Anda di halaman 1dari 24

TELAAH STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

NO STANDAR NASIONAL PERATURAN MENTERI INDIKATOR


1 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PERMENDIKBUD 1. Kualifikasi kemampuan lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
NOMOR 20 TH 2016
2. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
b. berkarakter, jujur, peduli,
c. bertanggungjawab,
d. pembelajar sejati sepanjang hayat,
e. sehat jasmani dan rohani
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara.
3. Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat dasar berkenaan dengan:
a. ilmu pengetahuan,
b. teknologi,
c. seni,
d. budaya.
4. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga,
sekolah, masyarakat, dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara.
5. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
a. kreatif
b. produktif
c. kritis
d. mandiri
e. kolaboratif
f. komunikatif
melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan tahap perkembangan anak yang relevan
dengan tugas yang
NO STANDAR NASIONAL PERATURAN MENTERI INDIKATOR
2 STANDAR ISI PERMENDIKBUD 1. Ruang lingkup materidirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang
21 TH 2016 ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan
karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan
2. Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat
kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada SKL
3. Karakteristik, kesesuaian, kecukupan, keluasan, dan kedalaman materi ditentukan
sesuai dengan karakteristik kompetensi serta proses pemerolehan kompetensi tsb
4. Sikap dibentuk melalui aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, mengamalkan.
5. Pengetahuan melalui aktivitas: mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, mencipta.
6. Keterampilan melalui aktivitas: mengamati, menanya,mencoba, menalar, menyaji,
mencipta.
7. Kompetensi Inti terdiri dari 4 dimensi : sikap spiritual,sikap sosial,pengetahuan, dan
keterampilan
8. Sikap spiritual : Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaranagama yang
dianutnya
9. Sikap sosial: Menunjukkan perilaku:
a. jujur
b. disiplin
c. santun
d. percaya diri
e. peduli
f. bertanggungjawab
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, tetangga, dan negara
10. Pengetahuan: memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat dasar dengan cara:
a. mengamati
b. menanya
c. mencoba
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain
NO STANDAR NASIONAL PERATURAN MENTERI INDIKATOR
Keterampilan: menunjukkan keterampilan berpikir dan bertindak:
a. kreatif
b. produktif
c. kritis
d. mandiri
e. kolaboratif
f. komunikatif
dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis, dan kritis, dalam karya estetis , dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku
anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
3 STANDAR PROSES PERMENDIKBUD 1. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
22 TH 2016 inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik
2. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan
3. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antar
matapelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan
pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning).
4. Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik
individual maupun kelompok disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
5. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi.
6. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan
skenario pembelajaran.
NO STANDAR NASIONAL PERATURAN MENTERI INDIKATOR
7. Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan
kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
Komponen Silabus:
a. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
b. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari
peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
c. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
d. Tema (khusus SD/MI/SDLB/paket A);
e. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi;
f. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
g. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
h. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum
untuk satu semester atau satu tahun; dan
i. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar
atau sumber belajar lain yang relevan.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.
9. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta
didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
10. Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap
dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
NO STANDAR NASIONAL PERATURAN MENTERI INDIKATOR
11. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan 1 kali pertemuan atau
lebih.
Komponen RPP:
a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c. Kelas/semester;
d. Materi pokok;
e. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
g. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi;
i. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
j. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar,
atau sumber belajar lain yang relevan;
l. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan
penutup; dan penilaian hasil pembelajaran.
11. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar
peserta didik.
12. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan keselamatan dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran.
NO STANDAR NASIONAL PERATURAN MENTERI INDIKATOR
13. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
14. Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan mengemukakan
pendapat.
15. Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.
16. Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik silabus mata
pelajaran
17. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang
dijadwalkan
18. Kegiatan Pendahuluan:
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. Memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan
aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh
dan perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta disesuaikan dengan
karakteristik dan jenjang peserta didik;
c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari;
d. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
e. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
19. Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik dan mata pelajaran.
20. Pemilihan pendekatan tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau saintifik
dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project basedlearning)
disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjangpendidikan.
21. Kegiatan Penutup:
a. Guru bersama peserta didik baik secara individual maupun kelompok melakukan
refleksi untuk mengevaluasi:
b. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk
selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak
langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
NO STANDAR NASIONAL PERATURAN MENTERI INDIKATOR
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas
individual maupun kelompok; danMenginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya
24. Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik
(authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar
secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan
kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan
dampak instruksional (instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak
pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap.
22. Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk merencanakan program perbaikan
(remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain
itu, hasil penilaian otentik digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses
pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian
23. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan
menggunakan alat: lembar pengamatan, angket sebaya, rekaman, catatan anekdot,
dan refleksi. Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dan di
akhir satuan pelajaran dengan menggunakan metode dan alat: tes lisan/perbuatan,
dan tes tulis. Hasil evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi proses dan
evaluasi hasil pembelajaran.
27. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan
28. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan
pengawas.
29. Prinsip Pengawasan:
Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan guna peningkatan
mutu secara berkelanjutan
30. Sistem dan Entitas Pengawasan:
Sistem pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas, dan dinas
pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan.
NO STANDAR NASIONAL PERATURAN MENTERI INDIKATOR
31. Kepala Sekolah, Pengawas dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan melakukan
pengawasan dalam rangka peningkatan mutu.
32. Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pengawasan dalam bentuk supervisi
akademik dan supervisi manajerial.
33. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan melalui antara lain, diskusi
kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan
dokumentasi.
34. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara lain, pemberian contoh
pembelajaran di kelas, diskusi, konsultasi, atau pelatihan
35. Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran disusun
dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan
keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan.
36. Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk:
Penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang memenuhi
atau melampaui standar; dan pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti
program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
4 STANDAR PENILAIAN PERMENDIKBUD 1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi
23 TH 2016 proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
PERMENDIKNAS 53/2015 berkesinambungan.
2. Prinsip penilaian hasil belajar:
a. Sahih : penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur;
b. Objektif : penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai
c. Adil: penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender
d. Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan
dari kegiatan pembelajaran
e. Terbuka : prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan
NO STANDAR NASIONAL PERATURAN MENTERI INDIKATOR
f. Menyeluruh dan berkesinambungan: penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik
3. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian
Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran
4. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian
kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu
5. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam bentuk ulangan, pengamatan,
penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan.
6. Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk:
a. Mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik;
b. Memperbaiki proses pembelajaran; dan
c. Menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, tengah semester, akhir semester,
akhir tahun. Dan/atau kenaikan kelas.
7. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dalam bentuk ujian
sekolah/madrasah.
8. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan digunakan untuk penentuan kelulusan
dari satuan pendidikan
9. Satuan pendidikan menggunakan hasil penilaian oleh satuan pendidikan dan hasil
penilaian oleh pendidik untuk melakukan perbaikan dan/atau penjaminan mutu
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
10. Dalam rangka perbaikan dan/atau penjaminan mutu pendidikan satuan pendidikan
menetapkan kriteria ketuntasan minimal serta kriteria dan/atau kenaikan kelas
peserta didik.
11. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional
dan/atau bentuk lain yang diperlukan
12. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dalam bentuk Ujian Nasional digunakan
sebagai dasar untuk:
a. Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
b. Pertimbangan seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya; dan
c. Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya
untuk meningkatkan mutu pendidikan.
NO STANDAR NASIONAL PERATURAN MENTERI INDIKATOR
13. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional
dan/atau bentuk lain yang diperlukan.
14. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dalam bentuk Ujian Nasional digunakan
sebagai dasar untuk:
d. Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
e. Pertimbangan seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya; dan
f. Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya
untuk meningkatkan mutu pendidikan.
g. Penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio,
dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
h. Peserta didik yang belum mencapai KKM satuan pendidikan harus mengikuti
pembelajaran remedi; dan
i. Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan peserta didik
disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.
15. Mekanisme penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan:
a. Penetapan KKM yang harus dicapai oleh peserta didik melalui rapat dewan
pendidik;
b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan pada semua mata pelajaran
mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
16. Penilaian pada akhir jenjang pendidikan dilakukan melalui ujian sekolah/madrasah
17. Laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester dan akhir tahun ditetapkan
dalam rapat dewan pendidik berdasar hasil penilaian oleh satuan pendidikan dan
hasil penilaian oleh pendidik
18. Kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan melalui
rapat dewan pendidik.
19. Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pemerintah:
a. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional
(UN) dan/atau bentuk lain dalam rangka pengendalian mutu pendidikan;
b. Penyelenggaraan UN oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
bekerjasama dengan instansi terkait untuk mengukur pencapaian kompetensi
lulusan.
NO STANDAR NASIONAL PERATURAN MENTERI INDIKATOR
c. Hasil UN disampaikan kepada peserta didik dalam bentuk sertifikat hasil UN;
d. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan masukan dalam
perbaikan proses pembelajaran
e. Hasil UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai dasar
untuk: pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan; pertimbangan
seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; serta pembinaan dan pemberian
bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu
pendidikan;
f. Bentuk lain penilaian hasil belajar oleh pemerintah dapat dilakukan dalam
bentuk survei dan/atau sensus
20. Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tahapan:
a. Mengamati perilaku peserta didik selama pembelajaran;
b. Mencatat perilaku peserta didik dengan menggunakan lembar
observasi/pengamatan;
c. Menindaklanjuti hasil pengamatan; dan mendeskripsikan perilaku peserta didik
21. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahapan:
a. Menyusun perencanaan penilaian;
b. Mengembangkan instrumen penilaian;
c. Melaksanakan penilaian;
d. Memanfaatkan hasil penilaian;
e. Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi
22. Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan:
a. Menyusun perencanaan penilaian;
b. Mengembangkan instrumen penilaian;
c. Melaksanakan penilaian;
d. Memanfaatkan hasil penilaian;
e. Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi
NO STANDAR NASIONAL PERATURAN MENTERI INDIKATOR
23. Prosedur penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dengan
mengkoordinasikan kegiatan dengan urutan:
a. Menetapkan KKM;
b. Menyusun kisi-kisi penilaian mata pelajaran;
c. Menyusun instrumen penilaian dan pedoman penskorannya;
d. Melakukan analisis kualitas instrumen;
e. Melakukan penilaian;
f. Mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian;
g. Melaporkan hasil penilaian; dan memanfaatkan laporan hasil penilaian
24. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam bentuk penilaian berupa
tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang
sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
25. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk penilaian
akhir dan/atau ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi,
dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.
26. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN memenuhi
persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik serta
menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antarsekolah, antardaerah, dan
antartahun.
5 STANDAR PTK PERMENDIKNAS Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut:
13 TAHUN 2007 tentang Standar a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan
Kepala Sekolah/Madrasah atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi;
b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun;
c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang
sekolah masing-masing
Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-
PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang
berwenang
NO STANDAR NASIONAL PERATURAN MENTERI INDIKATOR
Kepala Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah sebagai berikut:
1) Berstatus sebagai guru SD/MI;
2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI;
3) Memiliki sertifikat kepala SD/MI yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan
Pemerintah
Memiliki kompetensi Kepribadian:
a. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi
teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.
b. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
c. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala
sekolah/madrasah.
d. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
e. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala
sekolah/ madrasah.
f. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
Memiliki kompetensi manajerial:
 Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan
perencanaan.
 Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.
 Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya
sekolah/ madrasah secara optimal.
 Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi
pembelajar yang efektif
 Menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang kondusif dan inovatif
bagi pembelajaran peserta didik.
 Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia
secara optimal.
 Mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal.
 Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka
pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/
madrasah.
NO STANDAR NASIONAL PERATURAN MENTERI INDIKATOR
 Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan
penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.
 Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
arah dan tujuan pendidikan nasional.
 Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang
akuntabel, transparan, dan efisien.
 Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian
tujuan sekolah/ madrasah.
 Mengelola unit layanan khusus sekolah/ madrasah dalam mendukung kegiatan
pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.
 Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan
program dan pengambilan keputusan.
 Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran
dan manajemen sekolah/madrasah.
 Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan
sekolah/ madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak
lanjutnya.
Memiliki kompetensi kewirausahaan:
 Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah.
 Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai
organisasi pembelajar yang efektif.
 Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
 Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala
yang dihadapi sekolah/madrasah.
 Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
NO STANDAR NASIONAL PERATURAN MENTERI INDIKATOR
Kompetensi Supervisi:
 Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
 Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
 Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.
Kompetensi Sosial:
 Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah
 Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
 Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.

PERMENDIKNAS Kualifikasi Akademik Guru SD/MI


NOMOR 16 TAHUN 2007  Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi
TENTANG akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam
STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh
DAN KOMPETENSI GURU dari program studi
yang terakreditasi.
Kompetensi Pedagogik
 Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual:
 Memahami karakteristik peserta didik usia sekolah dasar yang berkaitan dengan
aspek
 fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-
budaya.
 Mengidentifikasi potensi peserta didik usia sekolah dasar dalam lima mata
pelajaran SD/MI.
 Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia sekolah dasar dalam lima
mata
 pelajaran SD/MI.
 Mengidentifikasi kesulitan peserta belajar usia sekolah dasar dalam lima mata
 pelajaran SD/MI
NO STANDAR NASIONAL PERATURAN MENTERI INDIKATOR
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik:
 Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
terkait dengan lima mata pelajaran SD/MI.
 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang
mendidik secara kreatif dalam lima mata pelajaran SD/MI.
 Menerapkan pendekatan pembelajaran tematis, khususnya di kelas-kelas awal
SD/MI.
Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan
yang diampu:
 Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
 Menentukan tujuan lima mata pelajaran SD/MI.
 Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan lima mata
pelajaran SD/MI
 Memilih materi lima mata pelajaran SD/MI yang terkait dengan pengalaman belajar
dan tujuan pembelajaran.
 Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih
dan karakteristik peserta didik usia SD/MI.
 Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.
Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik:
 Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.
 Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran.
 Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam
kelas, laboratorium, maupun lapangan.
 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di
lapangan.
 Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
lima mata pelajaran SD/MI untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.
 Mengambil keputusan transaksional dalam lima mata pelajaran SD/MI sesuai
dengan situasi yang berkembang.
NO STANDAR NASIONAL PERATURAN MENTERI INDIKATOR
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran:
 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.
Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki:
 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta
 didik mencapai prestasi belajar secara optimal.
 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan
potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya.
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik:
Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun,
baik secara lisan maupun tulisan:
 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik
dengan
 bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara
 siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik, (b) memberikan
pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk
merespons, (c) respons peserta didik, (d) reaksi guru terhadap respons
peserta didik, dan seterusnya.
Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar:
 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
sesuai
 dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.
 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai
dan
 dievaluasi sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.
 Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
NO STANDAR NASIONAL PERATURAN MENTERI INDIKATOR
 Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar
secaraberkesinambungan
 dengan mengunakan berbagai instrumen.
 Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan.
 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.

Kompetensi social
Dst
Kompetensi professional
Dst
PERMENDIKNAS Berpendidikan minimal lulusan SMK atau yang sederajat, program studi yang relevan
NOMOR 24 TAHUN 2008 dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 4
TENTANG (empat) tahun.
STANDAR TENAGA ADMINISTRASI Dst
SEKOLAH/MADRASAH
6 STANDAR PENGELOLAAN PERMENDIKNAS Perencanaan program:
NOMOR 19 TAHUN 2007 Visi, misi, tujuan, Rencana Kerja Sekolah (RKJM, RKT)
Dst
Pelaksanaan rencana kerja:pedoman sekolah, struktur organisasi sekolah, pelaksanaan
kegiatan sekolah
Dst
Kesiswaan (penerimaan siswa baru, orientasi peserta didik baru)
Dst
Bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran
Dst
Kalender pend
Dst
Program pembelajaran
Dst
Penilaian
Dst
NO STANDAR NASIONAL PERATURAN MENTERI INDIKATOR
Peraturan akademik
Dst
Bidang pendidik dan kependidikan
Dst
Bidang sarpras
Dst
Bidang keuangan dan pembiayaan
Dst
Budaya dan lingkungan sekolah
Dst
Peran serta masyarakat dan kemitraan
Dst
Pengawasan dan evaluasi
Dst
Evaluasi Pendayagunaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Dst
Evaluasi diri
Dst
Evaluasi dan pengembangan KTSP
Dst
Akreditasi Sekolah/Madrasah
Dst
Kepemimpinan sekolah/madrasah
Dst
Sistem Informasi Manajemen
dst
NO STANDAR NASIONAL PERATURAN MENTERI INDIKATOR
7. STANDAR PEMBIAYAAN PERMENDIKNAS NOMOR 69 1. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi biaya
TAHUN 2007 penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal
kerja tetap.
2. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada di atas meliputi biaya pendidikan yang
harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran
secara teratur dan berkelanjutan.
3. Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi:
Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada
gaji, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya operasi pendidikan tak
langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana,
uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya
4. Standar biaya operasi nonpersonalia untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SDLB,
SMPLB, dan SMALB adalah standar biaya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan
operasi nonpersonalia selama 1 (satu) tahun untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK,
SDLB, SMPLB, dan SMALB sebagai bagian dari keseluruhan dana pendidikan agar
satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan
berkelanjutan sesuai Standar Nasional Pendidikan.
8 SARPRAS PERMENDIKNAS Ruang Kelas : meja,kursi,almari/rak dll
NOMOR 24 TAHUN 2007 Dst
Ruang Perpus : min 5 m2 , buku teks,buku pengayaan, referansi dll
Dst
Lab IPA : mikroskope,model,globe,lensa dll
Dst
Ruang Guru : 4 m2/guru ,meja-kursi –laci
Dst
Tempat Ibadah : 12 m2, alat sholat – sajadah ,almari
Dst
Ruang UKS : 12 m2, bed,timbangan,kotak obat dll
Dst
NO STANDAR NASIONAL PERATURAN MENTERI INDIKATOR
Jamban : 1: 60 siswa/pa , 1:50 siswa/pi
Dst
Gudang
Dst
Ruang bermain/OR : 3 m2/siswa , 500m2.
Dst
Ruang sirkulasi
Dst
Kantin
Dst
Tempat parkir
Dst
LK 7
RENCANA TINDAK LANJUT SPMI 2016/2017
OLEH FASDA (PENGAWAS SEKOLAH)
NO KEGIATAN TUJUAN INDIKATOR WAKTU PIHAK YANG TEMPAT
KEBERHASILAN PELAKSANA TERLIBAT
1 Koordinasi dengan Dinas Melaporkan hasil diklat Hasil dapat diterima Minggu ke III Fasda, Pihak dispendik Dinas Pend Kota
Pendidikan Surabaya Fasda SPMI untuk dengan baik, dan ada November 2016 setempat
ditindaklanjuti rekomendasi segera
ditindak lanjuti
2 Koordinasi dan desiminasi Mendesiminasikan Terlaksana sesuai Minggu ke IV Fasda, Korwas, Kondisional
dengan pengawas hasil diklat untuk jadwal dan 100% November 2016 Korwil, Korcam
perwakilan 5 wilayah disampaikan ke tingkat pemahaman
pengawas di masing- pengawas tercapai
masing wilayahnya
3 Sosialisasi SPMI di wilayah Mensosialisasikan hasil Terlaksana sosialisasi, Minggu ke I Tim wilayah, kepala Satuan pendidikan,
masing-masing diklat di masing-masing Tim sekolah siap Desember 2016 sekolah Gugus
wilayah yang mengimplementasikan
sasarannya: KS, 2 guru,
1 TU, pengawas
pembina
4 Pendampingan pemetaan Melakukan fasilitasi ke Terlaksana siklus SPMI Minggu II s.d IV Pengawas Pembina Sekolah
(SPMI) di sekolah binaan semua sekolah binaan sesuai prosedur Desember 2016 Sekolah binaan/sasaran
NO KEGIATAN TUJUAN INDIKATOR WAKTU PIHAK YANG TEMPAT
KEBERHASILAN PELAKSANA TERLIBAT
5 Monitoring dan Evaluasi Mengukur tingkat Bukti fisik proses Minggu ke I, II Januari Pengawas Pembina Sekolah
pelaksanaan SPMI di sekolah keterlaksanaan proses pelaksanaan siklus 2017 Tim Pengembang binaan/sasaran
binaan dan hasil audit mutu SPMI tersedia, sumber Sekolah
data lengkap, riil, valid
6 Menyusun laporan hasil  Mendokumentasikan Sumber data sesuai Minggu ke III, IV Pengawas pembina Kondisional
Evaluasi, Monitoring, dan hasil pelaksanaan dengan pelaksanaan Januari 2017
RTL SPMI di masing-
masing sekolah
binaan
 Menetapkan standar
mutu, dan strategi
pemenuhan untuk
standar mutu baru
bagi sekolah yang
telah SNP
7 Penetapan Standar Mutu  Menetapkan Terdapat peningkatan Februari 2017 TPMS , Pengawas Sekolah
ketercapaain sekolah mutu 8 SNP yang binaan/sasaran
terhadap SNP
akuntabel, dan valid
 Menentukan strategi
baru untuk pemenuhan
sesuai kondisi nyata
standar yang belum SNP
 Melaksanakan tindak
lanjut program yang
belum terlaksana
RENCANA TINDAK LANJUT SPMI 2016/2017
OLEH KEPALA SEKOLAH

NO KEGIATAN TUJUAN INDIKATOR WAKTU PIHAK YANG TEMPAT


KEBERHASILAN PELAKSANA TERLIBAT

Anda mungkin juga menyukai