Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Hipertensi secara Kedokteran Barat

A.1 Pengertian

Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi, yang terdiri dari Hipertensi primer

dan sekunder. Hipertensi Primer merupakan jenis tekanan darah tinggi yang paling

umum terjadi, tidak berkaitan dengan penyakit lain dan penyebabnya tidak diketahui.

Hipertensi sekunder merupakan tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh suatu

penyakit. Pengobatanya tergantung pada penyebab serta kasus masing-masing,

termasuk operasi, obat-obatan, pengurangan berat badan atau diet makanan ataupun

kombinasi dari semua ini. (Gayatri, 1992). Definisi Hipertensi adalah tekanan darah

sistolik ≥140 mmHg dan tekanan diastolik ≥90 mmHg. (Mansjoer, 2001). Menurut

WHO tekanan darah dianggap normal bila kurang dari 135/85 mmHg dan dikatakan

Hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg. Seventh Report of The Joint national

Committee VII (JNC VII) on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of

High Blood Pressure memberikan klasifikasi tekanan darah bagi dewasa usia 18 tahun

keatas yang tidak sedang dalam pengobatan tekanan darah tinggi dan tidak menderita

penyakit serius dalam jangka waktu tertentu. ( Puspitorini, 2009)

Tabel Klasifikasi Tekanan darah Menurut JNC VII

Kategori Sistolik Diastolik


Normal < 120 < 80
Pra Hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi ≥140 ≥90
Stadium 1 140-159 90-99
Stadium 2 160-≥180 100-≥110
A.2 Tanda dan Gejala

Naiknya tekanan darah kadang-kadang merupakan salah satu gejala dari

Hipertensi. Pada Hipertensi berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul gejala

antara lain sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, nafas pendek

(terengah-engah), gelisah, pandangan menjadi kabur, mata berkunang-kunang, mudah

marah, telinga berdengung, sulit tidur, rasa berat ditengkuk, nyeri didaerah kepala

bagian belakang dan dada, otot lemah, pembengkakan pada kaki dan pergelangan

kaki, keringat berlebih, kulit tampak pucat maupun kemerahan, denyut jantung yang

kuat cepat dan tidak teratur, impotensi, serta darah di urin. Kadang penderita

Hipertensi berta mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena adanya

pembengkakan otak yang memerlukan penanganan medis. ( Puspitorini, 2009).

A.3 Etiologi

Berdasarkan penyebabnya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu

Hipertensi primer dan sekunder.

1. Hipertensi Primer (Esensial/ Idiopatik) yang tidak diketahui penyebabnya. Faktor

yang mempengaruhi seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf

simpatis, sistem renin-angiotensin, obesitas, alcohol, merokok serta polisitemia.

2. Hipertensi Sekunder (Renal) yang diketahui penyebab spesifiknya. Faktor

penyebabnya seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, Hipertensi vaskular

renal, Hiperaldosteronisme primer, Feokromositoma, Koarktasio aorta serta

Hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan. (Mansjoer, 2001).

A.4 Anatomi dan Fisiologi

Jantung adalah organ berongga, berotot, yang terletak ditengah toraks dan

menempati rongga antara paru dan diafragma. Beratnya sekitar 300 gram, meskipun
berat dan ukurannya dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, berat badan, beratnya

latihan dan kebiasaan fisik dan penyakit jantung. Fungsi jantung adalah memompa

darah kejaringan, menyuplai oksigen dan zat nutrisi lain sambil mengangkut

karbondioksida dan sampah hasil metabolism. Sebenarnya terdapat 2 pompa jantung,

yang terletak disebelah kanan dan kiri. Keluaran jantung kanan didistribusikan

seluruhnya keparu melalui arteri pulmonalis, dan keluaran jantung kiri seluruhnya

didistribusikan kebagian tubuh lain melalui aorta. Kedua pompa tersebut

menyemburkan darah secara bersamaan dengan kecepatan keluaran yang sama. Kerja

pemompaan jantung dijalankan oleh kontraksi dan relaksasi ritmik dinding otot.

Selama kontraksi otot (sistolik), kamar jantung menjadi lebih kecil karena darah

disemburkan keluar. Selama relaksasi otot dinding jantung (diastolik), kamar jantung

akan terisi darah sebagai persiapan untuk penyemburan berikutnya. Jantung dewasa

normal berdetak sekitar 60-80 kali per menit, menyemburkan sekitar 70 ml darah dari

kedua ventrikel per detakan dan keluaran totalnya sekitar 5 liter per menit. (Smeltzer,

2002).

A.5 Patofisiologi

Tekanan darah tergantung pada kecepatan denyut jantung, volume sekuncup,

dan TPR yang apabila meningkat dapat menyebabkan Hipertensi. Peningkatan denyut

jantung dapat terjadi akibat rangsangan saraf simpatis atau hormonal yang abnormal

pada nodus SA. Peningkatan denyut jantung yang kronis seringkali menyertai kondisi

Hypertiroidisme. Akan tetapi peningkatan denyut jantung biasanya dikompensasi

dengan penurunan volume sekuncup atau TPR sehingga tidak mengakibatkan

Hipertensi. Peningkatan volume sekuncup yang kronis dapat terjadi jika volume

plasma meningkat dalm waktu lama, karena peningkatan volume plasma direfleksikan

dengan peningkatan volume diastolik akhir sehingga volume sekuncup dan tekanan
darah meningkat. Peningkatan volume diastolik akhir dihubungkan dengan

peningkatan preload jantung. Peningkatan preload jantung biasanya berhubungan

dengan peningkatan hasil pengukuran tekanan darah sistolik. Peningkatan volume

sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi akibat gangguan penanganan garam

dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan. Selain peningkatan asupan

diet garam, peningkatan abnormal kadar renin dan aldosteron atau penurunan aliran

darah ke ginjal juga dapat mengganggu pengendalian garam dan air. Peningkatan TPR

yang kronis dapat terjadi pada peningkatan rangsangan saraf simpatis atau hormone

pada arteriol, atau responsivitas yang berlebihan dari arteriol terhadap rangsangan

normal. Kedua hal tersebut akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Pada

tingkat TPR jantung memompa lebih kuat, untuk mendorong darah melintasi

pembuluh darah yang menyempit. Hal ini disebut dengan peningkatan pada afterload

jantung, yang biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolic. Apabila

peningkatan afterload jantung berlangsung lama, ventrikel kiri mungkin akan

mengalami hypertrofi (pembesaran). Dengan adanya Hypertrofi kebutuhan oksigen

ventrikel akan semakin meningkat sehingga ventrikel harus memompa darah lebih

keras lagi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Setiap kemungkinan penyebab

Hipertensi tersebut dapat terjadi akibat peningkatan aktivitas susunan saraf simpatis.

Peningkatan rangsangan saraf simpatis yang berlebihan dari tubuh terhadap

rangsangan simpatis normal, dapat ikut berperan menyebabkan Hipertensi. Hal ini

dapat terjadi akibat respons stres yang berkepanjangan. Dan kemudian melibatkan

pengaktifan sistem simpatis atau akibat dari kelebihan genetik reseptor norepinefrin di

jantung maupun otot polos vaskuler ( Subekti, 2009).


B. Definisi Hipertensi secara TCM (Traditional Chinese Medicine)

B.1 Pengertian

Hipertensi secara TCM diklasifikasikan sebagai sakit kepala atau vertigo.

Penyebab utamanya adanya gangguan mental karena stagnasi Qi Hati dan

berkobarnya Api Hati, diet yang salah menyebabkan defisiensi Limpa dan akumulasi

lembab dalam, penyakit kotor yang merusak Yin Ginjal sehingga Yang Hati

mengalami hyperaktivitas.

B.2 Klasifikasi

Klasifikasi Hipertensi menurut TCM berdasrkan sindroma Hipertensi adalah

sebagai berikut: (Xinghua, 1996).

1. Hipertensi oleh karena berkobarnya Api Hati

Berkobarnya Api Hati karena stagnasi Qi Hati yang berlangsung lama, stagnasi Qi

Hati karena emosi misalnya kemarahan yang terpendam lama. Ketika Api Hati

berkobar keatas akan menyerang kepala dan mata, menyebabkan headache,

dizziness, merah dimuka, merah dimata dan tinnitus. Hati berpasangan dengan

Kandung Empedu, ketika Api menjalar ke Kandung Empedu maka akan naik

disepanjang meridian dan timbul rasa pahit dimulut. Api akan merusak cairan

tubuh sehingga timbul mulut kering, konstipasi, BAK kuning, mulut kering, dan

terasa pahit. Api Hati akan mengganggu aliran bebas Qi sehingga mengganggu

pikiran dan menyebabkan iritabilitas dan susah istirahat. Ciri-cirinya adalah sakit

kepala, kepala terasa berputar, muka merah, mata kemerahan, tinnitus, mulut

kering dan terasa pahit, susah istirahat, iritabilitas, konstipasi, BAK berwarna

kuning, lidah dengan selaput kuning dan otot merah, serta nadi seperti kawat dan

cepat. (Xinghua, 1996).

2. Hipertensi oleh karena Hyperaktivitas Yang Hati


Ciri-cirinya adalah kepala terasa berputar, sakit kepala, muka merah karena

hiperaktivitas Yang Hati ke tubuh bagian atas. Insomnia, memori buruk, tidak bisa

istirahat karena kegagalan pemeliharaan pikiran oleh Hiperaktivitas Yang.

Kelemahan daerah pinggang dan lutut akibat terganggunya nutrisi ke lutut dan

pinggang oleh hiperaktivitas Yang. Lidah kering dan otot merah dengan selaput

lidah yang tipis, nadi terasa seperti benang dan cepat atau terasa seperti kabel

menunjukkan hiperaktivitas panas dan rusaknya Yin karena hiperaktivitas.

(Xinghua, 1996).

3. Hipertensi oleh karena Yin Hati dan Ginjal

Defisiensi Yin Hati dan Ginjal mengakibatkan insufisiensi nutrisi dan cairan

tubuh, serta menimbulkan panas tipe defisiensi. Karena defisiensi kekurangan

dalam pemeliharaan tubuh bagian atas. Ciri-cirinya adalah kepala terasa berputar,

palpitasi, mata kering, gangguan pendengaran, rasa nyeri dan lemah dipinggang

dan lutut karena lemahnya pemberian nutrisi ke pinggang dan lutut, sering

kencing dimalam hari, keringat dimalam hari, panas di 5 titik, lidah kemerahan

tanpa selaput, nadi terasa dalam dan halus atau lemah. Defisiensi Yin sewaktu-

waktu dapat berubah karena kecapekan. (Xinghua, 1996).

4. Hipertensi oleh karena Akumulasi Lembab di Jiao Tengah

Akumulasi pleghma di Jiao tengah akan mengganggu fungsi Limpa dalam

transportasi dan transformasi. Pleghma ini selanjutnya akan mengalir sepanjang

meridian sehingga ada rasa berat dikepala, dan rasa penuh didada. Lidah gemuk

dengan tapak gigi pucat dan selaput lidah putih mengkilat, nadi licin seperti kawat

karena adanya retensi lembab. Kepala terasa berputar karena diawali dari

defisiensi Yin dalam jangka panjang akan bertransformasi menjadi Api. Ketika

kecapekan terjadi defisiensi Limpa sehingga pasokan nutrisi ke kepala berkurang


sehingga Api Berkobar. Suara bicara yang keras merupakan Yang tipe defisiensi.

(Xinghua, 1996).

B.3 Pathogenesis

Di tinjau secara TCM dengan teori Yin Yang, pergerakan 5 unsur, teori

fenomena organ dan teori meridian dapat dijelaskan karena adanya fungsi Yang Hati

berlebihan dengan pengaruhnya terhadap 4 organ Zang lainnya yang tercakup dalam

sindrom yang Se Hati atau Api Hati. Secara akupunktur pemeriksaan yang diperoleh

pada kelainan lidah yang berupa warna merah pada tepi otot lidah dan kelainan nadi

yang berupa kuat, tegang dan cepat. Sesuai dengan pergerakan 5 unsur bahwa

terjadinya sebuah keadaan patologik adalah karena organ tersebut sakit, akibat

hubungan ibu anak dan hubungan penindasan penghinaan.

B.4 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada kasus Hipertensi dengan Akupunktur adalah dengan

melakukan pemilihan pada titik akupunktur Baihui (GV.20), Fengchi (GB.20),

Taizhong (LV.3), Renying (ST.9), Tai yang (Ex-HN 5). Baihui merupakan titik

pertemuan meridian Du, Hati, tangan dan kaki Yang berfungsi untuk mengendalikan

pikiran Angin Hati. Fengchi merupakan titik penting meridian Kandung Empedu

berfungsi untuk mengatur pikiran dan ketegangan. Taizhong merupakan titik sumber

meridian Hati berfungsi untuk mengendalikan dan mengistirahatkan angin endogen.

Taiyang merupakan titik pengalaman untuk kasus Hipertensi. Renying merupakan

titik yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah. (Xinghua, 1996)

Terapi Akupunktur pada Hipertensi oleh karena berkobarnya Api Hati yaitu dengan

mengusir Api dengan cara penusukkan pada titik Xingjian (LV.2), Quchi (LI.11),
Zulinqi (GB.41) dengan metode pelemahan dan penusukkan pada Taiyang (Ex.3)

dengan cara mengeluarkan darah serta cupping selama 10-15 menit. Terapi

Akupunktur pada Hipertensi oleh karena Hyperaktivitas Yang Hati yaitu dengan

penusukkan pada titik Taixi (KI.3), Yongquan (KI.1), Sanyinjiao (SP.6) dengan

metode penguatan pada Yin Ginjal yang disebabkan adanya Hyperaktivitas Yang

Hati. Terapi Akupunktur pada Hipertensi oleh karena Yin Hati dan Ginjal yaitu

dengan penusukkan pada titik Taixi (KI.3), Sanyinjiao (SP.6), Yanglingquan (GB.34),

Ganshu (BL.18), Shenshu (BL.23) dengan metode penguatan pada Ginjal dan Hati.

Terapi Akupunktur pada Hipertensi oleh karena Akumulasi Lembab di Jiao Tengah

yaitu dengan penusukkan pada titik Zhongwan (CV.12), Fenglong (ST.40), Zusanli

(ST.36), Neiguan (PC.6) dengan metode penguatan pada Limpa dan mengusir

Lembab. (Xinghua, 1996).

Selain itu digunakan modalitas terapi berupa Elektro stimulator. Secara umum

elektrostimulator merupakan perangkat elektronik yang menghasilkan gelombang

listrik dengan bentuk gelombang, intensitas, dan frekuensi tertentu, dimana setiap

variable besarnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis terapi yang

dilakukan. Dosis energi dapat ditentukan melalui lama tidaknya waktu pemaparan.

Untuk menentukan lama waktu pemaparan seseorang pengguna elektrostimulator

harus mengetahui karakteristik elektrostimulator yang digunakan yaitu bentuk pulsa,

tinggi pulsa, lebar pulsa, dan periode pulsa. (Suhariningsih, 2004).

Anda mungkin juga menyukai