Hari Buruk
Hari Buruk
“Iya, aku bangun kesiangan, semalam aku begadang sampai larut malam,”
jawab Asep.
Pukul 07.15 WIB aku dan Asep sampai depan pintu gerbang
sekolah, padahal sekolah masuk pada pukul 06.55.
“Arghhh..! Kita terlambat, pintu gerbang sudah ditutup!” sontak suara yang
dikeluarkan dari mulut temanku.
“Tulis nama kalian di buku hadir dan ambil surat izin masuk! Cepat!”.
“Baik Bang”.
“Kalian berdua cepat duduk. Karena kalian datang terlambat, bapak tambah
soal ulangan kalian 5 soal.” tegas Pak Lubis.
“Iya,ulangan. Kan sudah dibilang hari Minggu yang lalu, hari ini kita
ulangan Trigonometri. Sudah jangan banyak cerita kamu ya.” jawab Pak
Lubis.
Dengan rasa menyesal aku duduk ke bangkuku. Aku menyesal
karena tadi malam sibuk bermain Game sehingga lupa kalau besok ada
ulangan matematika.Tingkatan soalnya susah berjumlah 10 soal, lalu
ditambah dengan 5 soal hukuman.Essay semua , duh membuat aku
mengeluh. Ku lihat kanan dan kiri sambil menggarukkan kepalaku.
Termenung ku tatap lembar jawaban yang penuh dengan kekosongan. Aku
sudah pasrah. Kulihat Asep. Dia mengerjakan soal ulangan dengan lancar,
pasti dia tadi malam begadang untuk belajar. Melihat dia mengerjakan soal
dengan lancar, membuat jantungku berdebar. Namun aku tetap harus
bersabar.
“Oi,Sep kok lancar kau ngerjainnya. Ohhh, kau pake kopekan ya. Satu
sampai lima belas minta jawabannya dong.” kataku
“Tapi gimana nih supaya aman, masalahnya pak guru kita lebih galak dari
preman.” lanjutku.
“Oke Skip, kau nanti pura – pura jatuhin pensil, arahkan jatuhnya ke dekat
mejaku. Ntar aku jatuhin kertas kopekannya, tapi harus cepat kau
ambilnya.” bisik Asep.
Setelah bunyi bel istirahat berbunyi, kami pun menuju ruang BK. Di
dalam ruang BK, kami di ceramahi habis – habisan. Saat selesai, kami
berdua menuju kantin. Betapa sialnya aku hari ini, sudah datang terlambat,
ketahuan menyontek, di ceramahi di ruang BK, dan di tambah aku tidak
membawa uang jajan. Aku berharap tidak ada hari seperti ini ke depannya.