Anda di halaman 1dari 20

PENDIDIKAN KESEHATAN SEBAGAI SEBUAH POTENSI

DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 KELAS KUDUS A

1.ANA LESTARI (E 520173153)


2. APRILIA K ( E 520173155)
3. DIANA TRISTIYANINGRUM (E 520173158)
4. SUKARI (E 520173183)
5. ENDAH SUIANAWATI (E 520173161)

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS


2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berujudul “PENDIDIKAN
KESEHATAN SEBAGAI SEBUAH POTENSI DALAM ASUHAN KEPERAWATAN”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam ilmu tentang pendidikan
kesehatan. Dalam proses penulisan kami sampaikan ucapan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini. Semoga makalah
ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat


banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah tersebut.

Kudus, 16 april 2018


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Diera globalisasi sekarang ini bidang kesehatan banyak mengalami
pemuktahiran dan pekembangan-perkembangan ilmu yang mencuri perhatian
masyarakat. Seiring dengan itu banyak pula masalah-masalah yang tentunya
mampu membuat derajat kesehatan manusia menurun. Dengan adanya masalah-
masalah tersebut maka status kesehatan masyarakat juga mengalami degradasi.
Pada masa sekarang status kesehatan telah menjadi suatu keharusan untuk
dipertahankan bagi setiap anggota masyarakat yang bermukim dalam suatu
wilayah tertentu. Status kesehatan sekarang telah dianggap sesuatu yang berharga
dan menjadi suatu hal yang harus ditingkatkan oleh setiap manusia.
Keberhasilan program pendidikan kesehatan yang meliputi perilaku
kesehatan dan domain kesehatan sangat besar peranannya guna mewujudkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan kesehatan yang meliputi
perilaku kesehatan dan domain kesehatan ini harus didukung oleh semua pihak
terutama masyarakatnya. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dan tentunya menyadarkan mereka tentang pentingnya kesehatan itu
sendiri. Kesehatan sendiri adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui
pendidikan kesehatan. Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, maka
perlu dilakukan pendidikan, khususnya pendidikan yang ditujukan kepada
masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa konsep pendidikan kesehatan dan keperawatan ?
2. Apa saja Tujuan pendidikan dalam keperawatan ?
3. Apa saja faktor yang berpengaruh terhadap pendidikan kesehatan ?
4. Apa saja bentuk-bentuk pendidikan kesehatan ?
5. Apa manfaat pendidikan kesehatan ?
C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas dari
mata kuliah dan juga sebagai referensi bagi pembaca dalam mendapatkan
informasi tentang pendidikan kesehatan sehingga pembaca dapat memahami
tentang pendidikan kesehatan dalam keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN DAN KEPERAWATAN
Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan
kontrol dam memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan
untuk individu, kelompok atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan
melakukan perubahan-perubahan secara suka rela dalam tingkah laku
individu (Entjang, 1991)
Pengertian pendidikan kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang
berpengaruh menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan ada
hubungannya dengan kesehatan perseorangan, masyarakat, dan bangsa.
Kesemuanya ini, dipersiapkan dalam rangka mempermudah diterimanya secara
suka rela perilaku yang akan meninhkatkan dna memelihara kesehatan.Menurut
Wood dikutip dari Effendi (1997)
Unsur program ksehatan dan kedoktern yang didalamnya terkandung
rencana untuk merubah perilaku perseorangan dan masyarakat dengan tujuan
untuk membantu tercapainya program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan. Menurut Stewart dikutip dari Effendi (1997)
Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Sedang dalam
keperawatan, pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi
keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok,
maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan
pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik.
Menurut (Notoatmodjo. S, 2003: 20)

B. TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN


Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu
menerapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yg
dapat mereka lakukan terhadap masalahnya, dengan sumber daya yg ada pada
mereka ditambah dengan dukungan dari luar, dan mampu memutuskan kegiatan
yg tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan
masyarakat (Mubarak, 2009).
Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan
pendidikan kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan
sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun social, pendidikan
kesehatan disemua program kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular,
sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program
kesehatan lainnya (Mubarak, 2009).
Menurut Benyamin Bloom (1908) tujuan pendidikan adalah
mengembangkan atau meningkatkan 3 domain perilaku yaitu kognitif (cognitive
domain), afektif (affective domain), dan psikomotor (psychomotor domain).
(Notoatmodjo, 2003: 127)
Menurut Notoatmodjo (2007: 139) dalam perkembangannya, teori Bloom ini
dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Pengetahuan yang tercakup
dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
3) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
obyek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih didalam struktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
2. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau obyek.
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (obyek).
2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
3. Praktik atau tindakan (practice)
Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan:
1) Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
2) Respon terpimpin (guided response)
Dapat dilakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.
3) Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mencapai praktik tingkat tiga.
4) Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut.

C. FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PENDIDIKAN


KESEHATAN
Menurut notoatmojo (2012), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan promosi kesehtan dalam melakukan pendidikan kesehatan
diantaranya yaitu :
a. Promosi kesehatan dalam faktor predisposisi
Promosi kesehatan bertujuan untuk menggugah kesadaran, memberikan
atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan bagi diri sendiri, kelurga maupun masyarakt .
Disampiing itu dalam konteks promosi kesehatan juga memberikan pengertian
tentang tradisi kepercayaan masyarakat dan sebagainya, baik yang merugikan
maupun yang menguntungkan kesehatan. Bentuk promosi ini dilakukan dengan
penyuluhan, pameran, iklan layanan kesehatan dan sebaginya.
b. Promosi kesehatan dalam faktor faktor enabling (penguat)
Bentuk promosi kesehatan dilakukan agar dapat memeberdayakan
masyarakat dan mapu mengadakan sarana dan prasarana kesehatan dengan cara
bantuan teknik, memeberikan arahan, dan cara – cara mencaroi dana untuk
pengadaan sarana dan rasarana.
c. Promosi kesehatab dalam faktor reinforcing (pemungkin)
Promosi kesehatan ini ditujukan untuk mengadakan pelatihan bagi tokoh
agama, tokoh masyarakat, dan petugas kesehatan sendiri denag tujaunan agar
sikap adan perilaku petugas dapat menjadi teladan, contoh / acuan bagi
masyarakat tentang idup sehat

D. BENTUK – BENTUK PENDIDIKAN KESEHATAN


Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha
untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau
individu. Adanya pesan tersebut, masyarakat, kelompok atau individu dapat
memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Dengan kata lain,
dengan adanya pendidikan tersebut dapat membawa akibat terhadap perubahan
perilaku sasaran.
Pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses tersebut
mempunyai masukan (input) dan keluaran (output). Faktor-faktor yang
mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping masukannya sendiri juga
metode materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan
alat-alat bantu / alat peraga pendidikan. Agar tercapai suatu hasil yang optimal
maka faktor-faktor tersebut harus bekerjasama secara harmonis.
Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode pendidikan individual,
kelompok dan massa (public).
a) Metode Pendidikan Individual (Perorangan)
Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual
ini digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai
tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya seorang ibu yang
baru saja menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap
imunisasi TT karena baru saja memperoleh / mendengarkan penyuluhan
kesehatan. Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor yang
lestari atau ibu hamil tersebut segera minta imunisasi maka harus didekati
perorangan. Dasar digunakannya pendekatan individual ini disebabkan karena
setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan
dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.
Bentuk dari pendekatan ini, antara lain :
1. Bimbingan dan Penyuluhan (Guidance and Counseling)
2. Interview (Wawancara)
b) Metode Pendidikan Kelompok
1) Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan
itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara
lain :
1) Ceramah
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah :
a. Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi
dari yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus
mempersiapkan diri dengan :
 Mempelajari materi dengan sistematika yang baik, lebih baik lagi
kalau disusun dalam diagram atau skema.
 Menyiapkan alat-alat bantu pengajaran misalnya makalah singkat,
slide, transparan, sound system, dan sebagainya.

b. Pelaksanaan
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah
tersebut dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai
sasaran (dalam arti psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal
sebagai berikut :
 Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-
ragu dan gelisah.
 Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
 Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah
 Berdiri di depan (di pertengahan), tidak boleh duduk.
 Menggunakan alat-alat bantu (AVA) semaksimal mungkin.

2) Seminar
Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau
beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya
dianggap hangat di masyarakat. Metode ini hanya cocok untuk sasaran
kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas.

2) Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut
kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain :
1) Diskusi Kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas
berpartisipasi dalam diskusi maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian
rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama
lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-
pancingan berupa pertanyaan-pertanyaan atas kasus sehubungan dengan topik
yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup, pemimpin kelompok harus
mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat
kesempatan berbicara sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang
peserta.
2) Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya
sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaannya pemimpin
kelompok memancing dengan satu masalah kemudian tiap peserta memberikan
jawaban-jawaban atau tanggapan (cara pendapat).
Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam
flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya,
tidak boleh diberi komentar oleh siapa pun. baru setelah semua anggota
mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari dan akhirnya
terjadilah diskusi.
3) Bola Salju (Snow Balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang, 2 orang).
Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5
menit, tiap 2 pasang bergabung menjadi 1. Mereka tetap mendiskusikan masalah
tersebut dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah
beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian
seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.
4) Kelompok Kecil-Kecil (Bruzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil (buzz group)
kemudian dilontarkan suatu permasalahan sama / tidak dengan kelompok lain dan
masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya
kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya.
5) Memainkan Peranan (Role Play)
Dalam metode ini, beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai
pemegang peranan tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter
puskesmas, sebagai perawat atau bidan dan sebagainya, sedangkan anggota yang
lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. Mereka meragakan misalnya
bagaimana interaksi / komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
6) Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini adalah merupakan gambaran antara role play dengan diskusi
kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan
seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli
dengan menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), selain beberan atau papan
main. Beberapa orang menjadi pemain dan sebagian lagi berperan sebagai nama
sumber.

c) Metode Pendidikan Massa (Public)


Metode pendidikan (pendekatan) massa untuk mengkomunikasikan
pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa
atau publik maka cara yang paling tepat adalah pendekatan massa.
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness atau
kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi, belum begitu diharapkan sampai
dengan perubahan perilaku. Namun demikian bila sudah sampai berpengaruh
terhadap perubahan perilaku adalah wajar.
Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak langsung.
Biasanya menggunakan atau melalui media massa. Beberapa contoh metode ini,
antara lain :
a. Ceramah umum (public speaking)
Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional,
menteri kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato di hadapan massa
rakyat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari KB juga merupakan
salah satu bentuk pendekatan massa.
b. Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV
maupun radio, pada hakekatnya adalah merupakan bentuk pendidikan kesehatan
massa.
c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya
tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio adalah juga
merupakan pendekatan pendidikan kesehatan massa. Contoh "Praktek Dokter
Herman Susilo" di televisi pada waktu yang lalu.
d. Sinetron "Dokter Sartika" didalam acara TV juga merupakan bentuk
pendekatan pendidikan kesehatan massa.
e. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun
tanya jawab / konsultasi tentang kesehatan atau penyakit juga merupakan bentuk
pendekatan pendidikan kesehatan massa.
f. Billboard yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya
adalah juga bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh billboard "Ayo ke
Posyandu".

E. MANFAAT PENDIDIKAN KESEHATAN


1. tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran aktif
dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yag optimal.

2. terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yang


sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan social sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian.
3. menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku
perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan.

Jadi tujuan dan Manfaat pendidikan kesehatan adalah untuk memperoleh


pengetahuan dan pemahaman pentingnya kesehatan untuk tercapainya perilaku
kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial,
sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang
mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang
didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik.
Peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku
sehingga perilaku individu kelompok atau masyarakat sesuai dengan nila-nilai
kesehatan
Konsep pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu,
kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi
tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi
mampu dan lain sebagainya.

B. SARAN
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa pendidikan kesehatan
itu perlu untuk diteapkan dalam masyarakat Indonesia. Dengan adanya pendidikan
kesehatan masyarakat Indonesia dapat bertindak sesuai dengan ketentuan dalam
kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang
membahayakan diri sendiri.
Meskipun hasilnya akan terlihat dalam beberapa tahun kedepan, namun
pendidikan ini baik adanya untuk membantu masyarakat Indonesia terlepas dari
serangan penyakit serta terhindar dari tindakan pencegahan yang membahayakan.
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmojo,soekidjo.2003.Pendidikan dan perilaku kesehatan.jakarta ;RINEKA


CIPTA
Setiawati,Dermawan.2008.Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan
Kesehatan.Jakarta;TRANS INFO MEDIA
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan


karuniaNya sehingga makalah ini telah terselesaikan.
Penulis sadar bahwa terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari
dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, Kepada berbagai pihak yang telah
membantu terselesainya makalah ini penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun tetap penulis harapkan untuk
kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Harapan penulis semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin

Medan, Agustus 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .....................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................
C. TUJUAN ..........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN KESEHATAN ..............................................
B. TuJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN ........................................................
C. RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KESEHATAN ......................................
D. PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN KESEHATAN ........................................
E. PERAN PENDIDIKAN KESEHATAN ..........................................................

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN ................................................................................................
B. SARAN ............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
PENDIDIKAN KESEHATAN

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA :
NIM :
DOSEN PEMBIMBING :

AKADEMI KEBIDANAN HAFSYAH MEDAN


TAHUN AJARAN 2016 / 2017

Anda mungkin juga menyukai