Anda di halaman 1dari 32

BAB I

LATAR BELAKANG

A. Pendahuluan
Lanjut usia (lansia) merupakan suatu kejadian yang pasti dialami secara fisiologis
oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang. Lansia akan mengalami proses penuaan,
yang merupakan proses terus menerus (berlanjut) secara alamiah. Mulai dari lahir sampai
meninggal dan umumnya dialami pada semua mahluk hidup. Menua (menjadi tua)
ditandai dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi. Penurunan juga terjadi pada panca indra yang akan mempengaruhi
persepsi lansia. Persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap
rangsang diri yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu
yang berarti dan merupakan aktifitas yang integrated pada dalam diri individu yang
merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera, proses
penginderaan akan berlangsung setiap saat, apabila waktu individu menerima stimulus
melalui alat indera seperti mata, telinga, hidung, pengecap dan peraba yang digunakan
untuk menerima stimulus dari luar individu.
Seiring dengan penurunan yang dialami oleh lansia maka akan mempengaruhi
persepsi lansia dalam menginterpretasikan stimulus yang diterima. Kemunduran yang
dialami lansia mendorong pemerintah dalam melakukan pembangunan nasional
khususnya pembangunan di bidang medis. Untuk meningkatkan derajat kesehatan
khususnya lansia, kebijakan pelayanan kesehatan dilakukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan lansia, yaitu dengan dibentuknya posyandu lansia maka lansia akan mencapai
masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional khususnya di
bidang medis maka kualitas kesehatan hidup manusia lebih meningkat, akibatnya jumlah
penduduk yang berusia lanjut meningkat. Kantor Kementerian Koordinator
Kesejahteraan Rakyat (KESRA) melaporkan, pada tahun 1980 jumlah lansia 7.998.543
orang (5,45%), tahun 2006 menjadi 19 juta orang (8,90%), tahun 2010 perkiraan
penduduk lansia di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77 %. Sepuluh tahun
kemudian atau pada 2020 perkiraan penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau
11,34%.
Meningkatnya jumlah Lansia membutuhkan penanganan yang serius karena
secara alamiah Lansia itu mengalami penurunan baik dari segi fisik, biologi
maupun mentalnya dan hal ini tidak terlepas dari masalah ekonomi, sosial dan
budaya, sehingga perlu adanya peran serta keluarga dan adanya peran sosial dalam
penanganannya. Menurunnya fungsi berbagai organ Lansia menjadi rentan terhadap
penyakit yang bersifat akut atau kronis. Ada kecenderungan terjadi penyakit
degeneratif, penyakit metabolik, gangguan psikososial dan penyakit infeksi
meningkat (Nugroho, 2000).
Menurut prediksi World Health Organization (WHO), lebih dari dua pertiga
kematian di negara sedang berkembang disebabkan oleh proses degeneratif yang
dihubungkan dengan penyakit tidak menular. Penyakit tersebut merupakan
penyakit kronis yang sering menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas).
Penyakit kronis yang sering diderita oleh Lansia di seluruh dunia adalah penyakit
jantung koroner, hipertensi, stroke, diabetes, kanker, penyakit paru-paru, arthritis,
arteriosklerosis, demensia, depresi dan gangguan penglihatan. Disabilitas
mengakibatkan para Lansia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari (WHO,
1998:1).
Penyakit degeneratif mempunyai penyebab dan selalu berhubungan dengan
faktor risiko yang biasanya lebih dari satu yang bekerjasama menimbulkan
penyakit degeneratif. Beberapa faktor risiko melalui suatu core dapat
menyebabkan penyakit degeneratif tertentu (Darmojo, 2002).
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang sulit untuk diperbaiki yang ditandai
dengan degenerasi organ tubuh yang dipengaruhi gaya hidup. Gaya hidup sehat
menggambarkan pola perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang
untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2010).
Menurut hasil wawancara dan observasi di RW 01 kelurahan Cililitan, Kecamatan
Kramat jati didapatkan data sejumlah 60 warga memiliki usia <60 tahun. sebanyak 45%
penyakit yang di derita oleh lansia di RW 01 kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramat jati
adalah hipertensi, dan 16% menderita diabetes melitus. Berdasarkan data di atas sehingga
penting untuk di lakukan pemeriksaan untuk melakukan pencegahan dini pada lansia
tentang penyakit hipertensi dan diabetes mellitus dan penting untuk dilakukan kegiatan
senam pada lansia secara rutin untuk menjaga kebugaran lansia.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengetahuan lansia tentang penyakit degeneratif yakni penyakit hipertensi


dan diabetes mellitus serta melakukan demonstrasi senam lansia di RW 01 Kelurahan
Cililitan, Kecamatan Kramat Jati.

C. Tujuan
1) Tujuan Umum

Melakukan pemeriksaan dini pada lansia tentang penyakit hipertensi dan diabetes melitus
dan menjaga kebugaran lansia dengan melakukan senam.

2) Tujuan Khusus
a. Lansia dapat menjaga kebugaran tubuh
b. Lansia dapat mengetahui kondisi kesehatan nya

D. Manfaat
1. Bagi penentu kebijakan
Memberi informasi dan masukan tentang pentingnya perhatian pada lansia terkait
proses penuaan dan konsep diri pada lansia yang mengikuti posyandu lansia dan tidak
mengikuti posyandu lansia.
2. Bagi Sarana Kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi profesi kesehatan dalam meningkatkan profesionalisme
pelayanan kesehatan terhadap lansia melalui senam lansia untuk lebih meningkatkan
promosi kesehatan.
3. Bagi Kader Posyandu Lansia
Memberikan pengetahuan pada kader dan petugas agar melihat konsep diri pada
lansia setelah terjadi perubahan yang mencolok akibat proses menua.
4. Manfaat keilmuan keperawatan
a) Bagi Mahasiswa Profesi Keperawatan
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa/i profesi keperawatan
tentang meningkatkan kebugaran diri pada lansia melalui demonstrasi senam pada
lansia.
b) Bagi institusi keperawatan
Memberikan masukan dan informasi tentang pentingnya menjaga kebugaran
tubuh lansia, terkait adanya proses penuaan pada lansia yang berada di RW 0
kelurahan cililitan, sehingga dapat di jadikan bahan masukan ataupun referensi
bagi institusi terkait menjaga kesehatan pada lansia.
5. Manfaat untuk lansia
Agar lansia mengetahui tentang informasi kesehatan dan lansia lebih sehat, baik sehat
fisik maupun sehat mental.
BAB II
ISI

I. Topik Kegiatan
Kegiatan ini mengangkat tema “Lansia Sehat Lansia Lincah RW 01”
Mahasiswa/Mahasiswi Profesi Angkatan 19 STIKes Binawan di RW 01 Kelurahan
Cililitan Kecamatan Kramat Jati.

II. Sasaran Dan Target


1. Sasaran langsung
Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun), Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas),
Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)
2. Sasaran tidak langsung
Keluarga yang memiliki anggota keluarga usia lanjut, organisasi masyarakat yang
bergerak dalam pembinaan usia lanju, dan masyarakat umum.

III. Tempat Dan Waktu pelaksanaan


Hari/Tanggal : Jumat, 02 Maret 2018
Waktu : Pkl. 15.30 WIB s/d selesai
Tempat : Lapangan Futsal RT 04/ RW 01 Kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramat
Jati

IV. Metode Pelaksanaan


 Demonstrasi

V. Media
 Speaker
 Tape
VI. Materi Senam Lansia

a. Pengertian senam tera


Suatu latihan fisik dan mental, yang memadukan gerakan bagian-bagian badan, dengan
teknik dan irama pernapasan melalui pemusatan / kosentrasi pikiran yang dilakukan secara
teratur, serasi, benar dan berkesinambungan serta berkelanjutan.

b. Indikasi Dan Kontra Indikasi Senam Tera


1. Indikasi
a. Tidak adanya penyakit infeksi
b. Tidak berpenyakit berat dan dianjurkan oleh dokter
c. Tekanan darah normal sistolik 130 mmhg dan diastoilik 90 mmhg
2. Kontra indikasi
a. Adanya penyakit infeksi.
b. Hypertensi sistolik lebih dari 180 mmhg dan 120 mmhg diastolik.
c. Berpenyakit berat dan dilarang dokter.

c. Tujuan dan manfaat senam tera adalah:


a. Membantu tubuh tetap bugar dan segar
b. Melatih tulang tetap sehat
c. Mendorong jantung bergerja optimal

d. Tahapan-tahapan persiapan sebelum senam tera:


1. Ukur nadi : lakukan pengukuran denyut nadi sebelum melakukan senam.
Jika lebih dari 100, berarti beban kerja jantung tinggi dan
istirahatlah dulu.
2. Lakukan pemanasan : Dilakukan 1-2 menit untuk mencegah terjadinya cedera pada
otot.
3. Latihan inti : Berfungsi menguatkan kerja jantung dan paru-paru.
4. Pendinginan : Untuk kembali pada denyut nadi normal. Dilakukan 1-2
menit.
B. Langkah-langkah dan cara melakukan senam tera:
Latihan Pemanasan (Perenggangan)

Berdiri tegak, menghadap kedepan dengan sikap seperti dibawah ini :

Bersiap mengambil nafas

Loncat ditempat

Kaki dilebarkan, tangan diangkat ke atas


Dorong lengan ke kiri

Dorong lengan ke kanan

Dorong lengan ke depan

Rentangkan tangan ke samping


Angkat siku dan Renggangkan kaki

Buka Lengan ke Belakang

Putar Siku ke Kiri

Putar Siku ke Kanan


Bumgkuk Lengan ke Atas

Lenturkan Badan

Tekuk Lutut Kiri

Tekuk Lutut ke Kanan


Kaki Kiri ke Depan

Kaki Kanan ke Depan

Putar Pinggul Kiri dan Kenan

Tekuk Lutut
C. Latihan inti (Pernafasan)
1) Mengatur Nafas
Berdiri tegak kedua kaki sejajar dan dibuka selebar bahu.

Pandangan ke depan.

2) Bangkit mengatur nafas


Posisi berdiri kedua tangan diangkat lurus kedepan sambil tarik nafas kemudian lepas
nafas tangan turun kembali dan lutut ditekuk.

3) Melapangkan Dada
Kedua tangan lurus ke depan bentangkan tangan sambil tarik nafas, dada
dilapangkan.Tangan kembali ke depan sambil lepas nafas,lutut di tekuk posisi kuda-
kuda. Dilakukan sebanyak 6 kali.
4) Mengayun Pelangi
Angkat kedua tangan lurus ke atas ayun kekiri, tangan kanan di atas kepala, tangan kiri
lurus ke arah kiri kaki kanan ditekuk badan

5) Membelah Awan
Kedua kaki kuda-kuda/lutut ditekuk posisi tangan menyilang di bawah (lihat gambar)
angkat tangan ke atas sambil menarik nafas,lepas nafas.tangan turun kembali seolah-olah
membelah awan. Dilakukan berulang 6 kali tarik-lepas nafas.

6) Mengayun Lengan
Kedua kaki posisi kuda-kuda/lutut ditekuk.Tangan kiri lurus ke depan telapak tangan
keterbuka ke atas, putar lengan dan tangan kanan ke belakang, atas terus dorong ke
depan sambil hembuskan nafas, posisi
telapak tangan kanan tepat di atas tangan kiri.Dilakukan 6 kali tarik-lepasnafas.
7) Mengayuh Danau
Posisi awal angkat tangan di depan badan kemudian mengikuti perputaran bahu ayun
kedua tangan ke bawah, belakang terus keatas, turun kembali di depan badan . Lutut
ditekuk saat tangan ke bawah. Tarik nafas saat tangan diayun ke atas, hembus nafas saa
turun di depan badan. Lakukan tarik-lepasnafas 6 kali.

8) Mengangkat Bola
Posisi berdiri tegak angkat tangan kanan ke depan,sambil jinjit (seolah mengangkat bola
) kemudian tangan diturunkan dan kaki kembali keposisi semula. Ulangi angkat tangan
kiri dst bergantian. Saat mengangkat tangan tarik nafas dan lepas nafas saat tangan
diturunkan.Dilakukan 12 X tarik lepas nafas.

9) Mendorong Telapak
Posisi kuda-kuda/lutut ditekuk kedua tangan ditekuk di samping perut, dorong tangan
kanan ke depan serong ke kiri sambil lepasnafas, tarik kembali tangan kanan sambil tarik
nafas sementara tangan kiri di dorong serong ke kanan sambil lepas nafas. Dilakukan
bergantian 6 X tarik-lepas nafas.

10) Membelai Mega


Posisi kuda-kuda / lutut ditekuk pandangan seolah-olah bercermin pada telapak
tangankiri (jarak kurang lebih 30 cm) tangan kanan posisi di depan perut (lihat gambar).
Kemudian putar pinggang ke kiri keduatangan mengikuti ( pinggang saja yangdiputar )
sambil tarik nafas. Kemudian putar pinggang ke arah berlawanan (kanan), lepas nafas
kedua tangan mengikuti (tangan kananganti dijadikan cermin ) Diulang bergantian 6x
tarik-lepas nafas.

11) Meraup Air


Kaki kiri ke depan, tangan seolah-olah meraup air yang ada di depan lutut sambiltarik
nafas, angkat kedua tangan ke atas sambil lepas nafas. Ulangi gerakan meraup air sampai
3 kali kemudian ganti kaki, kaki kanan ke depan dan lakukan gerakan yang sama 3 kali
lagi.
12) Mendorong Bak
Kaki kiri ke depan, kedua tangan ditekuk didepan dada dorong tangan ke depan sambil
lepas nafas, kemudian tarik kembali sambil tarik nafas lakukan 6 x gerakan kemudian.

13) Membentangkan Sayap


Kaki kiri ke depan, rentangkan kedua tangan sambil tarik nafas, dada dilapang- kan,
tubuh ke belakang, kemudian tangan tutup kembali lepas nafas. Dilakukan sebanyak 6
kali tarik-lepas nafas. Kemudian ganti kaki, kaki kanan ke depan lakukan gerakan seperti
sebelumya tarik-lepas nafas 6 x juga.

14) Menjulurkan Tinju


Posisi kaki kuda-kuda / lutut ditekuk, kedua tangan dikepalkan di samping perut. Dorong
tinju tangan kiri ke depan sambil lepas nafas, kemudian ditarik kembali sambil menarik
nafas sementara tinju tangan kanan dorong kedepan lepas nafas, demikian seterusnya
bergantian tangan kiri tangan kanan sampai12 kali tarik-lepas nafas.
15) Terbang Melayang
Posisi kuda-kuda/lutut ditekuk kedua tangandi samping badan, rentangkan tangan ke atas
sambil menarik nafas kedua kaki jinjit,kemudian tangan turun kembali lepas nafas,
sambil menekuk lutut. Diulang 12 X tarik-lepas nafas.

16) Menepuk Bola


Gerakan seolah-olah menepuk bola, angkattumit kanan ( jinjit ) tepuk tangan kanan ke
bawah sementara kaki kiri diangkat sambil ditekuk dilakukan bergantian. Saat tangan
keatas tarik nafas saat turun lepas nafas.Dilakukan 11 kali tarik-lepas nafas.

17) Posisi berdiri kuda-kuda/lutut ditekuk


dua tangan di depan badan lalu diangkat seolah-olah meraup sesuatu sampai di depan
mata sambil menarik nafas, kaki tegak. Kemudian tangan diturunkan seperti posisi awal
dan lepas nafas kaki ditekuk kembali. Dilakukan 6 X tarik-lepas nafas.

18) Menggosok Telapak Tangan


Satukan ke dua telapak tangan di depan pusar dan gosok tangan sampai hangat, tempel
dan usap ke muka. Lakukan sampai 3 X sesuaiaba-aba.
A. Latihan pendinginan (Persendian)
Persiapan senam

Berdiri tegak, menghadap kedepan dengan sikap seperti dibawah ini :

Bersiap mengambil nafas

Kepala menoleh ke kiri dan ke kanan 2x8


Tundukkan Kepala 2x8

Miringkan Kepala kekanan dan kiri 2x8

Memutar kepala 2x8


Lengan ke Depan 2x8

Telapak menghadap ke Badan 2x8

Telapak ke Arah Depan 2x8


Memutar Bahu ke Depan

Memutar Bahu ke Belakang

Busungkan Dada
Telapak Tangan ke Bawah dan ke Atas

Rentangkan Tangan (ke Atas dan ke bawah)

Dorong Tangan ke Atas


Memutar Pinggang ke Kiri, Depan,Belakang

Gerakan Bermain Piano

Kaki kiri ke Depan


Kaki Kiri ke Belakang

Angkat Lutut

Tumit ke Depan
Tumit ke Samping (kiri dan kanan)

Kaki ke Belakang (Serong)

Tangan Dilipat
Bertepuk Tangan

Tumit Diangkat

Jalan Di Tempat
VII. Susunan Panitia
1. Ketua : Sidiq Wiranata S.Kep
2. Wakil Ketua : Siti Nur Azizah MD S.kep
3. Sekretaris : Dona Roswita Hulkiawar S.Kep
4. Bendahara : Niz Dewi Anarde S.Kep
5. Humas : Edha Adheria S.Kep
Edri Indra Prima Hia. S.Kep
6. Acara : Andinur Mahendra Pratama S.Kep
Hanna Aswan S.Kep
7. Perlengkapan : Hendrikus Novianus Jimye S.Kep
Rania Fadila S.Kep
8. Konsumsi : Uli kristiani S.Kep
Shella Amelia S.Kep
9. Ilmiah : Suwandi Hutabarat S.Kep
Yetty Indriani S.Kep
Aditya Elkana S.Kep
Ernita Dwi A. S.Kep
10. Fasilitator : Mahasiswa/I yang tidak di cantumkan namanya di atas
VIII. Susunan acara

No. Waktu Kegiatan Keterangan


1. 15.30 – 15.40 Pembukaan Pembukaan dilakukan
 Sambutan dari ketua pelaksana oleh mahasiswa
STIKes Binawan
2. 15.40 – 16.00 Melakukan pemeriksaan Pemeriksaan sebelum
 Tensi darah senam dilakukan di
stand pemeriksaan ( 2
orang pemeriksa)
3. 16.00 – 17.00 Senam lansia di mulai Senam lansia di
 Peregangan (Streching) pimpin oleh instruktur
 Senam lansia senam atau di pimpin
 Pendinginan oleh mahasiswa
STIKes Binawan
4. 17.00 – 17. 30 Melakukan pemeriksaan Pemeriksaan ulang
 Tensi darah setelah melakukan
 Cek gula darah senam dilakukan di
 Cek asam urat stand yang telah
tersedia (4 orang
pemeriksa)
5. 17.30 – 17.45 Pembagian konsumsi Pemberian konsumsi
 Pemberian susu kedelai dilakukan oleh seksi
konsumsi (4 orang)
6. 17.45 – 18.00 Penutupan Penutupan dilakukan
oleh ketua pelaksana
IX. Rencana Anggaran
o Print proposan & Undangan Rp. 50.000,-
o Selebaran dan pamflet Rp. 50.000,-
o Strip GDS & asam urat Rp.300.000,-
o Konsumsi Rp.300.000,-
Total Rp.700.000,-

X. Seting Pelaksanaan
Setting tempat :
Adapun pengaturan penyeluhan ini meliputi :
Meja I Pemeriksaan
Melakukan pemeriksaan meliputi tekanan darah, timbang berat badan, tinggi badan , cek
gula darah dan asam urat, kemudian mahasiswa mencatat data tersebut kedalam buku
KMS lansia.

Lapangan
Lokasi yang akan di jadikan sebagai tempat demonstrasi senam lansia dari mahasiswa
untuk lansia di RW 01 kelurahan cililitan.

XI. Rencana Evaluasi


Evaluasi dari kegiatan senam lansia dilaksanakan setelah program selesai
dilaksanakan. Hal ini diperlukan untuk mengukur keberhasilan suatu kegiatan yang telah
dilaksanakan. Evaluasi yang dilakukan adalah :
1. Evaluasi Input yang meliputi perlengkapan yang diperlukan, jumlah anggaran dana,
publikasi kegiatan dan rencana kegiatan.
2. Evaluasi Proses yang meliputi kelancaran acara (ketepatan waktu dan ketepatan
pembagian tugas), jumlah peserta yang hadir dan antusiasme peserta.
3. Evaluasi Output yang dilakukan setelah kegiatan selesai yang meliputi jumlah
peserta yang mengikuti acara.
4. Evaluasi Outcome, evaluasi ini dilakukan bersifat jangka panjang yaitu dengan
terdapatnya masyarakat lansia yang masih aktif beraktivitas dan masyarakat pra
lansia yang mampu mempersiapkan masa lansianya.

Indikator yang menjadi penilai keberhasilan program ini yaitu adanya


kehadiran dari kader lansia, antusiasme dari peserta, keaktifan peserta, praktik
peserta dalam kehidupan sehari-hari, peserta dapat dijadikan contoh atau layak jadi
contoh bagi orang lain. Evaluasi ini dilakukan pada tahap persiapan, meliputi
jumlah SDM, Perlengkapan yang diperlukan, rencana acara yang akan
dilaksanakan, jumlah anggaran yang dibutuhkan dan media publikasi peserta
dengan indikator keberhasilan dan jumlah SDM.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Posyandu lansia merupakan wadah terpadu untuk para lansia dimasa tuanya karena pada usia
lanjut seperti ini, kondisi para lansia umumnya mempunyai fisik yang relatif lemah dan kesepian,
perlu berkumpul dan saling mengawasi sehingga tidak merasa kesepian dan terabaikan.
Manfaat yang dirasakan dengan adanya posyandu lansia ini bukan hanya dirasakan oleh
lansia tetapi juga oleh keluarga dan lingkungan dimana lansia tersebut tinggal. Posyandu lansia
dapat membantu lansia untuk menyesuaikan diri dalam perubahan fase kehidupannya sehingga
menjadi pribadi yang mandiri sesuai dengan keberadaannya.

Banyak kendala yang ditemui dalam menggerakkan posyandu lansia tetapi kendala tersebut
akan dapat diatasi dengan kerja sama semua pihak, yaitu pemerintah pusat, daerah, pihak swasta
dan seluruh elemen masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Subijanto, dkk. 2011. Pembinaan Posyandu Lansia Guna Pelayanan Kesehatan Lansia. Surakarta
: Fakulas Kedokeran Universitas Sebelas Maret. http://posyandulansia.pdf.co.id.
Latifah, Nurul. (2010). Urgensi Posyandu Lansia. http://bataviase.co.id

Anda mungkin juga menyukai