Anda di halaman 1dari 7

Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan

Volume 8, Nomor 1, Januari 2015 (9-15)


ISSN 1979-5645

Good Urban Governance: Peran Pemerintah dalam Pembangunan


Wilayah Kecamatan di Kota Makassar
Muchlas M. Tahir
(Jurusan Ilmu Pemerintahan, Universitas Muhammadiyah Makassar)
Email: muchlasm.tahir@ymail.com

Abstract
This study aims to determine how the government's role in the implementation of Good Urban
Governance in the District Tamalanrea Makassar by analyze the principles of the Good Urban
Governance for regional development in the District Tamalanrea which is known as the area of
education. The research uses descriptive method with qualitative approach. The data collection
techniques are participatory observation and in-depth interviews. Informant taken by purposive
sampling and snowball sampling methode. Research shows that the role of government in the
implementation of Good Urban Governance in the District Tamalanrea known as the integrated
area of higher education not performing well. It can be seen from the effectiveness and
efficiency not realized on the principle of sustainability, fairness, transparency and
accountability, involvement of civil society/population.

Keywords: role of government, development, Good Urban Governance

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran pemerintah dalam pelaksanaan
Good Urban Governance di Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar dengan menganalisis prin-
sip-prinsip dalam Good Urban Governance terhadap pembangunan wilayah yang ada di Keca-
matan tamalanrea yang dikenal sebagai wilayah pendidikan. Metode penelitian yang
digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi partisipatif dan wawancara secara mendalam. Teknik penen-
tuan informan dilakukan secara purposive sampling dan snowball sampling. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa peran pemerintah dalam pelaksanaan Good Urban Governance di Keca-
matan Tamalanrea yang dikenal sebagai kawasan pendidikan tinggi terpadu tidak terlaksana
dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari efektifitas dan efisiensi yang tidak terwujud pada prinsip
keberlanjutan, keadilan, transparansi dan akuntabilitas, keterlibatan masyarakat
sipil/penduduk.

Kata kunci: peran pemerintah, pembangunan, Good Urban Governance

PENDAHULUAN roda pemerintahan di daerahnya. Otonomi


Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia daerah menciptakan ruang gerak yang lebih
yang didasarkan pada Undang - Undang No- bebas dalam membuat kebijakan dan pera-
mor 32 Tahun 2004 yang telah diubah men- turan daerah yang melibatkan pihak-pihak
jadi Undang - Undang 12 Tahun 2008 tentang terkait yang sesuai dengan pemahaman dan
Pemerin-tahan Daerah merupakan landasan kebutuhan masyarakat masing-masing dae-
bagi Pemerin-tah Daerah dalam menjalankan rah tersebut, tidak terkecuali dengan pem-
9
Peran Pemerintah dalam Pembangunan Wilayah Berdasarkan Prinsip Good Urban Governance
di Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar (Muchlas M. Tahir)

bangunan di berbagai sektor. Perkembangan manlanrea yang dikenal sebagai kawasan


kota yang pesat, menyebabkan banyak masa- pendidikan sudah menuju ke kawasan hibu-
lah, salah satu diantaranya adalah terjadinya ran. Hal ini dikarenakan sudah banyak fasili-
perubahan fungsi lahan. Kebiasaan yang ser- tas hiburan bertebaran di lokasi ini mulai dari
ing dilakukan oleh Pemerintah kota dan pihak Mall, rumah bernyanyi, bioskop dan puluhan
swasta adalah merubah fungsi ruang terbuka warung makanan. Jika hal ini dibiarkan, maka
hijau menjadi ruang terbangun. Dampak dari seiring dengan waktu, kawasan Tamanlanrea
kesemuanya itu adalah hilangnya fasilitas akan lebih dikenal sebagai kawasan hiburan
umum yang biasa digunakan oleh warga, sa- dibanding kawasan pendidikan (Henriyanto,
lah satu diantaranya adalah hilangnya fasilitas 2012). Oleh karena itu pembangunan di Kota
tempat bermain anak (Saragih, 2004). Makassar khususnya kecamatan Tamalanrea
Berbicara mengenai pembangunan khu- sebagai daerah pendidikan masih perlu diper-
susnya masalah tata kota masih jauh dari tanyakan eksistensinya sebagaimana yang
harapan masyarakat di Kota Makassar, hal ini sudah direncanakan oleh pemerintah pada
sesuai dengan penelitian Zulkarnain (2010) awalnya.
dimana konversi wilayah resapan air banyak
dijadikan sebagai tempat membangun pe- METODE PENELITIAN
rumahan dan ruko-ruko. Kedua pemenuhan Metode penelitian yang digunakan adalah
RTH yang masih sangat jauh dari amanah Un- deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Ada-
dang-Undang yang harus 30% dari total luas pun teknik yang digunakan adalah “observa-
kota. Yang terakhir yaitu pemerintah tidak tory participant”, yang mengharuskan
pernah mengumumkan kepada publik luas partisipasi peneliti secara langsung dalam se-
mengenai wilayah mana saja yang termasuk buah masyarakat atau komunitas sosial ter-
RTH di Kota Makassar. tentu. Penelitian ini berupaya untuk men-
Kota Makassar membutuhkan sedikitnya 5 dalami akan asumsi masyarakat terhadap
ribu hektar Ruang Terbuka Hijau dari total peran pemerintah dalam pembangunan yang
luas kota sebesar 175 km2 atau 30% dari to- ada di Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar
tal luas kota, sesuai dengan amanah UU No. sehingga akan diperoleh pendalaman infor-
26 tahun 2007 tentang Tata Ruang Kota. Jika masi mengenai efisiensi dan efektifitas pem-
dilihat kondisi sekarang ruang terbuka hijau bagunan yang dilaksanakan berdasarkan
tidak cukup sampai 10%, sangat kurang jika prinsip-prinsip Good Urban Governance.
mengacu pada aturan hukum yang berlaku. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah
Hal ini kian diperparah oleh alih fungsi be- Kecamatan Tamalanrea kota Makassar sebab
berapa RTH seperti Lapangan Karebosi yang wilayah ini dijadikan sebagai fokus utama
telah direnovasi dan dibangun pusat per- penelitian dalam menggali informasi akan
belanjaan di dalamnya sehingga mengurangi pembangunan Kota Makassar serta pertim-
daya resap air ke dalam tanah secara signif- bangan bahwa wilayah ini diperuntukkan un-
ikan. Karebosi juga berperan vital untuk tuk wilayah pendidikan. Untuk memperdalam
menetralisir intrusi air laut mengingat posi- analisis data yang berkaitan dengan peran
sinya yang hanya beberapa ratus meter dari pemerintah dalam pembangunan wilayah
bibir pantai Kota Makassar. perkotaan yang didasarkan atas efektifitas
Kawasan Tamalanrea dikenal sebagai ka- dan efisiensi di dalam prinsip-prinsip Good
wasan pendidikan. Hal ini dikarenakan ada Urban Governance di Kecamatan Tamalanrea
berbagai sekolah dan kampus yang berada di Kota Makassar, maka dilakukan wawancara
kawasan ini. Namun sekarang, ada suatu secara mendalam dengan informan dari
keprihatinan tersendiri bahwa kawasan Ta- masyarakat yang berdomisili di wilayah ter-

10
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 8, Nomor 1, Januari 2015

sebut dengan teknik penentuan informan dil- kesesuaiannya). Ketiga pihak tersebut saling
akukan secara Purposive Sampling di mana berperan dan mempengaruhi dalam penye-
penentuan sampel dalam penelitian ini tidak lenggaraan negara yang baik. Sinkronisasi dan
dilakukan pada seluruh populasi, tapi ter- harmonisasi antar pihak tersebut menjadi
fokus pada target. Namun demikian, pen- jawaban besar. Namun dengan keadaan In-
dalaman informasi dalam penelitian ini donesia saat ini masih sulit untuk bisa terjadi
berkembang mengikuti informasi yang ada (Efendi, 2005).
atau data yang dibutuhkan (snowball), se- Keberhasilan pencapaian tujuan
hingga memungkinkan melibatkan pihak perencanaan pembangunan daerah, menurut
pemerintah kota dalam hal ini dinas Tata Ru- Bratakusumah (2004:15) dipengaruhi oleh
ang dan Bangunan kota Makassar. beberapa faktor. Faktor-faktor perencanaan
pembangunan daerah merujuk pada faktor-
HASIL DAN PEMBAHASAN faktor yang dapat mem-pengaruhi pem-
Sejak diberlakukannya UU No 32 Tahun bangunan. Beberapa faktor tersebut meliputi:
2004 telah terjadi pergeseran model 1. Lingkungan, faktor lingkungan ini bisa
pemerintahan daerah dari yang semula men- berasal dari luar (eksternal) maupun dari da-
ganut model efisiensi struktural ke arah lam (internal). Baik dari luar maupun dari da-
model demokrasi. Penerapan model demo- lam. Eksternal biasanya datang dari wilayah
krasi mengandung arti bahwa penyeleng- tetangga atau pengaruh global yang berkem-
garaan desentralisasi dan otonomi daerah bang dalam lingkup nasional maupun inter-
menuntut adanya partisipasi dan kemandiri- nasional, sedangkan internal merupakan
an masyarakat daerah (lokal) tanpa menga- pengaruh yang datang dari dalam wilayah
baikan prinsip persatuan negara bangsa. perencanaan sendiri. Unsur-unsur yang ter-
Desentralisasi (devolusi) dan dekonsentrasi kandung didalamnya adalah sosial, budaya,
merupakan keniscayaan dalam organisasi ekonomi dan politik
negara bangsa yang hubungannya bersifat 2. Sumber daya manusia perencana,
kontinum, artinya dianutnya desentraliasi faktor sumber daya manusia merupakan mo-
tidak perlu meninggalkan sentralisasi. tor penggerak perencanaan. Kualitas
Partisipasi dan kemandirian di sini adalah perencanaan yang baik akan lebih memung-
berkaitan dengan kemampuan penyeleng- kinkan tercipta oleh sumber daya manusia
garaan pemerintahan dan pembangunan atas yang baik. Harus bersifat komprehensif atau
prakarsa sendiri yang berdampak pada pen- menyeluruh, sehingga membutuhkan penge-
ingkatan kesejahteraan masyarakat (Su- tahuan intersektoral yang luas. Unsur-unsur
priyono, 2005). yang terkandung di dalamnya adalah
Sebagai suatu konsensus yang dicapai oleh perencanaan sumber daya alam,
pemerintah, warga negara, dan sektor swasta perencanaan sosial ekonomi, dan
bagi penyelenggaraan pemerintahan dalam perencanaan fisik dan infrastruktur.
suatu negara. Negara berperan memberikan 3. Sistem yang digunakan, faktor sistem
pelayanan demi kesejahteraan rakyat dengan yang digunakan adalah aturan-aturan atau
sistem peradilan yang baik dan sistem kebijakan-kebijakan yang digunakan oleh sua-
pemerintahan yang dapat diper- tu daerah / wilayah tertentu sebagai dasar /
tanggungjawaban kepada publik. Good Gov- landasan pelaksanaan perencanaan pem-
ernance menyentuh 3 (tiga) pihak yaitu pihak bangunannya. Unsur-unsur yang terkandung
pemerintah (penyelenggara negara), pihak di dalamnya adalah prosedur, mekanisme
korporat atau dunia usaha (penggerak pelaksanaan, pengambilan keputusan,
ekonomi), dan masyarakat sipil (menemukan pengesahan, dll.

11
Peran Pemerintah dalam Pembangunan Wilayah Berdasarkan Prinsip Good Urban Governance
di Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar (Muchlas M. Tahir)

4. Perkembangan ilmu dan teknologi, pesan di dalamnya. Dalam hal ini, pem-
faktor ilmu pengetahuan dapat memberikan bangunan dapat diartikan sebagai suatu
pengaruh-nya dimana tidak hanya dari segi upaya terkoordinasi untuk menciptakan al-
peralatan namun dapat juga adanya berbagai ternatif yang lebih banyak secara sah kepada
teknik dan pendekatan manajemen yang setiap warga negara untuk memenuhi dan
lebih maju. Peralatan hanya merupakan salah mencapai aspirasinya yang paling manusiawi
satu aspek yang dapat digunakan dalam (Nugroho dan Dahuri, 2004).
rangka meningkatkan efektifitas dan UNDP (dalam Dwiyanto, 2004) mengiden-
efesiensi. tifikasi adanya 2 (dua) aspek utama dari gov-
5. Pendanaan, faktor pendanaan pada ernance, yakni: (1) secara teknis merupakan
dasarnya merupakan faktor yang sudah giv- suatu proses dan prosedur dalam memobi-
en. Artinya hal itu memang harus ada untuk lisasi sumber daya, formulasi rencana, ap-
melakukan suatu kegiatan atau aktivitas. likasi teknis dan alokasi sumber daya, serta
Teori pembangunan dalam ilmu sosial (2) secara representatif merupakan proses
dapat dibagi ke dalam dua paradigma besar, pengambilan keputusan termasuk partisipasi,
modernisasi dan ketergantungan (Lewwellen akuntabilitas, dan pemberdayaan masyara-
1995, Larrin 1994, Kiely 1995 dalam Tikson, kat. Sedangkan Bank Dunia sendiri mengiden-
2005). Paradigma modernisasi mencakup te- tifikasi adanya 4 (empat) aspek utama dalam
ori-teori makro tentang pertumbuhan governance, yakni: (1) manajemen sektor
ekonomi dan perubahan sosial dan teori-teori publik, (2) akuntabilitas, (3) kerangka hukum
mikro tentang nilai-nilai individu yang dalam pembangunan, dan (4) informasi pub-
menunjang proses perubahan. Paradigma lik dan transparansi.
keter-gantungan mencakup teori-teori Berdasarkan UNHCS Habitat (dalam Latifa,
keterbelakangan (under-development), 2013), Good Urban Governance dapat dide-
ketergatungan (dependent development) dan finisikan sebagai upaya merespons berbagai
sistem dunia (world system theory) sesuai masalah pembangunan kawasan perkotaan
dengan klassifikasi Larrain (1994). Sedangkan secara efektif dan efisien yang diselenggara-
Tikson (2005) membaginya kedalam tiga klas- kan oleh peme-rintah yang akuntabel dan
ifikasi teori pembangunan, yaitu mo- bersama-sama dengan unsur masyarakat.
dernisasi, keterbelakangan dan ketergan- Disini ada beberapa prinsip yang selayaknya
tungan. Dari berbagai paradigma tersebut diterapkan yaitu keberlanjutan (sustainabil-
itulah kemudian muncul berbagai versi ten- ity), subsidiaritas (subsidiarity), keadilan (eq-
tang pengertian pembangunan. uity), efisiensi (efficiency), transparansi
Pengertian pembangunan mungkin men- (transparency) dan akuntabilitas (ac-
jadi hal yang paling menarik untuk diperde- countability), keterlibatan masyarakat sipil
batkan. Mungkin saja tidak ada satu disiplin (civic engagement) atau penduduk (citizen-
ilmu yang paling tepat mengartikan kata ship), dan keamanan (secutity) dimana nor-
pembangunan. Sejauh ini serangkaian ma-norma ini saling tergantung dan saling
pemikiran tentang pembangunan telah memperkuat.
berkembang, mulai dari perspektif sosiologi Tata kelola perkotaan (urban governance)
klasik (Durkheim, Weber, dan Marx), pan- semakin mengalami perkembangan di era
dangan Marxis, modernisasi oleh Rostow, otonomi daerah. Berdasarkan UU No. 32 /
strukturalisme bersama modernisasi mem- 2004 otonomi daerah adalah hak, wewenang,
perkaya ulasan pendahuluan pembangunan dan kewajiban daerah otonom untuk menga-
sosial, hingga pembangunan berkelanjutan. tur dan mengurus sendiri urusan pemerinta-
Namun, ada tema-tema pokok yang menjadi han dan kepentingan masyarakat setempat

12
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 8, Nomor 1, Januari 2015

sesuai dengan peraturan perundang- Peran pemerintah kota dalam mendistri-


undangan. Berdasarkan pengertian ini, maka busikan pelayanan yang baik kepada
otonomi daerah memberikan ruang dan kes- masyarakat, baik itu kesehatan, pendidikan
empatan bagi pemerintah daerah untuk dan pelayanan sosial kemasyarakatan lainnya
berkreasi dan berinovasi dalam pengem- sudah berjalan sesuai dengan apa yang di-
bangan dan pembangunan daerah yang harapkan oleh masyarakat, meskipun
berkelanjutan. Good Urban Governance demikian masih terdapat pelayanan yang ku-
merupakan upaya merespons berbagai masa- rang maksimal dan tidak sesuai dengan
lah pembangunan kawasan perkotaan secara prosedur pelayanan seperti pungutan liar.
efektif dan efisien yang diselenggarakan oleh Sehingga pada aspek subsidiaritas sudah
pemerintah yang akuntabel dan bersama- dapat dikatakan efektif karena aparat
sama dengan unsur masyarakat (Latifa: pemerintah sudah dapat memberikan peran
2013). Ada beberapa prinsip yang dijadikan dalam pelayanan secara maksimal hampir di
sebagai indikator dalam mendalami peran seluruh instansi dan sesuai dengan harapan
pemerintah dalam pelaksanaan Good Urban masyarakat. Dalam hal efisiensi sudah dapat
Governance di Kecamatan Tamalanrea Kota dikatakan terwujud sebab hampir diseluruh
Makassar yaitu keberlanjutan (sustainability), instansi menerapkan sistem online atau mo-
subsidiaritas (subsidiarity), keadilan (equity), bile system sehingga lebih mempercepat pe-
efisiensi (efficiency), transparansi (trans- layanan yang ada, ini terlihat pada bidang
parency) dan akuntabilitas (accountability), pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan.
keterlibatan masyarakat sipil (civic engage- 3. Keadilan (Equity)
ment) atau penduduk (citizenship), dan kea- Efektifitas akan rasa keadilan itu sudah
manan (secutity) dimana norma-norma ini terwujud dengan baik sebab sudah melibat-
saling tergantung dan saling memperkuat. kan masyarakat pada setiap kebijakan yang
1. Keberlanjutan (sustainability) akan diambil oleh pemerintah, namun perlu
Visi dan misi yang kuat dari pemerintah dilakukan sosialisasi yang lebih mendalam
kota dalam mengembangkan dan mem- akan kebijakan yang ada agar lebih mudah
bangun kawasan perkotaan sudah berjalan dimengerti dan dapat dilaksanakan dengan
dengan baik, namun bila dikaitkan dengan baik. Sedangkan berbicara mengenai efisiensi
fungsi utama sebagai kawasan pendidikan penulis menganggap kurang efisien sebab
dengan melihat efektifitas pembangunan di prinsip keadilan akan hak untuk mendapat-
kawasan ini belum tercapai dan tingkat kan kemudahan akses terutama dalam hal
efisiensi pun belum terwujud karena sudah pelayanan pemberian izin pembangunan ka-
menghabiskan sumber daya yang banyak dang dimanfaatkan dengan tidak menghargai
namun implementasinya belum maksimal. akan fungsi wilayah Kecamatan Tamalanrea
Hal ini terlihat dimana pada wilayah ini ter- sebagai kawasan pendidikan terpadu, dan
dapat banyak bangunan yang kurang ter- bahkan izin yang dikeluarkan kadang
fungsikan dengan baik dan bahkan bukan un- tumpang tindih mengakibatkan bangunan
tuk peruntukan pendidikan, serta banyaknya yang sudah dibangun kemudian dihancurkan
bangunan dihancurkan karena tidak memiliki lagi.
izin pembangunan, serta dreinase di wilayah 4. Efisiensi (Efficiency)
ini banyak yang tersumbat baik di perumahan Efisiensi yang dilakukan terutama yang
bahkan di pinggir jalan utama, hal inilah yang berkaitan dengan pembiayaan tidak terwujud
menjadi faktor utama rusaknya jalan di wila- sebab kita kembali kepada fungsi dari wilayah
yah ini. Tamalanrea, yaitu sebagai pusat pendidikan
2. Subsidiaritas (Subsidiarity) tingggi terpadu yang seharusnya lebih

13
Peran Pemerintah dalam Pembangunan Wilayah Berdasarkan Prinsip Good Urban Governance
di Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar (Muchlas M. Tahir)

mengedepankan sisi pendidikan tetapi malah adanya analisa akan dampak terhadap ke-
tertutupi oleh kegiatan-kegiatan bisnis hal ini bijakan yang dilakukan sehingga pem-
terlihat dengan merebaknya bangunan- bangunan yang ada malah memberikan keru-
bangunan bisinis, diperparah lagi dengan tid- gian pada sisi lainnya, seperti kemacetan,
ak adanya grand strategy yang baik mengenai banjir dan sengketa lahan. Sedangkan ku-
dampak yang ditimbulkan misalnya lahan rangnya pelibatan masyarakat secara menye-
parkir yang memacetkan jalan serta luruh malah akan membutuhkan waktu yang
bangunan yang tidak dilengkapi dreinase lama dari segi sosialisasi kepada masyarakat.
yang baik sehingga menyebabkan banjir di- 7. Keamanan (Security)
mana menyebabkan jalan rusak yang ten- Efektifitas dapat diwujudkan dengan
tunya membutuhkan biaya perbaikan yang melihat langkah-langkah strategis yang telah
tidak sedikit mengingat hal ini terjadi hampir dilakukan oleh pihak keamanan dalam
setiap tahunnya. mencegah serta meminimalisir terjadinya
5. Transparansi dan Akuntabilitas (Trans- tindak kriminalitas. Sedangkan berbicara
parency and Accountability) mengenai efisiensi baik peran maupun kea-
Efisiensi dalam tranparansi dan akunta- manan dari fasilitas yang ada penulis merasa
bilitas tidak tercapai hal ini terlihat dengan sudah terwujud hal ini terlihat dari minimnya
banyaknya pembangunan yang tidak sesuai personil keamanan tetapi program yang ada
dengan aturan yang ada dan bahkan meni- tetap dapat berjalan dengan baik dalam me-
mbulkan masalah baru yang malah menge- nanggulangi terjadinya tindak kriminal yang
luarkan banyak biaya, hal ini juga tidak ter- ada.
lepas dari pembagian tugas yang kurang jelas
antara pihak swasta dan pemerintah hal ini KESIMPULAN
terlihat dari kegiatan yang dilakukan oleh Peran pemerintah dalam pelaksanaan
pihak swasta malah memberikan beban Good Urban Governance di Kecamatan Tama-
kepada pemerintah terhadap masalah yang lanrea yang dikenal sebagai kawasan pen-
ditimbulkannya. Sedangkan berbicara didikan tinggi terpadu sebagaimana tertuang
mengenai efektifitas hal ini tidak tercapai di dalam Peraturan Daerah Kota Makassar
sebab apa yang direncanakan tidak sesuai Nomor 6 Tahun 2006 tentang Rencana Tata
dengan harapan masyarakat yang ada pada Ruang Wilayah Kota Makassar 2005-2015 tid-
wilayah Kecamatan Tamalanrea dimana men- ak terlaksana dengan baik hal ini dapat dilihat
jadikan Tamalanrea sebagai kawasan pen- dari efektifitas dan efisiensi yang tidak ter-
didikan tinggi terpadu. wujud pada prinsip keber-lanjutan (sustaina-
6. Keterlibatan Masyarakat Sipil (civic en- bility), keadilan (equity), transparansi (trans-
gagement) / penduduk (citizenship) parancy) dan akuntabilitas (accountability),
Efektifitas dalam Keterlibatan Masyarakat keterlibatan masyarakat sipil (civic engage-
Sipil (civic engagement) / penduduk (citizen- ment)/penduduk (citizenship).
ship) tidak tercapai sebab pelibatan masyara- Beberapa saran terkait temuan dalam
kat hanya terlihat pada sosialisasi akan ke- penelitian ini yakni pemerintah perlu
bijakan tersebut tetapi tidak dilibatkan pada melakukan pengkajian kembali terhadap Per-
perumusan kebijakan. Sedangkan dalam hal aturan Daerah Kota Makassar Nomor 6 Tahun
efisiensi dalam keterlibatan masyarakat sipil 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(civic engagement) / penduduk (citizenship) Kota Makassar 2005-2015 yang kecamatan
hal tersebut tidak tercapai sebab ini merupa- Tamalanrea sebagai kawasan pendidikan
kan dampak dari perumusan kebijakan yang tinggi terpadu sebab pembangunan yang ada
tidak dilakukan secara menyeluruh dan tidak lebih mengedepankan kegiatan bisnis di-

14
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 8, Nomor 1, Januari 2015

bandingkan pendidikan bahkan tidak sesuai


lagi dengan misi pengembangan tata ruang
kota pada kawasan pendidikan tinggi terpadu
yang tertuang dalam pasal 11 ayat 1 huruf h.
Kedua, perlu dilakukan kerjasama yang
baik dalam konsep Good Governance yang
terdiri dari pemerintah, masyarakat dan
swasta sebab proses yang selama ini terjadi
kurang memperhatikan masukan dari man-
yarakat hal ini diperparah lagi dengan
kegiatan pihak swasta yang melakukan pem-
bangunan tanpa memiliki grand strategi yang
jelas sesuai dengan Perda yang telah diatur
sehingga menimbulkan masalah baru yang
menjadi beban pemerintah dan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Bratakusumah, R. (2004). Perencanaan Pem-
bangunan Daerah: Strategi Menggali Po-
tensi dalam Mewujudkan Otonomi Dae-
rah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tikson, D. (2005). Keterbelakangan dan
Ketergantungan di Indonesia, Malaysia
dan Thailand. Makassar: Ininnawa.
Dwiyanto, A. (2004). Reorientasi Ilmu Admini-
strasi Publik: Dari Government ke Govern-
ance. Yogyakarta: UGM Press.
Effendi, S. (2005). Membangun Budaya
Birokrasi Untuk Good Governance. Ma-
kalah Seminar Lokakarya Nasional Refor-
masi Birokrasi Diselenggarakan Kantor
Menteri Negara PAN 22 September 2005.
Henriyanto. (2012). Riwayatmu Kini Kawasan
Tamalanrea Makassar, Hal.1, Kompasiana.
Latifa, N. (2013). Urban Governance dalam
Kerangka Otonomi Daerah. Jakarta: LIPI.
Moleong, L. J. (2004). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakar-
ya.
Nugroho, I & R. Dahuri (2004). Pembangunan
Wilayah: Perspektif Ekonomi, Sosial dan
Lingkungan. Jakarta: LP3ES.

15

Anda mungkin juga menyukai