Anda di halaman 1dari 7

PERILAKU ORGANISASI

BAB 4
PERSEPSI DAN KOMUNIKASI
Oleh
Ani Rostiani

Dalam perkembangannya persepsi tergantung pada komunikasi, komunikasi pun tergantung pada
persepsi, keduanya merupakan berkaitan sangat erat. Persepsi timbul karena adamya faktor
internal dan eksternal, faktor internal antara lain tergantung pada proses pemahaman sesuatu
termasuk di dalamnya sistem nilai tujuan. Sedangkan faktor eksternal berupa lingkungan.
Komunikasi timbul karena seseorang ingin menyampaikan informasi keadaan orang lain.

Komunikasi merupakan hal yang amat penting dalam perilaku organisasi, komunikasi tidak
sekedar proses penyampaian informasi yang simbol-simbolnya dapat dilihat, didengar, dan
dimengerti, tetapi proses penyampaian informasi secara keseluruhan termasuk di dalamnya
perasaan dan sikap dari orang yang menyampaiakan tersebut.

Komunikasi acap kali dipergunakan sebagai alasan terjadinya serta persoalan di dunia ini,
sebagaimana dikatakan oleh Hicks dan Gullet :
Perhaps it is true, as some one has suggested, that the heart of all the world’s problems-at least
men with each others is man’s inability to communicate as well as he thunk he is communicating.
(Barangkali adalah benar yang telah disarankan sesorang, bahwa jantung persoalan-persoalan di
dunia ini adalah sedikitnya karena ketidakmampuan manusia untuk berkomunikasi dengan sebaik
yang ia perkirakan dalam berkomunikasi).

A. PERSEPSI

Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam
memahami informasi tentang lingkungan, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,
perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan
bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu
pencatatan yang benar terhadap situasi.

Pendapat Krech menyimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses kognitif yang komplek dan
menghasilkan suatu gambar yang unik tentang kenyataan yang barang kali sangat berbeda dari
kenyataannya. Sedangkan menurut Duncan, persepsi itu dapat dirumuskan dengan pelbagai cara,
tetapi dalam ilmu perilaku khusunya psikologi, istilah ini digunakan untuk mengartikan perbuatan
yang lebih dari sekadar mendengarkan, melihat atau merasakan sesuatu.

Menurut Luthans persepsi adalah lebih komplek dan luas kalau dibandingkan dengan
penginderaan. Sedangkan perbedaan anatara persepsi dan penginderaan itu menurut Luthans
selanjutnya dikatakan penginderaan itu, cara kebiasan yang bisa dipergunakan untuk mengenalnya
anatara lain dengan dua aspek ini,
Aspek penginderaan yang mempunyai kesamaan antara satu orang dengan lainnya disebut
kenyataan. Kejadian tertubruknya mobil dengan truk di jalan raya disaksikan banyak orang
sebagai kenyataan, walaupun kemungkinan mereka tidak setuju suatu samalainnya mengenai
sebab-sebab terjadinya kecelakaan.
Penginderaan tersusun dalam cara yang unik bagi kita. Aspek proses persepsi ini tergantung pada
mekanisme biologis, pengalaman masa lalu, dan perkiraan masa sekarang. Kesemuanya ini berasal
dari kebutuhan-kebutuhan kita sendiri, pengalaman, nilai-nilai, dan perasaan.

A.1 SUBPROSES DALAM PERSEPSI

v Subproses pertama yang dianggap penting adalah stimulus, atau situasi yang
hadir. Mula terjadinya persepsi diawali ketika seseorang diahadapkan dengan
suatu situasi atau suatu stimulus.

v subproses selanjutnya adalah registrasi, interpretasi, dan umpan balik (Feed


back). Dalam masa registrasi gejala yang nampak ialah mekanisme fisik yang
berupa peginderaan dan syaraf seseorang terpengaruh, kemampuan fisik untuk
mendengar dan melihat akan mempengarui persepsi.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan persepsi seseorang, antara lain:


Psikologi
Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu di alam dunia ini sangat dipengarui oleh keadaan
psikologi.
Famili
Pengaruh yang paling besar terhadap anak-anak adalah famili.
Kebudayaan
Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor yang kuat di
dalam mempengarui sikap, nilai, dan cara seseorang memandang dan memahami kedaan di dunia
ini.

A.2 PEMILIHAN PERSEPSI (PERSEPSI SELECTIVITY)

Pemilihan persepsi identik dengan penyeleksian semuanya yang dapat mempengaruhi kinerja baik
yang disebabkan faktor luar mapun dalam.
Faktor-faktor perhatian dari luar (eksternal)
Intensitas
Prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas stimulus
dari luar, layaknya semakin besar pula hal-hal itu dapat dipahami ( to be perceived)
Ukuran
Faktor ini menyatakan bahwa semakin besar ukuran sesuatu obyek, maka semakin mudah untuk
bisa diketahui atau dipahami.
Keberlawanan atau kontras
Prinsif ini menyatakan bahwa stimuli luar yang penampilannya berlawanan dengan latar
belakangnya atau sekelilingnya atau sama sekali di luar sangkaan orang banyak, akan menarik
banyak perhatian.
Pengulangan (repitition)
Dalam prinsif ini dikemukakan bahwa stimulus dari luar yang diulang akan memeberikan
perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan yang sekali dilihat.
Gerakan (moving),
prinsif gerakan ini antaranya menyatakan bahwa orang akan memberikan
banyak perhatian terhadap obyek yang bergerak dalam jangkauan
pandangannya dibandingkan dari obyek yang diam.
Baru dan familiar,
Prinsif ini menyatakan bahwa baik situasi eksternal yang baru maupun yang sudah dikenal dapat
dipergunakan sebagai penarik perhatian.

Faktor-faktor dari dalam (Internal set Factors)


Belajar atau pemahaman learning dan persepsi
Semua faktor–faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada sesuatu obyek
sehingga menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan dari kekomplekan kejiawaan.
Motivasi dan persepsi
Selain proses belajar dapat membentuk persepsi, faktor dari dalam lainnya yang juga menentukan
terjadinya persepsi antara lain motivasi dan kepribadian.
Kepribadian dan persepsi
Dalam membentuk prsepsi unsur ini amat erat hubungannya dengan proses belajar dan motivasi
yang dibicarakan di atas yang mempunyai akibat tentang apa yang diperhatikan dalam menghadiri
suatu situasi.

A.3 ORGANISASI PERSEPSI

Hasil pengorganisasian persepsinya mengenai sesuatu informasi dapat berupa pengertian tentang
sesuatu obyek tersebut. Pengorganisasian persepsi itu meliputi tiga hal berikut:
Kesamaan dan ketidaksamaan
Artinya obyek yang mempunyai ciri yang sama dipersepsi ada hubungannya, sedangakan obyek
yang mempunyai ciri tidak sama adalah terpisah.

Kedekatan dalam ruang


Obyek atau peristiwa yang dilihat oleh orang karena adanya kedekatan dalam ruang tertentu, akan
dengan mudah diartikan sebagai obyek atau peristiwa yang ada hubungannya.
Kedekatan dalam waktu
Obyek atau peristiwa juga dilihat sebagai hal yang mempunyai hubungan karena adanya
kedekatan atau kesamaan dalam waktu.

v PERSEPSI SOSIAL

Persepsi sosial adalah berhubungan secara langsung dengan bagaimana seseorang individu melihat
dan memahami orang lain.
Karakteristik orang-orang yang menilai ( perceiver) dapat dikemukakan antara lain :
1. Mengetahui diri sendiri itu akan memudahkan melihat orang lain secara tepat
2. Karakteristik diri sendiri sepertinya bisa mempengaruhi ketika melihat karakteristik orang
lain.
3. Aspek-aspek yang menyenangkan dari orang lain sepertinya mampu dilihat oleh orang-
orang yang merasa dirinya berlebihan.
4. Ketepatan menilai orang lain itu tidaklah merupakan kecakapan tunggal.

Karakteristik dari orang-orang yang dilihat atau dinilai (perceived) dalam proses persepsi sosial itu
antara lain :
1. Status orang yang dinilai akan mempunyai pengaruh yang besar bagi persepsi orang yang
menilai.
2. Orang yang dinilai biasanya ditempatkan dalam kategori-kategori tertentu
3. Sifat perangai orang-orang yang dinilai akan memuberikan pengaruh yang besar terhadap
persepsi orang lain pada dirinya.

Hal yang menentukan peranan dalam proses sosial dan yang menghasilkan suatu perilaku,
dapat kiranya disebutkan sebagai berikut:
Atribusi ( attribution )
Atribusi ini diartikan sebagai suatu proses begaimana seseorang mencari kejelasan sebab-sebab
dari perilaku orang lain.
b. Stereotype
Stereotype adalah suatu proses yang cenderung melihat orang lain sebagai suatu bagian dari suatu
klas atau kategori. Serta adanya persatuan umum atas sifat-sifat yang disandang, dan timbulnya
suatu perbedaan antara sifat yang disandang dengan sifat-sifat senyatanya.
Halo effect
halo effect dipergunakan untuk menilai pelaksanaan kerja seseorang berdasarkan atas salah satu
sifat yang diketahui oleh yang menilai.

B. KOMUNIKASI

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau informasi dari
seseorang ke orang lain. Suatu komunikasi yang tepat tidak bakal terjadi, kalau tidak penyampain
berita tadi cara menyempaikannya secara patut dan penerima berita menerimanya tidak dalam
bentuk distrisi.
Chester barnand pada tahun 1930 mengadakan penelitian dengan cara stimulus pada sejumlah
orang dengan, menguraikan dan menyampaikan kalimat, kemudian hasil pengamatan ini amat
bermanfaat untuk mengembangkan komunikasi sebagai suatu dinamika yang penting dalam ilmu
pengetahuan organisasi.
Dalam hasil penelitian tersebut disimpulkan 7 faktor komunikasi yang berperan menciptakan dan
memelihara otoritas yang obyektif dari dalam organisasi.
Tujuh faktor tersebut :
Saluran komunikasi itu harus diketahui secara pasti
Seyogyanya harus ada saluran komunikasi formal pada setiap anggota organisasi
Jalur komunikasi itu seharusnya langsung dan sependek mungkin
Garis komunikasi formal keseluruhannya hendaknya dipergunakan secara formal
Orang-orang yang bekerja sebagai pusat pengatur komunikasi haruslah orang-orang yang cakap
Garis komunikasi seharusnya tidak mendapat gangguan sementara organisasi sedang berfungsi
Setiap komunikasi haruslah disahkan.

B.1 SIFAT INFORMASI

Sifat informasi sangat dipengaruhi oleh jumlah besar sedikitnya informasi yang diterima, cara
penyajian dan pemahaman informasi, dan proses umpan balik.
Implikasi dari sifat ini akan menimbulkan kelebihan informasi ( overload) hal ini merupakan
kedaan bahwa besarnya jumlah informasi yang diterima akan banyak mempengaruhi jalannya
komunikasi. Menurut Miller terdapat 7 reaksi terjadi kelebihan muatan informasi ini.
Orang-orang akan gagal dalam memperhitungkan informasi
Banyak membuat kesalahan
Menunda atau menumpuknya pekerjaan ( delaying or queuing)
Penyaringan ( filtering ) dalam hal ini informasi yang datang disaing, dihilangkan, ditajamkan, dan
atau diabaikan.
Cenderung menangkap informasi pada garis besarnya aja. Keterangan yang terperinci tidak
menarik perhatiannya.
Menugaskan atau melemparkan tugas kepada orang lain untuk menghadapi kelebihan beban
informasi ini.
Timbulnya kesengajaan untuk menghindari informasi yang datang. Pola reaksi ini dilakukan
karena seseorang manyadari sudah terlalu banyak informasi yang datang kepadanya berupa tugas-
tugas yang harus diselesaikan, tetapi masih juga datang tugas-tugas atau informasi lainnya.

Gagalnya komunikasi dalam suatu organisasi tertentu dapat dilihat dari :


- Apakah tujuan dari pesan yang disampaikan itu tercapai atau tidak
- Apakah alat komunikasi atau bahan-bahan keterangan yang sudah dilambangkan ke dalam
itu mengantarkan pesan atau tidak
- Apakah penerima pesan dapat memenuhi apa yang dipesankan atau tidak.

B.2 UMPAN BALIK SEBAGAI UNSUR PENTING DARI KOMUNIKASI

Umpan balik adalah suatu cara untuk menguji seberapa jauh informasi yang dikomunikasikan itu
dimengerti.
Intensi
Umpan balik yang efektif jika diarahkan secara langsung untuk menyempurnakan pelaksanaan
pekerjaan dan lebih menjadikan pegawai sebagai harta milik organisasi yang paling berharga.
2. Kekhususan ( specificity)
Umpan balik yang efektif dirancang untuk membekali penerima dengan
Informasi yang khusus sehingga mengetahui apa yang seharusnya
Dikerjakan untuk suatu situasi yang benar.
3. Deskriptif
Efektifitas umpan balik dapat pula dilakukan dengan lebih bersifat deskriptif di bandingkan
dengan yang bersifat evaluatif.
4. Kemanfaatan
Karakteristik ini meminta agar setiap umpan balik mengandung informasi
Yang dapat dipergunakan oleh pegawai untuk pejabat untuk memperbaiki
Dan menyempurnakan pekerjaannya.
5. Tepat waktu
Umpan balik yang efektif jika terdapat pertimbangan-pertimbangan yang memperhitungkan faktor
waktu yang tepat.
6. Kesiapan
Agar umpan balik bisa efektif, para pegawai hendaknya mempunyai kesiapan untuk menerima
umpan balik tersebut.
7. Kejelasan
Umpan balik bisa efektif jikalau dapat dimengerti secara jelas oleh penerima.
8. Validitas
Agar sesuatu umpan balik dapat efektif, maka umpan balik tersebut hendaknya dapat dipercaya
dan sah.

B. 3 KOMUNIKASI ORGANISASI

Dalam organisasi dikenal adanya susunan organisasi formal dan informal.


a. komunikasi struktur formal
1. Dimensi vertikal
dimensi vertikal adalah dimensi komunikasi yang mengalir dari atas ke
bawah dan sebaliknya dari bahwah ke atas, seperti yang tergambar dalam
susunan organisasi yang, melukiskan hubungan kerja antara atasan dan
bawahan.
Dimensi horizontal,
Yakni pengiriman berita atau informasi yang dilakukan antara berbagai pejabat yang mempunyai
kedudukan sama.
Dimensi luar organisasi
Dimensi komunikasi ini timbul sebagai akibat dari kenyataan bahwa suatu organisasi tidak bisa
hidup sendiri.

B.4 KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Komuniaski antarpribadi ini berorientasi pada perilaku, sehingga penekananya pada proses
penyampaian informasi dari satu orang ke orang lain.
Suatu komuniksai antarpribadi bisa efektif nampaknya dapat dikenal dengan lima hal berikut ini.
Yakni:
Keterbukaan
Empathy
Dukungan
Kepositipan
Kesamaan
Dari lima konsep tersebut akan lebih lengkap kalau diikuti keterangan mengenai konsep
homophily dan heterophily
Homophily menenjukan kepada suatu derajat kesamaan antara dua pihak yang terkait dalam
komunikasi anatrpribadi, antar pihak penyampai dan penerima informasi. Sedangkan heterophily
menunjukan kepada derajat perbedaan antara dua pihak tersebut.

Anda mungkin juga menyukai