Anda di halaman 1dari 13

ANALISA JURNAL

TINJAUAN PENGGUNAAN ANTIPSIKOTIK PADA PENGOBATAN


SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT PROF. DR. V. L.RATUMBUYSANG
MANADO PERIODE JANUARI 2013-MARET 2013

DisusunUntukMemenuhiTugasPraktek Program PendidikanProfesiNers


StaseKeperawatan Jiwa

DosenPengampu: Endang Nurul Syafitri, S.Kep., Ns., MSN

OLEH
KELOMPOK P3 DRUPADA

1. Andrianus Edi (14160092)


2. Bernadus Buyung (14100091)
3. I GustiAyuNia Juniari ( 14160006)
4. Novriani Maak (14160130)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATIYOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gangguan jiwa adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh seseorang karena
hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena persepsinya tentang kehidupan dan
sikapnya terhadap dirinya sendiri-sendiri (Ancok, 2001), sedangkan menurut Yosep,
(2007) gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan
(volition), emosi (affective), tindakan (psychomotor).
Skizofrenia adalah gangguan yang terjadi pada fungsiotak.Skizofrenia sebagai
penyakit neurobiologis yang mempengaruhi persepsi klien, cara berpikir, bahasa, emosi,
dan perilaku sosialnya (Neurological disease that effect a person perception, thinking,
languange, emotion, and social behavior) (Direja, 2011).
Menurut Maramis (2004) pengobatan skizofrenia harus dilakukan secepat
mungkin, karena keadaan psikotik yang alami kemungkinan dapat menimbulkan
kemunduran mental, adapun penanganan pada skizofrenia meliputi terapi farmakologi,
terapi elektrokonvulsi, psiko terapi dan rehabilitasi, terapikoma insulin, dan labotomi
prefrontal.
Terapi farmakologi (obat-obatan) pada pasien skizofrenia disebutan tipsikotik.
Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan perubahan pola fikir yang terjadi
pada pasien skizofrenia.Terdapat 2 kategori obat antipsikotik yang dikenal yaitu
antipsikotik tipikal dan antipsikotik atipikal.
Di Amerika Serikat dilaporkan 10-30% psikiater klinis menggunakan terapi
kombinasi dalam praktik mereka dan terdapat peningkatan kecendrungan penggunaan
polifarmasi. Di poliklinik Jiwa Dewasa RSCM, selama bulan maret 2011 tercatat 253
orang pasien rawat jalan dengan diagnosis skizofrenia, 95 orang di antaranya (37%)
mendapat terapi dengan antipsikosis kombinasi. Di Rumah Sakit Marzuki Mahdi Bogor
65% pasien mendapatkan antipsikotika secara kombinasi dalam mengatasi kegelisahan
motorik (Monika, 2012).
Berdasarkan uraian diatas dapatdilihat bahwa penggunaanan tipsikotik merupakan
terapifarmakologi yang bekerja untuk mengontrol gejala skizofrenia, sehingga penulis
tertarik untuk menganalisis jurnal yang berjudul “Tinjauan Penggunaan Obat
Antipsikotik pada PengobatanSkizofrenia di RumahSakit Prof. Dr.V. L. Ratumbusyang
Manado PeriodeJanuari 2013-Maret 2013”.

1
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menganalisis jurnal yang berjudul “Tinjauan Penggunaan Obat Antipsikotik
pada Pengobatan Skizofrenia di Rumah Sakit Prof. Dr.V. L. Ratumbusyang Manado
Periode Januari 2013-Maret 2013”
2. Tujuan khusus
a. Dapat menganalisa judul penelitian
b. Dapat menganalisa tempat dan waktu penelitian
c. Dapat menganalisa tujuan penelitian
d. Dapat menganalisa metode penelitian
e. Dapat menganalisa hasil penelitian
f. Dapat menganalisa kelebihan dan kekuran ganjurnal

2
BAB II
JURNAL ASLI
Terlampir

3
BAB III
ANALISA JURNAL

A. ANALISA JURNAL KEPERAWATAN JIWA


1. Judul Jurnal Keperawatan Jiwa
Tinjauan Penggunaan Antipsikotik Pada Pengobatan Skizofrenia Di Rumah
Sakit Prof. Dr. V. L. Ratubuysang Manado Periode Januari 2013-Maret 2013.
Menurut kelompok jumlah kata dalam judul jurnal belum sesuai atau lebih
karena pada judul tersebut memuat 14 kata, dimana dalam pembuatan judul dalam
jurnal tidak lebih dari 12 kata (Notoatmodjo, 2012).
2. Tujuan Analisa Jurnal
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan antipsikotik pada
penderita Skizofrenia yang dirawat di Rumah Sakit Ratumbuysang Manado.
3. Nama peneliti, tempat dan tanggal penelitian
a. Nama peneliti
Yulia Maria Jarut, Fatimawali, dan Weny I. Wiyono
b. Tempat
RumahSakit Prof. Dr. V. L.Ratumbuysang Manado
c. Waktu Penelitian
Maret 2013 – Juli 2013
4. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei deskriptif dengan pengambilan
data secara retrospektif. Data diambil dari 5 ruangan perawatan jiwa. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh data rekam medik pasien yang menderita skizofrenia di
Rumah Sakit Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado. Sampel dalam penelitian ini
adalah data rekam medik yang memenuhi kriteria inklusi dimana penderita
didiagnosis skizofrenia dan menerima pengobatan antipsikotik. Pengambilan sampel
dilakukan dengan metode purposive sampling. Penelitian dilakukan terhadap 142
data rekam medik yang memenuhi kriteria inklusi.
5. Hasil Penelitian
Pada terapi tunggal antipsikotik yang paling banyak digunakan adalah
risperidon dengan angkapresentase sebesar 21,1% dan pada terapi kombinasi
antipsikotik yang paling banyak digunakan adalah kombinasi haloperidol dan

4
klorpromazindengan angka presenta sesebesar 23,2%. Pada kategori pengobatan
terdiri dari pengobatan antipsikotik tipikal, pengobatan antipsikotik atipikal dan
kombinasi antipsikotik tipikal-atipikal. Pengobatan dengan menggunakan
antipsikotik tipikal merupakan pengobatan terbanyak yang digunakan dengan angka
presenta sesebesar 41,5%.
B. Pembahasan
1. Kesahihan Metode Penelitian
a. Desain
Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei deskriptif dengan
pengambilan data secara retrospektif. Desain penelitian ini sudah sesuai dengan
teori yaitu Penelitian retrospektif adalah suatu penelitian analitik yang
menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan menggunakan
pendekatan retrospektif.
b. Sampling
Pada jurnal teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling,
dimana purposive sampling adalah suatu teknik sampling yang tentukan oleh
peneliti sendiri berdasarkan suatu tujuan tertentu (Sugiyono, 2011). Namun
pada jurnal ini tidak dijabarkan oleh peneliti mengapa memilih metode
purposive sampling untuk pengambilan sampel.
Menurut kelompok dalam penelitian ini sudah tepat menggunakan metode
purposive sampling. Karena dalam penelitian ini peneliti memiliki karateristik
subjek penelitian dari suatu populasi target yang kan diteliti ( Nursalam, 2013).
c. Alat ukur
Dalam jurnal ini tidak dilampirkan alat ukur yang digunakan sehingga
kelompok tidak menemukan adanya alat ukur yang di gunakan dalam penelitian
ini.
d. Analisis
Pada jurnal hasil penelitian ini dianalisis menggunakan analisa univariat
dengan pengambilan data secara retrospektif.
2. Kesahihan Hasil Penelitian
a. Besaran hasil
Dari hasilpenelitianinimenunjukkan penderita skizofrenia dengan jenis
kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan.
Penderita laki-laki sebanyak 95 penderita (66,9%) sedangkan penderita

5
perempuan sebanyak 47 penderita (33,1%).Jenis skizofrenia terbanyak terdapat
pada skizofrenia paranoid sebanyak 58 penderita (40,8%) kemudian diikuti
dengan skizofrenia residual sebanyak 56 penderita (39,4%). Skizofrenia
hebrefenik sebanyak 17 penderita (12%), skizofrenia katatonik sebanyak 5
penderita (3,5%), skizofrenia tak terinci sebanyak 3 penderita (2,1%),
skizofrenia lainnya sebanyak 2 penderita (1,4%) dan yang paling sedikit adalah
skizofrenia simpleks sebanyak 1 penderita (0,7%). Pada penderita Skizofrenia
yang paling banyak digunakan pada terapi tunggal adalah Risperidon sebanyak
30 penderita (21,1%). Pada terapi kombinasi yang paling banyak digunakan
adalah Haloperidol- Klorpromazin sebanyak 33 penderita (23,2%). Pengobatan
dengan antipsikotik tipikal sebanyak 59 penderita (41,5%). Pada hasil penelitian
ini pengobatan dengan menggunakan antipsikotik atipikal sebanyak 34
penderita (23,9%).
b. Nilai Signifikan
Hasil penelitian ini ditinjau dari jenis antipsikotik yang digunakan pada
penderita Skizofrenia yang paling banyak digunakan pada terapi tunggal adalah
Risperidon sebanyak 30 penderita (21,1%).Pada terapi kombinasi yang paling
banyak digunakan adalah Haloperidol- Klorpromazin sebanyak 33 penderita
(23,2%). Pengobatan dengan menggunakan antipsikotik tipikal merupakan
pengobatan terbanyak yang digunakan dengan angka presentase sebesar 41,5%.
c. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal
1) Kelebihan Jurnal
a) Peneliti sudah mencatumkan berdasarkan kategori umur, jenis kelamin,
diagnosa, jenis antisikotik, dan kategori pengobatan.
b) Teknik pengambilan sempel yang digunakan sudah tepat
2) Kekurangan Jurnal
a) Tidak menjelaskan secara detail tentang kriteria inklusi.
b) Belum mencantumkan kriteria eksklusi.
c) Tidak dijelaskan alat ukur yang di gunakan.
d) Juduljurnalbelumsesuaiataulebihkarenapadajudultersebutmemuat 14
kata.

6
WHAT :
Penelitian ini adalah suatu penelitan retrospektif yang merupakan sebuah studi
didasarkan pada catatan medis,mencari mundur sampai waktu peristiwa terjadi di
masalalu, sehingga didapatkan data untuk menganalisis penggunaan antipsikotik
pada penderita skizofrenia di Rumah Sakit Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado.
Ditinjau dari jenis antipsikotik yang digunakan pada penderita Skizofrenia
yang paling banyak digunakan pada terapi tunggal adalah Risperidon. Risperidon
merupakan derivat dari benzisoksazol yang diindikasikan untuk terapi skizofrenia
baik untuk gejala negatif maupun positif. Untuk efek samping ekstrapiramidal
umumnya lebih ringan dibandingkan dengan antipsikosis tipikal (FKUI, 2007).
Pada terapi kombinasi yang paling banyak digunakan adalah Haloperidol-
Klorpromazin. Haloperidol merupakan golongan potensi rendah untuk mengatasi
penderita dengan gejala dominan gaduh, gelisah, hiperaktif dan sulit tidur.
Haloperidol berguna untuk menenangkan keadaan mania pasien psikosis. Reaksi
ekstrapiramidal timbul pada 80% pasien yang diobati haloperidol. Klorpromazin
merupakan golongan potensi tinggi untuk mengatasi sindrom psikosis dengan gejala
dominan apatis, hipoaktif, waham dan halusinasi. Klorpromazin menimbulkan efek
sedasi yang disertai acuh tak acuh terhadap rangsang dari lingkungan. Timbulnya
sedasi amat tergantung dari status emosional pasien sebelum minum obat.
Berdasarkan kategori pengobatan dapat dilihat bahwa pengobatan dengan
antipsikotik tipikal lebih banyak digunakan daripada antipsikotik atipikal dan
kombinasi tipikal-atipikal. Kebanyakan antipsikotik golongan tipikal mempunyai
afinitas tinggi dalam menghambat reseptor dopamin, hal inilah yang diperkirakan
menyebabkan reaksi ekstrapiramidal yang kuat. Golongan antipsikotik tipikal
umumnya hanya berespons untuk gejala positif . Selain itu antipsikotik tipikal juga
memiliki tempat dalam manajemen psikosis, antara lain untuk pasien yang kurang
mampu atau pada keadaan dimana pasien tersebut sudah stabil dengan antipsikotik
tersebut dengan efek samping yang masih diterima oleh pasien.
WHO :
Pada penelitian ini antipsikotik diberikan pada penderita skizofrenia. Jenis
skizofrenia dalam penelitian ini ada 7, yaitu : skizofrenia paranoid, skizofrenia
hebrefenik, skizofrenia katatonik, skizofrenia tak terinci, skizofrenia residual,
skizofrenia simpleks, skizofrenia lainnya. Pada penelitian ini menunjukkan penderita

7
skizofrenia lebih banyak laki-laki dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan.
Pria mempunyai onset skizofrenia lebih awal daripada wanita. Usia puncak onset
untuk pria adalah 15-25 tahun dan untuk wanita usia puncaknya adalah 25-35 tahun.
WHY :
Pada penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penggunaan antipsikotik
pada penderita skizofrenia di Rumah Sakit Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
Manado.Antipsikotik merupakan terapi obat-obatan pertama atau pengobatan dasar
yang efektif mengobati skizofrenia. Obat antipsikotik merupakan obat yang paling
sering digunakan untuk mengobati penyakit ini.
WHEN :
Penanggulangan memakai antipsikotik diusahakan sesegera mungkin, bila
memungkinkan secara klinik, karena eksaserbasi psikotik akut melibatkan distres
emosional, perilaku individu membahayakan diri sendiri, orang lain, dan merusak
sekitar. Individu terlebih dahulu menjalani pemeriksaan kondisi fisik, vital sign, dan
pemeriksaan laboratorium dasar, sebelum memperoleh antipsikotik.
WHERE :
Pada penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Prof. Dr. V. L.Ratumbuysang
merupakan rumah sakit unggulan dalam pelayanan kesehatan dan menjadi pusat
rujukan di bidang pelayanan kesehatan jiwa di Sulawesi Utara.
HOW :
Obat-obatan antipsikotik atipikial selain memblokade reseptor dopamin, selain
itu juga memblokade reseptor serotonin. Neurotransmitter serotonin sendiri punya
banyak pengaruh diantaranya terhadap kecemasan, nafsu makan, kognisi, proses
belajar, memori, mood, mual, tidur, termoregulasi.
Antipsikotik dapat diberikan kepada penanganan skizofrenia berdasarkan fase
yang dialami :
1. Fase Akut
- Lama : 4-8 minggu
- Simtom psikotik akut : halusinsi, waham, pembicaraan dan perilaku yang
kacau
- Target penanggulangan : mengurangi simtom psikotik dan melindungi
individu dari perilaku psikotik yang berbahaya
2. Fase Stabilisasi
- Lama : 2-6 bulan

8
- Simtom mulai berkurang, akan tetapi individu masih vulnerable untuk
mendapat serangan ulang, bila dosis dikurangi atau adanya stressor
psikososial, serta memperhatikan adanya perbaikan dari fungsi-fungsi
individu.
- Target penanggulangan : mengurangi simtom yang masih ada dan
merencanakan pengobatan jangka panjang
3. Fase Stabil
- Lama : tidak terbatas
- Simtom positif sudah minimal atau tidak dijumpai lagi, dan simtom negatif
masih dominan pada gambaran klinik individu
- Target penanggulangan: mencegah muncul kembali psikosis, mengurangi
simtom negatif dan memfasilitasi individu untuk rehabilitasi sosial.
C. Implikasi Keperawatan
Hasilpenelitianinidapat dijadikanlandasanuntukpenerapandiklinik.
Antipsikotik (juga disebut neuroleptics) adalah kelompok obat-obatan
psikoaktif umum tetapi tidak secara khusus digunakan untuk mengobati psikosis,
yang ditandai oleh skizofrenia. Antipsikotik dibagi menjadi dua : antipsikotik generasi
pertama, yang dikenal sebagai antipsikotik tipikal, dan sebagian besar obat-obatan
pada generasi kedua, yang dikenal sebagai antipsikotik atipikal. Kedua kelas obat-
obatan cenderung untuk memblokir reseptor di otak jalur dopamin, tetapi obat-obatan
antipsikotik mencakup berbagai target reseptor.
1. Antipsikotik tipikal, seperti :
- Klopromazin
- Flufenazin
- Tioridazin
- Haloperidol
2. Atipsikotik atipikal, seperti :
- Klozapin
- Olanzapin
- Risperidol
- Quetapin
- Aripiprazol
Dilihat dari hasil penelitian bahwa jenis skizofrenia yang terbanyak terdapat pada
jenis skizofrenia paranoid dan kemudian diikuti dengan skizofrenia residual. Ditinjau

9
dari jenis antipsikotik yang digunakan pada penderita skizofrenia yang paling banyak
digunakan adalah pada terapi tunggal Risperidon. Terapi Rispendon ini dosis 0,25-6
mg per hari dan dititrasi ke atas; dibagi dianjurkan dosis titrasi awal sampai selesai,
dan pada saat obat dapat diberikan sekali dalam sehari. Digunakan off-label untuk
mengobati sindrom Tourette dan gangguan kecemasan.

Efek Samping:
Lihat keterangan di atas; insomnia, agitasi, ansietas, sakit kepala. Kurang
umum terjadi : Mengantuk, gangguan konsentrasi, lelah, pandangan kabur, konstipasi,
mual dan muntah, dispepsia, nyeri abdominal, hiperprolaktinemia (dengan galaktorea,
gangguan menstruasi, ginekomastia), disfungsi seksual, priapisme, inkontinensia urin,
takikardi, hipertensi, udem, ruam kulit, rhinitis, trauma serebrovaskular, dilaporkan
juga terjadinya neutropenia dan trombositopenia. Jarang terjadi: kejang, hiponatremia,
pengaturan temperatur yang abnormal, serta epitaksis.

10
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Penelitian ini dilakukan Di Rumah Sakit Prof. Dr. V. L. Ratubuysang Manado

Periode Januari 2013-Maret 2013.

2. Tujuan dalam jurnal ini adalah untuk menganalisis penggunaan antipsikotik pada

penderitaSkizofrenia yang dirawat di Rumah Sakit Ratumbuysang Manado.

3. Dalam jurnal ini peneliti menggunakan metode penelitian survei deskriptif

dengan pengambalilan data secara retrospeksif.

4. Hasil penelitian pada jurnal ini adalah terapi tunggal antipsikotik yang paling

banyak digunakan adalah risperidon dengan angka presentase sebesar 21,1% dan

terapi kombinasi antipsikotik yang paling banyak digunakan adalah kombinasi

haloperidol dan klorpromazin dengan angka presenta sesebesar 23,2% sedangkan

pengobatan dengan menggunakan antipsikotik tipikal merupakan pengobatan

terbanyak yang digunakan dengan angka presenta sesebesar 41,5%.

5. Kekurangan jurnal yaitu tidak menjelaskan secara detail tentang criteria inklusi,

belum mencantumkan criteria eksklusi, tidak dijelaskan alat ukur yang di

gunakan, dan judul jurnal belum sesuai atau lebih Karena pada judul tersebut

memuat 14 kata.

6. Kelebihan jurnal peneliti sudah mencatumkan berdasarkan kategori umur, jenis

kelamin, diagnosa, jenis antisikotik, kategori pengobatan dan teknik pengambilan

sempel yang digunakan sudah tepat.

11
B. SARAN

1. Bagi Institusi Kesehatan

Jurnal ini dapat menjadi refrensi tambahan bagi petugas kesahatan dalam

memberikan asuhan sesuai profesi masing-masing.

2. Bagi Mahasiswa Keperawatan

Jurnal ini dapat menjadi bahan bacaan dan juga referensi bagi mahasiswa

kesehatan termasuk keperawatan untuk menambah wawasan dan pengetahuan

untuk acuan praktek klinik keperawatan jiwa.

12

Anda mungkin juga menyukai