Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Salah satu sistem yang penting di dalam PLTD yang penulis akan bahas yaitu:
Sistem Pemeliharaan dan Sistem pendingin Mesin Diesel pada PLTD Taman sektor
pembangkitan Lombok Nusa Tenggara Barat.
1
1.2 Tujuan
Laporan Praktik Kerja ini bertujuan untuk mendokumentasikan ilmu dan
pengalaman yang didapatkan serta aktivitas yang telah dilakukan oleh penyusun selama
menjalankan praktek kerja di PL Taman Sektor Pembangkitan Lombok PT PLN
(Persero) Nusa Tenggara Barat, Indonesia .
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
ini, antara lain:
a) Untuk memenuhi salah satu mata kuliah pada kurikulum yang diterapkan pada
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram.
b) Memperluas wawasan tentang mesin diesel.
c) Memahami sistem pemeliharaan mesin PLTD.
d) Memahami sistem pendingin mesin PLTD
e) Menambah pengalaman mahasiswa di dunia kerja sebagai bekal setelah lulus
dari perkuliahan.
1.3 Manfaat
Dengan adanya pelaksanaan program Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini
diharapkan memberikan manfaat kepada mahasiswa, perguruan tinggi dan institusi atau
perusahaan.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari Praktek Kerja Lapangan ini yaitu:
1. Bagi Mahasiswa
a) Dapat mengembangkan sikap profesionalisme yang bertanggung jawab
sebagai persiapan untuk memasuki dunia kerja.
2
2. Bagi Perguruan Tinggi
a) Perguruan tinggi dapat dikenal dan mengadakan hubungan kemitraan
dengan perusahaan tempat mahasiswa melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan (PKL).
b) Mengetahui sejauh mana kemampuan daya serap mahasiswa selama
mengikuti perkuliahan.
c) Sebagai bahan evaluasi dalam bidang akademik untuk pengembangan dan
peningkatan mutu pendidikan.
3. Bagi Perusahaan/Instansi
a) Mampu melihat kemampuan potensial yang dimiliki mahasiswa peserta
Praktek Kerja Lapangan, sehingga akan lebih mudah untuk perencanaan
peningkatan di bidang Sumber Daya Manusia (SDM).
b) Bagi perusahan yang baru dapat dijadikan untuk mengenalkan perusahaan
tersebut kepada mahasiswa sehingga mahasiswa tertarik untuk bekerja pada
perusahaan tersebut.
c) Sebagai wadah penyerapan karyawan atau tenaga kerja.
3
a) Metode Studi Literatur ( Kepustakaan)
Metode studi literatur ini dilakukan dengan cara mencari referensi dari
buku-buku dan browsing lewat internet untuk menambah pengetahuan yang
berkaitan dengan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan untuk menunjang dalam
penulisan laporan.
b) Metode Observasi
Metode ini digunakan penyusun untuk meninjau langsung permasalahan
pada saat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan seperti mengamati proses
pembangkitan listrik menggunakan tenaga diesel.
c) Metode Wawancara
Metode ini dilakukan penulis untuk mengumpulkan informasi dengan
melakukan tanya jawab langsung dengan teknisi atau pembimbing di lapangan.
4
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Pemeliharaan dan Sistem
Pendingin Mesin Diesel pada PLTD Taman sektor pembangkitan Lombok Nusa
Tenggara Barat.
BAB V PENUTUP
Merupakan bagian akhir yang berisikan kesimpulan dan saran yang didapatkan
dari pembahasan.
5
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
PT. PLN (Persero) Wilayah NTB Sektor Pembangkitan Lombok adalah salah
satu unit bisnis dari PT. PLN (Persero) yang berkedudukan di Mataram,dibentuk
berdasarkan surat keputusan Direksi PT.PLN (Persero) No.087.K/010/2002 tanggal 25
Juni 2002, sebagai unit pelaksana dan penanganan khusus bidang pembangkitan yang
bertanggung jawab untuk memproduksi energi listrik (kWh) sesuai dengan kebutuhan
listrik di Pulau Lombok. Dalam hubungan kerja organisasi PT PLN (Persero) wilayah
NTB, memiliki garis kewenangan dengan PLTD Ampenan, PLTD Ampenan dan PLTD
Paokmotong. dan beberapa unit mesin sewa serta PLTMH.
Sistem distribusi PLN Sektor Pembangkitan Lombok terbagi menjadi dua
sistem, Sistem Barat dan Sistem Timur. Sistem Barat dipasok oleh PLTD Ampenan,
PLTD Taman, PLTU Jeranjang, dan beberapa unit mesin sewa serta PLTMH. Sistem
Timur dipasok oleh PLTD Paok Motong dan unit mesin sewa serta PLTMH. Untuk
memasok listrik di pulau-pulau kecil, saat ini sudah terinter koneksi menggunakan
kabel bawah laut.
Disamping itu, untuk mendukung pasokan listrik, di ketiga pulau-pulau kecil
saat ini seperti : Gili trawangan, Gili Air dan Gili Meno sudah menggunakan
pembangkit listrik renewable dengan energi tenaga surya (PLTS on-grid). Daya
terpasang dari PLTS mencapai 820 kilowatt (Kw), terdiri dari PLTS di Gili Air
memiliki kapasitas 160 Kw, PLTS Gili Meno sebesar 60 Kw dan PLTS Gili
Terawangan sebesar 600 Kw.
6
2.1.1 Pembagian Sektor Pembangkit PT. PLN (Persero) Wilayah NTB
42.13%
55.19%
Sewa
IPP
Mesin Sendiri
2.68%
7
2.2. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Taman
8
2.2.1 Struktur Organisasi PLTD Taman
9
Gambar 2.4 Struktur Organisasi PLTD Taman
Adapun tugas pokok, wewenang dan tangung jawab dari masing-masing bagian
pada struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penanggung Jawab
Tugas pokok adalah bertangung jawab atas pencapaian produksi tenaga listrik
secara efisien dengan mutu dan kehandalan yang baik dengan berorientasi kepada
pemenuhan kebutuhan pelanggan serta bertangung jawab atas pengelolaan dan
pemeliharaan seluruh aset perusahaan yang menjadi tangung jawab unitnya. Manajer
PLTD Taman berkoordinasi dengan manager PLTD Ampenan, karna PLTD Taman saat
ini menjadi sektor pembangkit pembantu di bawah pimpinan Manajer PLTD Ampenan,
dimana setelah melakukan koordinasi Manajer Sektor Ampenan melaksanakan tugas
pokoknya dibantu oleh asisten manajer.
2. Administrasi
Tugas pokok Administrasi adalah :
a.bertangung jawab terhadap pelaksanaan dan pembinaan kegiatan kesekteriatan
dan rumah tangga kantor
b. pelaksanaan pembinaan dan administrasi Sumber Daya Manusia,
pengelolaan Sistem Manajemen Unjuk Kerja pagawai
10
c. merencanakan pendidikan dam pelatihan pegawai
11
2.3 Fasilitas utama area PLTD Taman
2.3.1 Kantor Utama
Kantor utama ini merupakan fasilitas yang tersedia di lingkungan PLTD
Taman, Di tempat inilah Manager dan seluruh karyawan melakukan segala aktifitas
kantor dan penyimpanan berkas-berkas yang dibutuhkan perusahaan.
12
2.3.2 Area pembangkit
Area pembangkit ini merupakan salah satu fasilitas terpenting di area PLTD
Taman. Di tempat ini seluruh mesin-mesin baik mesin sewa, maupun mesin milik
perusahaan ditempatkan. Area pembangkit cukup luas untuk menempatkan seluruh
mesin pembangkit dan komponen pendukung mesin lainnya, seperti separator oil,
booster unit, pipa air, pipa bahan bakar, dan sebagainya. Disini juga tersedia musholla
untuk memudahkan tenaga kerja melaksanakan ibadah Shalat.
13
Gambar 2.7 Tools room
2.3.4 Workshop/Bengkel
Seiring berjalannya operasi mesin di PLTD Taman, dibutuhkan perawatan
berkala agar kinerja mesin pembangkit dan komponen lainnya bisa bekerja secara
optimal. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pergantian spare part dan perbaikan.
Untuk itu dibuatlah sebuah tempat untuk perbaikan seperti las, bor dll, dan menyimpan
segala jenis spare part di perusahaan ini. Jadi apabila dilakukan pergantian spare part
kita hanya cukup dengan mencari spare part yang dibutuhkan di ruangan ini.
14
2.3.5 Control room
Ruangan ini merupakan ruang untuk mengontrol segala jenis operasi mesin di
perusahaan ini. Disinilah operator PLTD Taman mencatat semua kinerja mesin,
seperti daya, tegangan, arus, kecepatan mesin, temperatur mesin, volume oli, dan lain-
lain. Ruangan cukup nyaman karena dilengkapi dengan AC.
15
Gambar 2.10 Water Treatment/Pengolahan Air
16
Gambar 2.12 Daily Tank / Tangki Harian
17
2.4 Uraian Beban Kerja
2.4.1 Seksi pemeliharaan mesin (tugas mekanik)
Tugas utama:
1. Melaksanakan pemeliharaan semua komponen peralatan mekanik mulai dari
pemeliharaan rutin, periode, prediktif, dan korektif
2. Mengusulkan kebutuhan material untuk kelancaran pemeliharaan
3. Mengidentifikasi peralatan mekanik yang harus dilakukan perawatan dan atau
penggantian material
4. Mengevaluasi performance hasil perawatan peralatan mekanik
5. Melakukan pembinaan kepada pegawai mekanik/teknisi yang menjadi
tanggung
jawabnya.
18
jawabnya.
19
2.6 Potensi Bahaya
Potensi-potensi bahaya di PLTD Taman antara lain:
2.6.1 Ledakan
Tempat yang rawan terjadi ledakan adalah di lingkungan tangki penampung
bahan bakar terutama pada saat mesin beroperasi resiko timbul ledakan sangat mungkin
terjadi. Ledakan ini dapat terjadi jika ada kebocoran pada tangki ataupun saluran bahan
bakar lainnya, sehingga dapat menimbulkan ledakan jika terkena api sekecil apapun
tanpa terkecuali puntung rokok.
Proses pembakaran pada mesin diesel menggunakan bahan bakar solar serta
MFO yang mudah terbakar dan meledak pada tangki penampungan. Potensi bahaya
ledakan ini tentunya akan membawa dampak yang merugikan perusahaan, yaitu dapat
menimbulkan kekacauan dan terhentinya proses produksi listrik, kerusakan mesin serta
dapat menimbulkan dampak bagi keselamatan kerja.
2.6.2 Kebakaran
Sumber potensi bahaya kebakaran ini berasal dari penggunaan energi listrik
bertegangan tinggi pada unit pembangkit tenaga listrik, tangki bahan bakar, oli bekas
dan saluran bahan bakar serta material lain yang mempunyai karakteristik mudah
terbakar pada suhu tertentu. Tempat yang berpotensi terjadinya kebakaran adalah
elektrolitik refining, PLTD, dan ruang pensuplai bahan bakar.
20
Upaya pencegahan dan pengendalian untuk bahaya kebakaran yang dilakukan
di PLTD Taman adalah sebagai berikut:
1. Penyediaan APAR yang selalu di cek secara rutin.
2. Pemasangan hidrant.
3. Penyemprotan debu terhadap instalasi listrik.
4. Dibuatnya jalur evakusi bila terjadi kebakaran serta nomor yang harus dihubungi
ketika terjadi kebakaran yang tertempel di pintu-pintu.
5. Adanya mekanisme pemadam kebakaran.
6. Pelatihan pemadam kebakaran.
7. Adanya tim tanggap darurat kebakaran.
8. Tes simulasi kebakaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk melatih tenaga
kerja ketika terjadi kebakaran.
21
2.7 Inspeksi Keselamatan Kerja
Inspeksi dilakukan sebagai upaya untuk mendeteksi secara dini adanya potensi
dan faktor bahaya di tempat kerja dan segera memperbaikinya sebelum potensi tersebut
menyebabkan suatu kecelakaan. Potensi berasal dari kondisi tidak aman contohnya
kondisi lantai yang licin dan sudah rusak , atau ada kabel yang muncul dari permukaan
lantai. Tindakan yang tidak aman seperti merokok di lokasi kerja ketika waktu bekerja,
bercanda saat melakukan perkerjaan, tidak menggunakan safety helmet dan tidak
menggunakan masker yang telah disediakan perusahaan. Inspeksi yang dilakukan juga
meliputi kebersihan lingkungan, serta penggunaan alat pelindung diri yang telah
disediakan.
Alat pelindung diri yang telah disediakan oleh PLTD Taman adalah sebagai
berikut :
Pelindung Kepala
Safety Shoes (Pelindung Kaki)
Safety Glove (Sarung Tangan)
Alat Pelindung Pernapasan
Kaca Mata Pengaman
Face Sheild (Pelindung Muka)
Apron
Pelindung Telinga(ear plug)
2.8 Sistem 5 R
Sistem 5 R yang diterapkan di PLTD Taman adalah sebagai berikut:
Ringkas,
Hanya menyimpan yang diperlukan.
Rapi,
Semua ada tempatnya dan berada pada tempatnya
Resik,
Membersihkan sambil melakukan control
Rawat,
Melaksanakan dan patuh pada semua peraturan 5 R
22
Rajin,
Telah menjadi budaya kerja dan kebiasaan.
23
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
24
2. Penyaring bahan bakar.
3. Tangki penyimpanan bahan bakar sementara (bahan bakar yang disaring).
4. Pengabut (nozel)
5. Mesin diesel.
6. Turbo charger.
7. Penyaring gas pembuangan.
8. Tempat pembuangan gas (bahan bakar yang disaring).
9. Generator.
10. Trafo.
11. Saluran transmisi.
b) Kekurangan :
o Kapasitas mesin diesel terbatas.
o Pemeliharaan harus lebih diperhatikan.
o Menimbulkan suara bising.
o Membutuhkan waktu pemanasan yang lebih lama pada saat start dalam
kondisi dingin.
o Menimbulkan polusi yang lebih tinggi.
o Biaya operasional lebih tinggi.
25
3.2. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
Adapun prinsip kerja dari mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, antara lain :
1. Bahan bakar di dalam tangki penyimpanan bahan bakar dipompakan ke dalam
penyimpanan sementara namun sebelumnya disaring terlebih dahulu. Kemudian
disimpan di dalam tangki penyimpanan sementara (daily tank).Jika bahan bakar
adalah bahan bakar minyak (BBM) maka bahan bakar dari daily tank
dipompakan ke Pengabut (nozzel), di sini bahan bakar dinaikan temperaturnya
hingga manjadi kabut. Sedangkan jika bahan bakar adalah bahan bakar gas
(BBG) maka dari daily tank dipompakan ke convertion kit (pengatur tekanan
gas) untuk diatur tekanannya.
26
Gambar 3.3 Komperssor dan turbocharger
(Sumber : www.bersamabelajaruntuktahu.blogspot.com
,di akses tanggal 13 februari 2018 jam 07.30 wita)
3. Udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi dimasukan ke dalam ruang
bakar (combustion chamber).
27
4. Bahan bakar dari convertion kit , nozzel (untuk BBM) kemudian diinjeksikan ke
dalam ruang bakar (combustion chamber).
28
6. Ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang kemudian pada
poros engkol dirubah menjadi energi mekanis. Tekanan gas hasil pembakaran
bahan bakar dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros
engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik
(reciprocating).Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh
poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga
diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.
7. Poros engkol mesin diesel digunakan untuk menggerakan poros rotor generator.
Pada generator energi mekanis ini dirubah menjadi energi listrik sehingga terjadi
gaya gerak listrik (ggl).Ggl terbentuk berdasarkan hukum faraday. “Hukum
faraday menyatakan bahwa jika suatu penghantar berada dalam suatu medan
magnet yang berubah-ubah dan penghantar tersebut memotong gais-garis gaya
magnet yang dihasilkan maka pada penghantar tersebut akan diinduksikan gaya
gerak listrik.”
8. Tegangan yang dihasilkan generator dinaikan tegangannya menggunakan trafo
step up agar energi listrik yang dihasilkan sampai ke beban. Prinsip kerja trafo
berdasarkan hukum ampere dan hukum faraday yaitu arus listrik dapat
menimbulkan medan magnet dan medan magnet dapat menimbulkan arus
listrik.Jika pada salah satu sisi kumparan pada trafo dialiri arus bolak-balik
maka timbul garis gaya magnet berubah-ubah pada kumparan terjadi induksi.
Kumparan sekunder satu inti dengan kumparan primer akan menerima garis
gaya magnet dari primer yang besarnya berubah-ubah pula, maka di sisi
sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara dua ujung kumparan terdapat
beda tegangan
9. Menggunakan saluran transmisi energi listrik dihasilkan/dikirim ke beban. Di
sisi beban tegangan listrik diturunkan kembali menggunakan trafo step down
(jumlah lilitan sisi primer lebih banyak dari jumlah lilitan sisi sekunder).
29
Gambar 3.7 saluran transmisi listrik
(Sumber : www.bersamabelajaruntuktahu.blogspot.com
,di akses tanggal 13 februari 2018 jam 07.16 wita)
Berikut ini adalah skema dasar dalam pembangkit listrik tenaga diesel.
30
b) Di dalam diesel engine, solar yang dipakai sebagai bahan bakar, menghasilkan
energi untuk memutar generator yang kemudian menghasilkan listrik yang
dihubungkan ke trafo dan gardu listrik.
c) Pada proses PLTD satu hal yang sangat perlu diperhatikan adalah sistem
pendingin pada minyak pelumasan mesin (sistem yang sama dipakai pada
kendaraan bermotor). Sistem pendingin yang dipakai biasanya adalah sistem
heat exchanger dan sistem radiator atau kedua sistem ini digabungkan.
d) Heat exchanger adalah sistem pendingin minyak pelumas, dimana air digunakan
sebagai sarana pendingin. Proses heat exchanger ini memiliki konsep yaitu, air
pendingin dialirkan terus dari sumber air terdekat seperti danau, sungai ataupun
kolam buatan.Air terus dialirkan secara konstan melalui pipa-pipa yang
kemudian dihubungkan dengan pipa minyak pelumas. Pada aplikasi tertentu,
pipa air pendingin ini akan ‘menyelimuti’ pipa minyak pelumas, sehingga
terjadi perpindahan suhu tinggi dari minyak ke suhu rendah (heat exchanging)
dari air, yang menyebabkan suhu minyak menjadi berkurang.Sedangkan air
yang memiliki suhu yang lebih tinggi akan dialirkan kembali menuju sumber
air. Berikut seterusnya sistem ini bekerja.
e) Sedangkan untuk sistem pendingin radiator (aplikasi yang sama pada kendaraan
bermotor), minyak pelumas didinginkan dengan menggunakan kipas
radiator.Dimana pada sistem ini mengaplikasikan konsep perpindahan suhu
melalui radiasi, kipas radiator yang terus berputar akan menghasilkan angin
untuk mendinginkan minyak pelumas.
Pada sistem Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD), ada beberapa sistem yang
perlu diperhatikan yaitu :
31
a. Sistem udara dan gas buang
Gambar 3.9 Diagram Sistem Udara Masuk Dan Gas Buang Pielstick PLTD Taman
32
b. Sistem Starter
33
1. Kecepatan cukup. Kecepatan menstart tergantung pada jenis dan ukuran mesin,
keadaannya dan suhu udara sekeliling. Apabila kecepatan menstart tidak
mencukupi maka akan menurunkan tekanan kompresi dan suhu pada akhir
langkah dibawah yang diperlukan untuk menyalakan bahan bakar yang
diinjeksikan.
2. Perbandingan kompresi tepat. Kalau perbandingan kompresi tidak cukup tinggi
maka suhu akhir dari pengisian udara tekan juga akan terlalu rendah untuk
penyalaan.
Menggunakan metode penstater udara dalam menjalankan awal mesin, salah
satu alasan menggunakan penstater udara untuk mesin besar seperti ini adalah bahwa
udara tekan mudah untuk diproduksi, mudah untuk disimpan dan sebagai gas
berkelakuan selama ekspansi mirip dengan gas pembakaran dalam silinder.Penstater
udara sangat sesuai untuk mesin diesel besar yang memerlukan penggunaan energi
besar dalam waktu singkat. Penekanan udara ke dalam tangki dan penggunaan udara
dari tangki dapat memberikan energi yang diperlukan sejumlah berapapun yang
dikehendaki. Tekanan udara penstater pada suatu mesin diesel biasanya 150 sampai 300
psi, mesin injeksi udara mempunyai kompresor udara tekanan tinggi dan untuk
memperkecil ukuran tangki udara, digunakan tekanan udara dari 500 sampai 700 psi.
Volume tangki udara yang diperlukan untuk menstart mesin dapat diambil
sebesar 15 sampai 20 kali lipat perpindahan torak total untuk mesin kecil. Udara tekan
yang digunakan untuk menstart dapat dikembalikan dalam jangka waktu yang relatif
lama setelah mesin distart, oleh sebab itu kompresor udara bisa kecil dan tidak
memerlukan banyak daya. Kompresor dapat digerakkan langsung dari mesin atau dari
sumber daya terpisah, misalnya motor bakar kecil yang distart dengan tangan atau
motor listrik.
34
c. Sistem Pelumasan
35
Agar mesin Diesel dapat beroperasi dengan baik, aman, ekonomis dan optimal,
maka harus ditunjang dengan sistem pelumasan yang baik . Pelumasan ini berfungsi
sebagai pelicin, pendingin, perapat, pembersih, pencegah korosi dan peredam kejut.
Temperatur inlet jacket cooling Water 70 s/d 80oC dan temperatur outlet sekitar
85 s/d 95oC dengan tekanan 2,5 – 3,5 bar. Karena air yang masuk ke engine tidak akan
sama dengan jumlah air yang keluar (karena adanya penguapan) dan untuk memberikan
air pendingin mesin secara kontinu, maka sistem pendinginan dilengkapi primary
cooling water expansi tank.
36
e. Sistem Bahan Bakar
37
tertutup dan kerja pompa transfer akan berhenti.Setelah itu, MFO akan dibersihkan di
dalam purifier. Namun untuk memudahkan proses penjernihan di purifier, maka bahan
bakar tersebut dilewatkan pada suatu saringan awal (Strainer), lalu dipanaskan pada
suatu Steam Heater (uap diambil dari boiler gas buang) dan Electric Heater hingga
mencapai suhu 80oC dengan tekanan masuk ke purifier 2 – 3 bar.
Jika aliran bahan bakar telah mencapai suhu yang diinginkan, maka setelah
melewati Steam Heater, bahan bakar tersebut tidak dipanaskan lagi pada Electiric
Heater. Tetapi jika suhu belum mencapai suhu tersebut, maka bahan bakar MFO
dipanaskan lagi oleh Electric Heater.Setelah melewati heater, bahan bakar masuk ke
purifier yang di dalamnya terdapat piringan-piringan (disc) yang berputar dengan
kecepatan putaran tinggi (sekitar 5500 rpm). Karena tingginya putaran purifier ini
menghasilkan gaya sentrifugal, sehingga elemen yang berat akan terlempar lebih jauh
dan selanjutnya akan terpisah dengan yang lainnya. Bagian yang berat akan terkumpul
di bawah (yang berupa kotoran), sedangkan bagian tengah merupakan cairan bahan
bakar yang akan dialirkan ke service tank.
Purifier ini merupakan alat yang berfungsi memisahkan cairan bahan bakar
dengan zat yang lain dengan gaya sentrifugal berdasarkan perbedaan berat jenis cairan
yang dipisahkan (berat jenis MFO = 0,945 Kg/It).Setelah bahan bakar diyakinkan
bersih, maka bahan bakar tersebut dialirkan ke service tank. Dimana dalam service tank
ini, temperatur bahan bakar diharapkan tidak kurang 60oC. Service tank ini juga
mempunyai level indicator untuk mengetahui tinggi rendahnya cairan serta memberikan
signal maksimum dan minimum level.kemudian MFO di aliri menuju tangki
harian(Day Tank) adalah tangki pengumpul untuk MFO yang telah
dipurifikasi,Selanjutnya MFO menuju Fuel Oil Mixing Tank sebelum masuk ke engine.
Sebelum masuk ke Mixing tank, bahan bakar melewati flowmeter (untuk mengukur dan
mengamati jumlah aliran bahan bakar) dan power modul (Change Over Valve) sebagai
katup pemisah aliran antara HSD dengan MFO, lalu melewati kembali steam heater dan
electric heater hingga mencapai temperatur 90oC. Setelah melewati oil mixing tank,
bahan bakar tersebut dialirkan melewati Strainer (saringan terakhir) sebelum masuk
keruang bakar.
38
Aliran Bahan Bakar High Speed Diesel (HSD)
Aliran bahan bakar HSD hampir sama dengan MFO, tetapi sistem aliran bahan
bakar MFO harus melewati settling tank dan disaring melalui purifier. Hali ini
disebabkan karena MFO cenderung lebih mudah terkontaminasi dengan unsur-unsur
lain seperti tanah, air, timbal (Ti), sulfur (S). Sedangkan HSD cenderung lebih cepat
terdeteksi, jika bercampur dengan zat lain.HSD mengalir dari tangki bulanan bulanan
menuju tangki harian (service tank), kemudian menuju Change Over Valve melewati
Flowmeter. Setelah melewati Flowmeter ini, HSD dipompa ke Fuel Oil Mixing Tank,
disalurkan melalui strainer menuju ke mesin.
Bahan bakar MFO dan HSD dimasukkan ke mesin dengan menggunakan Fuel
Injection Pump dan Injektor. Bahan bakar dipompakan menggunakan Injection Pump
dengan tekanan tinggi ke injector, kemudian dikabutkan oleh injector ke silinder sesuai
dengan urutan waktunya penyalaan / pembakaran (firing order) masing-masing
sillinder.Agar diperoleh pendistribusian daya yang seimbang pada sepanjang bentangan
poros, maka penyalaan tidak diurut 1 – 2 – 3 dst, namun dibuat berselang-seling.
Sedangkan pengaturan jumlah pemakaian bahan bakar diatur oleh Governor, agar
putaran mesin tetap konstan, meskipun bebannya berubah-ubah.
39
40