Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

1. PERSEPSI DAN SUBPROSES DALAM PERSEPSI


Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam
memahami informasi tentang lingkungan, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,
perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan
bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu
pencatatan yang benar terhadap situasi.
Pendapat Krech menyimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses kognitif yang komplek
dan menghasilkan suatu gambar yang unik tentang kenyataan yang barang kali sangat berbeda dari
kenyataannya. Sedangkan menurut Duncan, persepsi itu dapat dirumuskan dengan pelbagai cara,
tetapi dalam ilmu perilaku khusunya psikologi, istilah ini digunakan untuk mengartikan perbuatan
yang lebih dari sekadar mendengarkan, melihat atau merasakan sesuatu.
Menurut Luthans persepsi adalah lebih komplek dan luas kalau dibandingkan dengan
penginderaan. Sedangkan perbedaan anatara persepsi dan penginderaan itu menurut Luthans
selanjutnya dikatakan penginderaan itu, cara kebiasan yang bisa dipergunakan untuk mengenalnya
anatara lain dengan dua aspek ini,
Aspek penginderaan yang mempunyai kesamaan antara satu orang dengan lainnya disebut
kenyataan. Kejadian tertubruknya mobil dengan truk di jalan raya disaksikan banyak orang
sebagai kenyataan, walaupun kemungkinan mereka tidak setuju suatu samalainnya mengenai
sebab-sebab terjadinya kecelakaan.
Penginderaan tersusun dalam cara yang unik bagi kita. Aspek proses persepsi ini tergantung pada
mekanisme biologis, pengalaman masa lalu, dan perkiraan masa sekarang. Kesemuanya ini berasal
dari kebutuhan-kebutuhan kita sendiri, pengalaman, nilai-nilai, dan perasaan.

Ada beberapa subproses dalam persepsi, dan dapat dipergunakan sebagai bukti bahwa sifat
presepsiitu merupakan hal yang kompleks dan interaktif.
1. Subproses pertama yang dianggap penting adalah stimulus, atau situasi yang hadir. Mula
terjadinya persepsi diawali ketika seseorang diahadapkan dengan suatu situasi atau suatu stimulus.
2. subproses selanjutnya adalah registrasi, interpretasi, dan umpan balik (Feed back). Dalam
masa registrasi gejala yang nampak ialah mekanisme fisik yang berupa peginderaan dan syaraf
seseorang terpengaruh, kemampuan fisik untuk mendengar dan melihat akan mempengarui
persepsi.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan persepsi seseorang, antara lain:


1. Psikologi
Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu di alam dunia ini sangat dipengarui
oleh keadaan psikologi.
2. Famili
Pengaruh yang paling besar terhadap anak-anak adalah famili.
3. Kebudayaan
Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor yang
kuat di dalam mempengarui sikap, nilai, dan cara seseorang memandang dan memahami kedaan
di dunia ini.

2. PRINSIP DALAM PEMILIHAN PERSEPSI (PERSEPSI SELECTIVITY)


Dalam presepsi diperlukan adanya penyeleksian sehingga di peroleh suatu stimuli yang
tepat pada waktu yang telah ditentukan. Pemilihan persepsi identik dengan penyeleksian
semuanya yang dapat mempengaruhi kinerja baik yang disebabkan faktor luar mapun dalam.

Faktor-faktor perhatian dari luar (eksternal)


1. Intensitas
Prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas
stimulus dari luar, layaknya semakin besar pula hal-hal itu dapat dipahami ( to be perceived)
2. Ukuran
Faktor ini menyatakan bahwa semakin besar ukuran sesuatu obyek, maka semakin
mudah untuk bisa diketahui atau dipahami.
3. Keberlawanan atau kontras
Prinsif ini menyatakan bahwa stimuli luar yang penampilannya berlawanan dengan
latar belakangnya atau sekelilingnya atau sama sekali di luar sangkaan orang banyak, akan
menarik banyak perhatian.
4. Pengulangan (repitition)
Dalam prinsif ini dikemukakan bahwa stimulus dari luar yang diulang akan
memeberikan perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan yang sekali dilihat.
5. Gerakan (moving),
prinsif gerakan ini antaranya menyatakan bahwa orang akan memberikan banyak
perhatian terhadap obyek yang bergerak dalam jangkauan pandangannya dibandingkan dari obyek
yang diam.
6. Baru dan familiar,
Prinsif ini menyatakan bahwa baik situasi eksternal yang baru maupun yang sudah
dikenal dapat dipergunakan sebagai penarik perhatian.

Faktor-faktor dari dalam (Internal set Factors)


1. Belajar atau pemahaman learning dan persepsi
Semua faktor–faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada sesuatu
obyek sehingga menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan dari kekomplekan kejiawaan.
2. Motivasi dan persepsi
Selain proses belajar dapat membentuk persepsi, faktor dari dalam lainnya yang juga
menentukan terjadinya persepsi antara lain motivasi dan kepribadian.
3. Kepribadian dan persepsi
Dalam membentuk prsepsi unsur ini amat erat hubungannya dengan proses belajar dan
motivasi yang dibicarakan di atas yang mempunyai akibat tentang apa yang diperhatikan dalam
menghadiri suatu situasi.
3. ORGANISASI PERSEPSI
Hasil pengorganisasian persepsinya mengenai sesuatu informasi dapat berupa pengertian
tentang sesuatu obyek tersebut. Pengorganisasian persepsi itu meliputi tiga hal berikut:
1. Kesamaan dan ketidaksamaan
Artinya obyek yang mempunyai ciri yang sama dipersepsi ada hubungannya,
sedangakan obyek yang mempunyai ciri tidak sama adalah terpisah.
2. Kedekatan dalam ruang
Obyek atau peristiwa yang dilihat oleh orang karena adanya kedekatan dalam ruang
tertentu, akan dengan mudah diartikan sebagai obyek atau peristiwa yang ada hubungannya.
3. Kedekatan dalam waktu
Obyek atau peristiwa juga dilihat sebagai hal yang mempunyai hubungan karena
adanya kedekatan atau kesamaan dalam waktu.

4. PERSEPSI SOSIAL
Aspek sosial dalam presepsi memainkan peranan yang amat penting dalam perilaku
organisasi, sebab Persepsi sosial berhubungan secara langsung dengan bagaimana seseorang
individu melihat dan memahami orang lain.
Karakteristik orang-orang yang menilai ( perceiver) dapat dikemukakan antara lain :
1. Mengetahui diri sendiri itu akan memudahkan melihat orang lain secara tepat
2. Karakteristik diri sendiri sepertinya bisa mempengaruhi ketika melihat karakteristik orang
lain.
3. Aspek-aspek yang menyenangkan dari orang lain sepertinya mampu dilihat oleh orang-orang
yang merasa dirinya berlebihan.
4. Ketepatan menilai orang lain itu tidaklah merupakan kecakapan tunggal.

Karakteristik dari orang-orang yang dilihat atau dinilai (perceived) dalam proses persepsi sosial itu
antara lain :
1. Status orang yang dinilai akan mempunyai pengaruh yang besar bagi persepsi orang yang
menilai.
2. Orang yang dinilai biasanya ditempatkan dalam kategori-kategori tertentu
3. Sifat perangai orang-orang yang dinilai akan memuberikan pengaruh yang besar terhadap
persepsi orang lain pada dirinya.

Hal yang menentukan peranan dalam proses sosial dan yang menghasilkan suatu perilaku, dapat
kiranya disebutkan sebagai berikut:
1. Atribusi ( attribution )
Atribusi ini diartikan sebagai suatu proses begaimana seseorang mencari kejelasan
sebab-sebab dari perilaku orang lain.
2. Stereotype
Stereotype adalah suatu proses yang cenderung melihat orang lain sebagai suatu bagian
dari suatu klas atau kategori. Serta adanya persatuan umum atas sifat-sifat yang disandang, dan
timbulnya suatu perbedaan antara sifat yang disandang dengan sifat-sifat senyatanya.
3. Halo effect
Halo effect dipergunakan untuk menilai pelaksanaan kerja seseorang berdasarkan atas
salah satu sifat yang diketahui oleh yang menilai.
5. PENGERTIAN KOMUNIKASI DAN TIGA ASPEK PENTING KOMUNIKASI DALAM
ORGANISASI
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau informasi dari
seseorang ke orang lain. Suatu komunikasi yang tepat tidak bakal terjadi, kalau tidak penyampain
berita tadi cara menyempaikannya secara patut dan penerima berita menerimanya tidak dalam
bentuk distrisi.
Chester barnand pada tahun 1930 mengadakan penelitian dengan cara stimulus pada
sejumlah orang dengan, menguraikan dan menyampaikan kalimat, kemudian hasil pengamatan ini
amat bermanfaat untuk mengembangkan komunikasi sebagai suatu dinamika yang penting dalam
ilmu pengetahuan organisasi.
Dalam hasil penelitian tersebut disimpulkan 7 faktor komunikasi yang berperan
menciptakan dan memelihara otoritas yang obyektif dari dalam organisasi.
Tujuh faktor tersebut :
1. Saluran komunikasi itu harus diketahui secara pasti
2. Seyogyanya harus ada saluran komunikasi formal pada setiap anggota organisasi
3. Jalur komunikasi itu seharusnya langsung dan sependek mungkin
4. Garis komunikasi formal keseluruhannya hendaknya dipergunakan secara formal
5. Orang-orang yang bekerja sebagai pusat pengatur komunikasi haruslah orang-orang yang
cakap
6. Garis komunikasi seharusnya tidak mendapat gangguan sementara organisasi sedang
berfungsi
7. Setiap komunikasi haruslah disahkan.

Banyak pengertian yang dikemukakan tentang komunikasi ini, tetapi ada tiga aspek
penting yang di bahas pada buku PERILAKU ORGANISASI karangan “ Miftah Thoha ‘ yang
kami jadikan refrensi di antaranya informasi, komunikasi organisasi dan komunikasi antarpribadi.
v INFORMASI

Sifat informasi sangat dipengaruhi oleh jumlah besar sedikitnya informasi yang diterima,
cara penyajian dan pemahaman informasi, dan proses umpan balik. Implikasi dari sifat ini akan
menimbulkan kelebihan informasi ( overload) hal ini merupakan keadaan bahwa besarnya jumlah
informasi yang diterima akan banyak mempengaruhi jalannya komunikasi. Menurut Miller
terdapat 7 reaksi terjadi kelebihan muatan informasi ini.

1. Orang-orang akan gagal dalam memperhitungkan informasi


2. Banyak membuat kesalahan
3. Menunda atau menumpuknya pekerjaan ( delaying or queuing)
4. Penyaringan ( filtering ) dalam hal ini informasi yang datang disaing, dihilangkan,
ditajamkan, dan atau diabaikan.
5. Cenderung menangkap informasi pada garis besarnya aja. Keterangan yang terperinci tidak
menarik perhatiannya.
6. Menugaskan atau melemparkan tugas kepada orang lain untuk menghadapi kelebihan beban
informasi ini.
7. Timbulnya kesengajaan untuk menghindari informasi yang datang. Pola reaksi ini dilakukan
karena seseorang manyadari sudah terlalu banyak informasi yang datang kepadanya berupa tugas-
tugas yang harus diselesaikan, tetapi masih juga datang tugas-tugas atau informasi lainnya.

Gagalnya komunikasi dalam suatu organisasi tertentu dapat dilihat dari :


1. Apakah tujuan dari pesan yang disampaikan itu tercapai atau tidak
2. Apakah alat komunikasi atau bahan-bahan keterangan yang sudah dilambangkan ke dalam
itu mengantarkan pesan atau tidak
3. Apakah penerima pesan dapat memenuhi apa yang dipesankan atau tidak.

Umpan balik adalah suatu cara untuk menguji seberapa jauh informasi yang dikomunikasikan itu
dimengerti.
1. Intensi
Umpan balik yang efektif jika diarahkan secara langsung untuk menyempurnakan
pelaksanaan pekerjaan dan lebih menjadikan pegawai sebagai harta milik organisasi yang paling
berharga.
2. Kekhususan ( specificity)
Umpan balik yang efektif dirancang untuk membekali penerima dengan Informasi yang
khusus sehingga mengetahui apa yang seharusnya dikerjakan untuk suatu situasi yang benar.
3. Deskriptif
Efektifitas umpan balik dapat pula dilakukan dengan lebih bersifat deskriptif di
bandingkan dengan yang bersifat evaluatif.
4. Kemanfaatan
Karakteristik ini meminta agar setiap umpan balik mengandung informasi yang dapat
dipergunakan oleh pegawai untuk pejabat untuk memperbaiki dan menyempurnakan
pekerjaannya.
5. Tepat waktu
Umpan balik yang efektif jika terdapat pertimbangan-pertimbangan yang
memperhitungkan faktor waktu yang tepat.
6. Kesiapan
Agar umpan balik bisa efektif, para pegawai hendaknya mempunyai kesiapan untuk
menerima umpan balik tersebut.
7. Kejelasan
Umpan balik bisa efektif jikalau dapat dimengerti secara jelas oleh penerima.
8. Validitas
Agar sesuatu umpan balik dapat efektif, maka umpan balik tersebut hendaknya dapat
dipercaya dan sah.

v KOMUNIKASI ORGANISASI
Dalam organisasi dikenal adanya susunan organisasi formal dan informal.

a) Dimensi vertikal adalah dimensi komunikasi yang mengalir dari atas ke bawah dan
sebaliknya dari bahwah ke atas, seperti yang tergambar dalam susunan organisasi yang,
melukiskan hubungan kerja antara atasan dan bawahan.
b) Dimensi horizontal,yakni pengiriman berita atau informasi yang dilakukan antara berbagai
pejabat yang mempunyai kedudukan sama.
c) Dimensi luar organisasi, Dimensi komunikasi ini timbul sebagai akibat dari kenyataan bahwa
suatu organisasi tidak bisa hidup sendiri.

v KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
Komuniaski antarpribadi ini berorientasi pada perilaku, sehingga penekananya pada proses
penyampaian informasi dari satu orang ke orang lain. Suatu komuniksai antarpribadi bisa efektif
nampaknya dapat dikenal dengan lima hal berikut ini. Yakni:
1. Keterbukaan
2. Empathy
3. Dukungan
4. Kepositipan
5. Kesamaan

Dari lima konsep tersebut akan lebih lengkap kalau diikuti keterangan mengenai konsep
homophily dan heterophily. Homophily menenjukan kepada suatu derajat kesamaan antara dua
pihak yang terkait dalam komunikasi anatrpribadi, antar pihak penyampai dan penerima informasi.
Sedangkan heterophily menunjukan kepada derajat perbedaan antara dua pihak tersebut.

BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dua istilah persepsi dan komunikasi ini amat erat dan penting sekali diketahui guna
memahami ilmu perilaku ini. Komunikasi terjadi jika seseorang ingin menyampaikan informasi
kepada orang lain. Dan komunikasi tersebut dapat berjalan baik dan tepat jika penyampai
informasi tadi menyampaikannya dengan patut, dan penerima informasi menerimanya tidak dalam
bentuk distorsi.
Jika dalam proses penyampaian informasi tidak patut dan terjadi distorsi, maka komunikasi
semacam ini dapat dikatakan komunikasi yang tidak efektif atau mengalami kegagalan. Kegagalan
berkomunikasi bisa terjadi karena banyak hambatan-hambatan. Salah satu hambatan yang
ditimbulkan dari unsur manusia yang terlibat didalamnya ialah karena persepsi yang berbeda.
Dalam persepsi yang amat menarik dibicarakan adalah proses pemilihan persepsi, yakni
suatu proses bagaimana seseorang bisa tertarik pada suatu objek sehingga menimbulkan adanya
suatu persepsi mengenai objek tersebut. Adapun faktor penyebab bagaimana seseorang tertarik
pada objek tersebut dapat dikelompokkan atas dua hal yakni faktor dari luar diri seseorang dan
faktor dari dalam diri sendiri. Faktor dari luar misalnya karena intensitas, ukuran, kontras,
pengulangan, gerakan, dan objek tersebut baru atau sudah dikenal. Adapun faktor dari dalam
terdiri dari proses pemahamam atau learning, motivasi, dan kepribadian seseorang.
Istilah lain lagi yang amat berhubungan dengan persepsi adalah komunikasi. Banyak
pengertian yang dikemukakan tentang komunikasi ini, tetapi ada tiga aspek penting yang
merupakan kontinum dibahas dalam buku ini. Tiga aspek tersebut adalah informasi, proses
komunikasi dalam suatu organisasi, dan komunikasi antar orang. Mengenai informasi ada tiga hal
penting yang dikemukakan dalam bab ini sehingga dapat memberikan pengertian tentang sifat
hakekatnya. Tiga hal itu antara lain kelebihan, pengertian, dan umpan balik. Dengan demikian jika
suatu informasi yang dikomunikasikan itu berlebihan akan menimbulkan beberapa reaksi,
misalnya orang-orang berkomunikasi gagal memperhitungkan dengan tepat informasi yang
diterimanya, banyak membuat kesalahan, menumpuk pekerjaan, penyaringan informasi, mengerti
hanya garis besarnya saja, melempar tugas ke orang lain, dan menghindar dengan sengaja
informasi yang datang. Adapun sifat lain dari informasi adalah pengertian dan umpan balik.
Penerimaan dan pemahaman penerima informasi akan mempengaruhi pengertian ini, demikian
pula umpan balik dari informasi tersebut

Anda mungkin juga menyukai