OLEH
KELOMPOK P3 DRUPADA
1
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menganalisis jurnal yang berjudul “Tinjauan Penggunaan Obat Antipsikotik
pada Pengobatan Skizofrenia di Rumah Sakit Prof. Dr.V. L. Ratumbusyang Manado
Periode Januari 2013-Maret 2013”
2. Tujuan khusus
a. Dapat menganalisa judul penelitian
b. Dapat menganalisa tempat dan waktu penelitian
c. Dapat menganalisa tujuan penelitian
d. Dapat menganalisa metode penelitian
e. Dapat menganalisa hasil penelitian
f. Dapat menganalisa kelebihan dan kekuran ganjurnal
2
BAB II
JURNAL ASLI
Terlampir
3
BAB III
ANALISA JURNAL
4
klorpromazindengan angka presenta sesebesar 23,2%. Pada kategori pengobatan
terdiri dari pengobatan antipsikotik tipikal, pengobatan antipsikotik atipikal dan
kombinasi antipsikotik tipikal-atipikal. Pengobatan dengan menggunakan
antipsikotik tipikal merupakan pengobatan terbanyak yang digunakan dengan angka
presenta sesebesar 41,5%.
B. Pembahasan
1. Kesahihan Metode Penelitian
a. Desain
Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei deskriptif dengan
pengambilan data secara retrospektif. Desain penelitian ini sudah sesuai dengan
teori yaitu Penelitian retrospektif adalah suatu penelitian analitik yang
menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan menggunakan
pendekatan retrospektif.
b. Sampling
Pada jurnal teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling,
dimana purposive sampling adalah suatu teknik sampling yang tentukan oleh
peneliti sendiri berdasarkan suatu tujuan tertentu (Sugiyono, 2011). Namun
pada jurnal ini tidak dijabarkan oleh peneliti mengapa memilih metode
purposive sampling untuk pengambilan sampel.
Menurut kelompok dalam penelitian ini sudah tepat menggunakan metode
purposive sampling. Karena dalam penelitian ini peneliti memiliki karateristik
subjek penelitian dari suatu populasi target yang kan diteliti ( Nursalam, 2013).
c. Alat ukur
Dalam jurnal ini tidak dilampirkan alat ukur yang digunakan sehingga
kelompok tidak menemukan adanya alat ukur yang di gunakan dalam penelitian
ini.
d. Analisis
Pada jurnal hasil penelitian ini dianalisis menggunakan analisa univariat
dengan pengambilan data secara retrospektif.
2. Kesahihan Hasil Penelitian
a. Besaran hasil
Dari hasilpenelitianinimenunjukkan penderita skizofrenia dengan jenis
kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan.
Penderita laki-laki sebanyak 95 penderita (66,9%) sedangkan penderita
5
perempuan sebanyak 47 penderita (33,1%).Jenis skizofrenia terbanyak terdapat
pada skizofrenia paranoid sebanyak 58 penderita (40,8%) kemudian diikuti
dengan skizofrenia residual sebanyak 56 penderita (39,4%). Skizofrenia
hebrefenik sebanyak 17 penderita (12%), skizofrenia katatonik sebanyak 5
penderita (3,5%), skizofrenia tak terinci sebanyak 3 penderita (2,1%),
skizofrenia lainnya sebanyak 2 penderita (1,4%) dan yang paling sedikit adalah
skizofrenia simpleks sebanyak 1 penderita (0,7%). Pada penderita Skizofrenia
yang paling banyak digunakan pada terapi tunggal adalah Risperidon sebanyak
30 penderita (21,1%). Pada terapi kombinasi yang paling banyak digunakan
adalah Haloperidol- Klorpromazin sebanyak 33 penderita (23,2%). Pengobatan
dengan antipsikotik tipikal sebanyak 59 penderita (41,5%). Pada hasil penelitian
ini pengobatan dengan menggunakan antipsikotik atipikal sebanyak 34
penderita (23,9%).
b. Nilai Signifikan
Hasil penelitian ini ditinjau dari jenis antipsikotik yang digunakan pada
penderita Skizofrenia yang paling banyak digunakan pada terapi tunggal adalah
Risperidon sebanyak 30 penderita (21,1%).Pada terapi kombinasi yang paling
banyak digunakan adalah Haloperidol- Klorpromazin sebanyak 33 penderita
(23,2%). Pengobatan dengan menggunakan antipsikotik tipikal merupakan
pengobatan terbanyak yang digunakan dengan angka presentase sebesar 41,5%.
c. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal
1) Kelebihan Jurnal
a) Peneliti sudah mencatumkan berdasarkan kategori umur, jenis kelamin,
diagnosa, jenis antisikotik, dan kategori pengobatan.
b) Teknik pengambilan sempel yang digunakan sudah tepat
2) Kekurangan Jurnal
a) Tidak menjelaskan secara detail tentang kriteria inklusi.
b) Belum mencantumkan kriteria eksklusi.
c) Tidak dijelaskan alat ukur yang di gunakan.
d) Juduljurnalbelumsesuaiataulebihkarenapadajudultersebutmemuat 14
kata.
6
WHAT :
Penelitian ini adalah suatu penelitan retrospektif yang merupakan sebuah studi
didasarkan pada catatan medis,mencari mundur sampai waktu peristiwa terjadi di
masalalu, sehingga didapatkan data untuk menganalisis penggunaan antipsikotik
pada penderita skizofrenia di Rumah Sakit Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado.
Ditinjau dari jenis antipsikotik yang digunakan pada penderita Skizofrenia
yang paling banyak digunakan pada terapi tunggal adalah Risperidon. Risperidon
merupakan derivat dari benzisoksazol yang diindikasikan untuk terapi skizofrenia
baik untuk gejala negatif maupun positif. Untuk efek samping ekstrapiramidal
umumnya lebih ringan dibandingkan dengan antipsikosis tipikal (FKUI, 2007).
Pada terapi kombinasi yang paling banyak digunakan adalah Haloperidol-
Klorpromazin. Haloperidol merupakan golongan potensi rendah untuk mengatasi
penderita dengan gejala dominan gaduh, gelisah, hiperaktif dan sulit tidur.
Haloperidol berguna untuk menenangkan keadaan mania pasien psikosis. Reaksi
ekstrapiramidal timbul pada 80% pasien yang diobati haloperidol. Klorpromazin
merupakan golongan potensi tinggi untuk mengatasi sindrom psikosis dengan gejala
dominan apatis, hipoaktif, waham dan halusinasi. Klorpromazin menimbulkan efek
sedasi yang disertai acuh tak acuh terhadap rangsang dari lingkungan. Timbulnya
sedasi amat tergantung dari status emosional pasien sebelum minum obat.
Berdasarkan kategori pengobatan dapat dilihat bahwa pengobatan dengan
antipsikotik tipikal lebih banyak digunakan daripada antipsikotik atipikal dan
kombinasi tipikal-atipikal. Kebanyakan antipsikotik golongan tipikal mempunyai
afinitas tinggi dalam menghambat reseptor dopamin, hal inilah yang diperkirakan
menyebabkan reaksi ekstrapiramidal yang kuat. Golongan antipsikotik tipikal
umumnya hanya berespons untuk gejala positif . Selain itu antipsikotik tipikal juga
memiliki tempat dalam manajemen psikosis, antara lain untuk pasien yang kurang
mampu atau pada keadaan dimana pasien tersebut sudah stabil dengan antipsikotik
tersebut dengan efek samping yang masih diterima oleh pasien.
WHO :
Pada penelitian ini antipsikotik diberikan pada penderita skizofrenia. Jenis
skizofrenia dalam penelitian ini ada 7, yaitu : skizofrenia paranoid, skizofrenia
hebrefenik, skizofrenia katatonik, skizofrenia tak terinci, skizofrenia residual,
skizofrenia simpleks, skizofrenia lainnya. Pada penelitian ini menunjukkan penderita
7
skizofrenia lebih banyak laki-laki dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan.
Pria mempunyai onset skizofrenia lebih awal daripada wanita. Usia puncak onset
untuk pria adalah 15-25 tahun dan untuk wanita usia puncaknya adalah 25-35 tahun.
WHY :
Pada penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penggunaan antipsikotik
pada penderita skizofrenia di Rumah Sakit Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
Manado.Antipsikotik merupakan terapi obat-obatan pertama atau pengobatan dasar
yang efektif mengobati skizofrenia. Obat antipsikotik merupakan obat yang paling
sering digunakan untuk mengobati penyakit ini.
WHEN :
Penanggulangan memakai antipsikotik diusahakan sesegera mungkin, bila
memungkinkan secara klinik, karena eksaserbasi psikotik akut melibatkan distres
emosional, perilaku individu membahayakan diri sendiri, orang lain, dan merusak
sekitar. Individu terlebih dahulu menjalani pemeriksaan kondisi fisik, vital sign, dan
pemeriksaan laboratorium dasar, sebelum memperoleh antipsikotik.
WHERE :
Pada penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Prof. Dr. V. L.Ratumbuysang
merupakan rumah sakit unggulan dalam pelayanan kesehatan dan menjadi pusat
rujukan di bidang pelayanan kesehatan jiwa di Sulawesi Utara.
HOW :
Obat-obatan antipsikotik atipikial selain memblokade reseptor dopamin, selain
itu juga memblokade reseptor serotonin. Neurotransmitter serotonin sendiri punya
banyak pengaruh diantaranya terhadap kecemasan, nafsu makan, kognisi, proses
belajar, memori, mood, mual, tidur, termoregulasi.
Antipsikotik dapat diberikan kepada penanganan skizofrenia berdasarkan fase
yang dialami :
1. Fase Akut
- Lama : 4-8 minggu
- Simtom psikotik akut : halusinsi, waham, pembicaraan dan perilaku yang
kacau
- Target penanggulangan : mengurangi simtom psikotik dan melindungi
individu dari perilaku psikotik yang berbahaya
2. Fase Stabilisasi
- Lama : 2-6 bulan
8
- Simtom mulai berkurang, akan tetapi individu masih vulnerable untuk
mendapat serangan ulang, bila dosis dikurangi atau adanya stressor
psikososial, serta memperhatikan adanya perbaikan dari fungsi-fungsi
individu.
- Target penanggulangan : mengurangi simtom yang masih ada dan
merencanakan pengobatan jangka panjang
3. Fase Stabil
- Lama : tidak terbatas
- Simtom positif sudah minimal atau tidak dijumpai lagi, dan simtom negatif
masih dominan pada gambaran klinik individu
- Target penanggulangan: mencegah muncul kembali psikosis, mengurangi
simtom negatif dan memfasilitasi individu untuk rehabilitasi sosial.
C. Implikasi Keperawatan
Hasilpenelitianinidapat dijadikanlandasanuntukpenerapandiklinik.
Antipsikotik (juga disebut neuroleptics) adalah kelompok obat-obatan
psikoaktif umum tetapi tidak secara khusus digunakan untuk mengobati psikosis,
yang ditandai oleh skizofrenia. Antipsikotik dibagi menjadi dua : antipsikotik generasi
pertama, yang dikenal sebagai antipsikotik tipikal, dan sebagian besar obat-obatan
pada generasi kedua, yang dikenal sebagai antipsikotik atipikal. Kedua kelas obat-
obatan cenderung untuk memblokir reseptor di otak jalur dopamin, tetapi obat-obatan
antipsikotik mencakup berbagai target reseptor.
1. Antipsikotik tipikal, seperti :
- Klopromazin
- Flufenazin
- Tioridazin
- Haloperidol
2. Atipsikotik atipikal, seperti :
- Klozapin
- Olanzapin
- Risperidol
- Quetapin
- Aripiprazol
Dilihat dari hasil penelitian bahwa jenis skizofrenia yang terbanyak terdapat pada
jenis skizofrenia paranoid dan kemudian diikuti dengan skizofrenia residual. Ditinjau
9
dari jenis antipsikotik yang digunakan pada penderita skizofrenia yang paling banyak
digunakan adalah pada terapi tunggal Risperidon. Terapi Rispendon ini dosis 0,25-6
mg per hari dan dititrasi ke atas; dibagi dianjurkan dosis titrasi awal sampai selesai,
dan pada saat obat dapat diberikan sekali dalam sehari. Digunakan off-label untuk
mengobati sindrom Tourette dan gangguan kecemasan.
Efek Samping:
Lihat keterangan di atas; insomnia, agitasi, ansietas, sakit kepala. Kurang
umum terjadi : Mengantuk, gangguan konsentrasi, lelah, pandangan kabur, konstipasi,
mual dan muntah, dispepsia, nyeri abdominal, hiperprolaktinemia (dengan galaktorea,
gangguan menstruasi, ginekomastia), disfungsi seksual, priapisme, inkontinensia urin,
takikardi, hipertensi, udem, ruam kulit, rhinitis, trauma serebrovaskular, dilaporkan
juga terjadinya neutropenia dan trombositopenia. Jarang terjadi: kejang, hiponatremia,
pengaturan temperatur yang abnormal, serta epitaksis.
10
BAB IV
A. KESIMPULAN
2. Tujuan dalam jurnal ini adalah untuk menganalisis penggunaan antipsikotik pada
4. Hasil penelitian pada jurnal ini adalah terapi tunggal antipsikotik yang paling
banyak digunakan adalah risperidon dengan angka presentase sebesar 21,1% dan
5. Kekurangan jurnal yaitu tidak menjelaskan secara detail tentang criteria inklusi,
gunakan, dan judul jurnal belum sesuai atau lebih Karena pada judul tersebut
memuat 14 kata.
11
B. SARAN
Jurnal ini dapat menjadi refrensi tambahan bagi petugas kesahatan dalam
Jurnal ini dapat menjadi bahan bacaan dan juga referensi bagi mahasiswa
12