BOOK
MENUJU #INDONESIA2030
Bandung - I N D O N E S I A
© 2017
© September 2017
INSPIRATOR MUDA NUSANTARA
Facebook : www.facebook.com/inspiratormudanusantara
Email : inspiratormudanusantara@gmail.com
KATA PENGANTAR
Dunia pada abad ke-21 ialah dunia yang sangat kompleks baik dengan
segala kemajuan peradabannya maupun dengan berbagai permasalahan
yang muncul. Dunia tak sanggup lagi untuk mengandalkan teori dan
paradigma abad ke-20 yang tentunya menjadi sangat kurang relevan dengan
situasi dan kondisi yang terjadi sekarang ini.
Generasi manusia yang hidup pada zaman ini, terutama generasi
millennial dan generasi Z tentunya wajib diperlengkapi dengan wawasan dan
pengetahuan yang baik dan komprehensif sebelum mereka mengembangkan
keterampilan dan menimba pengalaman. Generasi muda sudah seharusnya
menjadi agen transformasi dunia menuju arah yang lebih baik sehingga masa
depan mereka pun menjadi lebih gemilang.
Dunia yang lebih baik tentu tercipta dari sebuah perubahan dan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) berusaha keras menciptakan
perubahan tersebut melalui Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals). SDGs dengan prinsip “Leave No One Behind” ini
diharapkan mampu menjadi paradigma universal pembangunan global yang
tentunya mengarahkan setiap orang di belahan dunia manapun, kebangsaan
apapun, dan dari berbagai latar belakang untuk terlibat aktif dan positif.
Banyak konferensi, diskusi, seminar, forum yang telah membahas SDGs
namun masih sangat jarang yang berupa buku. E-guidebook mengenai SDGs
ini hadir dan dipublikasikan dalam rangka memperingati 2 tahun pelaksanaan
SDGs dan untuk lebih mengenalkan lagi kepada masyarakat luas di Indonesia
khususnya generasi muda mengenai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Masih 13 tahun lagi hingga 2030 dan Indonesia harus bekerja bersama untuk
mencapainya dimana Inspirator Muda Nusantara pun ambil bagian
didalamnya. Semoga bermanfaat dan salam inspirasi!
UCAPAN TERIMA KASIH
Kami menghaturkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena oleh karunia dan anugerahNya lah, kami dapat menyusun dan
menyelesaikan e-guidebook SDGs ini. Niat baik ini tentu berasal dari
keinginan kami sebagai organisasi komunitas pemberdayaan pemuda di
Indonesia untuk mencerahkan generasi muda tanah air akan pengetahuan
global tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Kami mengucapkan terima kasih kepada United Nations Sustainable
Development Solutions Network (UN-SDSN) dan UN SDSN Youth atas
kerjasama kemitraan yang telah dibangun sejak 2015 melalui inisiatif founder
kami, Stevie Leonard Harison. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
United Nations Institute for Training and Research (UNITAR) atas kursus online
gratis (free online learning) mengenai The 2030 Development Agenda.
Kami berterimakasih kepada Together 2030 sebagai umbrella group,
Asia Pacific Regional CSO Engagement Mechanism (AP-RCEM), dan the
Global Institute for Youth. Lalu kepada para kontributor “Perspektif Kamu”:
Taufan Teguh Akbari (Rumah Millennial), Achmad Zulfikar (Asosiasi Sarjana
Hubungan Internasional Indonesia), Putri Agustina (Indonesia Volunteering
Hub), Rahyang Nusantara (SDSN Youth Indonesia), Pardi Pay (Youth for
Climate Change Indonesia), dan Robinson Sinurat (Youth for Sustainable
Development). Kemudian untuk mitra distribusi e-guidebook SDGs:
Bulukumba Satu Cinta (BSC), Islam versus Reality (IVR), Teman Sebaya,
Yayasan Dunia Bebas Narkoba, dan Yayasan The Way to Happiness, serta
Youth for Human Rights International chapter Indonesia.
Pada akhirnya kami berterimakasih kepada pihak-pihak baik
perorangan maupun kelompok yang tidak dapat disebutkan satu per satu
yang telah mendukung kami baik secara moral maupun material.
PENGERTIAN DAN PENTINGNYA SDGS
Selain itu, momen paling awal dari dimulainya Post-2015 process adalah pada
saat September 2013 dimana Majelis Umum PBB (UN General Assembly)
mengadakan Special Event terkait dengan akan berakhirnya MDGs pada
tahun 2015. Sejak itulah, Post-2015 Process berlangsung untuk menghasilkan
the 2030 Development Agenda.
Agenda Pembangunan 2030 mengandung 5 asas yang tak terpisahkan yang
disebut 5 “P”, yakni sebagai berikut:
Fakta menyebutkan 2 kelemahan utama MDGs yakni terlalu fokus pada isu-isu
pembangunan sosial dan terlalu bergantung pada kebijakan pemerintah.
Pada perjalanannya, MDGs ini sesungguhnya lebih diarahkan pada negara-
negara berkembang, sementara mayoritas negara maju dapat dikatakan telah
hampir memenuhinya. Ketimpangan (disparity) inilah yang kemudian
menyebabkan kurang suksesnya pencapaian target MDGs secara global.
Terlebih bahwa, 2 kutub pengaruh utama selain pemerintah yakni perusahaan
(corporate sector) dan organisasi non-pemerintah (non-governmental
organizations / NGOs) dapat dikatakan secara umum bahwa pasif terhadap
implementasi MDGs mengingat karakteristik sistem pelaksanaannya yang
terlalu bergantung pada pemerintah (government-centered).
Maka itu, untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada MDGs,
pendekatan yang semula bersifat top-down mengingat MDGs terlalu bersifat
inter-governmental dan exclusively UN-owned diubah kemudian menjadi
bottom-up dimana SDGs mengedepankan participatory approach dengan
melibatkan banyak aktor non-pemerintah (kalangan akademisi, sektor usaha,
serta masyarakat sipil termasuk masyarakat adat, perempuan, pemuda, dan
anak-anak) serta lebih bersifat terbuka (inclusive).
MDGs SDGs
8 Tujuan 17 Tujuan
Secara dominan menggunakan Mengutamakan bottom-up
top-down approach approach
Fokus besar hanya pada aspek- Fokus lebih banyak namun
aspek pembangunan sosial integratif, meliputi aspek sosial
dan budaya, ekonomi, dan
lingkungan hidup.
Lebih dititikberatkan untuk Diperuntukkan bagi semua
negara-negara berkembang negara tanpa terkecuali
dan miskin
Salahsatu tahap terpenting dalam transformasi MDGs ke SDGs ini yang juga
termasuk dalam Post-2015 Process adalah High Level Political Forum (HLPF) on
Sustainable Development dimana kepemimpinan politik negara maju dan
negara berkembang dikombinasikan demi akselerasi pembangunan dunia.
Presiden Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono adalah salahsatu dari 3
figur yang ditunjuk oleh Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon selain Presiden
Liberia dan Perdana Menteri Inggris untuk memimpin tahapan HLPF itu.
Pertanyaannya, mengapa MDGs yang hanya 8 Tujuan kini berlipat tujuannya
setelah menjadi SDGs yang terdiri dari 17 Tujuan?
PBB (UN) sendiri menyadari bahwa membuat SDGs relevan bagi seluruh dan
setiap warga dunia bukanlah hal mudah, oleh sebab itu PBB merangkul semua
pihak dan kelompok kepentingan untuk turut serta me-lokal-kan (localizing)
dan meng-internal-kan (internalizing) SDGs seraya bersama-sama beraksi
demi capaian pembangunan dunia pada tahun 2030 yang jauh lebih baik dan
berkualitas. PBB berusaha untuk menghindari stigma ‘one size fits all’ karena
paham bahwa setiap negara memiliki tantangan dan pendekatan solusinya
tersendiri. PBB hanya menetapkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan secara
universal, namun seluruh aspek pelaksanaannya bergantung pada kebijakan-
kebijakan nasional.
KONTEKSTUALISASI
SDGs DI INDONESIA
Nilai-nilai universal di abad ke-21 tentu ada yang mudah terserap ataupun
yang tidak mudah terserap oleh warga dunia bahkan bisa saja menimbulkan
resistensi. SDGs yang telah disepakati bulat oleh seluruh negara anggota PBB,
termasuk oleh Indonesia, pada September 2015 lalu telah menciptakan
suasana berbeda dibanding MDGs sebelumnya. Adanya participatory
approach pada proses Agenda Pembangunan Pasca 2015 telah mendorong
SDGs lebih terpublikasi dibandingkan MDGs karena aktor-aktor non-
pemerintah secara langsung dan aktif mempromosikan apa-apa saja yang
tercakup dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Dalam konteks Indonesia, publik secara luas belum terlalu memiliki
kesadaran akan pentingnya pengetahuan dinamika internasional sehingga
keterlibatan masyarakat Indonesia dalam pembangunan global masih jauh
dari optimal. Meskipun begitu, optimisme harus tetap ada, proses
pembangunan nasional cepat atau lambat harus terintegrasi dengan proses
pembangunan global. Terlebih mengingat bahwa cita-cita 100 tahun
kemerdekaan Indonesia yakni pada tahun 2045 negara ini akan menjadi
salahsatu negara dengan tingkat perekonomian terbesar dunia. Kuncinya ada
pada kontekstualisasi yakni me-lokal-kan (localizing) dan meng-internal-kan
SDGs (internalizing) kedalam berbagai lini dan dimensi pembangunan
nasional tanah air. Kontekstualisasi itu bagaikan resep khusus yang tidak
sembarang diberikan dokter pada pasiennya mengingat setiap pasien
memiliki kondisi medis berbeda dan tentu ada pertimbangan khusus.
Begitupun pada tingkatan negara dengan pembangunannya.
Hal tersebut tentu dengan mengadopsi inclusive and participatory approach
pula, pemerintah hanya regulator namun masyarakatlah yang lebih memiliki
dampak besar bagi kesuksesan tercapainya SDGs tersebut. Berbagai
kementerian sebagai ujung tombak semua kebijakan pemerintah pun wajib
untuk melakukan harmonisasi dan sinkronisasi dengan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan sehingga national ownership benar-benar terwujud.
Kementerian
No. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
yang menaungi
Kemensos,
1 Pemberantasan Kemiskinan
KemenPPN/Bappenas
Kementan, Kemensos,
2 Peniadaan Kelaparan
Kemendag
3 Kesehatan yang Baik Kemenkes, Kemensos
Kemendikbud,
4 Pendidikan Berkualitas
Kemenristekdikti
5 Kesetaraan Jender KemenPPA, Kemensos
KemenPU, Kemensos,
6 Air Bersih dan Sanitasi
Kemenkes
7 Energi Bersih dan Terjangkau KemenESDM
Kemenaker, Kemenkeu,
8 Kerja Layak dan Pertumbuhan Ekonomi KemenPPN/Bappenas,
Kemenperin, KemenBUMN
KemenPU, Kemenperin,
Kemenkominfo,
9 Industri, Inovasi, dan Infrastruktur Kemenristekdikti,
Kemenhub, Kemenpar,
KemenBUMN, Kemenpora
10 Pengurangan Kesenjangan KemenDesaPDT, Kemensos,
KemenKOPUKM, KemenPPA,
KemenPPN/Bappenas,
KemenATR
KemenPU, Kemenpar,
11 Kota dan Masyarakat Berkelanjutan
Kemenpora
Kemendag, KemenESDM,
12 Konsumsi yang Bertanggungjawab Kementan, KemenLHK,
KemenKP (KKP)
KemenLHK, Kementan,
13 Aksi Perubahan iklim KemenESDM, Kemenpora,
Kemenlu
14 Kehidupan Bawah Laut KemenKP (KKP)
15 Kehidupan di Darat KemenLHK, Kementan
Kemendagri, Kemenlu,
Kemenhan, Kemenhukham,
16 Perdamaian, Keadilan, Institusi yang Kuat
Kemenag, KemenPANRB,
Kemensetneg,
Seluruh kementerian
termasuk Kementerian
Koordinator
17 Kemitraan demi Mencapai Tujuan (KemenkoPolHukKam,
KemenkoPerek,
KemenkoPMK, dan
KemenkoKemaritiman
Coordinator
SDSN Youth Indonesia Populasi pemuda di Indonesia yang mencapai 24,20%
dan populasi pemuda dunia yang mencapai 43%
memiliki potensi besar terhadap pergerakan di seluruh
dunia. Isu pembangunan berkelanjutan yang saat ini
diperkuat dengan Sustainable Development Goals
(SDGs) dapat mendorong pemuda untuk bisa
berkontribusi lebih besar. Ditambah dengan adanya
platform Sustainable Development Solution Network
(SDSN) khusus pemuda, yaitu SDSN Youth. Meskipun
isu yang menjadi perhatian bukanlah sesuatu yang
baru, tetapi pemahaman kita akan lebih komprehensif
karena kita akan belajar bagaimana suatu isu akan
berdampak pada isu lainnya. Sudah saatnya pemuda
melihat pembangunan berkelanjutan sebagai suatu
konsep holistik dengan selalu melihat berbagai isu dari
sudut pandang lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi.
Dalam konteks lokal, dikenal istilah Tri Hita Karana
yang menekankan pada hubungan manusia dengan
sesama manusia, hubungan dengan alam sekitar, dan
hubungan dengan ke Tuhan, yang saling terkait satu
sama lain. Hal ini tentunya menjadi modal kita untuk
mendukung upaya pembangunan berkelanjutan di
tingkat global.
Pardi Pay Menurut Hemat Hijau Saya, pemuda memiliki peranan
Pembangunan suatu negara tidaklah mungkin tanpa visi dan misi yang jelas,
terarah, terukur, dan dapat dipertanggungjawabkan. Indonesia sebagai
salahsatu negara berkembang cepat (emerging market) di dunia tentu wajib
memiliki visi dan misi pembangunan yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi nasional yang terjadi hari-hari ini. Merujuk pada Undang-Undang
Dasar 1945, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika, maka pembangunan
Indonesia tidaklah lepas dari cita-cita luhur dan nilai-nilai peradaban
nusantara yang kaya dan beragam. Selain itu, sejak zaman sejarah kerajaan-
kerajaan di nusantara, Indonesia selalu terbuka akan kebudayaan asing dan
interaksi dengan masyarakat internasional. Oleh sebab itu, tidaklah heran
bahwa pergaulan Indonesia di dunia internasional relatif hangat dan disambut
oleh banyak negara terutama saat Indonesia kini terus bertransformasi
sebagai salahsatu dalam 20 kekuatan ekonomi terbesar dunia (G-20). Pun,
Indonesia pun diharapkan menjadi salahsatu negara besar di dunia yang
menjadi contoh bagi banyak negara berkembang dan miskin, bahkan PBB
(UN) berharap Indonesia sukses mengimplementasikan SDGs hingga 2030
mendatang. Hal itu bukan tanpa sebab melainkan berbagai potensi yang
dimiliki Indonesia yang jika diaktualisasikan tentu akan menghasilkan
akselerasi-akselerasi pembangunan yang berdampak sangat positif untuk
seluruh masyarakat di tanah air. Tentu mengingat bahwa visi utama yang
menjadi target besar negara kita bahwa pada 100 tahun kemerdekaan yakni
pada tahun 2045, Indonesia telah mencapai gerbang emas periode pasca-
kemerdekaan yakni Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur.
Kerangka pembangunan global Indonesia melalui pencapaian SDGs pada
2030 dan dikombinasikan dengan kerangka puncak pembangunan nasional
pada 2045 menghasilkan suatu visi besar Indonesia yang lebih baik dalam
jangka menengah-panjang. Visi besar tersebut sangat bergantung pada
bagaimana proses implementasi SDGs yang terjadi antara tahun 2015 hingga
tahun 2030. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus kita semua
jawab pada saat telah mencapai Indonesia 2030 dan Indonesia Emas 2045:
Apakah seluruh pihak secara serius dan konsisten mengintegrasikan nilai-
nilai pembangunan berkelanjutan kedalam setiap aktivitas, program, dan
proyek yang ditanganinya?
Apakah tercipta kolaborasi yang efisien dan benefisial antar pihak-pihak
pemangku kepentingan baik dalam bidang yang sama maupun yang
berbeda, baik dalam tingkat lokal, daerah, maupun nasional?
Apakah potensi-potensi pembangunan pada berbagai sektor telah
berhasil direalisasikan secara merata di berbagai penjuru tanah air?
Apakah masyarakat Indonesia telah sepenuhnya peduli dan paham akan
pentingnya sinkronisasi arah pembangunan nasional dan global?
Apakah kepemudaan telah mencapai tahapan pembangunan yang
signifikan dan proporsional sesuai bonus demografi yang terjadi sehingga
mampu dioptimalisasikan untuk capaian pembangunan nasional dalam
berbagai bidang dan jangkauan.
Apakah pada akhirnya Indonesia mampu mensejajarkan negerinya
dengan negara-negara ekonomi besar/industri maju lainnya dan menjadi
contoh baik bagi negara-negara berkembang dan miskin di dunia?
United Nations. 2015. Transforming Our World: The 2030 Agenda for
Sustainable Development.
United Nations Institute for Training and Research (UNITAR). 2016. Learning
module of the free online course of the Introduction to the 2030 Agenda.
United Nations Development Programme (UNDP). 2014. Annual Report 2014:
Building the Post-2015 Development Agenda.
International Insitute for Sustainable Development (IISD). 2016. IISD
Perspectives on the 2030 Agenda for Sustainable Development.
Stakeholder Forum, Novel Futures, et.al. 2016. Sustaineo 2030: Learning
Sustainable Development from the Future.
http://setkab.go.id/inilah-perpres-pelaksanaan-pencapaian-tujuan-
pembangunan-berkelanjutan-sdgs/
http://ksp.go.id/tujuan-pembangunan-berkelanjutan-dan-keterbukaan-
pemerintah-mendukung-pencapaian-nawacita/
https://www.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaran-pers/siaran-pers-menteri-
sofyan-indonesia-siap-mengimplementasikan-sdgs/
http://ekonomi.kompas.com/read/2017/07/18/212201626/ri-akan-
implementasikan-169-agenda-sustainable-development-goals-
http://news.liputan6.com/read/2927021/indonesia-komitmen-dalam-
pembangunan-mdgs-dan-sdgs
https://elshinta.com/news/52224/2016/03/14/pbb-optimis-indonesia-
mampu-implementasi-sdgs-hingga-2030
Sumber laman internet berbahasa Inggris
https://sustainabledevelopment.un.org/memberstates/indonesia
http://unsdsn.org/news/2016/06/07/localizing-the-sdgs-in-indonesia/
http://sdgfunders.org/blog/localizing-sdg-in-indonesia-challenges-and-
ways-forward/
http://setkab.go.id/moving-from-mdgs-to-sdgs-in-indonesia/
http://www.antaranews.com/en/news/112079/government-to-synchronize-
development-plans-with-un-sdgs
http://www.thejakartapost.com/academia/2016/09/14/focusing-on-
indonesias-sdg-priorities.html
Mitra Distribusi
E-guidebook SDGs
“ MENUJU #INDONESIA2030 “