Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengadukan adalah suatu operasi kesatuan yang mempunyai sasaran untuk
menghasilkan pergerakan tidak beraturan dalam suatu cairan, dengan alat mekanis
yang terpasang pada alat di atas. Walaupun pengadukan sering disalahartikan
dengan campuran, dan mereka tidaklah bersinonim. Pengadukan mengacu pada
pergerakan dalam suatu material dalam bentuk spesifik; bagaimanapun, ini
merupakan suatu distribusi secara acak antara dua atau lebih tahap yang pada
awalnya terpisah.Pola aliran yang terjadi dalam cairan yang diaduk tergantung
pada jenis pengaduk, karakteristik fluida yang diaduk dan ukuran serta
perbandingan ukuran antara tangki, pengaduk dan sekat.
Pada praktikum tangki berpengaduk memiliki langkah-langkah percobaan.
Pertama menimbang piknometer kosong. Kemudian membuat larutan sesuai
konsentrasi, lalu masukkan kedalam piknometer. Timbang sebagai berat pikno isi.
Setelah itu memasang satu set alat berpengaduk. Lalu masukkan NaCl dan Air
kedalam beaker glass dengan volume, kecepatan, dan konsentrasi bahan.
Melakukan pengamatan dengan menggunakan baffle ataupun tidak menggunakan
baffle. Mengulangi percobaan diatas sesuai dengan variabel yang telah ditentukan.

Adapun tujuan dari praktikum tangki berpengaduk adalah yang pertama


mengembangkan hubungan empiris untuk memperkirakan ukuran alat pada
pemakaian pada percobaan laboratorium. Yang kedua untuk menentukan
konstanta-konstanta dalam persamaan empiris. Dan yang terakhir untuk membuat
kurva hubungan antara bilangan power (Npo) dengan bilangan Reynold (Nre)
dengan variasi jenis cairan dan ada tidaknya baffle.

I.2 Tujuan

1. Mengembangkan hubungan empiris untuk memperkirakan ukuran alat pada


percobaan yang sebenarnya pada percobaan laboratorium.
2. Menentukan konstanta-konstanta dalam persamaan empiris

3. Membuat kurva hubungn antara bilangan Power (Npo) dengan bilangan


Reynold (Nre) dengan variabel jenis cairan dan ada tidaknya baffle

I.3 Manfaat

1. Agar praktikan dapat mengetahui proses pencampuran fluida dengan


menggunakan tangki berpengaduk

2. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas


pencampuran

3. Agar praktikan dapat mengetahui pengaruh kecepatan putaran dengan daya


yang dibutuhkan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum

Keberhasilan operasi suatu proses pegolahan sering amat bergantung pada


efektivitasnya pengolahan dan pencampuran zat cair dalam proses itu. Itulah
pengadukan dan pencampuran yang sering dikacaubalaukan itu, sebenarnya
tidaklah sinonim satu sama lain (agnitation) menunjukkan gerakan yang
terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan didalam bejana, di mana
gerakan itu biasanya mempunyai semacam pola sirkulasi. Pencampuran (mixing),
dilain pihak, ialah peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara acak, dimana bahan
yang satu menyebar kedalam bahan yang lain dan sebalikna, sedan bahan-bahan
itu sebelumnya terpisah dalam dua fase atau lebih. Suatu bahan tunggal tertentu,
umoama air satu tangki, dapat diaduk, tetapi tidak dapat dicampur kecuali jika ada
suatu bahan lain yang ditambahkan pada air itu (umpamanya sejumlah air panas
atau serbuk zat padat).

Istilah pencampuran digunakan untuk berbagai macam ragam operasi


dimana derajat homogenitas bahan yang “bercampur” itu sangat berbeda-beda.
Perhatikan umpamanya satu kasus dimana dua macam gas digabungkan dalam
satu tempat hingga seluruhnya bercampur dengan baik dan kasus lain adalah
dimana pasir kerikil dan semen diaduk dalam drum putar selama beberapa waktu.
Dalam kedua kasus itu bahan – bahan itu pada akhirnya bercampur, namun jelas
pula bahwa homogenitasnya berbeda.cuplikan gas itu betapapun kecilnya cuplikan
itu semuanya mempunyai mempunyai komposisi yang sama.

Alat pengaduk zat cair biasanya diaduk didalam suati tangki atau bejana
biasanya yang berbentuk silinder dengan sumbu terpasang vertikal. Bagian atas
bejana itu mungkin terbuka saja ke udara ataudapat pula tertutup. Ukuran dan
proporsi tangki itu bermacam-macam, bergantung pada masalah pengadukan itu
sendiri. Walaupu demikianujung bawah tangki itu biasanya agak membulat, jadi
tidak tertutup saja, maksudnya agar tidak terdapat terlalu banyak sudut – sudut
tajam atau daerah yang ditebus arus zat cair. Kedalaman zat biasanya hampir sama
dengan diameter tangki. Di dalam tangki itu dipasang umpeller pada ujung poros
menggantung, artinya poros itu ditumpu dari atas. Poros itu digunakan oleh motor
yang kadang – kadang dihubungkan langsung dengan poros itu, namun biasanya
dihubngkan melalui peti roda gigi untuk menurunkan kecepatannya. Tangki itu
biasanya diperlengkapi pula dengan lubang masuk dan lubang keluar. Kumparan
kalor, mantel, dan sumur untuk menempatkan temometer atau pengganti
pengukuran suhu lainnya.

Impeller ada dua macam impeller pengaduk, jenis yang pertama


membangkitkan arus sejajar dengan sumbu poros impeller dan yang kedua
membangkitkan arus pada arah tangensial atau radial. Impeller jenis pertama
disebut aliran-aksial (axial-flow impeller), sedangkan yang kedia impeller aliran-
radial (radial-flow impeller. Dari segi bentuknya, ada tiga jenis impeller : propeler
(baling-baling), dayung (paddle) dan turbin. Masing masing jenis terdiri dari lagi
atas berbagai variasi dan sub-jenis.

Propeler merupakan impeler aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat


cair berviskositas rendah. Propeler kecil biasanya berputar pada kecepatan motor
penuh, yaitu 1.150 atau 1750 rpm, sedang propeler yang besar berputar pada 400
sampai 800 rpm. Arus yang meninggalkan propeler mengalir melalui zat cair
menurut arah tertentu sampai belokkan oleh lantai atau dinding bejana. Kolam zat
cair yang berputar dengan sangat turbulennya itu meninggalkan impeler dengan
membawa ikut zat cair stagnan yang dijumpainya dalam perjalanannya itu, dan zat
cair stagnan yang terbawa ikut itu mungkin lebih banyak dari yang dibawa kolom
arus sebesar itu kalau berasal dari nosel stationer. Daun daun probeler
merobekkan menyeret zat cair itu. Oleh karena itu arus aliran ini sangat gigih,
agtitator propelet sangat efektif dalam bejana besar.

Dayung untuk tugas sederhana, agitator yang terdiri dari satu dayung datar
yang berputar pada poros vertikal merupakan pengaduk yang cukup efektif.
Kadang kadang daun daunnya dibuat miring, tetapi biasanya vertikal saja. Dayung
ini berputar ditengah bejana dengan kecepatan rendah sampai sedang, dan
mendorong zat cair secara radiasi dan tangensial, hampir tanpa adanya gerakan
vertikal pada impeler, kecuali bila daunnya agak miring. Arus yang terjadi
bergerak keluar ke arah dinding, lalu membelok keatas atau ke bawah.dalam
tangki tangki yang dalam kadang kadang dipasang beberapa daying yang satu
poros. Dayung jenis tersebut dinamakan agitator jangkar (anchor agitator).
Jangkar ini sangat efektif untuk mencegah terbentuknya endapan atau kerak pada
permukaan pemutar kalor. Seperti umpamanya, dalam bejana proses bermantel
tetapi tidak terlalu efektif sebagai alat pencampur. Jangkar ini biasanya
dioperasikan bersama dengan dayung berkecepatan tinggii atau agitator lain, yang
biasanya berputar menurut arah yang berlawanan.

(Mc Cabe,1999)

Kebanyakan turbin menyerupai agitator berdaun banyak dengan daun-


daun yang agak pendek dan berputar pada kecepatan tinggi pada suatu poros yang
dipasang pada pusat bejana. Daun-daun boleh lurus dan boleh juga lengkung,
sudut vertikal. Impellernya mungkin terbuka, setengah terbuka atau terselubung.
Diameter impellernya biasanya lebih kecil dari diameter dayung yaitu berkisar
antara 30 sampai 50 persen dari diameter bejana. Turbin biasanya efektif untuk
jangkauan viskositas cukup luas. Pada cairan berviskositas rendah turbin itu
menimbulkan arus yang sangat deras yang berlangsung pada keseluruhan bejana.
Pencampuran didalam tangki pengaduk terjadi karena adanya gerak rotasi
dari pengaduk didalam fluida. Pencampuran zat cair yang mampu-campur
(miscible) di dalam tangki merupakan proses yang berlangsung cepat dalam
daerah turbulen, impeller akan menghasilkan arus kecepatan tinggi, dan fluida itu
mungkin dapat bercampur, baik di daerah sekitar impeller. Gerak pengaduk ini
memotong fluida tersebut dan dapat menimbulkan arus eddy yang bergerak ke
seluruh system fluida tersebut. Oleh sebab itu pengaduk merupakan bagian yang
paling penting dalam suatu operasi pencampuran fase cair dengan tangki
pengaduk.Pencampuran yang baik akan diperoleh bila diperhatiakn bentuk dan
dimensi pengaduk yang digunakan, karena akan dipengaruhi keefektifan proses
pencampuran, serta daya diperlukan. Zat cair biasanya diaduk di dalam suatu
tangki atau bejana biasanya yang berbentuk silinder dengan sumbu terpasang
vertikal. Bagian atas bejana itu mungkin terbuka saja ke udara atau dapat pula
tertutup.
(Septiani,2013)

Draft tube merupakan saluran silinder yang sedikit lebih besar daripada
diameter impeler dan diposisikan disekitar impeler. Alat ini digunakan dengan
impeller aksial untuk menggerakkan hisapan dan debit aliran. Aliran sirkulasi dari
atas ke bawag sangat penting untuk aliran proses suspensi padatan dan dispersi
gas. Karakteristik aliran tergantung pada ukuran vessel dan geometer, tambahan
internal seperti baffle dan sifat dari fluida yang digunakan. Kecepatan fluida
memiliki 3 komponen, komponen kecepatan radial bertindak tegak lurus dengan
proses pengaduk. Komponen kecepatan aksial bertindak sejajar dengan poros.
Tangensial atau rotasi komponen bertindak dalam arah tangensial ke jalur
melngkar disekitar poros. Kerugian dari aliran tangensial adalah terciptanya
pusaran dalam percampuran.

(Joyesh,2013)

Faktor yang mempengaruhi kebutuhan daya atau power untuk pengadukan adalah:
1. Diameter pengaduk
2. Kekentalan cairan
3. Kerapatan cairan
4. Medan grafitasi
5. Laju putaran pengaduk
(Septiani,2013)
BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan
1. Natrium Klorida (NaCl)
2. Aquadest (H2O)

III.2 Alat
1. Kaca arloji
2. Neraca analitik
3. Beaker glass
4. Gelas ukur
5. Stopwatch
6. Piknometer
7. Penggaris
8. Pipet tetes
9. Tangki
10. Pengaduk
11. Statif
12. Motor
13. Baffle
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I

III.3 Gambar Alat

Neraca Analitik Tangki Pengaduk

Motor & Statif Baffle

Beaker Penggaris Gelas Ukur

Tangki Berpengaduk Page 8


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Kaca Arloji Stopwatch Pipet tetes

Piknometer

III.4 Rangkaian Alat


Keterangan :
1. Motor Pengaduk
2. Tangki
3. Baffle
4. Pengaduk
5. Statif dan Klem

III.5 Prosedur
1. Menimbang pikno kosong
2. Membuat larutan NaCl dan H2O sesuai konsentrasi lalu masukkan
kedalam pikno. Timbang sebagai berat pikno isi
3. Memasang satu set alat berpengaduk

Tangki Berpengaduk Page 9


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I

4. Memasukkan NaCl dan H2O kedalam beaker glass dengan volume,


kecepatan, ketinggian dan konsentrasi bahan
5. Melakukan pengamatan menggunakan baffle maupun tanpa menggunakan
baffle
6. Mengulangi percobaan diatas sesuai dengan variable yang ditentukan

Tangki Berpengaduk Page 10


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Hasil Pengamatan

4.1.1. Tanpa Baffle

Tanpa Baffle
N T ρ μ
Bahan Vortex
(rpm) (menit) (gr/cm3) (gr/cm.s)
300 2 v 0,9292 1,8.10-3

Air 350 2 v 0,9292 1,8.10-3

400 2 v 0,9292 1,8.10-3

300 2 v 0,9732 1,894.10-3


NaCl 1,894.10-3
230 2 v 0,9732
15%
400 2 v 0,9732 1,894.10-3

300 2 v 1,0088 2,234.10-3


NaCl 2,234.10-3
350 2 v 1,0088
25%
400 2 v 1,0088 2,234.10-3

300 2 v 1,0204 2,331.10-3


NaCl 1,0204 2,331.10-3
350 2 v
35%
400 2 v 1,0204 2,331.10-3

4.1.2 Dengan baffle

Dengan Baffle
N T ρ
Bahan Vortex μ (gr/cm.s)
(rpm) (menit) (gr/cm3)
NaCl 300 5 x 0,9732 2,074.10-3
15% 350 5 x 0,9732 2,074.10-3

Tangki Berpengaduk Page 11


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I

400 5 x 0,9732 2,074.10-3

300 5 x 1,0088 2,2066.10-3


NaCl 2,074.10-3
350 5 x 1,0088
25%
400 5 x 1,0088 2,074.10-3

300 5 x 1,0204 2,4259.10-3


NaCl 1,0204 2,4259.10-3
350 5 x
35%
400 5 x 1,0204 2,4259.10-3

Keterangan:

: Tidak Ada Vortex

: Terjadi Vortex

IV.2 Tabel Hasil Perhitungan

IV.2.1 NaCl 15%

Dengan Baffle

N(rps) Nre Npo hitung Npo grafik Nfr P


5 84,462 965,255 1 0,153 965,255
5,83 98,483 1473,56 1 0,208 1530,163
6,66 112,504 2281,155 1 0,271 2281,155

Tanpa Baffle

N(rps) Nre Npo hitung Npo grafik Nfr P


5 89,068 965,255 0,1 0,153 96,525
5,83 107,843 1473,56 0,1 0,208 153,016
6,66 123,196 2281,155 0,1 0,271 2281,115

IV.2.2 NaCl 25%

Dengan Baffle

N(rps) Nre Npo hitung Npo grafik Nfr P

Tangki Berpengaduk Page 12


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I

5 82,291 1000,564 1 0,153 1000.564


5,83 102,481 1586,137 1 0,208 1586,1537
6,66 109,612 2364,601 1 0,271 2364,601

Tanpa Baffle

N(rps) Nre Npo hitung Npo grafik Nfr P


5 81,282 1000,564 0,1 0,153 100,056
5,83 94,774 1586,137 0,1 0,208 158,613
6,66 108,267 2364,601 0,1 0,271 236,46
IV.2.3 NaCl 35%

Dengan Baffle

N(rps) Nre Npo hitung Npo grafik Nfr P


5 75,712 1012,07 1 0,153 1012,07
5,83 88,281 1604,376 1 0,208 1604,376
6,66 100,849 2391,791 1 0,271 2391,791

Tanpa Baffle

N(rps) Nre Npo hitung Npo grafik Nfr P


5 78,795 1012,07 0,1 0,153 101,207
5,83 91,875 1604,376 0,1 0,208 160,437
6,66 104,955 2391,791 0,1 0,271 239,179

IV.2.4 Air

Tanpa Baffle

N(rps) Nre Npo hitung Npo grafik Nfr P


5 92,92 921,614 0,1 0,153 92,161
5,83 108,344 1460,982 0,1 0,208 146,098
6,66 123,769 2178,021 0,1 0,271 217,802

IV.3 Grafik

4.3.1. Air

Tangki Berpengaduk Page 13


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I

4.3.2 NaCl 15%

Tangki Berpengaduk Page 14


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I

4.3.2 NaCl 25%

Tangki Berpengaduk Page 15


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I

4.3.2 NaCl 35%

Tangki Berpengaduk Page 16


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I

IV.4 Pembahasan

Tangki Berpengaduk Page 17


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Dari percobaan tangki berpengaduk yang telah dilakukan dan dari hasil
pengamatan serta perhitungan yang telah ditabelkan, maka dapat dianalisa faktor
yang mempengaruhi sistem pengaduk yaitu :
a. Besarnya power dipengaruhi oleh jenis liquida dan besarnya kecepatan (rpm)
dari pengaduk.
b. Kecepatan putaran, semakin besar kecepatan putarannya, maka daya yang
dibutuhkan juga semakin besar.
Saat pengadukan dengan tidak menggunakan baffle, vortex semakin jelas
terlihat. Sedangkan saat menggunakan baffle, vortex tidak terlihat.

Pada percobaan ini kami menggunakan bahan natrium klorida (NaCl)


dengan % berat yaitu 15%, 25%, 35% dengan waktu yang telah ditetapkan yaitu 5
menit. Untuk percobaan menggunakan baffle dengan bahan NaCl (kadar 15%)
kita mendapatkan densitas sebesar 0,9732 gr/cm3 dan viskositas 2,074.10-3
gr/cm3det, sedangkan untuk bahan NaCl(kadar 25%) diperoleh densitas sebesar
1,0088 gr/cm3 dan viskositas 2,2066. 10-3 gr/cm3det. Sedangkan untuk bahan NaCl
(kadar 35%) diperoleh densitas sebesar 1,0204 gr/cm3 dan viskositas 2,4259. 10-3
gr/cm3det. Dengan kecepatan 300, 350, 400 rpm semua tidak terdapat vortex.

Untuk percobaan tanpa menggunakan baffle yang bahan air diperoleh


densitas 0,9292 gr/cm3 dan viskositas sebesar 1,8. 10-3 gr/cm3det. Untuk yang
bahan NaCl(kadar 15%) memiliki densitas 0,9732 gr/cm 3 dan viskositas 1,894.10-
3
gr/cm3det. Sedangkan untuk bahan NaCl (kadar 25%) diperoleh densitas sebesar
1,0088 gr/cm3 dan viskositas 2,234.10-3 gr/cm3det. sedangkan untuk bahan NaCl
(kadar 35%) diperoleh densitas sebesar 1,0204 gr/cm 3 dan viskositas 2,331.10-3
gr/cm3det.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Tangki Berpengaduk Page 18


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Pengadukan adalah suatu operasi yang menciptakan terjadinya


gerakan dari bahan yang diaduk.Pola aliran dalam percobaan tangki
berpengaduk adalah :

a. Turbulen

Ada atau tidaknya baffle mempengaruhi ada atau tidaknya vortex. Proses
pengadukan biasanya berhubungan dengan pencampuran, yaitu peristiwa
menyebarnya bahan secara acak sampai bahan tersebut dapat dikatakan homogen.
Dari pelaksanaan praktikum dan penyelesaian laporan, dapat disimpulkan:

1. Kebutuhan daya (P) dipengaruhi oleh densitas (ρ) dan viskositas (μ)
suatu bahan.

2. Harga bilangan reynold (NRe) untuk NaCl lebih kecil daripada harga
NRe untuk air.

3. Semakin cepat putaran pengaduk menyebabkan power/daya yang


dibutuhkan semakin tinggi.

V.2 Saran

1. Rangkaian alat harus benar-benar tepat karena akan berpengaruh


terhadap proses pengadukkan.

2. Ketelitian dalam mengatur jarak propeller dari dasar tangki sangat


diperlukan karena ketelitian dalam menentukan jaraknya sangat penting

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2017.”Natrium Klorida”. (http://Wikipedia.org//wiki/Natrium

Tangki Berpengaduk Page 19


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I

klorida). Diakses pada tanggal 12 Februari 2017 pukul 20.00 WIB


Joyesh.2013.”Mixing of Liquids”.(www.slideshare.net/mixing-expert
2013/mixing-of-liquids-solid-and-high-viscosity-materials). Diakses pada
tanggal 12 Februari 2017 pukul 20.00 WIB
Mc Cabe W., Smith J., 1993, “Operasi Teknik Kimia”. Surabaya:
Erlangga
Septian,Mimin.2013.”Tangki Berpengaduk”.(http://mhimns.blogspot.
com/2013/04/tangki-berpengaduk.html,) Diakses pada tanggal 13 februari
2017, jam 15:00WIB
Utami,Atini Wahyu.2012. “Sifat Fisika dan Kimia Air”.(http://atini
Wahyuutami09303241038.wordpress.com/2012/12/25/sifat-fisika-dan-
kimia-air). Diakses pada tanggal 12 februari 2017 pukul 20.00 WIB

APPENDIX

1. Menghitung Densitas (ρ) Bahan

Tangki Berpengaduk Page 20


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Berat pikno kosong = 13,1016 gr

Volume Pikno = 10 cm3

a. Air
Berat pikno isi = 22,3945 gr

b. NaCl 15%
Berat pikno isi = 22,8340 gr

c. NaCl 25%
Berat pikno isi = 23,1896 gr

d. NaCl 35%
Berat pikno isi = 23,3056 gr

2. Menghitung Viscositas (μ) Bahan

a. NaCl tanpa baffle

b. NaCl dengan baffle

3. Menghitung NRe (Reynold Number)

Tangki Berpengaduk Page 21


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Untuk NaCl Kecepatan 300 rpm:

Da = 6 cm

= 0,9732 gr/

= 300rpm = 300/60 = 5 rps

84,462

4. Menghitung NPo (Power Number)

Untuk NaCl Kecepatan 300 rpm (Dengan Baffle)

= 965,255

Np = 1 (dari grafik Mc. Cabe Ed. 4)

5. Menghitung NFr (Bilangan Froud)

Tangki Berpengaduk Page 22


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Untuk NaCl Kecepatan 300 rpm:

6. Menghitung P (Power)

Untuk NaCl dengan kecepatan 300 rpm

965,255

Tangki Berpengaduk Page 23

Anda mungkin juga menyukai