Anda di halaman 1dari 11

Aplikasi DNA Rekombinan Oleh Bakteri Escherichia coli Dalam Produksi Hormon GH Untuk Mengatasi

Masalah Kekerdilan

Application of Recombinant DNA by Escherichia coli Bacteria in the Production


of Hormones GH To Troubleshooting Stunt

Ninuk Juni Rahayu 09330144, DR.H.Moch. Agus Krisno B, M. Kes.


Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang

Abstract

Recombinant DNA technology or genetic engineering has spawned a new revolution in many fields of human
life, known as the gene revolution. Recombinant DNA is the genetic engineeringto produce new traits in a
way merekombinasikan specific geneswith genomic DNA. The application of recombinant DNA technology is
not only a direct use transgenic organisms, but also the products produced by transgenic organisms, which are
used to meet human welfare.
In health, genetic engineering techniques allow obtaining a variety of products the pharmaceutical industry with
a more efficient manner. Recombinant DNA can be used to produce growth hormone (GH) using the
bacterium Escherchia coli in addressing the problem ofdwarfism (dwarfism), that are the technique of DNA
isolation, DNA cutting, a technique combining DNA, techniques to insert DNA into living
cells (Escherichia coli), and analysis of recombinant DNA producing growth hormone (GH).

Key word : Recombinant DNA, Escherichia coli, GH hormone, dwarfism

Abstrak

Teknologi DNA rekombinan atau rekayasa genetika telah melahirkan revolusi baru dalam berbagai bidang
kehidupan manusia, yang dikenal sebagai revolusi gen. DNA rekombinan adalah rekayasa genetika untuk
menghasilkan sifat baru dengan cara merekombinasikan gen tertentu dengan DNA genom. Aplikasi teknologi
DNA rekombinan bukan hanya berupa pemanfaatan langsung organisme transgeniknya, melainkan juga produk
yang dihasilkan oleh organisme transgenik, yang digunakan untuk memenuhi kesejahteraan manusia.
Di bidang kesehatan, teknik rekayasa genetika memungkinkan diperolehnya berbagai produk industri farmasi
dengan cara yang lebih efisien. DNA Rekombinan dapat digunakan untuk memproduksi hormon pertumbuhan
(GH) menggunakan Escherichia coli dalam mengatasi masalah kekerdilan (dwarfisme), yaitu dengan teknik
isolasi DNA, teknik memotong DNA, teknik menggabung DNA, teknik untuk memasukan DNA ke dalam sel
hidup (Escherichia coli) , dan analisis DNA rekombinan penghasil hormon pertumbuhan (GH).
Kata kunci : DNA Rekombinan, Escherichia coli, Hormon GH, Kekerdilan

PENDAHULUAN
Semakin berkembangnya ilmu genetika dan ditemukannya gen, maka manusia pun memiliki alternatif lain yang
lebih efektif yaitu melalui teknik rekayasa genetika (Genetic Engineering) dengan cara melakukan perubahan
langsung pada DNA. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan DNA rekombinan. Teknologi yang
dikenal sebagai teknologi DNA rekombinan, atau dengan istilah yang lebih populer rekayasa genetika, ini
melibatkan upaya perbanyakan gen tertentu di dalam suatu sel yang bukan sel alaminya sehingga sering pula
dikatakan sebagai kloning gen.
Teknologi DNA rekombinan atau rekayasa genetika telah melahirkan revolusi baru dalam berbagai bidang
kehidupan manusia, yang dikenal sebagai revolusi gen. Produk teknologi tersebut berupa organisme
transgenik atau organisme hasil modifikasi genetik (OHMG), yang dalam bahasa Inggris disebut
dengan genetically modified organism(GMO). Namun, sering kali pula aplikasi teknologi DNA rekombinan
bukan berupa pemanfaatan langsung organisme transgeniknya, melainkan produk yang dihasilkan oleh
organisme transgenik. Dewasa ini cukup banyak organisme transgenik atau pun produknya yang dikenal oleh
kalangan masyarakat luas. Beberapa di antaranya bahkan telah digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.
Di bidang kesehatan, rekayasa genetika terbukti mampu menghasilkan berbagai jenis obat dengan kualitas yang
lebih baik sehingga memberikan harapan dalam upaya penyembuhan sejumlah penyakit di masa mendatang.
Bahan-bahan untuk mendiagnosis berbagai macam penyakit dengan lebih akurat juga telah dapat
dihasilkan. Teknik rekayasa genetika memungkinkan diperolehnya berbagai produk industri farmasi penting
seperti insulin, interferon, dan beberapa hormon pertumbuhan dengan cara yang lebih efisien. Hal ini karena gen
yang bertanggung jawab atas sintesis produk-produk tersebut diklon ke dalam sel inang bakteri tertentu yang
sangat cepat pertumbuhannya dan hanya memerlukan cara kultivasi biasa.

PEMBAHASAN
Teknologi DNA rekombinan
Teknologi DNA rekombinan atau yang sering disebut rekayasa genetika adalah suatu ilmu yang mempelajari
tentang pembentukan kombinasi materi genetik baru dengan cara penyisipan molekul DNA ke dalam suatu
vektor sehingga memungkinkan untuk terjadinya integrasi dan mengalami perbanyakan dalam suatu sel
organisme lain yang berperan sebagai sel inang. Teknik DNA rekombinan adalah rekayasa genetika untuk
menghasilkan sifat baru dengan merekombinasikan gen tertentu dengan DNA genom. DNA rekombinan adalah
alat dalam memahami struktur, fungsi, regulasi gen dan produk nya.
Pada dasarnya, upaya untuk mendapatkan suatu produk yang diinginkan melalui teknologi DNA rekombinan
melibatkan beberapa tahapan tertentu. Tahapan-tahapan tersebut adalah isolasi DNA genomik atau kromosom
yang akan diklon, pemotongan molekul DNA menjadi sejumlah fragmen dengan berbagai ukuran, isolasi DNA
vektor, penyisipan fragmen DNA ke dalam vektor untuk menghasilkan molekul DNA rekombinan, transformasi
sel inang menggunakan molekul DNA rekombinan, reisolasi molekul DNA rekombinan dari sel inang, dan
analisis DNA rekombinan.
Dalam teknologi DNA rekombinan, transfer DNA atau perpindahan DNA ke dalam bakteri dapat melalui tiga
cara, yaitu konjugasi, transformasi, dan transduksi. Konjugasi merupakan perpindahan DNA dari satu sel (sel
donor) ke dalam sel bakteri lainnya (sel resepien) melalui kontak fisik antara kedua sel. Sel donor memasukkan
sebagian DNA-nya ke dalam sel resepien. Transfer DNA ini melalui pili seks yang dimiliki oleh sel donor. Sel
resepien tidak memiliki pili seks. DNA dari sel resepien berpindah ke sel resipien secara replikatif sehingga
setelah proses ini selesai, sel jantan tidak kehilangan DNA. Ke dua sel tidak mengalami peningkatan jumlah sel
dan tidak dihasilkan sel anak. Oleh karena itu, proses konjugasi disebut juga sebagai proses atau mekanisme
seksual yang tidak reproduktif.
Gambar 1. Proses Konjugasi pada Bakteri
Transformasi merupakan pengambilan DNA oleh bakteri dari lingkungan di sekelilingnya. DNA yang berada di
sekitar bakteri (DNA asing) dapat berupa potongan DNA atau fragmen DNA yang berasal dari sel bakteri yang
lain atau organisme yang lain. Masuknya DNA dari lingkungan ke dalam sel bakteri ini dapat terjadi secara
alami. Tahun 1944 ditemukan bahwa perubahan sifat atau transformasi dari bakteri yang tidak virulen menjadi
virulen disebabkan oleh adanya DNA dari sel bakteri strain virulen yang masuk ke dalam bakteri strain yang
tidak virulen.

Gambar 2. Proses Transformasi Pada Sel Bakteri


Transduksi adalah cara pemindahan DNA dari satu sel ke dalam sel lainnya melalui perantaraan bakteriofage.
Beberapa jenis virus berkembang biak di dalam sel bakteri. Virus-virus yang inangnya adalah bakteri sering
disebut bakteriofage. Ketika virus menginfeksi bakteri, fage memasukkan DNA-nya ke dalam sel bakteri. DNA
tersebut kemudian akan bereplikasi di dalam sel bakteri atau berintegrasi dengan kromosom bakteri. DNA fage
yang dikemas ketika membentuk partikel fage baru akan membawa sebagian DNA bakteri yang menjadi
inangnya. Selanjutnya jika fage tersebut menginfeksi bakteri yang lain, maka fage akan memasukkan DNA-nya
yang sebagian mengandung DNA sel inang sebelumnya. Jadi, secara alami fage memindahkan DNA dari satu
sel bakteri ke bakteri yang lain.
Gambar 3. Proses Transduksi Pada Sel Bakteri
Setelah DNA rekombinan terbentuk, maka dilakukan proses transformasi ke host cell kemudian dilakukan
proses inkubasi sel bakteri tersebut. Setelah dilakukan inkubasi maka sel bakteri dapat diuji kehadiran DNA
rekombinannya yaitu melalui uji antibiotik, uji medium seleksi dan seleksi putih biru. Setelah didapatkan bakteri
dengan DNA rekombinan maka dilakukan purifikasi untuk mengisolasi gen yang direplikasi.
Perangkat yang digunakan dalam teknik DNA rekombinan diantaranya enzim restriksi untuk memotong DNA,
enzim ligase untuk menyambung DNA dan vektor untuk menyambung dan mengklonkan gen di dalam sel
hidup, transposon sebagai alat untuk melakukan mutagenesis dan untuk menyisipkan penanda, pustaka genom
untuk menyimpan gen atau fragmen DNA yang telah diklonkan, enzim transkripsi balik untuk membuat DNA
berdasarkan RNA, pelacak DNA atau RNA untuk mendeteksi gen atau fragmen DNA yang diinginkan atau
untuk mendeteksi klon yang benar. Vektor yang sering digunakan diantarnya plasmid, kosmid dan Bakteriofage.
Teknologi DNA rekombinan mempunyai dua segi manfaat. Pertama, dengan mengisolasi dan mempelajari
masing-masing gen akan diperoleh pengetahuan tentang fungsi dan mekanisme kontrolnya. Kedua, teknologi ini
memungkinkan diperolehnya produk gen tertentu dalam waktu lebih cepat dan jumlah lebih besar daripada
produksi secara konvensional. Hal ini sesui dengan firman Allah SWT dalam QS. Al Imran ayat 190, yang
berbunyi :

Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (Ali ‘Imran : 190).
Dari ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa langit dan segala sesuatu yang ada di bumi, diciptakan oleh Allah
untuk kelanjutan kehidupan manusia yang wajib disyukuri, seperti penerapan DNA Rekombinan.

Bakteri Escherichia coli


Escherichia coli atau biasa disingkat E. coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif yang
berbentuk basil atau batang. Ukuran panjang sel E.coli rata-rata sekitar 2 mikrometer, dengan volume sel sekitar
0,7 mikrometer kubik. E.coli hidup pada suhu di antara 20 hingga 45 oC. Pada umumnya, bakteri yang
ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia, berfungsi membusukkan
sisa-sisa makanan yang melewati saluran usus besar dengan memadatkannya hingga dikeluarkan dalam bentuk
feses.
Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa seperti E. Coli tipe O157, H7, dapat mengakibatkan
keracunan makanan yang serius pada manusia yaitudiare berdarah karena eksotosin yang dihasilkan bernama
verotoksin. Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin dari unit 28S rRNA, sehingga
menghentikan sintesis protein. Sumber bakteri ini contohnya adalah daging yang belum masak, seperti daging
hamburger yang belum matang.
E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K, atau dengan
mencegah bakteri lain di dalam usus. E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Yaitu
digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan.
Pertumbuhannya yang sangat cepat dan penanganan yang sangat mudah , membuat E. coli menjadi bakteri
pilihan untuk proses rekayasa genetika. Keberadaan rekayasa genetika di seluruh dunia tidak pernah terlepas
dariE.coli, karena struktur DNA-nya yang sangat sederhana dan mudah dimodifikasi. E.coli juga sering
digunakan sebagai media untuk cloning atau rekombinasi DNA. Tidak sedikit pula industri bahan kimia yang
mengaplikasikan teknologi fermentasi dengan menggunakanE.coli pada produksi obat-obatan, misalnya seperti
insulin dan antibiotik. Tercermin dalam QS. Al Furqan ayat 2, yang berbunyi :

Artinya : yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada
sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-
ukurannya dengan serapi-rapinya (QS. Al Furqaan ayat 2)

Hormon Pertumbuhan (GH)


Hormon pertumbuhan atau Growth Hormone (GH) adalah hormon peptida yang merangsang pertumbuhan,
reproduksi sel dan regenerasi pada manusia dan hewan lainnya. Hormon pertumbuhan adalah asam 191-amino
rantai polipeptida tunggal yang disintesis, disimpan, dan disekresi oleh sel-sel somatotroph dalam sayap lateral
kelenjar hipofisis anterior. Somatotropin (STH) mengacu pada hormon pertumbuhan -1 yang diproduksi secara
alami dalam tubuh hewan, sedangkan somatropin merujuk pada hormon pertumbuhan yang diproduksi oleh
teknologi DNA rekombinan dan disingkat “HGH” pada manusia.
Efek hormon pertumbuhan pada jaringan tubuh secara umum dapat digambarkan sebagai anabolik
(membangun). Seperti kebanyakan hormon protein lain, aksi GH adalah dengan berinteraksi dengan reseptor
spesifik pada permukaan sel. Growth Hormon (GH) diperlukan untuk pertumbuhan dan menambah
pertumbuhan tulang, terutama bagian epifisis dari tulang pipa, meningkatkan vitalitas dan energi, memperbaiki
kadar/ komposisi lemak, meningkatkan masa otot, menebalkan kulit, memperbaiki tidur, dan menambah
panjang usia. Pada proses penuaan, pemberian HGH akan membuat organ-organ tubuh lebih muda kembali 10-
20 tahun
Melihat pentingnya peranan GH dalam metabolisme tubuh, sangat diinginkan bahwa kondisi produksi GH oleh
kelenjar hipofisis dalam keadaan normal pada setiap usia seseorang. Namun, kondisi seperti itu tidak akan
pernah terjadi. Produksi GH pada seseorang berangsur-angsur berkurang sejalan dengan bertambahnya usia.
Kadar GH meningkat secara alami pada waktu pubertas, dengan puncak pada usia 20 tahun, kemudian akan
menurun secara perlahan. Pada saat usia 20 tahun GH di keluarkan berkurang sekitar 14% per dasawarsa, dan
pada saat usia 60 tahun GH yang dikeluarkan hanya 25% dari jumlah GH yang dikeluarkan pada waktu usia 20
tahun. Penurunan hormon pertumbuhan manusia merupakan faktor utama mempercepat proses penuaan.
Efek dari kekurangan hormon pertumbuhan bervariasi tergantung pada usia di mana mereka terjadi. Pada anak-
anak, dapat mengakibatkan kegagalan pertumbuhan/kekerdilan dan perawakan pendek yang merupakan
manifestasi utama dari kekurangan GH, ditambah penyebab lainya seperti kondisi genetik dan malformasi
kongenital. Kekurangan GH juga dapat menyebabkan kematangan seksual tertunda. Pada orang dewasa,
kekurangan GH akan meningkatkan resiko terkena kardiovaskular, lemak bertambah, densitas tulang menurun,
fungsi ginjal menurun, radang sendi, diabetes, rambut rontok dan mudah lelah. Efek paling parah kekurangan
GH kebanyakan disebabkan oleh tumor hipofisis, diperkirakan terjadi 10 per juta orang.
Sedangkan jika kelebihan hormon GH dapat mengakibatkan pertumbuhan menjadi raksasa (gigantisme). Bila
kelebihan hormon ini terjadi pada saat sudah dewasa, dapat mengakibatkan penebalan tulang-tulang wajah,
tengkorak, tangan, dan kaki. Keadaan ini disebut akromegali.
Dahulu, kekurangan GH dapat diatasi dengan melakukan terapi, yaitu mengganti GH dengan suntikan setiap
hari di bawah kulit atau ke otot. Sampai tahun1985, hormon pertumbuhan (GH) untuk pengobatan diperoleh
dengan ekstraksi dari kelenjar hipofisis manusia yang telah meninggal kemudian dikumpulkan dan di otopsi.
Namun, Sejak tahun 1985 produksi GH berkembang yaitu dengan pengembangan rekombinan GH (rhGH), yaitu
bentuk rekombinan GH yang diproduksi oleh bakteri rekayasa genetika, yang diproduksi oleh teknologi DNA
rekombinan. Di Amerika Serikat, hormon pertumbuhan hanya tersedia secara legal di apotek, dengan resep dari
dokter. Dalam beberapa tahun terakhir di Amerika Serikat, beberapa dokter sudah mulai meresepkan hormon
pertumbuhan dalam hal kekurangan GH pada pasien yang lebih tua (tapi tidak pada orang sehat) untuk
meningkatkan vitalitas. Bottom of Form

Kekerdilan
Kekerdilan (dwarfisme) adalah suatu kelainan yang mengakibatkan perawakan pendek dengan ukuran orang
dewasa di bawah 4 kaki tinggi 10 inci (147,32 cm). Kekerdilan mengakibatkan ukuran tubuh lebih kecil dalam
semua tahap kehidupan. Kondisi kekerdilan hingga kini belum ditemukan penyebabnya. Sebagian besar kasus
manusia dengan perawakan pendek disebabkan oleh tulang atau gangguan endokrin, yaitu terjadi kerusakan
pada kelenjar hipofisis anterior yang menyebabkan tubuh kekurangan hormon pertumbuhan (GH). Selain itu,
kekerdilan juga diakibatkan karena adanya mutasi gen yang berasal dari orangtua. Pada Januari 2008, telah
dipublikasikan bahwa mutasi pada gen pericentrin (PCNT) telah menyebabkan primordial dwarfisme.
Pericentrin memiliki peran dalam pembelahan sel, segregasi kromosom yang tepat dan sitokinesis.
Secara keseluruhan, terdapat lebih dari 200 jenis dwarfisme, salah satunya primordial dwarfisme. Primordial
dwarfisme merupakan gangguan pertumbuhan yang terjadi saat bayi masih berada di rahim. Bayi primordial
dwarfisme akan terlahir sangat pendek. Setelah lahir, mereka akan mengalami tahap pertumbuhan yang sangat
lambat. Primordial dwarfisme memiliki beberapa sub tipe, yaitu Majewski osteodysplastic primordial dwarfism
(MOPD) tipe I, MOPD tipe II, MOPD tipe III, Seckel Syndrome, Russell-Silver Syndrome, dan Meyer-Gorlin
Syndrome. Anak-anak dengan dwarfisme tidak tumbuh seperti anak-anak lain, karena gangguan metabolisme,
kekurangan gizi atau gangguan pencernaan.
Hingga kini, belum ada pengobatan yang efektif untuk penyakit kekerdilan. Harapan hidup untuk orang-orang
dengan primordial dwarfisme belum diketahui, meskipun mereka memiliki peningkatan resiko untuk aneurisme
(masalah di dinding arteri) dan masalah vaskular lainnya.

Gambar 4. Manusia Kerdil (Dwarfisme)


Aplikasi DNA Rekombinan Dalam Produksi Hormon GH Oleh Bakteri E.coli
Produksi hormon pertumbuhan manusia menggunakan bakteri E.coli telah menarik perhatian orang pada
beberapa prilaku rekayasa genetika. Hormon pertumbuhan manusia (HGH= Human Growth Hormone) adalah
suatu rantai polipeptida tunggal yang mempunyai 191 asam amino dan diproduksi dalam kelenjar pituitaria
(kelenjar pada infundibulum otak). Seperti insulin, hormone GH tidak terglirosilasi. Hormon pertumbuhan
mengendalikan pertumbuhan tubuh kita. Tubuh kecil orang kerdil disebabkan karena kekurangan hormon
pertumbuhan.
Secara terperinci, pembuatan hormon pertumbuhan secara Rekombinan dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Mengekstraksi mRNA dari sample infundibulum otak manusia, dengan menggunakan pelarut untuk
melepaskan protein tanpa mempengaruhi DNA/RNA. Sebagian mRNA manusia mempunyai ekor yang terdiri
dari basa adenin yang berpasangan dengan timin dan sitosin dengan guanin.
b. Hal ini mendesak mRNA untuk bergeser ke arah bead (affinity chromatography). Sebagian besar DNA dan
non-mRNA tidak dapat melekat pada bead dan keduanya terpisah dari mRNA
c. Plasmid disisipkan ke bakteri secara transformasi sehingga banyak salinan plasmid yang akan dibuat.
Biasanya setiap bakteri memilki satu plasmid, seperti pada Escherichia coli. Bakteri rekombinan yang baru
memiliki gen yang baru. DNA mengkode sebuah protein yang menginstruksi bakteri untuk membuat mRNA
baru yang membuat protein baru. Tujuannya untuk menciptakan bakteri yang menghasilkan hormon
pertumbuhan bagi manusia.
d. Karena sejumlah mRNA telah diekstraksi, maka terdapat gen aktif pada infundibulum otak. Untuk
menemukan bakteri rekombinan spesifik dengan hormon pertumbuhan (GH) sebagai target spesifik, dibutuhkan
peta. Pada proses ini, perlu dibedakan baik sekuen GH DNA ataupun protein GH. Sel yang dapat
mengekspresikan GH dengan benar diidentifikasi. Kemudian dapat berkembang dalam jumlah banyak dalam
media yang dibuat dalam asam amino, vitamin dan gula, sehingga GH dalam jumlah banyak dapat diproduksi
dengan cepat (bakteri menggandakan diri setiap 40 menit). Sel dipecah, kemudian memurnikan GH dari protein
bakteri dengan kromatografi.
e. Mengemas GH murni, lalu simpan di vial atau injeksi.

Gambar 5. Mekanisme Pembuatan Hormon Pertumbuhan secara Rekombinan

Dengan menggunakan kombinasi dari sintesis kimia DNA dan sintesis enzimatik cDNA, telah diproduksi suatu
rangkaian yang mengkode asam-asam amino 1-14 telah disintesis secara kimia. Langsung di depan kodon
pertama, ditambahkan suatu trio (triplet) basa (ATG) yang menspesifikasi asam amino metionin. Bila permulaan
dari gennya telah disintesis secara kimia untuk menjamin permulaan yang tepat dari proteinnya, maka diperoleh
suatu rangkaian DNA yang mengkode sisa dari rantai polipeptida yaitu, residu asam amino 25-19,1 dengan
membuat kopikopi cDNA dari preparat-preparat mRNA dari sel-sel pituitaria manusia. Kedua fragmen DNA ini
kemudian diklonkan secara terpisah. Fragmen-fragmen DNA-nya dimurnikan kembali dan disambung menjadi
satu untuk menghasilkan rangkaian DNA lengkap untuk hormon pertumbuhan manusia mulai dengan suatu
prodon inisiator yaitu metionin, diikuti oleh rangkaian untuk 191 asam amino dalam protein masak, dan berakhir
dengan sinyal untuk menghentikan sintesis protein. Kemudian gen dimasukkan ke dalam suatu vektor ekspresi
dan dimasukkan ke dalam E.coli kemudian diarahkan untuk membuat pertumbuhan manusia.
Berdasarkan sumber lain yang ditemukan, pembuatan protein rekombinan hormon pertumbuhan (GH) juga
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Al Baqarah ayat 164

Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang
berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air,
lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis
hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-
tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan (Al Baqarah : 164).
Dari ayat di atas, dijelaskan bahwa segala sesuatu yang telah diciptakan di dunia ini pasti memiliki manfaat
terutama dalam membantu kelangsungan hidup manusia. Sama halnya dengan hormon GH dan E.coli yang
digunakan untuk mengatasi masalah kekerdilan dengan cara DNA rekombinan.

KESIMPULAN
Teknologi DNA rekombinan adalah ilmu yang mempelajari pembentukan kombinasi materi genetik baru
dengan cara penyisipan molekul DNA ke dalam suatu vektor sehingga terjadi integrasi dan mengalami
perbanyakan dalam sel inang. Teknik DNA rekombinan meliputi isolasi DNA, teknik memotong DNA, teknik
menggabung DNA, teknik untuk memasukan DNA ke dalam sel hidup, dan analisis DNA rekombinan. Dalam
teknologi DNA rekombinan, transfer DNA atau perpindahan DNA ke dalam bakteri dapat melalui tiga cara,
yaitu konjugasi, transformasi, dan transduksi.
Escherichia coli atau biasa disingkat E. coli adalah salah satu jenis spesies utama bakterigram negatif yang
berbentuk basil atau batang. E. coli digunakan sebagai media untuk cloning atau rekombinasi DNA, karena
struktur DNA-nya yang sangat sederhana dan mudah dimodifikasi.
Hormon pertumbuhan manusia (HGH= Human Growth Hormone) adalah suatu rantai polipeptida tunggal yang
mempunyai 191 asam amino dan diproduksi dalam kelenjar pituitaria. Produksi hormon pertumbuhan manusia
menggunakan bakteri E.coli dalam mengatasi masalah kekerdilan (dwarfisme) dapat dilakukan engan
menggunakan kombinasi dari sintesis kimia DNA dan sintesis enzimatik cDNA, telah diproduksi suatu
rangkaian yang mengkode asam-asam amino 1-14 telah disintesis secara kimia untuk menghasilkan hormon
GH.

DAFTAR PUSTAKA
Forum jual beli. 2011. Penyebab Manusia KerdilHttp://Forumjualbeli.Net/Health/145635-Penyebab-Manusia-
Kerdil.Html?Pagenumber= Diakses 06 Januari 2012
Kimball, J. 2009. Recombinant
DNA. Http://Users.Rcn.Com/Jkimball.Ma.Ultranet/Biologypages/R/Recombinant DNA.Html. Diakses 06
Januari 2012.
Kuliah 7 . Teknologi DNA Rekombinan
(PDF)Http://Web.Ipb.Ac.Id/~Tpb/Files/Materi/Biologi/Kuliah%207%20Teknologi%20DNA%20Rekombinan.P
df. Diakses 06 Januari 2012
Rifa’i Muhaimin.2010. Buku Ajar Genetika MAB4261 Genetika Rekombinasi Dan Populasi.Malang :
Universitas Brawijaya.
Scumdoctor. 2006. Rekombinan DNA Dan Faktor Pembekuan. Http://Www.Scumdoctor.Com. Diakses 06
Januari 2012
Suryo. 2008. Genetika: Strata 1.Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Thifa Herbal Online. 2011. Growth Hormon Http://Www.Facebook.Com/Tokoherbalz Human. Diakses 06
Januari 2012
Watson, James D., Tooze, John, Kurtz, David T. 1988. DNA Rekombinan. Penerbit Erlangga Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai