sehat.

c. Dinkes kab / kota

 Mengadvokasi Bupati / Walikota dan DPRD untuk memperoleh dukungan kebijakan dan
dana bagi pembinaan PHBS di Rumah Tangga.
 Sosialisasi PHBS di Rumha Tangga di berbagai kelompok sasaran.
 Menyusun rencana, pelaksanaan , pemantauan dan penilaian kegiatan pembinaan PHBS di
Rumah Tangga melalui integrasi dan kemitraan lintas program dan sektoral.
 Menyediakan dan mendistribusikan media promosi pembianan PHBS di Rumah Tangga
ke berbagai sasaran.
 Memantau kemajuan pencapaian Rumah Tangga Sehat.

d. Lintas Sektor

 Memberi dukungan terhadapa pelaksanaan pembinaan PHBS di Rumah Tangga sesuai


dengan permasalahan yang ditemui dan berkaitan dengan kewenangan dan fungsi masing-
masing.
 Menciptakan suasana atau opini yang positif untuk pengembangan PHBS di Rumah
Tangga.

PERILAKU HIDUP BERSIH (PHBS) DI RUMAH TANGGA

Apa itu PHBS di Rumah Tangga?


PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau
dan mampu mempraktikkan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah
resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu tatanan rumah tangga sehat dapat diwujudkan dengan
perilaku sehat dan lingkungan sehat.

Perilaku sehat meliputi :


Persalinan ditolong oleh petugas kesehatan, mengikuti KB, balita diberikan ASI, balita ditimbang,
sarapan pagi dan gosok gigi sebelum tidur.
Lingkungan sehat meliputi : Tersedia air bersih dan jamban, kesesuaian luas lantai dengan jumlah
penghuni serta lantai rumah bukan dari tanah.

Mengapa perlu PHBS di Rumah Tangga?

 Rumah tangga sehat merupakan aset atau modal utama pembangunan di masa depan yang
perlu dijaga, ditingkakan dan dilindungi kesehatannya.
 Berapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena gangguan berbagai penyakit.
 Angka kesakitan dan kematian penyakit infeksi dan non infeksi dapat dicegah dengan PHBS.

Apa tujuan PHBS di Rumah Tangga?


Tujuan umum : Meningkatnya rumah tangga sehat di kabupaten/kota.
Tujuan khusus :

 Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga untuk


melaksanakan PHBS.
 Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.

Apa Manfaat PHBS di Rumah Tangga?

 Setiap anggota rumah tangga meningkatkan kesejahteraannya dan tidak mudah sakit karena
faktor perilaku mempunyai andil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (30-
35%).
 Rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktifitas kerja anggota rumah tangga.
 Dengan meningkatnya kesehatan rumah tangga, biaya yang tadinya dialokasikan untuk
kesehatan dapat ialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang
dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga.
 PHBS merupakan salah satu indikator untuk menilai kinerja pemerintah daerah
kabupaten/kota di bidang kesehatan, yaitu pencapaian 65% rumah tangga sehat pada tahun
2010 (sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang
kewenangan wajib standar Pelayanan Minimal (KW SPM) bidang kesehatan).
 Meningkatkan citra puskesmas dalam bidang kesehatan.

10 Cara Hidup Bersih & Sehat di rumah Tangga

( Pertongan persalinan oleh tenaga kesehatan)

( Balita diberikan ASI )


( Mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesekatan )

( Tidak Merokok )

( lakukan aktivitas fisik setiap hari )

(makanlah dengan gizi seimbang < makan sayur dan buah setiap hari>)
( Tersedia air bersih )

( Tersedia jamban )

( Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni)

( Lantai rumah bukan dari tanah )

Siapa Pelaku dan Sasaran PHBS di Rumah Tangga?


Pelaku PHBS di rumah tangga yaitu petugas kesehatn, petugas lintas sektor, tokoh masyarakat dan
kader kesehatan. Sasaran PHBS di rumah tangga yaitu seluruh anggota keluarga (Ibu, bapak, anak,
nenek, dll).
Mengapa PHBS masih diperlukan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari? Karena faktor
perilaku memiliki andil 30 – 35 % terhadap derajat kesehatan, sedangkan dampak dari perilaku
terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku
yang tidak sehat menjadi sehat, salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu
mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan
Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat / Asuransi Kesehatan / JPKM.
Sedangkan penyuluhan PHBS itu adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka
jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan
pemberdayaan masyarakat (Empowerment).

Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam
tatanan masing-masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Apa saja 10 indikator itu?

a. Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan

Anda mempunyai balita atau adik yang masih berusia 0-5 tahun? Kalau tidak, boleh mengabaikan ini.
Berarti tinggal sembilan indikator lagi kan? Tapi kalau punya, sudahkah istri atau ibu anda
bersalin/melahirkan di tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (dokter kandungan dan
kebidanan, dokter umum dan bidan). Jika sudah, berarti untuk indikator yang satu ini anda lulus.
Mengapa harus tenaga kesehatan? Karena karena tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli
dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin. Disamping itu dengan
ditolong oleh tenaga kesehatan, apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau
dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit. Jika ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan maka
peralatan yang digunakan aman, bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya
kesehatan lainnya. Paham kan???

b. Memberi Bayi ASI Ekslusif

Adakah bayi usia 0-6 bulan di rumah anda? Kalau tidak, lewat dan boleh mengabaikan yang satu ini.
Bagaimana kalau ada? Sudahkah anak anda atau adik anda yang masih berusia di bawah 6 bulan
mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan? Mengapa harus ASI, ga kelaparan tuh bayi diberi
ASI saja??? Pertanyaan ini pasti ada dibenak anda, benar kan ? ASI adalah makanan alamiah berupa
cairan dengan kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga tumbuh dn
berkembang dengan baik. Air susu ibu pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan
(kolostrum) sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.

Manfaat memberi ASI bagi ibu adalah dapat menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi,
mengurangi pendarahan setelah persalinan, mempercepat pemulihan kesehatan ibu, dapat menunda
kelahiran berikutnya, mengurangi risiko kena kanker payudara dan lebih praktis karena ASI lebih
mudah diberikan pada saat bayi membutuhkan.

c. Menimbang Bayi dan Balita setiap bulan

Sama seperti indikator pertama, Anda mempunyai balita atau adik yang masih berusia 0-5 tahun?
Kalau tidak, boleh mengabaikan ini. Kalau ada, sudahkah bayi atau balita anda ditimbang setiap bulan
dan tercatat di KMS atau buku KIA? Penimbangan bayi dan balita anda dimaksudkan untuk
memantau pertumbuhannya setiap bulan. Menimbang secara rutin di posyandu akan terlihat
perkembangan berat badannya apakah naik atau tidak.

Manfaatnya, anda dapat mengetahui apakah balita anda tumbuh sehat, tahu dan bisa mencegah
gangguan pertumbuhan balita, untuk mengetahui balita sakit (demam, batuk, pilek, diare), jika berat
badan dua bulan berturut-turut tidak naik atau bahkan balita yang berat badannya dibawah garis
merah (BGM) dan dicurigai gizi buruk, sehingga dapat dirujuk ke Puskesmas. Datang secara rutin ke
Posyandu juga berfungsi untuk mengetahui kelengkapan imunisasi serta untuk mendapatkan
penyuluhan gizi.

d. Menggunakan Air Bersih

Yang satu ini seharusnya bukan masalah bagi anda. Anda dan rumah tangga anda dikatakan sehat jika
di rumah tangga anda menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari air
kemasan, air ledeng, air pompa, sumur terlindung dan penampungan air hujan dan memenuhi syarat
air bersih yaitu tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna

Manfaat anda menggunakan air bersih diantaranya agar kita terhindar dari gangguan penyakit seperti
diare, kolera, disentri, thypus, kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan. Dan dengan
menggunakan air bersih setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.

e. Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun

Indikator ini sebenarnya gampang, tapi saya ragu apakah anda selalu melakukannya sampai saat ini,
benar kan? Mulailah dari sekarang! Kapan saja harus mencuci tangan? Sebelum makan dan makan,
sesudah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan
makanan tentunya menggunakan air bersih mengalir dan sabun. Manfaat mencuci tangan adalah agar
tangan menjadi bersih dan dapat membunuh kuman yang ada di tangan, mencegah penularan penyakit
seperti diare, kolera, dysentri, kecacingan, penyakit kulit, infeksi daluran pernafasan akut (ISPA),
bahkan flu burung dan lainnya.

f. Menggunakan Jamban Sehat

Sudah setengah jalan anda lewati untuk menjadi rumah tangga yang sehat, Tiba saatnya di indikator
yang keenam. Punya jamban kan dirumah? Jamban yang digunakan minimal jamban leher angsa, atau
jamban duduk yang banyak di jual di toko bangunan, tentunya dengan tangki septic atau lubang
penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir dan terpelihara kebersihannya. Untuk daerah yang
sulit air (kalau ada) dapat menggunakan jamban cemplung atau jemban plengsengan. Tujuannya
dimaksudkan agar tidak mengundang datangnya lalat atau serangga lain yang dapat menjadi penular
penyakit.

g. Memberantas Jentik di Rumah

Cukup sekali seminggu, asal rutin ya! Tidak sulit menerapkan indikator yang satu ini, manfaatkan
waktu libur anda dengan membersihkan rumah, tidak perlu waktu lama bukan? Lakukan
pemberantasan jentik nyamuk didalam dan atau diluar rumah seminggu sekali dengan 3M plus
abatisasi/ikanisasi. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) merupakan kegiatan pemberantasan telur,
jentik, kepompong nyamuk penular penyakit seperti demam berdarah dengue, chikungunya, malaria,
filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat perkembangbiakannya. PSN dapat dilakukan dengan cara 3M
plus yaitu menguras bak air, menutup tempat penampungan air dan mengubur benda yang berpotensi
menjadi sarang nyamuk plus menghindari gigitan nyamuk.

h. Makan Buah dan Sayur Setiap Hari


Sederhana, murah dan banyak manfaatnya. Biasakan anda dan anggota keluarga anda mengkonsumsi
minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebaliknya setiap hari, tidak harus mahal, yang penting
memiliki kecukupan gizi. Semua jenis sayuran bagus untuk dimakan, terutama sayuran yang berwarna
(hijau tua, kuning, oranye) seperti bayam, kangkung, daun katuk, kacang panjang, selada hijau atau
daun singkong. Begitu pula dengan buah, semua bagus untuk dimakan, terutama yang berwarna
(merah, kuning) seperti mangga, papaya, jeruk, jambu biji atau apel lebih banyak mengandung
vitamin dan mineral serta seratnya.

i. Melakukan Aktivitas fisik Setiap hari

Minimal 30 menit setiap hari. Anda lakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Jenis aktifitas fisik yang
dapat dilakukan bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu berjalan kaki, berkebun, bekerja ditaman,
mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik turun tangga dan membawa belanjaan.
Aktifitas fisik lainnya bisa berupa olah raga yaitu push up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam,
bermain tenis, yoga, fitness, angkat beban/berat. Intinya olahraga itu tidak harus mahal, bahkan
banyak yang gratis bukan?

j. Tidak Merokok di Dalam Rumah

Terakhir, anda perokok atau memiliki anggota keluarga yang merokok? Jika anda bukan perokok,
acungan jempol buat anda dan jangan pernah terpengaruh dengan yang namanya rokok. Tapi jika
anda perokok atau memiliki anggota keluarga yang merokok, itu hak anda, namun kami anjurkan
untuk berpikir bahaya merokok dan berusaha berhenti untuk merokok. Biar adil, bagi perokok, jangan
merokok di dalah rumah atau ketika berada bersama orang lain yang bukan perokok, mereka juga
berhak dapat udara segar bukan?

Sumber : www.dinkes.jogjaprov.go.id

BAB I
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat)


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi yang dicanangkan
oleh Departemen Kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan Millenium 2015 melalui rumusan
visi dan misi Indonesia Sehat, sebagaimana yang dicita-citakan oleh seluruh masyarakat Indonesia
dalam menyongsong Milenium Development Goals (MDGs).
"Health is not everything, but without health everything is nothing". Kesehatan memang
bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak berarti. Setiap individu mempunyai
hak untuk hidup sehat, kondisi yang sehat hanya dapat dicapai dengan kemauan dan keinginan yang
tinggi untuk sehat serta merubah prilaku tidak sehat menjadi prilaku hidup sehat.
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dipraktekkan oleh setiap
individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan yang sehat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia kapan
saja dan dimana saja. PHBS di rumah tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat umum,
sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk
kebiasaan sehingga melekat dalam diri seseorang.
Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal dari luar maupun
dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau
keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat. PHBS merupakan salah satu pilar utama dalam Indonesia Sehat dan
merupakan salah satu strategi untuk mengurangi beban negara dan masyarakat terhadap pembiayaan
kesehatan.
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992)
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya
manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan
(Simons-Morton et al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat
diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam
aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang
bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005).
Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh :
a. Nilai
b. Sikap
c. Pendidikan/Pengetahuan
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga
berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula (Notoatmodjo S.,2003)

2.2 Tujuan PHBS


Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha berperan
serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Tatanan PHBS
PHBS berada di lima tatanan yakni:
1. Tatanan rumah tangga
Membudayakan hidup sehat tidaklah sulit harus ada kesadaran, keinginan dan kemauan untuk
memulainya. Setiap keluarga dapat menerapkan prinsip untuk hidup bersih serta menjadikan perilaku
sehat menjadi kebiasaan setiap anggota keluarga. Jika kebiasan yang baik telah ditanamkan sejak dini
maka tidaklah sulit melakukannya, karena sesuatu yang dilakukan sebagai kebiasaan sangat mudah
untuk dikerjakan. Tanamkan prinsip bahwa kesehatan merupakan suatu "kebutuhan", sehingga kita
akan termotivasi untuk mencapainya dan melakukannya.
Sepuluh indikator PHBS di tatanan rumah tangga:
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menurunkan resiko gangguan pasca persalinan dan
mencegah infeksi neonatus.
b. Memberi Asi esklusif
Asi ekslusif secara nyata mampu menekan angka kematian balita, memberikan Asi ekslusif tidak
hanya memberikan manfaat bagi bayi namun bermanfaat juga bagi ibu. Ibu yang menyusui 20 persen
terhindar dari resiko terkena kanker payudara dan kanker rahim.
c. Menimbang balita setiap bulan.
Jika keluarga memiliki balita wajib membawanya ke pos yandu untuk dilakukan penimbangan.
Menimbang berat badan merupakan parameter untuk menentukan status gizi balita, dengan
melakukan penimbangan setiap bulan dapat diketahui pertumbuhan dan perkembangan balita serta
dapat diketahui lebih awal jika terdapat indikasi kekurangan gizi.
d. Menggunakan air bersih
Berbagai penyakit dapat diakibatkan oleh penggunaan air yang tidak bersih. Jika kondisi air yang
digunakan tidak jernih, keruh atau berbau sebaiknya air yang digunakan diolah terlebih dahulu agar
menjadi air bersih dengan menggunakan saringan sederhana.
e. Mencuci tangan dengan air dan sabun.
Membiasakan untuk mencuci tangan setelah melakukan pekerjaan dan ketika akan mengerjakan suatu
pekerjaan hal ini secara nyata telah mencegah perpindahan kuman dan penyebaran penyakit yang
disebabkan oleh berbagai bakteri penyebab infeksi antara lain hepatitis B, HIV/AIDS.
f. Menggunakan jamban sehat.
Kotoran manusia merupakan sumber penyebaran penyakit yang sangat kompleks antara lain tipus,
disentri, kolera, berbagai macam penyakit cacing, schisosomiasis dan sebagainya. Secara langsung
kotoran ini dapat mengkontaminasi makanan, minuman, sumber air, tanah dan sebagainya.
g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.

Mencuci dan membersihkan bak mandi dan tempat-tempat penyimpanan air minimal seminggu sekali
dan mengubur kaleng-kaleng bekas tindakan ini merupakan cara memberantas jentik-jentik nyamuk
demam berdarah. Karena nyamuk demam berdarah bertelur di tempat genangan/penampungan air
jernih bukan air got atau sejenisnya.

h. Makan buah dan sayur setiap hari.


Sayur dan buah merupakan sumber gizi yang lengkap dan sehat serta mudah didapatkan. Dengan
mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari kebutuhan gizi dapat terpenuhi.
i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.

Aktifitas fisik, gerak badan atau melakukan pekerjaan di rumah akan meningkatkan kekuatan otot dan
menyehatkan badan.
j. Tidak merokok didalam rumah.

Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap orang–orang disekelilingnya, untuk itu
hindarilah untuk merokok di dalam rumah.

2. Tatanan sekolah
Indikator PHBS di sekolah antara lain:
a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.
Sebab air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit, bila
digunakan maka kuman dan bakteri berpindah ke tangan. Pada saat makan kuman dengan cepat
masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit antara lain diare, thypus, cacingan, flu
burung dll.
b. Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.
Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan tambahan makanan (BTM) yang
digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan bumbu penyedapnya aman untuk kesehatan
atau tidak.
c. Menggunakan sampah pada tempatnya
Sampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan
pencemaran terhadap tanah, air dan udara.Sampah menjadi media perkembangan kuman-kuman
penyakit yang dapat membahayakan kesehatan. Dan sampah juga bisa menimbulkan kecelakaan dan
kebakaran.
d. Olah raga yang teratur dan terukur.
Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih
kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, daya tahan tubuh terhadap penyakit lebih baik dan
menghindarkan diri dari penyakit jantung, osteoporosis, diabetes, stroke dan hipertensi.
e. memberantas jentik nyamuk.
Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk, sehingga nyamuk tidak berkembang di
lingkungan sekolah. Khususnya jentik nyamuk Aedes aeghypty yang menyebabkan penyakit DBD,
karena nyamuk ini menggigit pada siang hari dimana siswa sedang belajar.
Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu, menguras tempat-tempat penampungan air seminggu sekali
seperti vas bunga,bak mandi dll , menutup tempat-tempat penampungan air dengan rapat dan
mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan.
f. Tidak merokok.
Karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain terjangkit penyakit kanker
paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk kronis, kelainan kehamilan, katarak, kerusakan gigi,
dan efek ketagihan serta ketergantungan terhadap rokok.
Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang terbukti menyebabkan
kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin, tar dan CO.
g. menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi. Agar pertumbuhan anak
dapat berkembang secara optimal.
h. Menggunakan jamban.
Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak berbau. Supaya tidak mencemari
sumber air dilingkungan sekitar.
Dan juga agar tidak mengundang datangnya serangga kecoa/ lalat yang dapat menjadi vektor penyakit
seperti diare, cholera, disentri, thypus, cacingan dll.
3. Tatanan tempat kerja
Indikator PHBS di tempat kerja antara lain :
Semua PHBS diharapkan dilakukan di tempat kerja. Namun demikian, tempat kerja telah masuk
kategori Tempat Kerja Sehat, bila masyarakat pekerja di tempat kerja :
1. Tidak merokok di tempat kerja
2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
3. Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar dan buang
air kecil
5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
6. Menggunakan air bersih.
7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
8. Membuang sampah pada tempatnya. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis
pekerjaan.
4. Tatanan tempat umum
PHBS ditempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan
pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktekkan PHBS dan
berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum sehat.
Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta atau
perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi,
sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.
a. PHBS di Pasar
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak merokok
di pasar, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk
b. PHBS di tempat Ibadah
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak merokok
di tempat ibadah, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk
c. PHBS di Rumah Makan
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun, Tidak merokok di rumah makan, Menutup makanan dan minuman,
Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk
d. PHBS di Angkutan Umum(Bus, Angkot, Kereta, Pesawat, Kapal Laut dll)
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak merokok
di angkutan umum, Tidak meludah Sembarangan
Manfaat:
a. Bagi masyarakat:
Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit. Masyarakat mampu mengupayakan
lingkungan sehat, serta mampu mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi
b. Bagi tempat umum
Lingkungan menjadi lebih bersih, indah dan sehat sehingga meningkatkan citra tempat umum,
Meningkatkan pendapatan bagi tempat-tempat umum sebagai akibat dari meningkatnya kunjungan
pengguna tempat-tempat umum
c. Bagi pemerintah Kabupaten/kota
Peningkatan presentase tempat umum sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah kabupaten/kota
yang baik Kabupaten /kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan
PHBS di tempat-tempat umum
5. Tatanan fasilitas kesehatan
Indikator PHBS di fasilitas kesehatan antara lain :
1. menggunakan air bersih,
2. menggunakan jamban yang bersih & sehat,
3. membuang sampah pada tempatnya,
4. tidak merokok,
5. tidak meludah sembarangan,
6. memberantas jentik nyamuk.

3.2 Sasaran PHBS Menurut Tatanan


Sasaran Keluarga Inst. Tempat Sekolah Tempat
Kesehatan Kerja Umum
Primer Individu Pasien Karyawan Siswa Pengunjung
Pengantar/ Masyarakat
Keluarga Umum
Keluarga
Pasien
Sekunder KK Petugas Manager Guru Pegawai
Ortu/ Kes Serikat BK Karyawan
Mertua Kader Kes Buruh Karyawan Manager
Kader Organisasi Osis
Profesi
Tersier KK Pimp. Direktur Kepsek Direksi
Ket RT Institusi di Pemilik Pemilik Pemilik
Ket RW Institusi
Kades Kesehatan

3.3 Media
Contoh Media Pamflet :
3.4 Aturan atau Kebijakan Mengenai PHBS
Pembinaan PHBS di Rumah Tangga telah menjadi bagian dari Kesatuan Gerak PKK-KB-
Kesehatan sejak tahun 2005. Landasan hukum pembinaan PHBS adalah :

a. Undang-Undang no 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pemberdayaan


Keluarga Sejahtera.
b. Undang-undang Nomor 23 Tahun 199 tentang Kesehatan.
c. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
d. Peraturan Pemerintah nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom
e. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai
Desa dan Kelurahan.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Kewenangan Wajib Standar Pelayanan
Minimal di Bidang Kesehatan.
g. Keputusan Menteri dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 53 tahun 2000 tentang Gerakan
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga.
h. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan
nasional Promosi Kesehatan.
i. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.

BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan dari tulisan diatas, sebagai berikut :
1. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dipraktekkan oleh setiap individu
dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan yang sehat.
2. Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat
agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
3. Tatanan PHBS ada lima yaitu :
a. Tatanan sekolah
b. Tatanan Rumah tangga
c. Tempat umum
d. Tempat kerja
e. Fasilitas kesehatan
4.2 Saran
1. Diharapkan pembaca dapat berperilaku hidup bersih dan sehat dimanapun.
2. Lebih perduli akan lingkungan yang bersih dan sehat.
3. Dapat mengajarkan pola hidup bersih dan sehat sejak dini.
4. Kebersihan adalah bagian dari iman.
DAFTAR PUSTAKA
www.promosikesehatan.com (Online)
drmiftah.blogspot.com/2010/01/phbs (Online)
http://www.puskel.com/10-indikator-phbs-tatanan-rumah-tangga/ (Online)
http://www.analisadaily.com/news/read/2011/11/21/22519/budayakan_prilaku_hidup_bersih_dan_seh
at/#.T5jdO8hlftQ (Online)
(Online)

Anda mungkin juga menyukai