Abstract
This study aims to determine how the government's role in the implementation of Good Urban
Governance in the District Tamalanrea Makassar by analyze the principles of the Good Urban
Governance for regional development in the District Tamalanrea which is known as the area of
education. The research uses descriptive method with qualitative approach. The data collection
techniques are participatory observation and in-depth interviews. Informant taken by purposive
sampling and snowball sampling methode. Research shows that the role of government in the
implementation of Good Urban Governance in the District Tamalanrea known as the integrated
area of higher education not performing well. It can be seen from the effectiveness and
efficiency not realized on the principle of sustainability, fairness, transparency and
accountability, involvement of civil society/population.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran pemerintah dalam pelaksanaan
Good Urban Governance di Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar dengan menganalisis prin-
sip-prinsip dalam Good Urban Governance terhadap pembangunan wilayah yang ada di Keca-
matan tamalanrea yang dikenal sebagai wilayah pendidikan. Metode penelitian yang
digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi partisipatif dan wawancara secara mendalam. Teknik penen-
tuan informan dilakukan secara purposive sampling dan snowball sampling. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa peran pemerintah dalam pelaksanaan Good Urban Governance di Keca-
matan Tamalanrea yang dikenal sebagai kawasan pendidikan tinggi terpadu tidak terlaksana
dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari efektifitas dan efisiensi yang tidak terwujud pada prinsip
keberlanjutan, keadilan, transparansi dan akuntabilitas, keterlibatan masyarakat
sipil/penduduk.
10
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 8, Nomor 1, Januari 2015
sebut dengan teknik penentuan informan dil- kesesuaiannya). Ketiga pihak tersebut saling
akukan secara Purposive Sampling di mana berperan dan mempengaruhi dalam penye-
penentuan sampel dalam penelitian ini tidak lenggaraan negara yang baik. Sinkronisasi dan
dilakukan pada seluruh populasi, tapi ter- harmonisasi antar pihak tersebut menjadi
fokus pada target. Namun demikian, pen- jawaban besar. Namun dengan keadaan In-
dalaman informasi dalam penelitian ini donesia saat ini masih sulit untuk bisa terjadi
berkembang mengikuti informasi yang ada (Efendi, 2005).
atau data yang dibutuhkan (snowball), se- Keberhasilan pencapaian tujuan
hingga memungkinkan melibatkan pihak perencanaan pembangunan daerah, menurut
pemerintah kota dalam hal ini dinas Tata Ru- Bratakusumah (2004:15) dipengaruhi oleh
ang dan Bangunan kota Makassar. beberapa faktor. Faktor-faktor perencanaan
pembangunan daerah merujuk pada faktor-
HASIL DAN PEMBAHASAN faktor yang dapat mem-pengaruhi pem-
Sejak diberlakukannya UU No 32 Tahun bangunan. Beberapa faktor tersebut meliputi:
2004 telah terjadi pergeseran model 1. Lingkungan, faktor lingkungan ini bisa
pemerintahan daerah dari yang semula men- berasal dari luar (eksternal) maupun dari da-
ganut model efisiensi struktural ke arah lam (internal). Baik dari luar maupun dari da-
model demokrasi. Penerapan model demo- lam. Eksternal biasanya datang dari wilayah
krasi mengandung arti bahwa penyeleng- tetangga atau pengaruh global yang berkem-
garaan desentralisasi dan otonomi daerah bang dalam lingkup nasional maupun inter-
menuntut adanya partisipasi dan kemandiri- nasional, sedangkan internal merupakan
an masyarakat daerah (lokal) tanpa menga- pengaruh yang datang dari dalam wilayah
baikan prinsip persatuan negara bangsa. perencanaan sendiri. Unsur-unsur yang ter-
Desentralisasi (devolusi) dan dekonsentrasi kandung didalamnya adalah sosial, budaya,
merupakan keniscayaan dalam organisasi ekonomi dan politik
negara bangsa yang hubungannya bersifat 2. Sumber daya manusia perencana,
kontinum, artinya dianutnya desentraliasi faktor sumber daya manusia merupakan mo-
tidak perlu meninggalkan sentralisasi. tor penggerak perencanaan. Kualitas
Partisipasi dan kemandirian di sini adalah perencanaan yang baik akan lebih memung-
berkaitan dengan kemampuan penyeleng- kinkan tercipta oleh sumber daya manusia
garaan pemerintahan dan pembangunan atas yang baik. Harus bersifat komprehensif atau
prakarsa sendiri yang berdampak pada pen- menyeluruh, sehingga membutuhkan penge-
ingkatan kesejahteraan masyarakat (Su- tahuan intersektoral yang luas. Unsur-unsur
priyono, 2005). yang terkandung di dalamnya adalah
Sebagai suatu konsensus yang dicapai oleh perencanaan sumber daya alam,
pemerintah, warga negara, dan sektor swasta perencanaan sosial ekonomi, dan
bagi penyelenggaraan pemerintahan dalam perencanaan fisik dan infrastruktur.
suatu negara. Negara berperan memberikan 3. Sistem yang digunakan, faktor sistem
pelayanan demi kesejahteraan rakyat dengan yang digunakan adalah aturan-aturan atau
sistem peradilan yang baik dan sistem kebijakan-kebijakan yang digunakan oleh sua-
pemerintahan yang dapat diper- tu daerah / wilayah tertentu sebagai dasar /
tanggungjawaban kepada publik. Good Gov- landasan pelaksanaan perencanaan pem-
ernance menyentuh 3 (tiga) pihak yaitu pihak bangunannya. Unsur-unsur yang terkandung
pemerintah (penyelenggara negara), pihak di dalamnya adalah prosedur, mekanisme
korporat atau dunia usaha (penggerak pelaksanaan, pengambilan keputusan,
ekonomi), dan masyarakat sipil (menemukan pengesahan, dll.
11
Peran Pemerintah dalam Pembangunan Wilayah Berdasarkan Prinsip Good Urban Governance
di Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar (Muchlas M. Tahir)
4. Perkembangan ilmu dan teknologi, pesan di dalamnya. Dalam hal ini, pem-
faktor ilmu pengetahuan dapat memberikan bangunan dapat diartikan sebagai suatu
pengaruh-nya dimana tidak hanya dari segi upaya terkoordinasi untuk menciptakan al-
peralatan namun dapat juga adanya berbagai ternatif yang lebih banyak secara sah kepada
teknik dan pendekatan manajemen yang setiap warga negara untuk memenuhi dan
lebih maju. Peralatan hanya merupakan salah mencapai aspirasinya yang paling manusiawi
satu aspek yang dapat digunakan dalam (Nugroho dan Dahuri, 2004).
rangka meningkatkan efektifitas dan UNDP (dalam Dwiyanto, 2004) mengiden-
efesiensi. tifikasi adanya 2 (dua) aspek utama dari gov-
5. Pendanaan, faktor pendanaan pada ernance, yakni: (1) secara teknis merupakan
dasarnya merupakan faktor yang sudah giv- suatu proses dan prosedur dalam memobi-
en. Artinya hal itu memang harus ada untuk lisasi sumber daya, formulasi rencana, ap-
melakukan suatu kegiatan atau aktivitas. likasi teknis dan alokasi sumber daya, serta
Teori pembangunan dalam ilmu sosial (2) secara representatif merupakan proses
dapat dibagi ke dalam dua paradigma besar, pengambilan keputusan termasuk partisipasi,
modernisasi dan ketergantungan (Lewwellen akuntabilitas, dan pemberdayaan masyara-
1995, Larrin 1994, Kiely 1995 dalam Tikson, kat. Sedangkan Bank Dunia sendiri mengiden-
2005). Paradigma modernisasi mencakup te- tifikasi adanya 4 (empat) aspek utama dalam
ori-teori makro tentang pertumbuhan governance, yakni: (1) manajemen sektor
ekonomi dan perubahan sosial dan teori-teori publik, (2) akuntabilitas, (3) kerangka hukum
mikro tentang nilai-nilai individu yang dalam pembangunan, dan (4) informasi pub-
menunjang proses perubahan. Paradigma lik dan transparansi.
keter-gantungan mencakup teori-teori Berdasarkan UNHCS Habitat (dalam Latifa,
keterbelakangan (under-development), 2013), Good Urban Governance dapat dide-
ketergatungan (dependent development) dan finisikan sebagai upaya merespons berbagai
sistem dunia (world system theory) sesuai masalah pembangunan kawasan perkotaan
dengan klassifikasi Larrain (1994). Sedangkan secara efektif dan efisien yang diselenggara-
Tikson (2005) membaginya kedalam tiga klas- kan oleh peme-rintah yang akuntabel dan
ifikasi teori pembangunan, yaitu mo- bersama-sama dengan unsur masyarakat.
dernisasi, keterbelakangan dan ketergan- Disini ada beberapa prinsip yang selayaknya
tungan. Dari berbagai paradigma tersebut diterapkan yaitu keberlanjutan (sustainabil-
itulah kemudian muncul berbagai versi ten- ity), subsidiaritas (subsidiarity), keadilan (eq-
tang pengertian pembangunan. uity), efisiensi (efficiency), transparansi
Pengertian pembangunan mungkin men- (transparency) dan akuntabilitas (ac-
jadi hal yang paling menarik untuk diperde- countability), keterlibatan masyarakat sipil
batkan. Mungkin saja tidak ada satu disiplin (civic engagement) atau penduduk (citizen-
ilmu yang paling tepat mengartikan kata ship), dan keamanan (secutity) dimana nor-
pembangunan. Sejauh ini serangkaian ma-norma ini saling tergantung dan saling
pemikiran tentang pembangunan telah memperkuat.
berkembang, mulai dari perspektif sosiologi Tata kelola perkotaan (urban governance)
klasik (Durkheim, Weber, dan Marx), pan- semakin mengalami perkembangan di era
dangan Marxis, modernisasi oleh Rostow, otonomi daerah. Berdasarkan UU No. 32 /
strukturalisme bersama modernisasi mem- 2004 otonomi daerah adalah hak, wewenang,
perkaya ulasan pendahuluan pembangunan dan kewajiban daerah otonom untuk menga-
sosial, hingga pembangunan berkelanjutan. tur dan mengurus sendiri urusan pemerinta-
Namun, ada tema-tema pokok yang menjadi han dan kepentingan masyarakat setempat
12
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 8, Nomor 1, Januari 2015
13
Peran Pemerintah dalam Pembangunan Wilayah Berdasarkan Prinsip Good Urban Governance
di Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar (Muchlas M. Tahir)
mengedepankan sisi pendidikan tetapi malah adanya analisa akan dampak terhadap ke-
tertutupi oleh kegiatan-kegiatan bisnis hal ini bijakan yang dilakukan sehingga pem-
terlihat dengan merebaknya bangunan- bangunan yang ada malah memberikan keru-
bangunan bisinis, diperparah lagi dengan tid- gian pada sisi lainnya, seperti kemacetan,
ak adanya grand strategy yang baik mengenai banjir dan sengketa lahan. Sedangkan ku-
dampak yang ditimbulkan misalnya lahan rangnya pelibatan masyarakat secara menye-
parkir yang memacetkan jalan serta luruh malah akan membutuhkan waktu yang
bangunan yang tidak dilengkapi dreinase lama dari segi sosialisasi kepada masyarakat.
yang baik sehingga menyebabkan banjir di- 7. Keamanan (Security)
mana menyebabkan jalan rusak yang ten- Efektifitas dapat diwujudkan dengan
tunya membutuhkan biaya perbaikan yang melihat langkah-langkah strategis yang telah
tidak sedikit mengingat hal ini terjadi hampir dilakukan oleh pihak keamanan dalam
setiap tahunnya. mencegah serta meminimalisir terjadinya
5. Transparansi dan Akuntabilitas (Trans- tindak kriminalitas. Sedangkan berbicara
parency and Accountability) mengenai efisiensi baik peran maupun kea-
Efisiensi dalam tranparansi dan akunta- manan dari fasilitas yang ada penulis merasa
bilitas tidak tercapai hal ini terlihat dengan sudah terwujud hal ini terlihat dari minimnya
banyaknya pembangunan yang tidak sesuai personil keamanan tetapi program yang ada
dengan aturan yang ada dan bahkan meni- tetap dapat berjalan dengan baik dalam me-
mbulkan masalah baru yang malah menge- nanggulangi terjadinya tindak kriminal yang
luarkan banyak biaya, hal ini juga tidak ter- ada.
lepas dari pembagian tugas yang kurang jelas
antara pihak swasta dan pemerintah hal ini KESIMPULAN
terlihat dari kegiatan yang dilakukan oleh Peran pemerintah dalam pelaksanaan
pihak swasta malah memberikan beban Good Urban Governance di Kecamatan Tama-
kepada pemerintah terhadap masalah yang lanrea yang dikenal sebagai kawasan pen-
ditimbulkannya. Sedangkan berbicara didikan tinggi terpadu sebagaimana tertuang
mengenai efektifitas hal ini tidak tercapai di dalam Peraturan Daerah Kota Makassar
sebab apa yang direncanakan tidak sesuai Nomor 6 Tahun 2006 tentang Rencana Tata
dengan harapan masyarakat yang ada pada Ruang Wilayah Kota Makassar 2005-2015 tid-
wilayah Kecamatan Tamalanrea dimana men- ak terlaksana dengan baik hal ini dapat dilihat
jadikan Tamalanrea sebagai kawasan pen- dari efektifitas dan efisiensi yang tidak ter-
didikan tinggi terpadu. wujud pada prinsip keber-lanjutan (sustaina-
6. Keterlibatan Masyarakat Sipil (civic en- bility), keadilan (equity), transparansi (trans-
gagement) / penduduk (citizenship) parancy) dan akuntabilitas (accountability),
Efektifitas dalam Keterlibatan Masyarakat keterlibatan masyarakat sipil (civic engage-
Sipil (civic engagement) / penduduk (citizen- ment)/penduduk (citizenship).
ship) tidak tercapai sebab pelibatan masyara- Beberapa saran terkait temuan dalam
kat hanya terlihat pada sosialisasi akan ke- penelitian ini yakni pemerintah perlu
bijakan tersebut tetapi tidak dilibatkan pada melakukan pengkajian kembali terhadap Per-
perumusan kebijakan. Sedangkan dalam hal aturan Daerah Kota Makassar Nomor 6 Tahun
efisiensi dalam keterlibatan masyarakat sipil 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(civic engagement) / penduduk (citizenship) Kota Makassar 2005-2015 yang kecamatan
hal tersebut tidak tercapai sebab ini merupa- Tamalanrea sebagai kawasan pendidikan
kan dampak dari perumusan kebijakan yang tinggi terpadu sebab pembangunan yang ada
tidak dilakukan secara menyeluruh dan tidak lebih mengedepankan kegiatan bisnis di-
14
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 8, Nomor 1, Januari 2015
DAFTAR PUSTAKA
Bratakusumah, R. (2004). Perencanaan Pem-
bangunan Daerah: Strategi Menggali Po-
tensi dalam Mewujudkan Otonomi Dae-
rah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tikson, D. (2005). Keterbelakangan dan
Ketergantungan di Indonesia, Malaysia
dan Thailand. Makassar: Ininnawa.
Dwiyanto, A. (2004). Reorientasi Ilmu Admini-
strasi Publik: Dari Government ke Govern-
ance. Yogyakarta: UGM Press.
Effendi, S. (2005). Membangun Budaya
Birokrasi Untuk Good Governance. Ma-
kalah Seminar Lokakarya Nasional Refor-
masi Birokrasi Diselenggarakan Kantor
Menteri Negara PAN 22 September 2005.
Henriyanto. (2012). Riwayatmu Kini Kawasan
Tamalanrea Makassar, Hal.1, Kompasiana.
Latifa, N. (2013). Urban Governance dalam
Kerangka Otonomi Daerah. Jakarta: LIPI.
Moleong, L. J. (2004). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakar-
ya.
Nugroho, I & R. Dahuri (2004). Pembangunan
Wilayah: Perspektif Ekonomi, Sosial dan
Lingkungan. Jakarta: LP3ES.
15