Anda di halaman 1dari 7

DERMATITIS NUMULARIS

Dermatitis numular merupakan suatu peradangan dengan lesi yang


menetap, dengan keluhan gatal, yang ditandai dengan lesi berbentuk uang logam,
sirkular atau lesi oval berbatas tegas, umumnya ditemukan pada daerah tangan
dan kaki. Lesi awal berupa papul disertai vesikel yang biasanya mudah pecah
sehingga basah (oozing). Nama lain dari dermatitis nummular adalah ekzem
diskoid, ekzem numular, nummular eczematous dermatitis. Terdapat beberapa
klasifikasi dermatitis berdasarkan lokasi kelainan, penyebab, usia, faktor
konstitusi.

EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian dermatitis numular pada usia dewasa lebih sering terjadi
pada laki-laki dibandingkan wanita, onsetn puncaknya ya pada usia antara 55 dan
65 tahun. Pada wanita onset puncaknya pada usia 15 – 25 tahun. Penyakit ini
jarang terjadi pada anak-anak dibawah usia 1 tahun, hanya sekitar 7 dari 466 anak
yang menderita dermatitis numular dan frekuensinya cenderung meningkat sesuai
dengan peningkatan umur.
ETIOLOGI
Penyebab dermatitis numularis sampai saat ini belum diketahui. Namun
demikian banyak faktor predisposisi, baik predisposisi primer maupun sebagai
predisposisi sekunder telah diketahui sebagai agen etiologi. Staphylokokkus dan
mikrokokus diketahui sebagai penyebab langsung melalui mekanisme
hipersensitivitas. namun demikian, perannya secara patologis belum juga
diketahui. Dalam beberapa kasus, adanya tekanan emosional, trauma lokal seperti
gigitan serangga dan kontak dengan bahan kimia mungkin dapat mempengaruhi
timbulnya dermatitis numular, tetapi bukan merupakan penyebab utama. Penyakit
ini umumnya cenderung meningkat pada musim dingin, juga dihubungkan dengan
kondisi kulit yang kering dan frekuensi mandi yang sering dalam sehari akan
memperburuk kondisi penyakit ini.
PATOFISIOLOGI
Dermatitis numular merupakan suatu kondisi yang terbatas pada epidermis
dan dermis saja. Hanya sedikit diketahui patofisiologi dari penyakit ini, tetapi
sering bersamaan dengan kondisi kulit yang kering. Adanya fissura pada
permukaan kulit yang kering dan gatal dapat menyebabkan masuknya alergen dan
mempengaruhi terjadinya peradangan pada kulit. Suatu penelitian menunjukkan
dermatitis numularis meningkat pada pasien dengan usia yang lebih tua terutama
yang sangat sensitif dengan bahan-bahan pencetus alergi. Barrier pada kulit yang
lemah pada kasus ini menyebabkan peningkatan untuk terjadinya dermatitis
kontak alergi oleh bahan-bahan yang mengandung metal. Karena pada dermatitis
numular terdapat sensasi gatal, telah dilakukan penelitian mengenai peran mast
cell pada proses penyakit ini dan ditemukan adanya peningkatan jumlah mast cell
pada area lesi dibandingkan area yang tidak mengalami lesi pada pasien yang
menderita dermatitis numularis. Suatu penelitian juga mengidentifikasi adanya
peran neurogenik yang menyebabkan inflamasi pada dermatitis numular dan
dermatitis atopik dengan mencari hubungan antara mast cell dengan saraf sensoris
dan mengidentifikasi distribusi neuropeptida pada epidermis dan dermis dari
pasien dengan dermatitis numular. Peneliti mengemukakan hipotesa bahwa
pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya dari mast cell yang kemudian
berinteraksi dengan neural C-fibers dapat menimbulkan gatal. Para peneliti juga
mengemukakan bahwa kontak dermal antara mast cell dan saraf, meningkat pada
daerah lesi maupun non lesi pada penderita dermatitis numular. Substansi P dan
kalsitonin terikat rantai peptide meningkat pada daerah lesi dibandingkan pada
non lesi pada penderita dermatitis numular. Neuropeptida ini dapat menstimulasi
pelepasan sitokin lain sehingga memicu timbulnya inflamasi.

Penelitian lain telah menunjukkan bahwa adanya mast cell pada dermis dari
pasien dermatitis numular menurunkan aktivitas enzim chymase, mengakibatkan
menurunnya kemampuan menguraikan neuropeptida dan protein. Disregulasi ini
dapat menyebabkan menurunnya kemampuan enzim untuk menekan proses
inflamasi.

GEJALA KLINIS
Gejala – gejala yang umum pada dermatitis numularis, antara lain:
 Timbul rasa gatal
 Luka kulit yang antara lain makula, papul, vesikel, atau tambalan :
 Bentuk numular (seperti koin).
 Terutama pada tangan dan kaki.
 Umumnya menyebar.
 Lembab dengan permukaan yang keras.
 Kulit bersisik atau ekskoriasi.
 Kulit yang kemerahan atau inflamasi.

Secara umum, ada 3 bentuk klinis dermatitis nummular yang dapat dibedakan,
yaitu;
1. Dermatitis numular pada tangan dan lengan.
Kelainannya terdapat pada punggung tangan serta di bagian sisi atau punggung
jari-jari tangan. Sering dijumpai sebagai plak tunggal yang terjadi pada sisi reaksi
luka bakar, kimia atau iritan. Lesi ini jarang meluas.
2. Dermatitis numular pada tungkai dan badan.
Bentuk ini merupakan bentuk yang lebih sering dijumpai. Pada sebagian kasus,
kelainan sering didahului oleh trauma lokal ataupun gigitan serangga. Umumnya
kelainan bersifat akut, persisten dan eksudatif. Dalam perkembangannya, kelainan
dapat sangat edematous dan berkrusta, cepat meluas disertai papul-papul dan
vesikel yang tersebar. Pada Dermatitis numular juga sering dijumpai
penyembuhan pada bagian tengah lesi, tetapi secara klinis berbeda dari bentuk lesi
tinea. Pada kelainan ini bagian tepi lebih vesikuler dengan batas relatif kurang
tegas. Lesi permulaan biasanya timbul di tungkai bawah kemudian menyebar ke
kaki yang lain, lengan dan sering ke badan.

3. Dermatitis numular bentuk kering.


Bentuk ini jarang dijumpai dan berbeda dari dermatitis numular umumnya karena
di sini dijumpai lesi diskoid berskuama ringan dan multipel pada tungkai atas dan
bawah serta beberapa papul dan vesikel kecil di bagian tepinya di atas dasar
eritematus pada telapak tangan dan telapak kaki. Gatal minimal yang berbeda
sekali dengan bentuk dermatitis numular lainnya. Menetap bertahun-tahun dengan
fluktuasi atau remisi yang sulit diobati.

DIAGNOSIS
Dermatitis numular dapat didiagnosis berdasarkan anamnesis dan gejala
klinis. Tingkat gatal dan terjadinya likenifikasi akan membedakannya dari
neurodermatitis. Distribusi lesi biasanya pada kedua lutut, kedua siku dan kulit
kepala. Pada psoriasis, lesinya kering, skuamanya lebih tebal dan iritasinya lebih
ringan, patch test dan prick test akan membantu mengidentifikasikan penderita
dengan dermatitis kontak.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan laboratorium, tidak ada penemuan yang spesifik. Untuk
membedakannya dengan penyakit lain, seperti dermatitis karena kontak
diperlukan patch test dan prick test untuk mengidentifikasikan bahan kontak.
Pemeriksaan KOH untuk membedakan tinea dengan dermatitis numular yang
mempunyai gambaran penyembuhan di tengah. Jika ada kondisi lain yang sangat
mirip dengan penyakit ini sehingga sulit untuk menentukan diagnosisnya
(contohnya pada tinea, psoriasis) dapat dilakukan biopsi.

Gambaran histopatologi yang ditemukan pada lesi akut adalah spongiosis,


vesikel intradermal, serbukan sel radang, limfosit dan makrofag di sekitar
pembuluh darah. Pada lesi kronis ditemukan akantosis teratur, hipergranulosis,
dan hyperkeratosis dan spongiosis ringan.
I. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari dermatitis numularis antara lain :

1. Dermatitis atopik
Merupakan peradangan kulit yang kronis dan residif, disertai gatal, umumnya
terjadi pada masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan
kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita. Umumnya
pada pasien dengan lesi pada tangan. Patch test dan prick test dapat membantu
jika terdapat riwayat dermatitis atopik.

2. Dermatofitosis
Merupakan penyakit jamur yang menyerang kulit, yakni pada
jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum korneum
pada epidermis, rambut, dan kuku yang disebabkan oleh dermatofita.
Pada dermatosis dapat terlihat sebagai tinea dengan pinggir aktif,
bagian tengah agak menyembuh, tetapi secara klinis berbeda dari bentuk lesi
tinea. Pada dermatitis numularis bagian tepilebih vesikuler dengan batas relatif
kurang tegas dibandingkan tinea. Pada tinea, dapat dicari hifa dari sediaan
langsung untuk menegakkan diagnosis.

3. Pitiriasis rosea
Merupakan peradangan yang ringan dengan penyebab yang belum diketahui.
Banyak diderita oleh wanita yang berusia antara 15 dan 40 tahun terutama pada
musim semi dan musim gugur. Gambaran klinisnya bisa menyerupai dermatitis
numular. Tetapi umumnya terdapat sebuah lesi yang besar yang mendahului
terjadinya lesi yang lain. Lesi tambahan cenderung mengikuti garis kulit dengan
distribusi pohon cemara dan biasanya disertai dengan rasa gatal yang ringan. Lesi-
lesi tunggal berwarna merah muda terang dengan skuama halus. Bisa juga lebih
eritematus. Pitiriasis rosea berakhir antara 3-8 minggu dengan penyembuhan
spontan.
4. Psoriasis
Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif,
ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas, dengan skuama
yang kasar, berlapis, dan transparan. Disertai fenomena tetesan lilin, auspitz, dan
koebner.
TATALAKSANA
Penatalaksanaa pada dermatitis disusahakan menemukan penyebab atau faktor
yang memprovokasi terjadinya dermatitis. Diantaranya:.
1. Melindungi kulit dari trauma.
Karena pada jenis ini biasanya berawal dari trauma kulit minor. Jika ada trauma
pada tangan, gunakan sarung tangan supaya tidak teriritasi.
2. Emollients.
Emollients merupakan pelembab. Digunakan untuk mengurangi kekeringan pada
kulit. Contoh emollients yang sering digunakan antara lain ; aqueous cream,
gliserine dan cetomacrogol cream, wool fat lotions.

Pengobatan topikal:
1. Obat Antiinflamasi.
Diberikan untuk menghilangkan peradangan pada kulit dan mengurangi iritasi
kulit. Misalnya dengan pemberian preparat ter, glukokortikoid, takrolimus, atau
pimekrolimus. KS topikal yang diberikan contohnya triamcinolone 0,025-0,1%.

Pengobatan Sistemik
1. Antibiotik
Untuk mengobati jika terjadi infeksi sekunder.
2. Antihistamin oral.
Digunakan untuk mengurangi gatal. Biasa digunakan antihistamin golongan H1,
misalnya hidroksisin HCl.
3. Steroid sistemik.
Digunakan untuk kasus-kasus dermatitis numular yang berat, hanya dierikan
dalam jangka waktu pendek, diberikan prednilson dengan dosis oral 40-60 mg 4
kali per hari dengan dosis yang diturunkan secara perlahan-lahan. Hanya berguna
dalam beberapa minggu, dermatitis yang belum sembuh sempurna, dapat
ditangani dengan pemberian krim steroid dan emolilients.

PROGNOSIS
Pasien perlu untuk diberitahukan tentang perkembangan atau perjalanan
penyakit dari dermatitis numular yang cenderung sering berulang. Mencegah atau
menghindari dari faktor-faktor yang memperburuk atau meningkatkan frekuensi
untuk cenderung berulang dengan menggunakan pelembab pada kulit akan sangat
membantu mencegah penyakit ini. Dari data pengamatan, didapatkan 22%
sembuh, 25% pernah sembuh beberapa minggu hingga tahun, dan 53% tidak
bebas lesi tanpa pengobatan.

Daftar Pustaka
1. Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2009.
2. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrews’ Diseases of the Skin Clinical
Dermatology. Eleventh Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2011.
3. Budimulja U. Mikosis. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi
Kelima. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.
4. Djuanda A. Dermatosis Eritroskuamosa. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2009.

Anda mungkin juga menyukai