Anda di halaman 1dari 13

Design of Model Reference Adaptive Control

For Non Linear Plant

Faizal A. Samman1, Rhiza S. Sadjad2


Dept. of Electrical Engineering, University of Hasanuddin
Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 Makassar
Phone./Fax: +62-411-588 111, e-mail: faizalas@unhas.ac.id1, rhiza@unhas.ac.id2

Abstrak: Paper ini memaparkan tentang perancangan sistem kendali adaptif model acuan SKAMA (model reference
adaptive control) untuk kendalian (plant) tak linier. Kendalian tak linier yang dipilih untuk menguji efektifitas aturan kendali
adaptasi melalui simulasi adalah model pendulum terbalik tak linier yang pada dasarnya adalah tidak stabil. Aturan kendali
adaptasi diturunkan menggunakan teori Lyapunov berdasarkan model linierisasi dari pendulum terbalik. Model acuan yang
dipilih adalah model linier yang telah distabilisasi. Kemudian dilakukan simulasi untuk mengamati kinerja SKAMA terhadap
model tak linier-nya. Jadi model tak linier dikendalikan menggunakan aturan kendali adaptif yang diturunkan dari model
liniernya. Kendali umpan-balik status (full state feedback control) melalui simulasi telah dibuktikan tak mampu menstabilkan
pendulum terbalik. SKAMA mampu melakukannya dengan baik, bahkan untuk kasus dimana model parametrik kendalian
tidak diketahui secara pasti (uncertainty) atau berubah seiring waktu (time-varying). Hal yang perlu diperhatikan dalam
perancangan adalah bagaimana memilih model acuan sebijaksana mungkin, karena hal ini mempengaruhi tingkat kestabilan
sistem kendali.

Kata Kunci: Sistem Kendali Adaptif, Kendali Adaptif Model Acuan, Sistem Kendali Tak Linier, Linierisasi Model,
Pendulum Terbalik.

adaptif swa-tala (self-tuning adaptive control), penjadwalan


I. PENDAHULUAN gain adaptif (adaptive gain scheduling), dan kendali adaptif
fungsi dualitas (dual-adaptif control) [1]. Untuk alasan
Kendali umpanbalik variabel keadaan penuh (full-state tertentu, tipe kendali adaptif yang dipilih pada penelitian ini
feedback) adalah salah satu pilihan dalam merancang aturan adalah sistem kendali adaptif model acuan (SKAMA).
kendali berbasis model ruang keadaan. Kendali ini mampu Kendali adaptif model acuan adalah sistem kendali
mengendalikan model linier hasil linierisasi model yang memiliki pengendali dengan parameter yang dapat
pendulum terbalik. Tetapi terbukti tak mampu beradaptasi sesuai mekanisme adaptasi yang telah
mengendalikan model orisinil tak linier dari pendulum ditetapkan. Mekanisme ini berjalan seiring dengan adanya
terbalik. Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk upaya untuk memaksakan sebuah kendalian yang berkinerja
menanggulangi masalah tersebut dengan mencoba lebih buruk (atau bahkan tidak stabil) agar mengikuti
menggunakan sistem kendali adaptif. perilaku sebuah model acuan yang memiliki kinerja yang
labih baik (dan tentu saja stabil) [2].
Model Acuan Urutan perancangan aturan kendali adaptif adalah
Linier ym pertama dengan menurunkan model tak linier kendalian ke
Mekanisme
Mekanisme
Adaptasi
dalam bentuk linier. Selanjutnya gunakan mekanisme
Adaptasi  penurunan aturan kendali adaptif model acuan dari model
linier dalam bentuk persamaan ruang keadaan. Aturan
uC Pengendali u Kendalian y kendali tersebut diuji melalui simulasi kembali terhadap
Adaptif Tak Linier model tak linier.

Gbr.1. Diagram kotak kendali adaptif model acuan dengan II. MODEL PENDULUM TERBALIK
kendalian tak linier [1].
Model fisik pendulum terbalik ditunjukkan pada
Sistem kendali adaptif adalah sistem kendali yang Gambar 2. Sebuah gaya F mempengaruhi pergerakan kereta
dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan eksternal pada bidang datar (horizontal) dan juga mempengaruhi
maupun internalnya untuk dapat mempertahankan kinerja posisi sudut pendulum terhadap sumbu tegak (vertical).
dan stabilitas sistem. Sistem kendali adaptif secara garis Persamaan (1) menunjukkan model persamaan tak linier
besar terdiri atas berbagai tipe, di antaranya kendali adaptif dari pendulum terbalik [3]. Variabel keadaan dari
model acuan (model reference adaptive control), kendali persamaan tersebut adalah:
x1 = posisi kereta pada bidang datar = y (m)
x2 = sudut pendulum pada bidang tegak =  (rad) y*
x3 = kecepatan gerak kereta pada bidang datar (m/det)
x4 = kecepatan gerak sudut pendulum (rad/det) m
y
Tabel 1. Variable pada kereta pendulum terbalik. 
z
Simbol Keterangan Satuan ℓ
ℓ Panjang pendulum terbalik Meter
F Gaya yang mempengaruhi posisi Newton
kereta F M
 Posisi sudut pendulum terbalik Radian
M Massa kereta Kilogram
m Massa pendulum terbalik Kilogram
0
– +
y Posisi kereta Meter
Gbr 2. Model fisik pendulum terbalik.
g = gaya gravitasi bumi = 9.8 m/det2.
x 1  x3
x 2  x 4
1
u mg sin 2 x 2  mx 4 sin x 2
x 3  2
(1)
M  m sin 2 x 2
1 1
 u cos x 2  mg sin 2 x 2 cos x 2  mx 4 sin 2 x 2  Mg sin x 2  mg sin 3 x 2
x 4  2 2
M  msin 2 x 2
III. KENDALI ADAPTIF MODEL ACUAN  T  d 
 e Qe  (    )   T Pe  (7)
Perhatikan model persamaan ruang keadaan berikut:
2  dt 

dx Matriks Q adalah matriks definit positif sedemikian hingga


 Ax  Bu (2a) berlaku hubungan
dt Am P  PA m  Q (8)
Diharapkan untuk merancang aturan kendali sehingga model
proses mengikuti perilaku model acuan berikut: Mengingat kembali teorema Lyapunov bahwa akan
selalu dapat ditemukan pasangan matriks definit positif P
dan Q jika matriks Am adalah matriks yang menggambarkan
dx m
 Am x m  B m u c (2b) sietem yang stabil. Apabila dipilih aturan adaptasi parameter
dt kendali menjadi
d
Bentuk umum kendali linier adalah   T Pe
dt
u  Mu c  Lx (9)
M   1 2 ,...,  m  , L   m 1 m  2  m 
T T
Dimana θ merupakan vektor dengan komponen (θ1, θ2, …, θn
(3)
, θn+  ), maka diperoleh (Catatan: sistem orde-n akan
Dalam hal ini, m = jumlah variabel masukan dan  = mempunyai n+  parameter kendali adaptasi θ)
jumlah variabel keadaan. Selanjutnya persamaan kesalahan dV 
  e T Qe (10)
dan turunan persamaan kesalahan ditulis sebagai berikut: dt 2
e  x  xm
Persamaan (10) menunjukkan bahwa turunan fungsi
de dx dxm (4)
   Ax  Bu  Am x m  Bm u c Lyapunov bersifat negatif semi-definit bukan negatif definit.
dt dt dt Berdasarkan teori Lyapunov, hal ini mengimplikasikan
bahwa untuk nilai kondisi awal dari parameter adaptasi (θ1,
Dengan menambahkan dan mengurangkan dengan Amx pada θ2, …, θn , θn+  ) mesti dibatasi, dimana batasan tersebut
sisi kanan persamaan (4) akan diperoleh
menjamin bahwa V(θ,t) < V(e, θ1, θ2, …, θn , θn+  ,t) untuk
setiap t > 0, atau fungsi Lyapunov V bersifat positif definit.
de
 Am e  ( A  Am  BL) x  ( BM  B m )u c
dt IV. ATURAN KENDALI ADAPTIF
 Am e  ( Ac ( )  Am ) x  ( B c ( )  BM )u c
 Am e   (    ) Kendalian tak linier pendulum terbalik, akan dikendalikan
oleh kendali adaptif model acuan yang diturunkan dari
(5) model liniernya. Jadi model tak linier sistem akan
dilinierisasi ke dalam bentuk liniernya. Dan model acuan
Untuk memperoleh persamaan ekualitas, telah dianggap yang dipilih juga merupakan model acuan linier yang
bahwa kondisi untuk kesamaan mutlak model proses dan tentunya merupakan model yang stabil dan berkinerja baik.
model acuan telah dipenuhi. Untuk menurunkan aturan
adaptasi paramater, maka diperkenalkan fungsi Lyapunov
berikut: 0 0 1 0  0 
0 0 0 1  0 
1  mg  1 
V (e,  )  (e T Pe  (    ) T (    )) A  0
2  0 0 , B 
 M   M 
(6)
  M  m g   1 
 M
Matriks P adalah matriks definit positip. Fungsi V adalah
fungsi definit positip. Untuk membuktikan apakah fungsi V 0 M
0 0

pada (6) adalah fungsi Lyapunov, maka kita menghitung (11a)
total turunan V terhadap waktu.
1 0 0 0
dV  d C (11a)
  e T Qe   (    ) T Pe  (    ) T 0 1 0 0
dt 2 dt
Model persamaan ruang keadaan di atas adalah tidak stabil. A  BL   Ac  
Dengan mengambil nilai gain pengendali K
 0 0 1 0 
K   k1 k2 k3 k4   0 0 0 1 
(11b)   mg  3  
  2    4  5
Model acuan yang dipilih adalah  M M M M M
 2  M  m g   3  4 5 
Am  A  BK  M M M M M 
(14)
 0 0 1 0 
 0 0 0 1  Selanjutnya diperoleh:
 k mg k2 k k
  1    3  4 ,  0 0 0 0 
 M M M M M  0 0 0 0 
 k1  M  m  g k2 k3 k4   k  k2  3 k3   4 k4  

 M M M M M  Ac    Am   1 2 
 M M M M 5
 0 0 0 0   k1   2 k2   k3   4 k4  5 
 0    
 1 0 0 0   M
 M 3 M M 
1 1 1
BK   k1 k2 k3 k4  (15a)
 M M M M 
 1 1 1 1  BM  Bm  Bc    Bm
 M k1  M k2  M k3  M k4 
 0   0   0 
(12)
 0   0   0 
Model acuan diperoleh dari model linier kendalian yang
    1    1 
distabilkan dengan teknik penempatan kutub (vektor K   1   1 
diperoleh dari teknik penempatan kutub). Sinyal dan  M   M   M 
parameter kendali adaptif adalah seperti pada (3). Sehingga  1   1   1  1
 M  M  M 
 0  (15b)
 0 
 1 
BL     2  3  4  5 
 M 
 1 
 M
 0 0 0 0 
 0 0 0 0 
 1 1 1 1
 2 3 4 5 
 M M M M 
 1 1 1 1 
 M  2  M  3  M  4 
M 
5 
(13)
 0 0 0 0 0 
 
 u  0 u 0
x1 k1  x1 2
0
x 2 k 2  x 2 3
0
x3 k 3  x3 4
0
x 4 k 4  x 4 5 
 c 1 c 
 M M M M M 
  u c 1  u c  x1 k1  x1 2  x 2 k 2  x 2 3  x3 k 3  x3 4  x 4 k 4  x 4 5 
 M M M M M 
(16)
 

  
 1 1   0 0 0 0 0 
 0 0 0 0 0       0
 0 0 0 0 0 
 0 0 0 0   2 2    u x1 k1 x2 k 2 x3 k 3 x4 k 4
 3   3    c 
 uc  x1  x2  x3  x4      M M M M M 
   4   4   u c  x1 k 1  x2 k 2  x3 k 3  x4 k 4 
 u c x1 x2 x3 x4 
 M
  
 M M M M 
 5   5 
(17)

Dengan mengaugmentasi kedua persamaan di atas Dan dengan menurunkan kandidat fungsi Lyapunov (6) dan
maka diperoleh persamaan (16). Dengan mengurai kembali turunannya (7), maka dari persamaan aturan adaptasi
persamaan di atas dan dengan mengganti vektor  dengan parameter kendali (9) diperoleh persamaan (20). Ruas kanan
vektor ( –  0), yang mana  0 adalah nilai konvergen dari  dari persamaan (17) akan tereliminasi karena tidak
maka diperoleh persamaan (17). Atau dalam bentuk berikut: mengandung parameter kendali.
 

       a
Matriks P adalah matriks positif definit yang diperoleh
(18)
  seperti pada (8). Jadi aturan adaptasi parameter-parameter
Selanjutnya persamaan turunan kesalahan dari (5) telah kendali ditunjukkan pada persamaan (21). Nampak pada
dimodifikasi menjadi (21) tidak terdapat lagi parameter-parameter kendalian. Jadi
aturan kendali tidak tergantung pada parameter-parameter
de  
 kendalian.
 Am e        a (19)
dt  

0 0 uc  uc 
0  p1 p5 p8 p10   e1 
0  x1 x1  p
d 
 5 p2 p6 p 9  e 
 2
   T Pe   0 0  x2 x2 
dt    p8 p6 p3 p7   e3 
0 0  x3 x3     
0 0  x4 x 4   p10 p9 p7 p4  e 4 
(20)
 u c  p8  p10  u c  p6  p9  u c  p3  p7  u c  p7  p4  
 x  p  p  e 
 1 8 10  x1  p 6  p 9   x1  p 3  p 7   x1  p 7  p 4    1 
d e
   x 2  p8  p10   x 2  p6  p9   x 2  p3  p7   x2  p7  p4    2 
dt   e 
  x 3  p 8  p10   x3  p6  p9   x3  p3  p7   x3  p7  p 4    3 
e
 x 4  p8  p10   x 4  p6  p9   x 4  p3  p7   x 4  p 7  p 4    4 
(21)
0 0 1 0  0   0 
 x1     x1     0   x1 
 x  0 0 0 1    0 
x2   1   x2 
 2   0 mg  1
 0 0   Muc    L 
 x 3   M  x 
 3  M   M   x3 
    M  m g     1   1  x 
 x 4  0 0 0  x4    M  4 
 M   M
(21a)

0 0 1 0  0   0 
 x 1    x   x1 
 x  0 0 0 1  1   0   0 
x 
mg x2  1   1 
 2   0  0 0      1 u c   2  3  4  5   2 
 x 3   M   x3   M   M   x3 
    M  m  g 0 0  x    1   1   
 x 4  0   4   M 
 M x4 
 M
(21b)

0 0 1 0  0   0 
 x 1     x1     
 x  0 0 0 1  
x2  0   0 
 2   0 mg 1 1
 0 0     1 u c      2 x1   3 x 2   4 x 3   5 x 4  
 x 3   M   x3   M   M 
    M  m  g 0 0  x   1  u   1   x   x   x   x  
 x 4  0   4   M 1 c   M 2 1 3 2 4 3 5 4 
 M
(21c)
 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
 
 x m1   0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0   xm1 
 
 x m 2    k1 mg k 2 k k
   3  4 0 0 0 0 0 0 0 0 0   xm 2 
 x   M M M M M  
 m3   k1  m  M  g  k 2 k3 k4   xm 3 
 x m 4   M M M M M
0 0 0 0 0 0 0 0 0  x 
m4
    0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
 
0 0 0  x1
 x1    
 x 2   0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0   x2 
   q mg  q3 q q d  
 x 3    0 0 0 0  2
M

M
 4
M
 5
M
0 
M
0 0 0   x3 
 x 4   q2  m  M  g  q3 q4 q5 d
 x 
    0 0 0 0  
4
0 0 0 0 
 1   M M M M M   1 
    0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0   
 2  a a10, 2 a10,3 a10, 4 a10,5 a10,6 a10,7 a10,8 0 0
 2
0 0 0   
 3   10,1  3
    0 0 0 0 0 a11, 6 0 0 0 0 0 0 0   
 4   4 
    0 0 0 0 0 0 a12,7 0 0 0 0 0 0   
 5   5
 0 0 0 0 0 0 0 a13,8 0 0 0 0 0 
…………….. (22a)

a10,1  d  p8  p10  a10, 2  d  p 6  p 9 


a10,3  d  p3  p 7  a10, 4  d  p 7  p 4 
a10,5   d m  2d  p8  p10  a10,6  d  p 6  p 9 
a10,7  d  p3  p 7  a10,8  d  p 7  p 4  (22b)
b9   d  d m  p8  p10  a11,6   d m  d  p8  p10 
a12,7   d m  d  p8  p10  a13,8   d m  d  p8  p10 
a11,6  a12,7  a13,8  b9

V. MODEL TERINTEGRASI VARIABEL KEADAAN anggapan bahwa parameter-parameter 1, 2, 3, 4, dan 5
DAN PARAMETER KENDALI adalah variabel keadaan.
Dengan menganggap parameter kendali 1, 2, 3, 4,
Dari hasil yang telah diperoleh di atas, maka bila dan 5 sebagai variabel keadaan, maka (20) juga merupakan
memandang sistem kendali secara luas dan “secara linier” persamaan keadaan tak linier, dimana e=x – xm. Jadi dengan
maka pada dasarnya terdapat tiga buah blok utama dari mengintegrasi model-model linier disekitar titik origin
sistem yang mengandung variabel yang dapat dianggap (kecuali untuk titik x10=d, dan xm10=dm) dan titik-titik 10=q1,
sebagai variabel keadaan. Pertama adalah blok model ruang 20=q2, 30=q3, 40=q4, dan 50=q5 dari persamaan (2b), (20)
keadaan dari model acuan seperti ditunjukkan pada dan (21c), maka diperoleh model persamaan keadaan linier
persamaan (2b). Kedua, blok kendalian yang dilinierisasi terintegrasi dari keseluruhan sistem kendali seperti
yang ditunjukkan pada persamaan (2a) dimana u pada (2a) ditunjukkan pada persamaan (22a-b).
disubstitusi oleh u yang terdapat pada persamaan (3), maka Titik-titik x10=d, dan xm10=dm yang dipilih sebagai
diperoleh persamaan (21a,b,c). Nampak bahwa persamaan pengecualian di luar titik origin, karena pada dasarnya
tersebut adalah persamaan keadaan tak linier dengan pendulum dapat stabil di sepanjang domain pergerakan
posisi pergeseran pendulum. Sedangkan untuk parameter-
parameter kendali, pada dasarnya parameter tersebut Gambar 3 s.d. 9. Hasil simulasi menunjukkan efektifitas
memang tidak selamanya bergerak menuju titik 0 pada SKAMA untuk mengendalikan kendalian tak linier
keadaan mantap tetapi dapat saja bergerak menuju nilai-nilai pendulum terbalik. Simulasi dilakukan dengan menerapkan
tertentu. sinyal komando periodik pada bagian input sistem kendali.
Model persamaan ruang keadaan pada (22a) adalah Sinyal komando periodik ini berfungsi untuk mengeksitasi
model yang sangat unik. Pada matriks tersebut terdapat parameter-parameter kendali untuk bergerak pada titik-titik
paramater-parameter yang berubah-ubah, yaitu titik-titik optimalnya.
ekuilibrium d1, dm1, q1, q2, q3, q4, dan q5 yang dapat saja Gambar 3 dan 4 masing-masing adalah hasil simulasi
berubah. Namun demikian, bila sistem telah bekerja maka untuk variabel keadaan dan parameter kendali untuk kasus
nilai-nilai ekuilibrium tadi memiliki nilai yang terbatas dimana nilai-nilai parameter M=1kg, m=0.1kg, g=9.8m/det2,
sepanjang sistem menjadi stabil. Inilah hal yang sangat unik dan ℓ=1m. Simulasi dilakukan dengan memilih konstanta
dari matriks tersebut. Kestabilan sistem kendali adaptif =6 dan nilai inisial sudut pendulum x 2(0)=0.1 rad. Pada
tergantung pada nilai titik-titik ekuilibriumnya, dan nilai- simulasi nampak bahwa seluruh variabel keadaan kendalian
nilai ekuilibriumnya akan berada dalam wilayah terbatas dapat digerakkan menuju titik ekilibrium yang stabil.
(bounded area) sepanjang sistem kendali stabil. Nampak pada Gambar 3 seluruh variabel keadaan menuju
Bagian lain yang mempengaruhi kestabilan sistem titik original. Sedangkan pada Gambar 4, seluruh parameter
kendali adaptif adalah elemen-elemen vektor K (k 1, k2, k3 sistem kendali bergerak pada daerah yang terbatas (bounded
dan k4) dan elemen-elemen matriks P (p 3, p4, p6, p7, p8, p9 area). Hal ini sesuai dengan yang telah dijelaskan pada bab
dan p10). Elemen-elemen matriks P tergantung pada elemen- V sebelumnya.
elemen vektor K, dan vektor K merupakan parameter yang Kendali adaptif masih dapat mengendali kendalian tak
terbentuk dari upaya menstabilkan model linier tak stabil linier dengan baik untuk kasus dimana nilai-nilai parameter
dari kendalian pendulum terbalik dengan teknik penempatan yang diubah yaitu: M=1kg, m=0.3kg, g=9.8m/det 2, dan
kutub (pole-placemen technique). Dan vektor ini ℓ=0.5m. Simulasi dilakukan dengan memilih konstanta =4
mempengaruhi bentuk dari model acuan yang akan dipilih. dan nilai inisial sudut pendulum x2(0)=0.1 rad. Gambar 5
Jadi dengan kata lain kestabilan sistem kendali sangat dan 6 menunjukkan hasil simulasi masing-masing untuk
tergantung pada model acuan yang akan dipilih. Dalam variabel-variabel keadaan dan parameter-parameter kendali.
penelitian ini telah diuji cobakan berbagai bentuk model Sekali lagi variabel-variabel keadaan dapat bergerak menuju
acuan dan memang tidak semua bentuk model acuan dapat titik original dan parameter-parameter kendali bergerak pada
menjamin kestabilan sistem kendali adaptif ini. area yang terbatas hingga akhirnya menuju ke nilai-nilai
Analisis kestabilan berdasarkan model persamaan (22) mantap (steady-state) tertentu.
tidak dibicarakan secara detil pada paper ini. Di sini lebih Gambar 7, 8 dan 9 adalah hasil simulasi lain dengan
difokuskan pada alur metodologi perancangan aturan kendali nilai parameter pendulum terbalik M=1kg, m=0.3kg,
adaptif model acuan, dan efektivitas strategi kendali yang g=9.8m/det2, dan ℓ=1.2m. Simulasi ini juga memberikan
telah dirancang ditunjukkan melalui simulasi seperti yang hasil yang memuaskan. Periode sinyal komando pada
dibahas pada bab berikut ini. simulasi ini diperkecil (Gambar 9 atas). Gambar 9 bagian
bawah adalah sinyal kendali yang dihasilkan oleh
VI. HASIL SIMULASI pengendali adaptif. Nampak sinyal kendali bekerja dengan
amplitudo dan frekuensi lebih besar pada awal kerja sistem
Hasil simulasi perancangan sistem kendali adaptif kendali.
model acuan berbasis Teori Lyapunov ditunjukkan pada
1 xm1

x1,xm1
x1
0

-1
0 20 40 60 80 100 120
0.1 xm2
x2,xm2

x2
0

-0.1
0 20 40 60 80 100 120
xm3
x3,xm3

0.5
x3
0

-0.5
0 20 40 60 80 100 120
0.2
x4,xm4

0
-0.2 xm4
-0.4 x4

0 20 40 60 80 100 120
waktu (detik)

Gbr.3. Variabel keadaan untuk M=1kg, m=0.1kg, g=9.8m/det2, ℓ=1m. =6. x2(0)=0.1rad.

5
teta1

0
0 20 40 60 80 100 120
5
teta2

0
-5

00 20 40 60 80 100 120
teta3

-5
-10

100 20 40 60 80 100 120


teta4

0
-10

00 20 40 60 80 100 120
teta5

-10

-20
0 20 40 60 80 100 120
waktu (detik)

Gbr.4. Parameter pengendali untuk M=1kg, m=0.1kg, g=9.8m/det2, ℓ=1m. =6. x2(0)=0.1rad.
xm1
1

x1,xm1
x1
0
-1
0 20 40 60 80 100 120
xm2
x2,xm2

0.1
x2
0
-0.1
0 20 40 60 80 100 120

0.5 xm3
x3,xm3

x3
0
-0.5
0 20 40 60 80 100 120
0.2
x4,xm4

0
-0.2 xm4
-0.4 x4

0 20 40 60 80 100 120
waktu (detik)

Gbr.5. Variabel keadaan untuk M=1kg, m=0.3kg, g=9.8m/det2, ℓ=0.5m. =4. x2(0)=0.1rad.

3
teta1

2
1
0
20 20 40 60 80 100 120
teta2

-2
00 20 40 60 80 100 120
teta3

-5

0 20 40 60 80 100 120
0
teta4

-5
-10
00 20 40 60 80 100 120
teta5

-5

-10
0 20 40 60 80 100 120
waktu (detik)

Gbr. 6. Parameter pengendali untuk M=1kg, m=0.3kg, g=9.8m/det2, ℓ=0.5m. =4. x2(0)=0.1rad.
0.5 xm1
x1,xm1
x1
0
-0.5
0 10 20 30 40 50 60
0.1 xm2
x2,xm2

x2
0

-0.1
0 10 20 30 40 50 60
1.5
x3,xm3

1 xm3
0.5 x3
0
-0.5
0 10 20 30 40 50 60
0
x4,xm4

xm4
-0.5
x4
-1
0 10 20 30 40 50 60
waktu (detik)

Gbr.7. Variabel keadaan untuk M=1kg, m=0.3kg, g=9.8m/det2, ℓ=1.2m. =6. x2(0)=0.1rad.

5
teta1

0
100 10 20 30 40 50 60
teta2

-10
00 10 20 30 40 50 60
teta3

-10

-20
0 10 20 30 40 50 60
10
teta4

0
-10
-20
00 10 20 30 40 50 60
teta5

-10
-20
0 10 20 30 40 50 60
waktu (detik)

Gbr. 8. Parameter pengendali untuk M=1kg, m=0.3kg, g=9.8m/det2, ℓ=1.2m. =6. x2(0)=0.1rad.
dan mengaplikasikannya pada kendalian nyata (real plant)
0.6 adalah pekerjaan yang sangat menarik untuk dilakukan.
0.4 Xm1 Implementasi sistem kendali adaptif ke dalam chip
Uc,X1,Xm1

0.2 Uc
FPGA telah dilakukan [8]. FPGA adalah chip yang terdiri
0
dari puluhan hingga ratusan ribu gerbang logika yang dapat
-0.2
X1
diprogram untuk aplikasi tertentu menggunakan bahasa
-0.4
0 10 20 30 40 50 60
deskripsi perangkat keras (HDL – hardware description
language). Perancangan dilakukan dengan pendekatan
4 hardware-software co-design. Yaitu perangkat keras
pengendali didesain dengan HDL, sedangkan algoritma
2
kendali ditulis ke dalam bahasa Assembly atau C.
u (N)

0 Rangkaian pengendali tersebut terdiri dari blok pengendali


utama (CSP – control system processor), dan blok algoritma
-2
adaptasi parameter kendali. Hasil penelitian secara efektif
0 10 20 30
Waktu (detik)
40 50 60
akan diujicobakan pada sistem maglev-levitation.
Gbr. 9. Sinyal komando uC, x1 dan xm1 (atas), dan sinyal REFERENSI
kendali u (bawah) untuk M=1kg, m=0.3kg,
g=9.8m/det2, ℓ=1.2m. =6. x2(0)=0.1rad. [1] K. J. Astrom, B. Wittenmark. “Adaptive Control”.2 nd
ed. Addison Wesley, 1995.
VII. PENUTUP [2] R. Isermann, K.-H. Lachman, D. Matko. “Adaptive
Control Systems”. Prentice-Hall, 1992.
7.1. Kesimpulan [3] B. Friedland. “Control System Design: An
Sistem kendali adaptif model acuan yang dirancang Introduction to State-Space Methods”. McGraw-Hill,
menggunakan teori Lyapunov berdasarkan pada model 1987.
linierisasi kendalian mampu menstabilkan kendalian tak [4] M. Bodson, J. E. Groszkiewicz. “Multivariabel
linier pendulum terbalik dengan baik bahkan untuk kasus Adaptive Algorithms for Reconfigurable Flight
dimana nilai-nilai parameter kendalian yang tidak diketahui Control”. IEEE Trans. On Control Systems
secara pasti (parameter uncertainty), atau berubah seiring Technology, Vol. 5, No. 2, March 1997.
waktu (time-varying). [5] P. J. Gawthrop. “Self-Tuning PID Controllers:
Kecepatan konvergensi algoritma adaptif tergantung Algorithms and Implementation”. IEEE Trans. On
pada konstanta laju adaptasi. Semakin besar nilai konstanta Automatic Control, Vol. AC-31, No. 3, March 1986.
, semakin cepat sistem kendali menuju titik ekuilibrium [6] S.-M. Guo, L.-S. Shieh. C.-F. Lin, J. Chandra.
stabil. Namun demikian pemilihan nilai tersebut harus “Adaptive Control for Nonlinear Stochastic Hybrid
sebijaksana mungkin, karena nilai  yang semakin besar Systems with Input Saturation”. Electronic paper from
cenderung semakin mengurangi tingkat kestabilan sistem IEEE, 2001.
kendali adaptif model acuan tersebut. [7] K. Nam, A. Arapostathis. “A Model Reference
Kontribusi utama dari paper ini adalah sebuah alur Adaptive Control Scheme for Pure-Feedback
pendekatan baru untuk merancang sistem kendali adaptif Nonlinear Systems”. IEEE Transaction on Automatic
model acuan untuk kendalian tak linier. Pendekatan yang Control, Vol.33, No.9, September 1988.
dilakukan adalah memilih model acuan linier dari hasil [8] Dario L. Sancho-Pradel, Roger M. Goodall. “System-
linierisasi model tak linier, dan menstabilkannya dengan on-Chip (SoC) Design for Embedded Real-Time
teknik penempatan kutub bila model linier tadi tidak stabil. Control Applications”. Electronic Systems and
Selanjutnya strategi kendali dirancang menggunakan Teori Control Division Research, 2003, Department of
Lyapunov. Electronic and Electrical Engineering, Loughborough
University, LE11 3TU, UK.
7.2. Penelitian Lanjut [9] Manfred Glesner, Thomas Hollstein, Ralf Ludewig,
Penelitian ini masih dapat dikembangkan untuk Clemens Schlachta. “Advanced Embedded System-
menghasilkan informasi yang lebih analitik mengenai on-Chip Design for Applications in Mechatronics–
batas-batas kestabilan sistem kendali. Selain itu, penelitian Trends and Perspectives”. Institute of Microelectronic
yang lebih jauh sampai kepada realisasi aturan kendali Systems, Darmstadt University of Technology,
adaptif yang telah diperoleh ke dalam perangkat elektronik Germany.

Anda mungkin juga menyukai