b. Instrumentasi Penunjang
Jumlah
No Jenis Instrument
(Buah)
1 Waskom 3
2 Bengkok 2
3 Cucing 2
4 Couter 1
c. Set Linen
No Jenis Linen Jumlah (Buah)
1 Scort steril 4
2 Duk besar 4
3 Duk kecil 4
4 Sarung meja mayo 1
5 Handuk steril 4
e. Persiapan
a) Dilakukan CT-SCAN dan cek laboratorium.
b) Mempuasakan pasien 6 - 8 jam sebelumnya.
c) Mengganti baju pasien dengan baju operasi saat pasien berada di
premedikasi.
d) Melepas semua perhiasan pasien termasuk jika pasien memiliki gigi palsu.
e) Periksa rekam medik pasien terutama nomor register dan lembar inform
consent tindakan operasi.
f. Pelaksanaan
a) Sebelum tindakan operasi, dilakukan pembiusan general.
b) Dalam posisi terlentang, dokter memulai operasi dengan terlebih dahulu
menentukan tanda atau menentukan lebar daerah pembedahan
c) Dokter akan membuat sayatan sesuai ukuran yang telah ditentukan.
d) Supaya lebih cepat dalam insisi menggunakan alat diatermi lebih cepat dan
mengurangi resiko perdarahan
e) Selanjutnya operator mencari dan mengangkat seluruh orbita dan
bolamata.
f) Waktu operasi untuk tindakan operasi dapat berlangsung 1-2jam.
2) Perawatan Perioperatif
Perawatan pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan perioperatif
yang dimulai sejak pasien diterima masuk di ruang terima pasien dan berakhir ketika
pasien dipindahkan ke meja operasi untuk dilakukan tindakan pembedahan. Perawatan
intra operatif dimulai sejak pasien ditransfer ke meja bedah dan berakhir bila pasien di
transfer ke wilayah ruang pemulihan. Perawatan post operasi merupakan tahap
lanjutan dari perawatan pre dan intra operatif yang dimulai saat klien diterima di
ruang pemulihan pasca anaestesi dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya.
I. Kompetensi Pre Operatif
B. Data Obyektif
1. Pola berbicara : mengulang-ulang tema, perubahan topik tentang perasaan
(cemas), kemampuan berbahasa Inggris.
2. Tingkat interaksi dengan orang lain.
3. Perilaku : gerakan tangan yang hebat, gelisah, mundur dari aktifitas yang
sibuk (cemas).
4. Tinggi dan berat badan.
5. Gejala vital.
6. Penginderaan : kemampuan penglihatan dan pendengaran.
7. Kulit : turgor, terdapat lesi, merah atau bintik-bintik.
8. Mulut : gigi palsu, kondisi gigi dan selaput lendir.
9. Thorak : bunyi nafas (terdapat, sisanya) pemekaran dada, kemampuan
bernafas dengan diafragma, bunyi jantung (garis dasar untuk perbandingan
pada pasca bedah).
10. Ekstremitas : kekuatan otot (terutama) kaki, karakteristik nadi perifer sebelum
bedah vaskuler atau tubuh.
11. Kemampuan motor : adalah keterbatasan berjalan, duduk, atau bergerak di
tempat duduk, koordinasi waktu berjalan.
C. Masalah Keperawatan Yang Lazim Muncul
a. Cemas
b. Resiko infeksi
c. Resiko injury
d. Kurang pengetahuan
D. Intervensi Keperawatan
Ansietas berhubungan dengan tindakan operasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
2. Jelaskan prosedur selama tindakan operasi
atau pembedahan selama 1 x 15 menit diharapkan klien tidak cemas
3. Temani pasien untuk memberikan keamanan
lagi dengan kriteria hasil :
dan mengurangi takut
1) Mengidentifikasi, mengungkapkan dan
4. Identifikasi tingkat kecemasan
menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas 5. Dengarkan dengan penuh perhatian
2) Vital sign dalam batas normal 6. Anjurkan kepada pasien menggunakan teknik
- TD : 120/80 mmHg
relaksasi (nafas dalam)
- RR : 15-20 x/menit.
7. Anjurkan kepada pasien untuk selalu berdoa
- N : 80-100 x/menit
3) Ekspresi wajah menunjukkan berkurangnya sesuai agamanya.
cemas.
II. Kompetensi Intra Operatif
Pada Intraoperatif petugas kesehatan yang ada di rungan operasi salah satu melkukan
Time Out yaitu kegiatan pada setiap anggota tim operasi memperkenalkan diri dan peran
masing-masing. Tim operasi memastikan bahwa semua orang di ruang operasi saling
kenal. Sebelum melakukan sayatan pertama pada kulit tim mengkonfirmasi dengan suara
yang keras mereka melakukan operasi yang benar, pada pasien yang benar. Mereka juga
mengkonfirmasi bahwa antibiotik profilaksis telah diberikan dalam 60 menit sebelumnya.
Pada stase intra operatif terdapat beberapa hal yang harus dipahami oleh petugas kamar
operasi .
A. Anggota Tim Asuhan Keperawatan Intra Operatif
Anggota tim asuhan pasien intra operatif biasanya di bagi dalam dua bagian.
Berdasarkan kategori kecil terdiri dari anggota steril dan tidak steril :
1. Anggota steril
1) Ahli bedah utama / operator
2) Asisten ahli bedah.
3) Scrub Nurse / Perawat Instrumen
2. Anggota tim yang tidak steril, terdiri dari :
1) Ahli atau pelaksana anaesthesi.
2) Perawat sirkulasi
B. Prinsip Tindakan Keperawatan Selama Pelaksanaan Operasi.
1. Persiapan Psikologis Pasien
2. Pengaturan Posisi
Posisi diberikan perawat akan mempengaruhi rasa nyaman pasien dan
keadaan psikologis pasien.
Faktor yang penting untuk diperhatikan dalam pengaturan posisi pasien
adalah :
1) Letak bagian tubuh yang akan dioperasi.
2) Umur dan ukuran tubuh pasien.
3) Tipe anaesthesia yang digunakan.
4) Sakit yang mungkin dirasakan oleh pasien bila ada pergerakan (arthritis).
Prinsip-prinsip didalam pengaturan posisi pasien :
a. Atur posisi pasien dalam posisi yang nyaman.
b. Sedapat mungkin jaga privasi pasien, buka area yang akan dibedah dan
kakinya ditutup dengan duk.
c. Amankan pasien diatas meja operasi dengan lilitan sabuk yang baik yang
biasanya dililitkan diatas lutut. Saraf, otot dan tulang dilindungi untuk
menjaga kerusakan saraf dan jaringan.
d. Jaga pernafasan dan sirkulasi vaskuler pasien tetap adekuat, untuk
meyakinkan terjadinya pertukaran udara.
e. Hindari tekanan pada dada atau bagain tubuh tertentu, karena tekanan
dapat menyebabkan perlambatan sirkulasi darah yang merupakan faktor
predisposisi terjadinya thrombus.
f. Jangan ijinkan ekstremitas pasien terayun diluar meja operasi karena hal
ini dapat melemahkan sirkulasi dan menyebabkan terjadinya kerusakan
otot.
g. Hindari penggunaan ikatan yang berlebihan pada otot pasien.
h. Yakinkan bahwa sirkulasi pasien tidak berhenti ditangan atau di lengan.
i. Untuk posisi litotomi, naikkan dan turunkan kedua ekstremitas bawah
secara bersamaan untuk menjaga agar lutut tidak mengalami dislokasi.
3. Membersihkan dan Menyiapkan Kulit.
4. Penutupan Daerah Steril
5. Mempertahankan Surgical Asepsis
6. Menjaga Suhu Tubuh Pasien dari Kehilangan Panas Tubuh
7. Monitor dari Malignant Hyperthermia
8. Penutupan luka pembedahan
9. Perawatan Drainase
10. Pengangkatan Pasien Ke Ruang Pemulihan, ICU atau PACU.
C. Pengkajian
1. Selama dilaksanakannya operasi
a. Pengkajian mental (Bila pasien diberi anaesthesi lokal dan pasien masih sadar
/ terjaga maka sebaiknya perawat menjelaskan prosedur yang sedang
dilakukan terhadapnya dan memberi dukungan agar pasien tidak cemas/takut
menghadapi prosedur tersebut.)
b. Pengkajian fisik
- Tanda-tanda vital
- Infus
- Pengeluaran urin
- Transfusi
D. Masalah Keperawatan Yang Lazim Muncul
Diagnosa keperawatan yang mungkin sering muncul pada pasien selama
pelaksanaan operasi adalah sebagai berikut :
1. Cemas
2. Resiko perlukaan/injury
3. Resiko penurunan volume cairan tubuh
4. Resiko infeksi
5. Kerusakan integritas kulit
E. Intervensi Keperawatan
normal
2. Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas
turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak
ada rasa haus yang berlebihan
2 Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 Infeksi control , intra operatif (6545)
dengan tindakan invasif : operasi x 30 menit diharapkan klien tidak mengalami 1. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
2. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
atau tinakan pembedahan resiko infeksi dengan kriteria hasil :
3. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi 4. Pertahankan lingkungan aseptik selama proses pembedahan
2. Vital sign dalam batas normal 5. Berikan terapi antibiotik bila perlu
- TD : 120/80 mmHg 6. Monitor tanda dan gejala infeksi
- RR : 15-20 x/menit 7. Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
- .N : 80-100 x/menit. 8. · Monitor tanda-tanda vital.
- S : 36,5 ºC -37ºC
3 Resiko cedera behubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x Surgical precousen Aktifitas
proses pembedahan 30 menit diharapkan klien tidak mengalami resiko 1. Tidurkan klien pada meja operasi dengan posisi sesuai
injuri/cedera dengan kriteria hasil : kebutuhan
2. Monitor penggunaan instrumen, jarum dan kasa
1. Klien terbebas dari cedera
3. Pastikantidak ada instrumen, jarum atau kasa yang tertinggal
2. Dapat mengetahui pemakaian intrumen, jarum
dalam tubuh klien
dan kasa. Dengan tertinggalnya benda asing
dapam tubuh klien dapat menimbulkan bahaya
III. Kompetensi Post Operasi
Pada Intraoperatif petugas kesehatan yang ada di rungan operasi salah satu melkukan
Sign Out yaitu Tindakan yang dilkukan olej=h tim bedah akan meninjau operasi yang telah
dilakukan. Dilakukan pengecekan kelengkapan spons, penghitungan instrumen, pemberian
label pada spesimen, kerusakan alat atau masalah lain yang perlu ditangani. Langkah akhir
yang dilakukan tim bedah adalah rencana kunci dan memusatkan perhatian pada
manajemen post operasi serta pemulihan sebelum memindahkan pasien dari kamar operasi
(Surgery & Lives, 2008).