Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Asam Asetat

1. Definisi

Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga Acetid acid (Acidum aceticum), akan

tetapi di kalangan masyarakat asam asetat biasanya disebut cuka atau asam cuka. Asam

cuka merupakan cairan yang rasanya masam dan pembuatanya melalui proses fermentasi

alkohol dan fermentasi asetat yang didapat dari bahan kaya gula seperti anggur, apel,

malt, gula, dan sebagainya. (Anton A, 2003). Asam asetat dengan kadar kurang lebih

25% beredar bebas di pasaran dan biasanya ada yang bermerk dan ada yang tidak

bermerk. Pada cuka yang bermerk biasanya tertera atau tertulis kadar asam asetat pada

etiketnya.

2. Sejarah

Cuka telah dikenal manusia sejak awal peradaban manusia. Cuka dihasilkan oleh

berbagai bakteri penghasil asam asetat, dan asam asetat merupakan hasil samping dari

pembuatan bir atau anggur. Asam asetat ini berasal dari bahasa latin yaitu acetum, yang

berarti cuka. Asam asetat ini telah lama dikenal oleh bangsa Romawi dan Yunani dengan

proses pembuatan yang masih sangat sedehana, yaitu melalui oksidasi alkohol yang

terdapat dalam anggur yang ditempatkan dalam tong atau dibiarkan pada udara terbuka.

(http://id.wikipedia.com).

3. Sifat Asam Asetat


a. Sifat fisika

Sifat fisika dari asam asetat adalah berbentuk cairan jernih, tidak berwarna,

berbau menyengat, pH asam, memiliki rasa asam yang sangat tajam sekali, mempunyai

titik beku 16,60 C, titik didih 118,10 C dan larut dalam air, alkohol dan eter. Asam asetat

dibuat dengan fermentasi alkohol oleh bakteri Acetobacter. Pembuatan dengan cara ini

biasa digunakan dalam pembuatan cuka (Sarjoni,2005). Asam asetat mempunyai rumus

molekul CH3COOH dan bobot molekul 60,05 (Depkes RI,1995).

b. Sifat Kimia

Asam asetat mudah menguap di udara terbuka, mudah terbakar, dan dapat

menyebabkan korosif pada logam. Asam asetat jika di reaksikan dengan karbonat akan

menghasilkan karbon dioksida. Penetapan kadar asam asetat biasanya menggunakan basa

natrium hidroksida, di mana 1 ml natrium hidroksida 1 N setara dengan 60,05 mg

CH3COOH. (Depkes RI,1995)

4. Batas-batas Penggunaan Asam Asetat

Batas-batas penggunaan asam asetat atau asam cuka dalam pemakaiannya harus

seencer mungkin. Misalnya bila digunakan pada pembuatan acar dapat ditambahkan cuka

dengan batasan kadarnya 0,5% - 2,7%(SNI No. 01-3784-1995).

5. Kegunaan Asam Asetat


Asam asetat digunakan untuk keperluan rumah tangga, industri dan kesehatan

yaitu sebagai berikut :

a. Bahan penyedap rasa pada makanan.

b. Bahan pengawet untuk beberapa jenis makanan dan merupakan pengawet makanan

secara tradisional. Daya pengawet disebabkan karena kandungan asam asetatnya,

sebanyak 0,1% asam asetat dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembentuk spora

penyebab keracunan makanan.

c. Pembuatan obat-obatan (Aspirin).

d. Bahan dasar pembuatan anhidrida asam asetat yang sangat penting, diperlukan untuk

asetilasi terutama di dalam pembuatan selulosa asetat.

e. Bahan dasar untuk pembuatan banyak persenyawaan lain (amil asetat, asetil klorida

dan sebagainya)

f. Di bidang industri karet (menggumpalkan karet).

g. 0,3% asam asetat dapat mencegah pertumbuhan kapang penghasil mikotoksin (P.

Soebiyanto Tjokroadikoesoemo)

6. Pembuatan Asam Asetat

Asam asetat dapat dibuat melalui :

a. Oksidasi alkohol oleh pengaruh bakteri

Asam asetat dengan oksidasi alkohol dibuat dengan pengaruh bakteri yaitu bakteri

asetobacter dan dibuat dengan bantuan udara pada suhu 350C. Reaksinya :

Asetobacter ( 350 C ) CH3COOH + H2O


C2H5OH + O2
Pada proses fermentasi alkohol ini, asam asetat didapat dari bahan yang kaya gula

seperti anggur, apel, malt, gula, dan sebagainya

b. Dengan destilasi kayu kering

Cara pembuatannya yaitu kayu dipanaskan secara kering dalam ruangan tertutup

maka akan terjadi gas dan cairan yang mengandung aseton, methanol, dan asetat. Lalu di

dalam cairan itu ditambahkan kalsium hidroksida ( Ca(OH)2 ) dan akan terjadi kalsium

asetat. Kemudian cairan tersebut didestilasi dan diperoleh destilat berupa methanol,

aseton, dan air. Sedangkan yang tertinggal kalsium asetat. Kalsium asetat jika ditambah

asam sulfat akan menghasilkan asam asetat.

c. Hidrolisis etuna

C2H2+H2O H2C=C(OH)H CH3CHO (reaksi hidrolisis).

CH3CHO + O2 CH3COOH ( Reaksi Oksidasi )

Reaksi antara etuna dengan air pada T = 600 – 800 C dan katalis merkuri(II) maka

akan membentuk ethanol yang kemudian berubah menjadi aldehid. Pada hasil akhir

aldehida dioksidasi maka akan diperoleh asam asetat. ( Arsyad Natsir M, 2001 )

7. Efek Samping dari Asam Asetat

Larutan asam yang banyak digunakan dan disimpan di dalam rumah tangga antara

lain asam cuka, asam ini memang dibutuhkan tetapi berbahaya bila tidak digunakan

dengan semestinya. Zat asam yang tertelan dalam jumlah banyak akan mencederai mulut.

Biasanya disekitar mulut penderita akan merasa terbakar, perut terasa mual, muntah, sulit
menelan dan berbicara, nafas terasa terhambat dan bahkan pingsan. Bila zat asam

mengenai mata atau kulit penderita maka akan terasa terbakar, panas atau luka bakar

ditempat yang terkena, dan akan terjadi kerusakan pada lidah dan gigi akan terasa linu.

(http://id.wikipedia.com).

8. Penyimpanan asam asetat

Asam asetat mudah menguap sehingga penyimpanannya harus dengan wadah

yang tertutup rapat, diletakan di tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung dan

pada suhu ruang atau tidak lebih dari 400 C ( Depkes RI, 1995 ).

B. Metode Penetapan Kadar Asam Asetat Secara Alkalimetri

1. Definisi Alkalimetri

Alkalimetri merupakan suatu proses analisis atau penetapan kadar secara

volumetrik dan jumlah total suatu asam dalam suatu larutan dengan menggunakan larutan

standart basa ( Harjadi. W, 1993 ).

Analisis alkalimetri biasanya digunakan untuk titrasi asam basa, dimana larutan

standart (suatu basa) yang diteteskan melalui buret ke dalam larutan asam dengan

menggunakan suatu indikator tertentu. Indikator itu sendiri adalah suatu zat yang

digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi sedangkan indikator tersebut tidak ikut

bereaksi dalam proses titrasi. Dan perubahan warna yang terjadi pada proses titrasi ini

disebabkan karena adanya perubahan pH. Indikator yang biasa dipakai dalam reaksi

netralisasi adalah indikator PP ( phenol phtalein ), MO ( methyl orange ), MR (methyl

Red), dan phenol red.


Tabel 1. Jenis indikator, daerah pH dan perubahan warna.

Indikator Daerah pH Warna dalam larutan

Asam Basa

PP 8,3 – 10,0 Tidak berwarna Merah

MO 3,2 – 4,4 Merah orange

MR 4,2 - 6,3 Merah Kuning

Phenol red 6,8 – 8,4 Kuning Merah

(Vogel,1994)

Agar tidak terjadi kesalahan titrasi ( yakni selisih antara titik akhir dan titik

ekivalen) perubahan warna itu harus terjadi mendekati titik ekivalen. Titik ekivalen

adalah saat dimana reaksi sempurna tercapai yaitu titrat A tepat habis bereaksi dengan

titrat B, karena jika kelebihan satu tetes saja akan memberikan suatu kesalahan yang

cukup berarti yaitu dengan bertambahnya volume titran (Harjadi.W, 1993).


2. Reaksi yang terjadi

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

mgrek CH3COOH ~ mgrek NaOH

~ 1 grion OH- valensi 1

Cara menghitung kesetaraan NaOH 0,1 N, yaitu:

1
( V X N ) NaOH x ⎯⎯ x MR CH3COOH
Val

1
1 x 0,1 x ⎯⎯ X 60,05 = 6,005 mg CH3COOH
1

Jadi 1 ml NaOH 0,1 N ~ 6,005 mg CH3COOH

Perhitungan kadar asam asetat:

Penetapan Kadar asam asetat menggunakan rumus perhitungan

ml titrasi x N. NaOH x BE CH3COOH x P x 100%


1. Kadar Asam Asetat = ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯
ml sampel x 1000

V x N.NaOH x 6,005 x P
0,1 1
2. Kadar asam asetat = ──────────────── x ⎯⎯
V sampel 10

Anda mungkin juga menyukai