Anda di halaman 1dari 10

diakrabinya.

Karena berbentuk bale-bale sehingga


Adab Bertamu dan Menerima Tamu di kedua jenis bangunan (berugaq atau bale
Kapan saja dan siapa saja dapat datang ke rumah jajar/sekenem) tidak disediakan kursi, akan
seseorang untuk bertamu, baik dengan berjanji tetapi caranya dengan duduk bersila.
terlebih dahulu atau tanpa membuat janji terlebih
dahulu. Dalam bahasa Sasak bertamu Perlu juga diperhatikan bahwa jika memasuki rumah
disebut betemue. Bertamu yaitu mengujungi rumah untuk bertamu, secara umum berlaku tradisi
orang lain baik itu keluarga, sahabat kerabat atau melepas alas kaki, sepatu ataupun sandal. Kecuali
siapa saja. Apabila seseorang pergi mengujungi jika tuan rumah terus menerus melarang melepas
rumah orang lain, dalam tatakrama adat Sasak ada alas kaki, jika tamu mau, dapat juga tidak
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: melepasnya.
A. Waktu Bertamu
Perlu diketahui bahwa untuk bertamu, tidak ada C. Menerima Suguhan
ketentuan mengenai adanya waktu-waktu tertentu. Tidak jarang, kopi sebagai suguhan tunggal tuan
Konsep orang Sasak tentang waktu lebih longgar, rumah terhadap tamunya. Dalam hal kopi sebagai
sama sekali tidak terikat oleh alat penjaga waktu suguhan tunggal, tuan rumah akan menyampaikan
yang selalu dililit di tangan yang bernama arloji. ungkapan basa-basi dengan mengatakan:
Konsep waktu orang Sasak lebih berkaitan dengan kopinya wanen *), maksudnya kopi itu dihadirkan
waktu alami yang berhubungan dengan waktu untuk sendiri tanpa ada penganan lain yang menyertainya.
salat. Sehingga dalam pergaulan dan membuat Tetapi suguhan minum bisa juga ditemani kue dari
jadwal-jadwal, seringkali ditentukan waktu ba’da jenis apa saja, tidak ada yang standar. Orang Sasak
ashar, ba’da magrib suka dengan suguhan kopi. Banyak diantaranya
dan sebagainya.Waktu bertamu yang juga memiliki cita rasa yang tinggi sehingga terampil
dianjurkan adalah pada malam hari setelah salat membedakan secangkir kopi yang diseduh dengan
isya (jam 20.00) sampai sekitar jam 22.00, atau air yang baru mendidih dengan panas yang cukup,
bahkan bisa lebih lama dari itu.Waktuantara saat air panas dimasak dengan kayu bakar. Begitu pula,
shalat Magrib dan lsya’ bagi kebanyakan orang bisa di bedakan antara kopi yang dimasak
Sasak, dipergunakan untuk beribadah (shalat) dan pakai kekete* ).
atau untuk makan malam. Karena itu sebaiknya D. Hal Tabu Ketika Bertamu
tidak dipilih saat-saat itu untuk berkunjung. Tamu 1. Mengambil atau Memegang dengan Tangan
yang akan berkunjung harus benar-benar Kiri
mengetahui waktu yang luang tuan rumah yang Orang Sasak, pada dasarnya tidak menerima
akan dikunjungi. budaya tangan kiri (left-handed). Anak-anak yang
B. Tata Cara Bertamu terlahir kidal, dipaksa untuk mengubah bawaan
Tamu yang datang hendaklah terlebih dahulu alaminya untuk mengikuti “Budaya tangan kanan”
mengucap salam agama “ Assalmu’alaikum dengan cara yang kadang-kadang dipaksakan.
Warahmatullahi Wabarakatuh”, barulah mengetuk
Bagi masyarakat Sasak, ada perbedaan yang tegas
pintu. Apabila tuan rumah sudah membuka pintu
antara fungsi tangan kanan dan tangan kiri dalam
dan mempersilakan masuk, maka tamu sedikit
penggunaannya. Orang Sasak menganggap bahwa
membungkuk memberi hormat lalu masuk.
tangan kanan adalah “Tangan baik” sedangkan
Biasanya tuan rumah menyilakan tamunya duduk,
tangan kiri adalah “Tangan kotor” yang wilayah
apakah dengan bersila atau duduk di atas korsi.
penggunaannya terbatas, paling untuk urusan
Pada masa dahulu amat jarang dijumpai korsi
membersihkan sesuatu yang dianggap kotor. Ini
tempat duduk. Biasanya digunakan lante *) sebagai
budaya Sasak dan tidak terlalu dipermasalahkan.
alas tempat duduk bersila.
Di rumah orang Sasak, acapkali Tangan kiri memiliki image yang lebih buruk
ditemukan Berugaq* ). Ukuran lumrahnya 2,5 x 2 sehingga tidak digunakan untuk memberi dan
meter yang biasa juga disebut sekepat ( berugak menerima sesuatu bahkan untuk menerima uang
bertiang empat ). Selain Berugaq, ada sekalipun. Tangan kiri tidak dipakai menunjuk
juga bale jajar ( karena konstruksi tiangnya berjajar) sesuatu, atau mengambil makanan. Khusus bagi
atau disebut sekenem yang jumlah tiangnya enam seseorang yang kidal tentu saja tidak akan
buah. Fungsi sekenem sama dengan berugaq tetapi dipandang tidak sopan jika ia menulis,
ukurannya lebih luas, sekitar 5×3 meter. Di sinilah mengoperasikan alat tertentu, atau kegiatan
lazimnya orang Sasak menerima tamu yang
lainnya, sepanjang itu dilakukan untuk dirinya Pertama, jangan mulai mengambil makanan
sendiri tanpa ada hubungan komunikasi dengan sebelum tuan rumah atau salah seorang yang akan
orang lain. Khusus dalam hal menunjuk, cara yang mewakil tuan rumah mempersilahkan. Tuan rumah
dianggap paling sopan adalah menunjuk dengan biasanya akan mempersilakan dengan
jempol jari tangan kanan. Perlu digaris bawahi juga mengatakan: dawek. ngaturang, atau silaq.atau sila
bahwa menggunakan kaki untuk menunjuk sudah q ngiring mulei.
tentu sangat melanggar aturan tatakrama adat Kedua, ambil dan suaplah makanan hanya dengan
Sasak. tangan kanan. Tangan kiri jangan pernah dipakai.
Selain itu, orang Sasak makan dengan lauk dan
2. Hindari kata Kamu daging dari wadah yang sama, dan tidak selalu
Kosa kata yang paling dihindari penggunaannya disediakan sendok. Memang terasa lebih akrab,
dalam percakapan dengan orang Sasak adalah kata kendatipun sudah mulai dipertanyakan dari segi
kamu “ ente” untuk laki-laki dan “kemu” untuk kesehatan dan kebersihan, namun inilah yang
wanita Meskipun percakapan tersebut sudah teradat di Gumi Sasak.
menggunakan Bahasa Indonesia yang tidak Ketiga, selama acara makan bersama berlangsung,
mengenal strata dalam kosa katanya, tetapi orang tidak boleh membicarakan hal-hal yang menjijikkan,
Sasak terlanjur memandang kata kamu sebagai membuang ingus, mengunyah makanan sampai
kata yang kasar dan dipakai untuk menyatakan mulut berbunyi mecak *) bahkan tidak umum
kemarahan atau merendahkan lawan bicara. berbicara berlebihan.
Karena itu, sangat dihindari penggunaannya dan Keempat, jika seseorang telah selesai makan, tidak
digantikan dengan kata situ, Anda atau “side” berarti boleh langsung cuci tangan. Tunggulah
(bahasa Sasak). sampai orang lain sudah selesai makan dan
dipastikan ada seseorang yang akan menawarkan
Untuk menyatakan orang kedua tunggal (kamu) untuk mengakhiri acara makan bersama tersebut.
kepada orang yang dihormati karena status Jika anda sudah terlanjur selesai dan belum juga
sosialnya maupun karena usianya yang lebih tua, ada yang mempersilahkan menutup acara makan
digunakan kata pelinggih atau pelungguh. Jika bersama tersebut, dibolehkan mengambil apa saja
lawan bicara berstatus tertinggi yang bergelar Datu hidangan yang masih tersedia, biasanya kacang-
(laki-laki) atau Dinde (perempuan) atau Raden kacangan yang gurih.
Nune (laki-laki belum menikah), digunakan kata
Pelungguh Dekaji. Tetapi untuk yang terakhir ini 4. Bersiul
sangat jarang digunakan, lebih-lebih pada zaman
sekarang yang sudah banyak mengalami Bagi orang Sasak, ekspresi kesenangan dengan
pergeseran cara bersiul mesti dilakukan pada tempat dan waktu
yang pantas. Bersiul di malam hari sangat dilarang.
Kata side digunakan dalam percakapan antara dua Begitu pula, bersiul di wilayah-wilayah yang bersifat
orang yang setara dari segi usia atau status sosial. pribadi seperti di dalam rumah. Demikian juga di
Jadi, mesti berhati-hati dengan kata yang satu ini, pekarangan rumah tidak dibolehkan.
kalau ada orang Sasak dikatakan kamu, ente,
atau kemu dan mereka diam, perlu bijak dalam Tempat yang dipandang pantas untuk bersiul
menafsirkan diamnya itu. Artinya, sebenarnya adalah di tempat umum, seperti di jalan raya, di
mereka merasa tidak nyaman, tetapi sekaligus kebun, di sawah, di ladang, dan tempat-tempat
mencoba belajar menerima perkataan itu. sejenis. Mitos yang berkembang di kalangan suku
Sasak dalam hal bersiul yaitu bisa mengundang
3. Ketika Makan Bersama datangnya ular. Entah apa kaitannya, tetapi diduga
itu hanya jalan pikiran untuk menakut-nakuti
Orang Sasak memiliki tradisi makan bersama sehingga seseorang tidak bersiul di tempat-tempat
dengan cara duduk. Tradisi ini memiliki aturan- yang merupakan wilayah pribadi.
aturan kecil yang mesti diperhatikan. Adalah bijak
bagi tamu jika mengenal tradisi keseharian tuan 5. Mengumpat
rumah. Seseorang akan merasa lebih dihargai jika
menyaksikan bahwa tamunya bersedia mengikuti Dalam konteks pergaulan dan keakraban yang
tradisi yang dianut tuan rumah. Itu bisa membuat dalam, terutama di kalangan orang Sasak
tuan rumah menjadi lebih cepat akrab. kebanyakan, dua orang Sasak yang saling bertemu,
akan saling mengumpat dengan kata-kata yang duduk, maka jangan berludah secara langsung di
kotor lagi kasar, tetapi kadang banyak di antara depannya, melainkan dengan cara permisi terlebih
mereka mereka mampu membedakan antara dahulu dan keluar sebentar untuk keperluan
umpatan untuk keakraban dengan umpatan untuk berludah.
menghina atau karena marah dan kesal. Di tengah-
tengah bermaki-makian dan berumpat ria itu, satu
hal yang tidak boleh dilakukan, yaitu seorang laki-
laki tidak boleh mengumpat kepada seorang wanita
dengan menyebut kemaluan wanitanya. Itu bisa
tergolong pelanggaran adat. Tetapi jika
saling umpat di antara sesama wanitanya meskipun
dengan menyebut kemaluan wanita, tidak termasuk
pelanggaran.

6. Pegang Kepala, Telinga dan Pundak

Bagi orang Sasak, ada tiga bagian tubuh yang tidak


boleh dipegang atas alasan yang berbeda yaitu
kepala, telinga dan pundak. Jangan coba-coba
memegang kepala laki- laki di luar keperluan untuk
bercukur atau mungkin mencabut ubannya. Mereka
sangat menjaga kepalanya agar tidak dipegang
sembarang orang, karena diartikan sebagai
tindakan merendahkan atau terkalahkan. Lain lagi
maknanya memegang telinga. Mereka tak
menyukainya karena ini salah satu cara untuk
menantang berkelahi. Memegang pundak juga tidak
lazim. Seseorang yang telah dipegang pundaknya
merupakan pertanda ia telah
dikuasai (under controlled) oleh pemegangnya.
Kadang orang Sasak beranggapan bahwa dipegang
pundaknya berarti direndahkan.

7. Berludah

Selain mengumpat seperti disebutkan di muka,


dalam mengekspresikan perasaan marahnya, orang
Sasak juga akan memperlihatkan dengan cara
berludah. Tetapi cara berludah di sini bukan
dilakukan dengan cara yang lazim sebagaimana
berludah alami, melainkan dengan membuat tarikan
kuat di rongga mulut lalu dikeluarkan dengan
tekanan dan bunyi yang kuat
pula bekoeek Biasanya bekoeek*) dilakukan
dengan cara yang demonstratif, langsung di depan
seseorang yang ingin dijadikan target
kemarahannya. Ada kalanya orang yang ditargetkan
tidak di tempat maka dapat juga diperlihatkan
kepada lawan bicara yang ada, akan tetapi tetap
saja untuk memperlihatkan kemarahannya kepada
orang ketiga yang dibencinya.

Berludah di dalam rumah juga sangat dihindari oleh


orang Sasak. Lebih-lebih jika ada orang lain teman
ADAB-ADAB TERHADAP AL-QURAN 17. Tidak membawa dan membacanya di tempat
yang kotor, seperti wc.
Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan sebagai 18. Membacanya dengan tartil.
petunjuk bagi manusia, ia adalah kalamullah yang 19. Membaca dengan membaguskan suara sesuai
merupakan asas dan sumber Islam yang pertama. dengan aturan dan anjuran Nabi Muhammad Saw.
Al-Qur’an adalah kitab suci yang memiliki 20. Membaca dengan tidak terlalu cepat.
keistimewaan tersendiri, salah satu di antara 21. Apabila telah selesai membaca 30 juz, maka di
keistimewaannya adalah terjaganya dari perubahan sambung dengan surat Al-Fatihah dan surat Al-
dan penyelewengan, sebagaimana firman Allah Baqarah. sampai dengan ayat ke lima, kemudian
Swt. : berdo’a karena saat itu adalah waktu yang
﴿ َ‫﴾ ِإنَّا نَحْ نُ ن ََّز ْلنَا ال ِ ِّذ ْك َر َو ِإنَّا لَهُ لَ َحافِظُ ْون‬ sangat mustajab.
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al- 22. Membacanya di tempat yang layak (kondusif).
Qur’an dan Kami-lah (pula) yang 23. Apabila membaca tidak untuk menghafal dan
memeliharanya.” (QS. Al-Hijr : 9) mengulang hafalan, maka membaca dengan
Al-Qur’an Al-Karim adalah mukjizat yang sangat melihat mushaf adalah lebih utama, sebagaimana
besar di antara mukjizatnya adalah tidak dikatakan oleh Syaikh Suyuthi rah.., “Membaca Al-
menimbulkan perasaan bosan ketika membacanya Qur’an dengan menggunakan mushaf adalah lebih
bahkan yang terjadi adalah sebaliknya. Al-Qur’an baik daripada membaca dengan hafalan sebab
semakin banyak di baca maka akan memotivasi kita melihatnya merupakan ibadah yang dituntut.”
untuk membacanya lebih banyak lagi, karena itulah 24. Meletakkan mushaf di tempat yang tinggi.
Al-Qur’an Al-Karim memiliki kedudukan tersendiri di 25. Niat mengamalkan dan menyampaikan.
hati kaum muslimin, sehingga menjadi kewajiban 26. Seusai membaca hendaknya bertaubat dan ber-
bagi keum muslimin untuk menjaga, memelihara, istighfar karena mungkin banyak kesalahan, seperti
memuliakan dan menghormatinya. Itulah yang tidak sesuai dengan makhraj dantajwid serta
dinamakan dengan adab terhadap Al-Qur’an. adab yang telah dilanggar baik yang disadari
Para ulama telah mengajarkan umatnya bagaimana maupun yang tidak kita sadari.
cara beradab terhadap Al-Qur’an, di antara adab- 27. Kemudian yang terakhir, membuat jadwal dan
adabnya adalah : target sehingga dalam waktu tertentu dapat
1. Ikhlas dan meluruskan niat semata-mata karena menyelesaikan dan mengkhatamkan Al-Qur’an
Allah Ta’aala. karena membaca dan mengkhatamkannya
2. Bersiwak sebelum membaca Al-Qur’an. merupakan hak Al-Qur’an ke atas kita.
3. Menutup aurat. Demikianlah di antara adab-adab Al-Qur’an
4. Memakai wewangian. khususnya pada saat membacanya. Adab-adab
5. Bersuci atau berwudhu terlebih dahulu. tersebut adalah dalam rangka memuliakan dan
6. Mengawalinya dengan mengagungkan Al-Qur’an. Karena di antara sebab
membaca ta’awudz (berlindung) kepada Allah. kemuliaan umat ini adalah selagi umat masih
7. Menghadirkan hati (tawajjuh). menghormati, mengagungkan dan memuliakan AL-
8. Duduk bersila atau iftirasy. Qur’an serta dengan mengamalkannya.
9. Menghadap kiblat.
10. Mentadabburi (merenungi) maknanya.
11. Tâtsur fiqalbi (mengesankan dalam hati).
12. Membenarkan (tasdiq) dan meyakini
bahwa kalamullah adalah haq.
13. Memuliakan dan menghormatinya.
14. Tidak memotong bacaan dengan suatu
perkataan, kecuali bila sangat terpaksa atau
diperlukan.
15. Ketika melalui ayat yang berupa kabar gembira
dan janji, maka berhenti dan memohon kepada-Nya,
sebaliknya apabila melalui ayat-ayat ancaman maka
kita memohon perlindungan kepada-Nya.
16. Tidak mengeraskan suara jika saat
membacanya terdapat orang lain agar tidak
mengganggunya.
8 Adab Menjenguk Orang Sakit Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh
ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat
Sesuai Sunnah Nabi
rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila
Adab menjenguk orang sakit- Dalam Islam sangat
menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu
memperhatikan ukhuwah (kekuatan persaudaraan)
malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat hingga
sesama saudara muslim. Saling tolong menolong,
waktu pagi tiba." (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan
saling menasehati, saling memperhatikan kondisi
Imam Ahmad dengan sanad shahih).
saudaranya dan yang tak kalah penting yaitu saling
menjenguk atau mengunjungi apabila ada saudara
Oleh sebab itu, abanaonline di sini akan mengulas
seiman yang sedang sakit.
secara lengkap tentang bagaimana adab seorang
muslim ketika menjenguk saudaranya sesama
Menjenguk orang sakit merupakan salah satu hak
muslim yang sakit. Apa saja adabnya?
setiap muslim terhadap muslim lainnya. Dari Abu
Hurairah ia berkata: Rasulullah Shalallahu alaihi Adab Menjenguk Orang Sakit
wassalam bersabda: Sebelumnya disarankan bagi Antum yang belum
memahami "adab dan keutamaan orang sakit"
supaya membacanya terlebih dahulu. Sebab kedua
‫ َح ُّق‬:‫َّللا صلى هللا عليه وسلم‬ ِ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:َ‫ع ْن أَبِي ه َُري َْرة َ رضي هللا عنه قَال‬ َ artikel ini (adab orang sakit dan adab yang
‫ َو ِإذَا‬،ُ‫عاك فَأ َ ِج ْبه‬
َ ‫د‬
َ ‫ا‬َ ‫ذ‬‫إ‬‫و‬
َِ ،ِ‫ه‬ ‫ي‬
ْ َ ‫ل‬‫ع‬َ ْ َ ‫م‬ِّ ‫ل‬
ِ ‫س‬ َ ‫ف‬ ُ ‫ه‬َ ‫ْتــ‬
‫ي‬ ‫ق‬
ِ َ ‫ل‬ ‫ا‬َ ‫ذ‬‫إ‬ : ٌّ‫ت‬‫س‬ِ ‫ِم‬
‫ل‬
ِ ُ‫س‬ْ ‫م‬ ْ
‫ال‬ ‫ى‬َ ‫ل‬‫ع‬َ ِ ُ ‫ْال‬
‫ِم‬
‫ل‬ ‫س‬
ْ ‫م‬
menjenguknya) saling berkaitan, apabila hari ini
،ُ‫ض فَعُ ْده‬ َ ‫ َو إِذ َم ِر‬،ُ‫س ِ ِّمتْه‬ َ َ‫َّللا ف‬ َ َّ ‫س فَ َحمِ َد‬ َ ‫ط‬ َ ‫ع‬ َ ‫ َوإِذَا‬،ُ‫ص ْحه‬ َ ‫ص َحك فَا ْن‬ َ ‫ا ْست َ ْن‬ saudara kita yang sakit, bisa jadi besok gantian kita
َ
‫َوإِذا ماتَ فاتـْبَ ْعه‬ َ
yang sakit.
1. Sebelum Menjenguk Harus Memiliki Niat yang
Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya itu Benar
ada 6, yaitu:
Inilah adab yang pertama dan paling utama, yaitu
(1) Apabila kamu bertemu dengannya, ucapkanlah
niat yang benar. Hendaklah kalian menjenguk orang
salam, (2) Apabila dia mengundangmu maka
yang sakit dengan niat mengharap pahala dari Allah
penuhilah undangannya, (3) Apabila ia meminta
serta sebagai bentuk menunaikan hak saudaranya.
nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, (4)
Bukan untuk dipuji, dilihat atau didengar.
Apabila ia bersin dan mengucapkan: 'Alhamdulillah'
maka do'akanlah ia
Jangan sampai pahala yang besar ini hilang begitu
dengan Yarhamukallah (artinya= mudah-mudahan
saja karena disebabkan niat kita yang salah.
Allah memberikan rahmat kepadamu), (5) Apabila ia
sakit maka jenguklah dan (6) Dan Apabila ia
meninggal dunia maka iringilah jenazahnya. 2. Menyegerakan Menjenguk Orang Sakit
Ketika ada orang yang sakit maka segeralah
(HR. Muslim, no. 2162/Bab: Hak Muslim terhadap
menjenguknya dan jangan menundanya, terlebih
Muslim Lainnya/Shohih).
orang tersebut telah lama menjalani sakitnya.
Sebab, hal tersebut dapat membuatnya sedih
Bahkan selain dianjurkan oleh nabi, mengunjungi
karena merasa kesepian. Jangan pula datang
orang sakit juga termasuk amalan yang mulia, dan
terlambat hingga orang yang sakit tersebut sudah
terdapat keutamaan yang agung, serta pahala yang
sembuh. Hal itu tidak pernah dicontohkan oleh nabi
sangat besar. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam
shalallahu alaihi wassalam.
bersabda:
Selain itu, dengan segera menjenguk orang sakit
akan memberikan kesan bahwa ia tidak sendirian,
‫س‬ َ َ‫ِس فَإِذَا َجل‬ َ ‫الر ُج ُل أَخَاهُ ْال ُم ْسل َِم َمشَى فِ ْي خِ َرافَ ِة ْال َجنَّ ِة َحتَّى َيجْ ل‬
َّ ‫عا َد‬َ ‫ِإذَا‬ masih ada orang yang mau dekat dengannya dan
،‫ِي‬َ ‫ف َملَكٍ َحتَّى يُ ْمس‬ ْ َ
َ ‫س ْبعُ ْونَ أل‬ َ ‫علَ ْي ِه‬
َ ‫صلى‬ َّ َ ً ‫غد َْوة‬ ُ َّ ُ‫غ َم َرتْه‬
ُ َ‫ فَإ ِ ْن َكان‬،‫الرحْ َمة‬ َ ikut merasakan apa yang sedang ia rasakan. Inilah
‫ص ِب َح‬ ‫ي‬ ‫ى‬ َّ ‫ت‬‫ح‬ َ ‫ل‬‫م‬ ‫ف‬ ‫ل‬ْ
ْ ُ َ ٍ‫َ ْ ِ َ ْ ُ ْ نَ َ َ ك‬َ ‫أ‬ ‫و‬ ‫ع‬‫ب‬‫س‬ ‫ه‬ ‫ي‬َ ‫ل‬‫ع‬ ‫ى‬َّ ‫ل‬‫ص‬ ‫ء‬‫ا‬‫س‬ ‫م‬
َ ً َ َ َ‫َ ِ ان‬ َ
‫ك‬ ْ
‫ن‬ ‫إ‬‫و‬. makna dari persaudaraan dalam Islam.
3. Memilih Waktu yang Tepat untuk Menjenguk
Orang Sakit
"Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang
muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan)
Ketika kalian hendak menjenguk orang sakit, maka
dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga
sebaiknya kalian memilih waktu yang tepat untuk
sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka
menjenguknya. Disarankan untuk tidak terlalu pagi
diturunkan kepadanya rahmat dengan deras.
atau larut malam, karena dikhawatirkan orang yang
sakit itu sedang istirahat. Sahabat itu menjawab, "Demi Allah Wahai
Rasulullah, aku mengharap ridha Allah dan takut
Waktu yang paling baik untuk menjenguknya adalah akan dosa dosaku."
waktu ketika orang orang juga datang
menjenguknya, sehingga ia telah siap menerima Rasulullah bersabda, "Tidaklah berkumpul dalam
orang yang akan menjenguknya, jika dia dirawat di hati seorang hamba seperti keadaan ini, melainkan
rumah sakit, maka biasanya pihak rumah sakit telah Allah pasti akan memberikan apa yang ia harapkan
menetapkan jam jam kunjung. dan menghilangkan ketakutannya." (HR. Tirmidzi)

4. Duduk di Sisi Kepala Orang Sakit saat


Selain dalil di atas, masih ada lagi contoh lain yang
Menjenguknya
diberikan kepada Aisyah radiyallahuanha. Dia
berkata,
Di antara etika menjenguk orang yang sedang sakit
lainnya adalah duduk di sisi kepala orang sakit. ْ‫س ْو ُل هللاِ صلى هللا عليه و سلم ْال َم ِد ْينَةَ ُوعِكَ أَبُو َب ْك ٍر َو ِبالَ ٌل قَالَت‬ ُ ‫لَ َّما قَد َِم َر‬
Inilah yang dilakukan Rasulullah shalallahu alaihi
َ ‫ْف ت َِجدُكَ َويَا بِ َال ُل َكي‬
َ‫ْف ت َِج ُدك‬ َ ‫ت َكي‬ ْ
ِ َ‫علَ ْي ِه َما فَقُلتُ يَا أَب‬ ْ
َ ُ‫فَ َدخَلت‬
wassalam ketika menjenguk seorang pemuda
yahudi yang pernah menjadi pembantu beliau. "Tatkala Rasulullah shalallahu alaihi wassalam telah
tiba di Madinah, Abu Bakar dan Bilal terserang
Anas bin Malik meriwayatkan: demam. Lalu setelah itu Aisyah berkata, "Akupun
menemui mereka berdua dan bertanya, "Bagaimana
"Bahwasanya ada seorang anak muda Yahudi yang keadaanmu, Wahai Bapakku?' dan 'Bagaimana
pernah menjadi pembantu Nabi Shallallahu Alaihi keadaanmu, Wahai Bilal?" [HR. Al Bukhari (3711)]
wa Sallam. Dia sakit, lalu Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallam datang menjenguknya. Kemudian beliau 6. Menghibur Orang yang Sakit
bersabda, "Masuklah Islam!" Maka dia pun masuk
Islam." (HR. Bukhari no.5657) Adab menjenguk orang sakit berikutnya ialah
menghibur saudaranya yang sedang terkena
Ibnu Abbas berkata, "Nabi Shallallahu Alaihi wa musibah. Karena ketika kondisi sedang sakit,
Sallam ketika menjenguk orang sakit, beliau duduk seseorang sangat membutuhkan semangat untuk
di sisi kepalanya." (HR. Bukhari dalam Adabul sembuh. Maka dengan menghiburnya diharapkan si
Mufrad, no.536, hadits shahih) sakit memiliki semangat untuk sembuh.

Apa manfaat duduk di sisi kepalanya? Salah satu cara menghibur orang sakit adalah
menyampaikan kabar gembira bahwa di balik rasa
Manfaatnya sangat banyak, salah satunya dengan sakit yang sedang dirasakan ada pahala yang
cara seperti itu dapat menenangkan si sakit dan besar.
sebagai bentuk kasih sayang kepadanya. Sebab,
ketika seseorang sedang mengalami sakit ia sangat Menggembirakan orang sakit akan meringankan
membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari rasa sakit dan menghilangkan kekhawatirannya
orang lain, sehingga dapat meringankan sakit yang serta menolongnya untuk sabar menjalani takdir
dideritanya. Allah.

5. Menanyakan Keadaan Orang yang Sakit Ketika nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam
menjenguk Ummu A'la, beliau bersabda,
Ketika kita menjenguk orang sakit, maka "Bergembiralah wahai ummul A'la, sesungguhnya
tanyakanlah keadaannya. Karena, dengan hal itu dengan sakitnya seorang muslim, Allah akan
dapat menyenangkan hatinya dan ia merasa menghapus dosa dosanya sebagaimana api
mendapatkan perhatian. Hal tersebut juga menghapuskan kotoran kotoran pada emas dan
merupakan amalan yang dicontohkan oleh Nabi. perak." (HR. Abu Dawud)

Rasulullah shalallahu alaihi wassalam pernah 7. Menjenguk Orang Sakit Walau Sakitnya Ringan
mengunjungi salah seorang sahabat dan bertanya,
"Bagaimana keadaanmu?" Menjenguk orang sakit tidak mesti orang yang kita
jenguk sedang mengalami sakit yang parah atau
sedang menjalani perawatan di rumah sakit saja.
Namun, seseorang yang mengalami sakit apapun
hendaknya kita jenguk. Hal ini akan memberikan
pengaruh besar bagi yang sakit agar tetap sabar
menjalani sakit dan merasa mendapatkan perhatian
dari saudaranya.

Inilah yang dilakukan Rasulullah shalallahu alaihi


wassalam ketika menjenguk Zaid ketika ia sakit
mata. Zaid berkata, "Rasulullah shalallahu alaihi
wassalam menjengukku padahal aku hanya sakit
mata." (HR. Abu Dawud)

8. Mendoakan Orang Sakit juga Termasuk Adab


saat Menjenguknya

Adab yang terakhir adalah mendoakan agar Allah


menyembuhkannya. Karena, Allah adalah Asy Syafi'
(penyembuh), maka sudah selayaknya kita meminta
kesembuhan kepada Allah. Bagaimana doa untuk
orang yang sakit?

Di antara doa ketika sakit adalah:

َ‫ ِشفَا ًء ال‬، َ‫ِى إِالَّ أ َ ْنت‬


َ ‫شافِى الَ شَاف‬ ِ َ‫ِب ْالب‬
َّ ‫اس ا ْشفِ أ َ ْنتَ ال‬ ِ َّ‫اللَّ ُه َّم َربَّ الن‬
َ ‫اس ُم ْذه‬
‫سقَ ًما‬
َ ‫يُغَاد ُِر‬

Ya Allah Wahai Tuhan segala manusia,


hilangkanlah penyakitnya wahai Rabb manusia,
berilah kesembuhan karena Engkaulah Penyembuh
(segala penyakit). Tiada kesembuhan kecuali
kesembuhan Mu, yaitu kesembuhan yang tidak
meninggalkan penyakit. ( HR. Bukhari, no. 5742;
Muslim, no. 2191)

Atau doa:

َ‫يم َربَّ ْال َع ْر ِش ْالعَظِ ي ِْم أ َ ْن َي ْش ِف َيك‬ َّ ‫ََ ْسأ َ ُل‬


َ ِ‫َّللاَ ال َعظ‬

Aku memohon kepada Allah yang Maha Agung


Rabb Arsy yang agung, semoga Dia
menyembuhkanmu. (HR. at-Tirmidzi, dan Abu
Daud)

Baik itu saja 8 adab menjenguk orang sakit yang


sesuai ajaran nabi kita Muhammad shalallahu
alaihi wassalam, semoga bermanfaat khususnya
untuk para pendidik (guru dan orang tua) atau para
peserta didik (murid-murid di sekolah). Amiin
[Dirangkum dari kitab, Adab Sakit Sesuai Tuntutan
Nabi, Abu Hudzaifah Ath-Thalibi, media shalih]
ADAB BERDOA MENURUT AL 2. Memulakan doa dengan pujian terhadap Allah
Subhanahu wa Ta’ala, kemudian Salawat dan
QURAN DAN SUNNAH
Salam kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
Para Ulama menjelaskan tentang adab dan etika
sallam, selanjutnya bertawasul kepada Allah
dalam berdoa agar dikabulkan, sebagaimana
Subhanahu wa Ta’ala dengan tawasul yang
tuntutan dalam al-Qur‘ân dan Hadis.
disyariatkan, seperti dengan bertauhid kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala dengan asma’ dan sifat Allah
Al-Baghawi rahimahullah berkata: “Ada etika dan Subhanahu wa Ta’ala, dengan amal shalih dan
syarat-syarat dalam berdoa yang merupakan sebab selainnya.[5]
dikabulkannya doa. Barangsiapa memenuhinya,
maka dia akan mendapatkan apa yang diminta dan
3. Bersangka baik terhadap Allah Subhanahu wa
barangsiapa mengabaikannya, dialah orang yang
Ta’ala. Diriwayatkan dalam sebuah hadis qudsi dari
melampaui batas dalam berdoa; sehingga doanya
Anas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah
tidak berhak dikabulkan”.[1]
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata “Kedua ayat


berikut mencakup adab-adab berdoa dengan kedua
‫ي‬ َ ‫ع ْبدِي ِب ْي َوأَنَا َم َعهُ إِذَا َد‬
ْ ‫عا ِن‬ َ ‫ َيقُو ُل أَنَّا ِع ْن َد‬: ‫ع َّز َو َج َّل‬
َ ‫ظ ِِّن‬ َّ ‫َيقُو ُل‬
َ ‫َّللا‬
jenisnya (doa ibadah dan doa permohonan);
” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Aku (akan)
sebagaimana hamba-Ku menyangka tentang-Ku,
Iaitu firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
dan Aku akan bersamanya jika ia berdoa kepada-
Ku”[6]
‫ض‬ ِ ‫ض ُّرعًا َو ُخ ْفيَةً ۚ إِنَّه ُ َال يُحِ بُّ ْال ُم ْعتَدِينَ َو َال ت ُ ْف ِسدُوا فِي ْاْل َ ْر‬
َ َ ‫ا ْدعُوا َربَّ ُك ْم ت‬
َ‫َّللاِ قَ ِريبٌ ِ ِّمنَ ْال ُمحْ ِسنِين‬ َ ‫ص َالحِ َها َوا ْدعُوهُ خ َْوفًا َو‬
َّ َ‫ط َم ًعا ۚ ِإ َّن َرحْ َمت‬ ْ ‫َب ْع َد ِإ‬
al-Qurthûbi rahimahullah berkata: ” maknanya
adalah hamba itu menyangka dikabulkannya doa,
” Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendah diri diterimanya taubat, diberikan ampun melalui
dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak istighfâr, serta menyangka dibalas dengan pahala
menyukai orang-orang yang melampaui batas. atas ibadah yang dilakukan sesuai syarat-syaratnya
Janganlah kamu membuat kerosakan di muka bumi, sebagai keyakinan akan kebenaran janji Allah
sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah
Subhanahu wa Ta’ala. [7]
kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima)
dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya
4. Menjauhi sikap tergesa-gesa mengharapkan
rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
terkabulnya doa; karena ketergesa-gesaan itu akan
berbuat baik. [al-A‘raf/7:55-56] [2]
berakhir dengan sikap putus asa sehingga ia tidak
lagi berdoa. Na‘ûdzubillâh.
Dan Ibnu Katsîr rahimahullah membawakan
sejumlah hadits-hadits yang berkaitan dengan
‫سلَّ َم قَا َل يُ ْست َ َجابُ ْلََِ َح ِد ُكم‬َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ع ْن أَبِي ه َُري َْرة َ أ َ َّن َر‬
َّ ‫سو َل‬ َ
adab-adab tersebut iaitu: [3]
‫ع ْوتُ فَلَم يُت َ َجبْ لِي‬ َ ‫د‬
َ ‫ل‬ُ ‫و‬ ُ ‫ق‬‫ي‬ ْ
‫ل‬ ‫ج‬
َ َ َ َ ‫ع‬ْ ‫ي‬ ‫م‬َ ‫ل‬‫ا‬‫م‬

1. Mengangkat kedua tangan sebagaimana hadits


” Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahawa
yang diriwayatkan dari Salmân al-Fârisi
Rasulullah bersabda “ Akan dikabulkan (doa)
Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu
seseorang di antara kalian selama dia tidak tergesa-
‘alaihi wa sallam bersabda:
gesa, iaitu dia berkata ‘aku telah berdoa namun
belum dikabulkan bagiku’ “.[8]
‫ص ْف ًرا‬ ِ ‫الر ُج ُل ِإلَ ْي ِه يَ َد ْي ِه أ َ ْن يَ ُر َّد ُه َما‬
َّ ‫ي ك َِري ٌم يَ ْستَحْ ِيي ِإذَا َرفَ َع‬ ِّ ‫قَا َل ِإ َّن‬
ٌ ‫َّللاَ َح ِي‬
‫خَائِبَتَي ِْن‬
Dalam lafaz lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
” Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha
pemalu lagi Maha pemurah terhadap seorang
‫َقا َل الَيَزَ ا ُل يُست َ َجابُ لِلعَ ْب ِد َما لَم ْيَدْع ُبِإِثْم أ َ ْو قَطِ يعَ ِة َرحِ ٍم َمالَ ْم يَ ْست َ ْع ِجل قِي َل َيا‬
hamba yang mengangkat kedua tangannya
‫ع ْوتُ فَلَم أ َ َر َي ْست َِجيبُ لِي‬ َ ‫ع ْوتُ َوقَ ْد َد‬ َ ‫َّللا َما االِس ِت ْع َجا ُل قَا َل َيقُو ُل قَ ْد َد‬
ِ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫َر‬
(berdoa), kemudian kedua tangannya kembali
dengan kosong dan kehampaan (tidak dikabulkan).” َ ‫فَيَ ْستَحْ س ُِر ِع ْن َد ذَلِكَ َويَ َدعُ ال ُّد‬
‫عا َء‬
[4]
” Sentiasa akan dikabulkan (doa) seorang hamba Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu
selama tidak meminta sesuatu yang membawa dosa ‘alaihi wa sallam bersabda:
atau memutuskan tali kekeluargaan, selama dia
tidak tergesa-gesa. Ditanyakan kepada Rasulullah ٍ ‫عا ًء مِ ْن قَ ْل‬
‫ب‬ َ َّ ‫إل َجاَبَ ِة َوا ْعلَ ُمواأ َ َّن‬
َ ‫َّللا الَيَ ْست َِجيبُ ُد‬ ِ ‫َّللا َوا َ ْنت ُ ْم ُموقِنُونَ بِاْل‬
َ َّ ‫ا ْدعُوا‬
Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah , َ‫غَافِ ٍل ال ٍه‬
apa yang dimaksud tergesa-gesa?” Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Dia berkata
” Berdoalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan
‘aku telah berdoa, aku telah berdoa namun aku tidak
kalian yakin (akan) dikabulkan, sesungguhnya Allah
pernah mendapatkan doaku dikabulkan’, kemudian
tidak mengabulkan doa (seorang hamba) yang
ia berputus asa dan meninggalkan berdoa.[9]
hatinya alpa serta lalai “.[11]

5. Membersihkan jiwa raga dari berbagai kotoran


Dalam hadis lain dari Abu Sa‘id Al-Khudri
dosa. Hati yang kotor dengan berbagai maksiat atau
Radhiyallahu ‘anhu bahawa Rasulullah Shallallahu
jiwa yang tidak bersih dari perkara haram akan
‘alaihi wa sallam bersabda: [12]
menghalang terkabulnya doa.

‫َّللاُ بِ َها إِ ْح َدى‬َّ ُ‫طاه‬ َ ‫ْس فِ ْي َها إثْ ٌم َوالَقَطِ يعَةُ َرحِ ٍم ِإالَّأ َ ْع‬َ ‫َما مِ ْن ُم ْسل ٍِم يَ ْدعُو بِ َدع َْوةٍ لَي‬
َ َّ ‫اس ِإ َّن‬
‫َّللا‬ ُ َّ‫سلَّ َم أَيًّ َها الن‬َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫ع ْن أَبِي ه َُري َْرة َ قَا َل‬ َ
ْ َ ْ َ َّ ْ
‫ف‬ َ ‫ص ِر‬ ْ َ‫ث إِ َّما أ َ ْن تُعَ َّج َل لَه ُ َدع َْوتُه ُ َوإِ َّما أ ْن يَ َّد خِ َرهَا له ُ فِي اآلخِ َرةِ َوإِ َّما ا َ ْن ي‬
َ َ ٍ َ‫ثَال‬
‫س ِليْنَ فَقَا َل يَا‬
َ ‫َّللاَ أ َم َر ال ُمؤْ مِ نِي ِْنََ بِ َما أ َم َر بِ ِه ال ُم ْر‬ َّ ‫إن‬ َ
َّ ‫طيِِّبٌ الَ يَقبَ ُل إِال طيِِّبًا َو‬َ
َّ ‫مِن‬ َّ ‫ع ْنهُ مِ ْن السُّوءِ مِ ثْلَ َها قَالُوا ِإذًا نُكث ُِر قَا َل‬
‫َّللاُ أ َ ْكث َ ُر‬ َ
‫علِي ٌم َوقَا َل‬
َ َ‫ون‬ ُ ‫ل‬‫م‬ ‫ع‬ َ ‫ت‬
َْ َِ ِ ‫ا‬‫م‬ ‫ب‬ ‫ِي‬ ِّ ‫ن‬‫إ‬ ‫ا‬‫ح‬ً ‫ل‬
ِ ‫ا‬‫ص‬َ ‫وا‬ُ ‫ل‬ ‫م‬
َ َ‫ع‬
ْ ‫ا‬‫و‬ ‫ت‬ ِ ‫ا‬‫ب‬
َ ِ ‫الط‬
‫ي‬
ِّ ْ ‫س ُل ُكلُوا‬ ُّ ‫أَيُّ َها‬
ُ ‫الري‬
‫سفَ َر‬َّ ‫الر ُج َل يُطِ ي ُل ال‬ ُ
َّ ‫ت َما َرزَ ْقنَا ُك ْم ث َّم َدك ََر‬ ِ ‫طيِِّبَا‬ َ ‫مِن‬ ْ ‫يَاأَيُّ َهاالذِنيْنَ آ َمنُوا ُكلوا‬
ُ
ُ ‫طعَ ُمهُ َح َرا ٌم َو َم َََِ ْش َربُه‬ ْ ‫اربِّ ِ َو َم‬ َّ ‫ث أ َ ْغبَ َر يَ ُم ُّد يَ َد ْي ِه إِلَى ال‬َ َ‫أ َ ْشع‬ ” Tidaklah seorang Muslim berdoa kepada Allah
َ َ‫اربِّ ِ ي‬ َ َ‫س َماءِ ي‬
َ‫ِي ِب ْال َح َرا ٌم فَأَنَّى يُ ْست َ َجابُ ِلذَلِك‬ ُ ‫سه ُ َح َرا ٌم َو‬ ُ ‫َح َرا ٌم َو َم ْل َب‬ Subhanahu wa Ta’ala dengan sebuah doa yang
َ ‫غذ‬
tidak ada dosa atau pemutusan ikatan kekeluargaan
di dalamnya, melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala
” Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata :
akan memberinya satu di antara tiga perkara; 1)
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
boleh jadi Allah Subhanahu wa Ta’ala segera
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala baik
mengabulkan doa tersebut, 2) atau menyimpan
dan tidak menerima melainkan yang baik.
sebagai tabungan baginya di akhirat, 3) atau
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala
menyelamatkannya dari kejahatan yang setara
memerintahkan kaum Mukminin dengan apa yang
dengan doa yang dipanjatkannya.” Para sahabat
telah diperintahkannya kepada para rasul. Allah
berkata : “Jika demikian, kami akan memperbanyak
Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Wahai para rasul
(doa).” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
makanlah kalian dari yang baik dan beramal
menjawab: “Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih
solehlah, sesungguhnya Aku Maha mengetahui apa
banyak.[13]”
yang kalian kerjakan.”

Ibnu Katsîr rahimahullah berkata : “Yang dimaksud


Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman: “Wahai
adalah bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak
orang-orang yang beriman makanlah rizki yang baik
akan menyia-nyiakan doa seseorang, dan Allah
dari apa yang diberikan kepada kalian…”.
Subhanahu wa Ta’ala tidak disibukkan dengan
sesuatu apapun. Dia Subhanahu wa Ta’ala Maha
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar doa. Dalam hal ini terdapat anjuran
menyebutkan seorang musafir yang berjalan jauh (memperbanyak) berdoa kerana tidak satu pun yang
sehingga tidak terurus rambutnya, lusuh dan luput dari-Nya Subhanahu wa Ta’ala .”[14]
berdebu tubuhnya, dia mengangkat kedua
tangannya ke arah langit seraya berdoa menyeru:
Terutama pada saat kita tengah mendekatkan diri
“Wahai tuhanku, wahai tuhanku …”, namun
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui ibadah
makanannya haram, minumannya haram,
puasa di bulan Ramadhan. Hendaknya kita
pakaiannya haram dan diberi dari yang haram,
mengambil kesempatan yang istimewa ini dengan
bagaimana mungkin akan dikabulkan doanya?”.[10]
memperbanyak doa bagi kebaikan kita di dunia dan
akhirat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
6. Yakin bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha bersabda:
mengabulkan doa selama tidak ada sesuatu pun
yang menghalangnya. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr ْ ‫ َو َدع َْوة ُ ْال َم‬،ُ‫ َواْ ِإل َما ُم ْالعَا ِدل‬،‫صائِ ُم َحتَّى يُ ْفطِ َر‬
‫ظلُ ْو ِم‬ ٌ َ‫ثَال‬
َّ ‫ ال‬: ‫ث الَ ت ُ َر ُّد َدع َْو ت ُ ُه ْم‬
” Ada tiga orang yang tidak ditolak doanya; seorang
yang berpuasa sehingga berbuka, seorang
pemimpin yang adil dan seorang yang dizalimi.[15]

Marilah kita semua memperbanyak doa sebab Allah


Subhanahu wa Ta’ala murka terhadap yang orang
yang tidak berdoa kepada-Nya sebagaimana
firman-Nya:

َ‫سيَ ْد ُخلُون‬ َ َ‫َوقَا َل َربُّ ُك ُم ا ْدعُونِي أ َ ْست َِجبْ لَ ُك ْم ۚ إِ َّن الَّذِينَ يَ ْست َ ْكبِ ُرون‬
َ ‫ع ْن ِعبَا َدتِي‬
َ‫َج َهنَّ َم دَاخِ ِرين‬

” Dan tuhanmu berkata: “Berdoalah kepadaku,


sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan
diri dari berdoa kepadaku akan masuk neraka
Jahannam dalam keadaan hina.”[16]

Demikian pula dijelaskan dalam sebuah hadis dari


Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahawa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “
‫علَيْه‬ َ ‫َّللا َي ْغ‬
َ ْ‫ضب‬ َّ ‫ع‬ُ ‫ ” َم ْن لَم َي ْد‬yang artinya: “Barangsiapa yang
tidak berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
maka Allah Subhanahu wa Ta’ala marah
terhadapnya”.[17]

Ibnu al-Mubârak Radhiyallahu ‘anhu berkata :

َ ‫الرحِ ْي ُم إِذَا لَ ْم يُ ْسأ َ ْل ي ْغ‬


ُ‫ضب‬ َ ‫سئِ ُل أ َ ْع‬
َّ ‫ َو‬،‫طى‬ ُ ‫الرحْ َمنُ إِذَا‬
ِّ

Ar-Rahmân (Allah Subhanahu wa Ta’ala) jika Dia


diminta akan memberi, dan Ar-Rahîm (Allah
Subhanahu wa Ta’ala) jika Dia tidak diminta akan
marah.[18]

Ya Allah Subhanahu wa Ta’ala, aku berlindung


kepada Engkau dari ilmu yang tidak bermanfaat,
dari hati yang tidak khusyu‘, dari jiwa yan tidak puas,
serta dari doa yang tidak dikabulkan”.[19

HTTPS://DOAAYATDANZIKIR.WORDPRESS.CO
M/2012/07/11/ADAB-BERDOA-MENURUT-AL-
QURAN-DAN-SUNNAH/

Anda mungkin juga menyukai