Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KOMUNIKASI

“Komunikasi Verbal dan Nonverbal”

Oleh :

1. Desak Putu Meida Linsra (P07134013015)


2. Dewa Ayu Yuni Dewantari (P07134013026)
3. Kadek Sri Sumadewi (P07134013029)
4. Ni Nyoman Sri Kasihani (P07134013031)
5. Marissah Thamrin (P07134013049)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

TAHUN AKADEMIK 2013/2014

POLTEKKES DPS Page 1


KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL

(kelompok 6)

Dalam kehidupan pada umumnya komunikasi merupakan hal yang wajib untuk
dilakukan agar orang lain atau lawan kita mengerti apa maksud kita. Kata atau istilah
komunikasi (dari bahsa inggris “communication), secara epistemologis atau menurut asal
katanya adalah dari bahasa latin commcommunicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata
communis. Kata communis memiliki makna “berbagi” atau menjadi milik bersama” yaitu
usaha yang memiliki tujuan kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara
termologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang
kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi ini adalah manusia.

Dalam kebanyakan pristiwa komunikasi berlangsung, hampir selalu menggunakan


lambang-lambang baik lambang verbal dan non verbal. Keduanya, bahasa verbal dan non
verbal, memiliki sifat holistik, bahwa masing-masing tidak dapat saling dipisahkan. Bahasa
secara genetis telah dimiliki oleh manusia (nature approach). Dengan demikian, kita hanya
perlu mempelajari kombinasi tertentu dari penggunaan kata, yang merefleksikan cara-cara
kita menyampaikan dan menerima pesan. Dalam banyak tindakan komunikasi, bahasa non
verbal menjadi komplemen atau pelengkap bahasa verbal. Namun lambang-lambang non
verbal juga dapat berfungsi kontradiktif, pengulangan bahkan pengganti ungkapan-ungkapan
verbal. Ketika kita mngucapkan terima kasih (bahasa verbal) , kita melengapinya dengan
tersenyum (bahasa non verbal), kita setuju dengan pesan yang disampaikan seseorang dengan
anggukan kepala (bahasa non verbal).

Terdapat tiga ciri utama yang menandai komunikasi verbal dan non verbal. Pertama,
lambang - lambang non verbal digunakan paling awal sejak kita lahir di dunia ini, sedangkan
setelah tumbuh pengetahuan dan kedewasaan kita, barulah bahasa verbal di pelajari. Kedua
komunikasi verbal dinilai kurang universal dibanding dengan komunikasi non verbal, sebab
bila kita pergi ke luar negeri misalnya dan kita tidak mengerti bahasa yang digunakan oleh
masyarakat di Negara tersebut, kita bisa menggunakan isyarat-isyarat non verbal dengan
orang asing yang kita ajak berkomunikasi. Dan ciri ketiga adalah bahwa komunikasi verbal
merupakan aktivitas yang lebih intelektual dibandingkan dengan bahasa non verbal yang
lebih merupakan aktivitas emosional. Artinya, bahwa dengan bahasa verbal, sesungguhnya
kita mengomunikasikan gagasan dan konsep-konsep yang abstrak, sementara melalui bahasa

POLTEKKES DPS Page 2


non verbal, kita mengomunikasikan hal-hal yang berhubungan dengan kepribadian, perasaan
dan emosi yang kita miliki.

DEFINISI

Secara sederhana, komunikasi nonverbal dapat didefinisikan sebagai berikut : non


berarti tidak, verbal bermakna kata—kata (words), sehingga komunikasi non verbal dimaknai
sebagai komunikasi tanpa kata-kata. Menurut Adler dan Rodman dalam bukunya
Understanding Human Communication, batasan yang sederhana tersebut merupakan langkah
awal untuk membedakan apa yang disebut dengan vocal communication yaitu tindak
komunikasi yang menggunakan mulut dan verbal communication yaitu tindak komunikasi
yang menggunakan kata-kata. Dengan demikian, definisi kerja dari komunikasi non verbal
adalah pesan lisan dan bukan lisan yang dinyatakan melalui alat lain di luar alat kebahasaan
(oral and nonoral messages expressed by other than linguistic means).

KOMUNIKASI
VOKAL NONVOKAL
KOMUNIKASI VERBAL Bahasa lisan Bahasa tertulis
(spoken words) (written words)
KOMUNIKASI Nada suara (tone of voice), Isyarat (gesture),
NONVERBAL Desah (sighs), Gerakan (movement),
Jeritan (screams), Penampilan (appearance)
Kualitas vocal (vocal quality) Ekspresi wajah (facial
expression)

Batasan lain mengenai komunikasi non verbal dikemukaan oleh beberapa ahli, yaitu :

a. Frank EX Dance dan Carl E. Larson


Komunikasi non verbal adalah sebuah stimuli yang tidak bergantung pada isi simbolik
untuk memaknainya (a stimulus not dependent on symbolic content meaning)

POLTEKKES DPS Page 3


b. Edward sapir
Komunikasi non verbal adalah sebuah kode yang luas yang ditulis tidak dimanapun
juga, diketahui oleh tidak seorang pun dan dimengerti oleh semua (an elaborate code
that is written nowhere, known to none, and understood by all)
c. Malandro dan Barker yang dikutip dari Ilya Sunarwinadi
Komunikasi antar budaya memberikan batasan-batasan sebagai berikut :
1. Komunikasi non verbal adalah komunikasi tanpa kata-kata
2. Komunikasi non verbal terjadi bila individu berkomunikasi tanpa menggunakan
suara
3. Komunikasi non verbal adalah setiap hal yang dilakukan oleh seseorang yang
diberi makna oleh orang lain
4. Komunikasi non verbal adalah studi mengenai ekspresi wajah, sentuhan, waktu,
gerak isyarat, bau, prilaku mata dan lain-lain.

PERBEDAAN KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL

Kita telah mengetahui bahwa dalam kehidupan kita sehari-hari komunikasi verbal dan
non verbal merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan, dalam arti kedua bahasa tersebut
bekerja bersama-sama untuk menciptakan suatu makna. Namun keduannya juga memiliki
perbedaan-perbedaan. Dalam pemikiran Don Stacks dan kawan-kawan, terdapat tiga
perbedan utama diantara keduannya yaitu kesengajaan pesan (the intentionality of the
message), tingkat simbolisme dalam tindakan atau pesan (the degree of symbolism in the act
or message), dan pemerosesan mekanisme (processing mechanism).

a. Kesengajaan (Intentionality)
Persepsi sederhana mengenai niat ini oleh seorang penerima sudah cukup
dipertimbangkan menjadi komunikasi non verbal. Sebab, komunikasi non verbal
cenderung kurang dilakukan dengan sengaja dan kurang halus apabila dibandingkan
dengan komunikasi verbal. Selain itu, komunikasi non verbal mengarah pada norma-
norma yang berlaku, sementara niat atau intent tidak terdefinisikan dengan jelas.
Misalnya, norma-norma untuk penampilan fisik. Kita semua berpakaian, namun
berapa dari kita sering dengan sengaja berpakaian untuk sebuah situasi tertentu?
Berapa kali seorang teman memberi komentar terhadap penampilan kita? Persepsi

POLTEKKES DPS Page 4


receiver mengenai niat ini sudah cukup untuk memenuhi persyaratan guna
mendefinisikan komunikasi nonverbal.
b. Perbedaan simbolik (Symbolic differences)
Kadang-kadang niat atau intent ini dapat dipahami karena beberapa dampak
simbolik dari komunikasi kita. Misalnya, memakai pakaian dengan warna atau model
tertentu, mungkin akan dipahami sebagai suatu `pesan' oleh orang lain (misalnya
berpakaian dengan warna hitam akan diberi makna sebagai ungkapan ikut berduka
cita).
Mehrabian menjelaskan bahwa komunikasi verbal dipandang lebih eksplisit
dibanding bahasa nonverbal yang bersifat implisit. Artinya, isyarat-isyarat verbal
dapat didefinisikan melalui sebuah kamus yang eksplisit dan lewat aturan-aturan
sintaksis (kalimat), namun hanya ada penjelasan yang samar-samar dan informal
mengenai signifikansi beragam perilaku non verbal.
Komunikasi verbal lebih spesifik dari bahasa non verbal, dalam arti dapat
dipakai untuk membedakan hal-hal yang sama dalam sebuah cara yang berubah-ubah,
sedangkan bahasa non verbal lebih mengarah pada reaksi-reaksi alami seperti
perasaan atau emosi.
c. Mekanisme pemrosesan (Processing mechanism)
Komunikasi non verbal kurang terstruktur. Aturan-aturan yang ada ketika kita
berkomunikasi secara non verbal adalah lebih sederhana dibanding komunikasi verbal
yang mempersyaratkan aturan-aturan tata bahasa dan sintaksis. Komunikasi nonverbal
secara tipikal diekspresikan pada saat tindak komunikasi berlangsung. Tidak seperti
komunikasi verbal, bahasa non verbal tidak bisa mengekspresikan peristiwa
komunikasi di masa lalu atau masa mendatang. Selain itu, komunikasi non verbal
mempersyaratkan sebuah pemahaman mengenai konteks di mana interaksi tersebut
terjadi, sebaliknya komunikasi verbal justru menciptakan konteks tersebut.

Perbedaan lainnya dicetuskan oleh Ilya Sunarwinadi Samovar, Porter dan Jain buku
Komunikasi Antar Budaya karya, mereka melihat perbedaan antara komunikasi verbal dan
non verbal dalam hal sebagai berikut.

a. Banyak perilaku non verbal yang diatur oleh dorongan-dorongan biologik. Sebaliknya
komunikasi verbal diatur oleh aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang dibuat oleh
manusia, seperti sintaks dan tata bahasa. Misalnya, kita bisa secara sadar memutuskan

POLTEKKES DPS Page 5


untuk berbicara, tetapi dalam berbicara secara tidak sadar pipi menjadi memerah dan
mata berkedip terus-menerus.
b. Komunikasi non verbal dipelajari sejak usia sangat dini. Sedangkan penggunaan
lambang berupa kata sebagai alat komunikasi membutuhkan masa sosialisasi sampai
pada tingkat tertentu.
c. Komunikasi non verbal lebih dapat memberi dampak emosional dibanding
komunikasi verbal.

FUNGSI KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL

Fungsi dari lambang-lambang verbal maupun non verbal adalah untuk memproduksi
makna yang komunikatif. Secara historis, kode non verbal sebagai suatu multi saluran akan
mengubah pesan verbal melalui enam fungsi: pengulangan (repetition), berlawanan
(contradiction), pengganti (substitution), pengaturan (regulation), penekanan (accentuation)
dan pelengkap (complementation). Dalam tahun 1965, Paul Ekman menjelaskan bahwa pesan
non verbal akan mengulang atau meneguhkan pesan verbal.

Pesan-pesan non verbal berfungsi untuk mengendalikan sebuah interaksi dalam suatu
cara yang sesuai dan halus, seperti misalnya anggukan kepala selama percakapan
berlangsung. Selain itu, komunikasi non verbal juga memberi penekanan kepada pesan
verbal, seperti mengacungkan kepalan tangan. Dan akhirnya fungsi komunikasi non verbal
adalah pelengkap pesan verbal dengan mengubah pesan verbal, seperti tersenyum untuk
menunjukkan rasa bahagia kita.

Pemikiran yang diungkapkan oleh Samovar (Ilya Sunarwinadi, Komunikasi Antar


Budaya), bahwa dalam suatu peristiwa komunikasi, perilaku non verbal digunakan secara
bersama-sama dengan Bahasa verbal:

a. Tindak komunikasi non verbal melengkapi pernyataan verbal, misalnya mengatakan


maaf pada teman karena tidak dapat meminjamkan uang, dan agar lebih percaya,
pernyataan itu ditambah lagi dengan ekspresi muka sungguh-sungguh atau
memperlihatkan saku atau dompet yang kosong.
b. Perilaku non verbal sebagai pengganti dari komunikasi verbal. Misalnya menyatakan
rasa haru tidak dengan kata-kata, melainkan dengan mata yang berlinang-linang.

POLTEKKES DPS Page 6


Karenanya, komunikasi non verbal terutama berfungsi mengendalikan (controlling),
dalam arti kita berusaha supaya orang lain dapat melakukan apa yang kita perintahkan.
Hickson dan Stacks menegaskan bahwa fungsi-fungsi holistik tersebut dapat diturunkan
dalam 8 fungsi, yaitu pengendalian terhadap percakapan, kontrol terhadap perilaku orang
lain, ketertarikan atau kesenangan, penolakan atau ketidaksenangan, peragaan informasi
kognitif, peragaan informasi afektif, penipuan diri, dan muslihat terhadap orang lain.

Komunikasi non verbal digunakan untuk memastikan bahwa makna yang sebenarnya
dari pesan-pesan verbal dapat dimengerti atau bahkan tidak dapat dipahami. Keduanya,
komunikasi verbal dan non verbal, kurang dapat beroperasi secara terpisah, satu sama lain
saling membutuhkan guna mencapai komunikasi yang efektif.

KESIMPULAN

Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan kata-kata yang


disampaikan dari sumber pesan kepada penerima pesan baik dalam bentuk lisan/ucapan
maupun tulisan. Sedangkan komunikasi non verbal adalah komunikasi tanpa kata yang
diekspresikan oleh sumber pesan kepada penerima pesan dalam bentuk simbol anggota tubuh.
Dalam komunikasi verbal terdapat dua unsur penting, yaitu bahasa dan kata. Dalam
komunikasi non verbal terdapat beberapa unsur penting, yaitu: bahasa tubuh, tanda (sign),
tindakan/perbuatan (action) atau objek (object).
Terdapat tiga perbedan utama diantara keduannya yaitu kesengajaan pesan (the
intentionality of the message), tingkat simbolisme dalam tindakan atau pesan (the degree of
symbolism in the act or message), dan pemerosesan mekanisme (processing mechanism).

Dalam fungsinya bahasa non verbal dapat mengulangi bahasa verbal, memperteguh,
menekankan atau melengkapi bahasa verbal, bahasa non verbal dapat menggantikan bahasa
verbal, bahasa non verbal dapat mengatur bahasa verbal, bahasa non verbal dapat membantah
atau bertentangan dengan bahasa verbal.

POLTEKKES DPS Page 7


DAFTAR PUSTAKA

Maulana, Heri D.J , 2009, Promosi Kesehatan, Jakarta :EGC.

Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta; Raja Grafindo Persada

Firmansyah, Fredy, 2010, Pengertian Komunikasi Verbal dan nonverbal dan Pernyataan
terbuka dan tertutup dan logoapotek, http://ferdy-
pharm.blogspot.com/2010/01/pengertian-komunikasi-verbal-dan-non.html, diakses 8
maret 2014.

Wibowo, Faisal, 2011, Kominikasi verbal dan nonverbal, http://faisal-


wibowo.blogspot.com/2013/01/komunikasi-verbal-dan-nonverbal.html, diakses 8
maret 2014.

POLTEKKES DPS Page 8

Anda mungkin juga menyukai