Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hak atas kesehatan bersifat mutlak dan erat kaitannya dengan

kesejahteraan masyarakat.Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 menjamin hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat

serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Negara memiliki peran dalam

melakukan upaya kesehatan yang tersusun, menyeluruh dan merata yang penting

artinya bagi pembentukan sumber daya manusia Indonesia, peningkatan

ketahanan ,daya saing bangsa, serta pembangunan nasional.1

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat.

Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan UU RI No. 36 Tahun 2009 pasal 1 ayat

11 pengertian upaya atau pelayanan kesehatan adalah ”setiap kegiatan dan/atau

serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan

berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan,

pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau

masyarakat.2

Pelayanan kesehatan, adalah setiap bentuk pelayanan atau program

kesehatan yang ditujukan pada perseorangan atau masyarakat dan dilaksanakan

secara perseorangan atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi, dengan

tujuan untuk memelihara ataupun meningkatkan derajat kesehatan yang dipunyai.2

1
Dalam proses pelayanan kesehatan akan terjadi variasi pelaksanaan

kegiatan dari waktu ke waktu yang akan menghasilkan luaran yang bervariasi

juga. Salah satu upaya untuk mengurangi variasi proses adalah dengan melakukan

standardisasi. Proses standardisasi meliputi penyusunan, penerapan, monitoring,

pengendalian, serta evaluasi dan revisi standar.3

Keberadaan standar dalam pelayanan kesehatan akan memberikan

manfaat, antara lain mengurangi variasi proses, merupakan persyaratan profesi,

dan dasar untuk mengukur mutu. Ditetapkannya standar juga akan menjamin

keselamatan pasien dan petugas penyedia pelayanan kesehatan. Dikuranginya

variasi dalam pelayanan akan meningkatkan konsistensi pelayanan kesehatan,

mengurangi morbiditas dan mortalitas pasien, meningkatkan efisiensi dalam

pelayanan, dan memudahkan petugas dalam pelayanan.3

Kualitas pelayanan rumah sakit termasuk Puskesmas, dapat diketahui dari

penampilan profesional personil rumah sakit/Puskesmas, efisiensi dan efektivitas

pelayanan serta kepuasan pasien. Kepuasan pasien ditentukan oleh keseluruhan

pelayanan: pelayanan dokter, perawat, makanan, obat-obatan, sarana dan

peralatan, fasilitas dan lingkungan fisik rumah sakit serta pelayanan administrasi.

Telah banyak dilakukan penelitian tentang kepuasan pasien rumah

sakit/Puskesmas. Penelitian tentang mutu pelayanan rumah sakit dapat ditelaah

dari tiga hal yaitu: 1) struktur (sarana fisik, peralatan, dan, tenaga kesehatan dan

non kesehatan, serta pasien), 2) proses (manajemen rumah sakit baik manajemen

interpersonal, teknis maupun pelayanan keperawatan yang kesemuanya tercermin

pada tindakan medis dan nonmedis kepada pasien), 3) outcome.4

2
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut maka rumusan

masalah pada referat ini adalah bagaimanakah sistem pelayanan kesehatan di

Indonesia?

C. Tujuan penelitian

Tujuan umum penulisan referat Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia

adalah untuk mengetahui sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.

Tujuan Khusus penulisan referat ini adalah :

1. Mengerti dan memahami pengertian sistem pelayanan kesehatan.

2. Mengerti dan memahami macam, jenis serta tingkatan dalam pelayanan

kesehatan.

3. Mengerti dan memahami masalah serta mutu dalam pelayanan kesehatan.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

meningkatkan derajat kesehatan. Melalui system ini, tujuan pembangunan

kesehatan dapat tercapai dengan efektif, efisien dan tepat sasaran. Keberhasilan

sistem pelayanan kesehatan tergantung dengan komponen yang masuk dalam

pelayanan kesehatan diantaranya dokter, ahli gizi, fisioterapi, perawat dan

lainlain. Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan

kesehatan yang diharapkan memberikan pelayanan yang berkualitas.5

Pelayanan kesehatan adalah setiap bentuk pelayanan atau program

kesehatan yang ditujukan pada perseorangan atau masyarakat dan dilaksanakan

secara perseorangan atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi, dengan

tujuan untuk memelihara ataupun meningkatkan derajat kesehatan yang dipunyai.2

Menurut Levey dan Loomba (1973) menyatakan bahhwa sistem pelayanan

kesehatan adalah setiap usaha yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-

sama dalam suatu organisasi untuk memelihahra dan meningakatkan kesehatan,

mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan

perseorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat.5

B. Macam Pelayanan Kesehatan

4
Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan kedokteran (medical services)

dan pelayanan kesehatan masyarakat (public health services). Jika dijabarkan dari

pendapat Hodgetts dan Cascio (1983) adalah :

1. Pelayanan kedokteran ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat

bersifat sendiri atau secara bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan

utamanya ialaha untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan

kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga.

2. Pelayanan kesehatan masyarakat ditandai dengan cara pengorganisasian

yang umumnya bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya ialah

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit,

serta sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat.

C. Tingkat Pelayanan Kesehatan

Tingkat pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sistem pelayanan

kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Melalui tingkat pelayanan

kesehatan akan dapat diketahui kebutuhan dasar manusia tentang kesehatan.5

Tingkat pelayanan kesehatan dalam sistem pelayanan kesehatan adalah :5

1. Promosi kesehatan / health promotion.

Pelayanan diberikan melalui peningkatan kesehatan dengan tujuan

peningkatan status kesehatan. Sasarannya adalah agar tidak terjadi gangguan

kesehatan. Tingkat pelayanan ini meliputi : kebersihan perseorangan, perbaikan

sanitasi lingkungan, pemeriksaan kesehatan berkala, pelayanan status gizi,

kebiasaan hidup sehat, pelayanan prenatal, pelayanan lansia, dan semua kegiatan

yang berhubungan dengan peningkatan status kesehatan.5

5
2. Perlindungan khusus (specific protection).

Dilakukan dengan melindungi masyarakat dari bahaya yang akan

menyebabkan penurunan status kesehatan atau bentuk perlindungan terhadap

penyakit penyakit tertentu dan ancaman kesehata yang termasuk dalam tingkat ini

adalah : imunisasi, pelayanan dan perlindungan keselamatan kerja.5

3. Diagnosa dini dan pengobatan segera/early diagnosis and prompt treatment.

Diberikan mulai timbulnya gejala. Dilaksanakan untuk mencegah

meluasnya penyakit lebih lanjut serta dampak dari timbulnya penyakit sehingga

tidak terjadi penyebaran. Misalnya : survei pencarian kasus baik secara individu

maupun masyarakat, survei penyaringan kasus serta pencegahan terhadap

meluasnya kasus.5

4. Pembatasan kecacatan/disability limitation.

Dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat tidak mengalami

dampak kecacatan akibat penyakit tertentu. Dilakukan pda kasus yang memiliki

potensi kecacatan. Misal : perawatan untuk menghentikan penyakit, mencegah

komplikasi lebih lanjut, pemberian segala fasilitas untuk mengatasi kecacatan,

menncegah kematian.5

5. Rehabilitasi/rehabilitation.

Dilakukan setelah pasien sembuh. Sangat diperlukan pada fase pemulihan

terhadap kecacatan, misal : program latihan, konsultasi dan diskusi psikologis

untuk meningkatkan koping individu positif sehingga gairah hidup meningkat.5

D. Lingkup Pelayanan Kesehatan

1. Tingkat pertama/primary health service.

6
Adalah pelayanan kesehatan yang bersifat pokok yang dibutuhkan oleh

sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan

derajat kesehatanmasyarakat. Biasa dilakukan pada masyarakat yang memiliki

masalah atau masyarakat sehat. Sifat pelayanan adalah pelayanan dasar yang

dapat dilakukan di puskesmas, balai kesehatan masyarakat, poliklinik dll.5

2. Tingkat dua/secondary health service.

Diperlukan bagi masyarakat atau klien yan memerlukan perawatan rumah

sakit dilaksanakan di rumah sakit yang tersedia tanaga spesialis.5

3. Tingkat tiga/tertiery health service.

Merupakan tingkat yang tertinggi. Membutuhkan tenaga ahli atau

subspesialis dan sebagai rujukan.5

E. Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pelayanan Kesehatan

1. Ilmu pengetahuan dan tehnologi baru

Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi akan diikuti oleh

perkembangan pelayanan kesehatan, misal : untuk mengatasi masalah penyakit

yang sulit dapat dilakukan dengan penggunaan alat seperti laser, terapi perubahan

gen karena hal tersebut pelayanan kesehatan membutuhkan biaya yang cukup

mahal dan pelayanan lebih profesional dan membutuhkan tenaga ahli dalam

bidangnya.5

2. Pergeseran nilai masyarakat

Beragamnya nilai yang ada di masyarakat sebagai pengguna jasa, dapat

menimbulkan pemanfaatannya yang berbeda, misalnya : masyarakat sudah maju

7
dengan pengetahuan tinggi akan memiliki kesadaran yang lebih dalam

menggunakan pelayanan kesehatan demikian juga sebaliknya.5

3. Aspek legal dan etik

Tingginya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan pelayanan

kesehatan akan semakin tinggi pula tuntutan hukum dan etik dalam pelayanan

kesehatan sehingga pelaku/pemberi pelayanan kesehatan dituntut untuk

memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dengan memperhatikan nilai

hukum dan etik yang ada di masyarakat.5

4. Ekonomi

Semakin tinggi tingkat ekonomi di masyarakat/seseorang pelayanan akan

mudah dijangkau dengan tingakat pelayanan kesehatan yang diinginkan begitu

juga sebaliknya.5

5. Politik

Kebijakan pemerintah melalui sistem politik yang ada sangat berpengaruh

dalam sisetm pemberian pelayanan kesehatan. Kebijakan yang ada dapat

memberikan pola dalam sistem pelayanan.5

F. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan

1. Tersedia dan berkesinambungan

Semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tersulit

ditemukan serta keberadaannya di masyarakat setiap kali dibutuhkan.5

2. Dapat diterima dan wajar

Diartikan bahwa pwlayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan

keyakinan, kepercayaan masyarakat, pelayanan kesehatan yang bertentangan

8
dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat bukan

pelayanan kesehatan yang baik.5

3. Mudah dicapai/accesible

Ketercapaian yang dimaksudkan diutamakan dari sudut lokasi. Dengan

kata lain pelayanan kesehatan dan distribusi sarana kesehatan merata di seluruh

wilayah, tidak terkonsentrasi di perkotaan.5

4. Mudah dijangkau/affortable

Terutama dari sudut biaya, disesuaikan dengan kemampuan ekonomi

masyarakat.5

5. bermutu/quality

Mutu yang dimaksudkan adalah yang menunjukkan pada tingkat

kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, dapat memuaskan para

pemakai jasa pelayanan dan tata cara penyelenggaraannya disesuaikan kode etik

serta yang telah ditetapkan.5

G. Masalah Pelayanan Kesehatan

Faktor yang paling berpengaruh terhadap masalah pelayanan kesehatan

adalah perkembangan ilmu dan tehnologi. Semakin tinggi ilmu pengetahuan dan

tehnologi, semakin tinggi pelayanan kesehatan yang diberikan. Hasil yang diraih

juga semakin baik dimanan angka kesakitan, cacat dan kematian menurun serta

meningkatkan umur harapan hidup rata. Perubahaan ini juga mendatangkan

masalah sebagai berikut :5

1. Terkotak-kotaknya pelayanan kesehatan/fragmented health services

9
Berhubungan dengan munculnya spesialis dan sub spesialis yang

berdampak negatif dengan timbulnya keselitan masyarakat memperoleh pelayanan

kesehatan yang akan menimbulkan tidak terpenuhinya kebutuhan masyarakat

terhadap pelayanan kesehatan bila hal ini berkelanjutan.5

2. Berubahnya sifat pelayanan kesehatan

Muncul sebagai akibat lebih lanjut dari pelayanan kesehatan yang

terkotak-kotak, terutama ditemukan pada hubungan dokter dan pasien. Munculnya

sub spesialis dan spesialis menyebabkan perhatian penyelenggara pelayanan

kesehatan tidak menyeluruh, perhatian tertuju pada keluhan dan organ tubuh yang

sakit saja. Perubahan bertanbah nyata dengan adanya peralatan yang canggih yang

mendukung proses pelayanan yang diberikan. Hal tersebut menimbulkan berbagai

dampak negatif, sebagai berikut :5

a. Regangnya hubungan dokter dengan pasien yang timubul karena peralatan yang

digunakan tersebut.

b. Mahalnya biaya kesehatan.

H. Lembaga Pelayanan Kesehatan

Lembaga merupakan tempat pemberian pelayanan kesehatan pada

masyakarat dalam rangka meningkatkan status kesehatan. Tempat bervariasi

berdasarkan tujuan pemberian pelayanan kesehatan . tempat tersebut diantaranya:5

1. Rawat jalan

Lembaga pelayanan ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan pada

tingkat pelaksanaan diagnosa dan pengobatan pada penyakit yang akut atau

10
mendadak serta kronis yang gdimungkinkan tidak rawat inap. Lembaga ini

misalnya : klinik kesehatan, klinik dokter spesialis.5

2. Institusi

Merupakan lembaga yang difasilitasinya cukup dalam memberikan

pelayanan kesehatan seperti : rumah sakit, pusat rehabilitasi dll.5

3. Hospice

Lembaga ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan yang berfokus

pada klien yang sakit terminal agar lebih terang. Biasanya di lakukan home care.5

4. Community base agency

Merupakan bagian dari lembaga yang dilalukan pada klien dan keluarga,

misalnya : praktek perawat keluarga.5

I. Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Untuk memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada seluruh

masyarakat, maka berikut ini akan dipaparkan beberapa program pelayanan

kesehatana masyarakat. 6

1. Puskesmas

Usaha kesehatan masyarakat terutama dilakukan melalui peningkatan

pelayanan Puskesmas dan upaya kesehatan kerja. Upaya kesehatan Puskesmas

direncanakan terutama ditujukn kepada golongan ibu, anak, tenaga kerja, dan

masyarakat berpenghasilan rendah baik di pedesaan maupun di perkotaan. 6

Puskesmas akan dikembangkan menjadi pusat pembangunan kesehatan di

wilayah kerjanya. Pemerataan upaya kesehatan Puskesmas akan diusahakan, baik

11
melalui peningkatan fungsi Puskesmas maupun peran serta masyarakat dengan

pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). 6

2. Keluarga Berencana

Kegiatan kelurga berencana diarahkan pada pengembangan keluarga sehat

sejahtera, yaitu dengan makin diterimanya Norma Keluaga Kecil yang Bahagia

dan Sejahtera (NKKBS) melalui kegiatan penyuluhan dan motivasi pada pasangan

usia subur, generasi muda serta pelayanan medic KB. 6

Pelaksanaan program KB dilaksanakan secara bertahap, mula-mula

program mempunyai orientasi klinis. Kemudian berkembang dengan pesat, untuk

mendapat liputan yang lebih luas, beberapa tenaga pelaksana lapangan

ditempatkan di klinik juga diwajibkan mengadakan kunjungan ke rumah-rumah

untuk memberikan motivasi dan penerangan di mana dapat memperoleh

pelayanan KB. 6

Peningkatan peranan masyarakat dalam program KB akan memungkinkan

alih peran pengelolaan program KB kepada masyarakat di masa yang akan datang,

dengan demikian perkembangan NKKBS juga akan menjadi kenyataan. 6

3. Kesejahteraan Ibu dan Anak

Pelayanan dan monitoring ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu menyusui

ditingkatkan melalui pemeriksaan kehamilan, imunisasi, identifikasi risiko tinggi

kehamilan dan tindak lanjutnya, pelayanan ibu menyusui dan pertolongan oleh

tenaga terlatih. 6

Pelayanan bayi dan anak prasekolah termasuk murid Taman Kanak-kanak

dilakukan melalui penelitian dan pengamatan dari pertumbuhan dan

12
perkembangan secara berkala, imunisasi, identifikasi risiko tinggi dengan tindak

lanjutdan pencegahan dehidrasi. 6

Peran serta masyarakat ditingkatkan melalui penyuluhan yang terutama

ditujukan kepada ibu dan dukun beranakserta guru TK. Penyuluhan juga

dilakukan melalui PKK. 6

4. Kesehatan Sekolah

Melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) diharapkan dapat ditingkatkan

derajat kesehatan dan kemampuan untuk hidup sehat dari anak sekolah pada

tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), SMP, dan SMA

termasuk pondok pesantren melalui upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan

dan pemeliharaan sehingga mempunyai dampak terhadap penurunan angka

absensi karena sakit. 6

5. Kesehatan Gigi dan Mulut

Dalam memperluas jangkauan, pemerataan dan peningkatan suatu

pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan kegiatan-kegiatan : 6

a. Pelayanan kesehatan gigi pada unit kelurga terutama ibu hamil, ibu

menyusui dan anak pra sekolah.

b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara paripurna di sekolah dasar,

kegiatan promotif dan preventif di SD.

c. Pelayanan medic dasar kedokteran gigi dilakukan di puskesmas.

6. Kesehatan Jiwa

Tujuan pokok kesehatan ini adalah mencegah meningkatnya angka

penderita berbagai gangguan jiwa, seperti psikonerotik, psikomatik, retardasi

13
mental, kelainan perilaku dan penyalahgunaan narkotik, alcohol, obat, dan bahan

berbahaya lainnya. 6

Pelayanan kesehatan jiwa dilakukan berdasarkan pendekatan yang

menyeluruh dan mendalam dari berbagai segi yang saling berkaitan, dan

melakukan pembinaan sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan jiwa,

terutama untuk dapat mendeteksi secara dini berbagai gangguan kesehatan jiwa. 6

7. Laboratorium sederhana

Sasaran pokok kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan pemeriksaan

sediaan, untuk mencapai ini dilakukan penataran tenaga laboratorium.

Kegiatannya adalah melaksanakan pelayanan rutin, penyuluhan dan pengiriman

sediaan penyakit dalam rangka pengamatan kejadian penyakit.

8. Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)

PKMD diselenggarakan oleh masyarkat sendiri yang pengelolaan di

lapangan memanfaatkan sumber-sumber setempat dalam penyelenggaraan secara

terus-menerus serta terorganisir hingga ikut merangkaikan hasil-hasil kegiatannya

secara tersambung dengan perpanjangan program-program Puskesmas di desanya

serta mampu terpadu dan menunjang system kesehatan nasional. 6

9. Program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

Tujuan pokok kegiatan ini adalah untuk mencegah timbulnya penyakit,

menurunkan angka kesakitan, kematian, dan akibt bu7ruk dari penyakit menular.

Untuk mencapai tujuan tersebut diambil langkah-langkah untuk meningkatkan : 6

 Pengamatan penyakit menular, termasuk pelabuhan.

 Kualitas dan kuantitas tenaga di bidang epidemiologi, entomologi,

ekologi, sanitasi, dan laboratorium.

14
 Kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam hal

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dengan menggunakan

teknologi tepat guna dan secara sederhana yang berhasilguna dan

berdayaguna.

 Penggunaan alat, serum dan vaksin dalam negeri.

 Isolasi penderita npenyakit manular.

 Pengamatan vector penyakit.

10. Pencegahan dan pemberantasan penyakit tak menular

Tujuan kegiatan ini adalah menurunkan angka kesakitan dan angka

kematian akibat penyakit jantung, dan pembuluh darah, kanker, kecelakaan, dan

lain-lain. Kegiatan pelayanan penyembuhan dan pemulihan diutamakan pada

pengobatan jalan melalui Puskesmas dan rujukannya. 6

Sebagai langkah pertama diadakan kegiatan pengumpulan data dan

penelitian tentang masalah penyakit tak menular, antara lain dengan mengadakan

kegiatan panduan dan penjaringan selektif pada Puskesmas di daerah tertentu. 6

11. Program perbaikan gizi

Program ini bertujuan bertujuan untuk menunjang upaya penurunan angka

kematian balita, dan meningkatkan kemampuan masyarakat guna mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal, melalui peningkatan status gizi, terutama bagi

golongan rawan dan masyarakat berpenghasilan rendah baik di desa maupun di

kota. 6

Pokok kegiatan yang dilaksanakan dalm program perbaikan gizi adalah

Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPKG), pencegahan dan penanggulangan

15
penyakit gangguan gizi terutama KKP, Kekurangan Vitamin A, gondok endemic

dan anemi gizi besi, peningkatan gizi anak sekolah, dan pelayanan gizi institusi. 6

12. Program peningkatan kesehatan lingkungan

Program ini bertujuan mencapai mutu lingkungan yang dapat menjamin

kesehatan menuju derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta untuk

mewujudkan keikutsertaan dan kesadaran masyarakat dan sector pemerintah yang

berkaitan dalam tanggung jawab upaya peningkatan dan pelestarian kesehatan

lingkungan. 6

Program ini meliputi program peningkatan air bersih, program penyehatan

perumahan dan lingkungan, program pengawasan kualitas lingkungan, dan

pengembangan kegiatan instalasi pemeriksaan specimen kesehatan lingkungan. 6

J. Upaya untuk Pengembangan Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan melalui

Puskesmas didasarkan pada misi dididrikannya Puskesmas sebagai pusat

pengembangan kesehatan (Centre for Health Development) di wilayah kerja

tertentu. Upaya pengembangannya dapat dilaksanakan melalui perluasan

jangkauan wilayah sesuai dengan tingkat kemajuan wilayah sesuai dengan tingkat

kemajuan transportasi, peningkatan rujukan, peningkatan mutu pelayanan dan

keterampilan staf, peningkatan manajemen organisasi dan peningkatan peran serta

masyarakat. Adapun upaya untuk pengembangan pelayanan kesehatan

masyarakat, antara lain : 6

1. Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa dengan

membangun Puskesmas yang baru, Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan,

16
Posyandu, dan penempatan Bidan di desa yang mengelola sebuah polindes

(Poliknik Persalinan Desa). 6

2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, baik dengan meningkatkan

keterampilan dan motivasi kerja staf dengan memberikan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat maupun dengan cara mencukupi berbagai jenis kebutuhan

peralatan dan obat-obatan. 6

3. Pengadaan peralatan dan obat-obatan disesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat. Perencanaan pengadaan obat seharusnya didasarkan pada analisis

epidemiologi penyakit yang berkembang di wilayah kerjanya. 6

4. Sistem rujukan di tingkat pelayanan kesehatan dasar lebih diperkuat dengan

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sampai ke tingkat desa. Rujukan

pelayanan kesehatan akan dapat terlaksana bila pembangunan sector lain di

tingkat Kecamatan juga mendukung yaitu tersedianya fasilitas transportasi yang

lebih memadai dan peningkatan pendapatan keluarga. 6

5. Peran serta masyarakat melalui pengembangan Pembangunan Kesehatan

Masyarakat Desa (PKMD). Kegiataan ini perlu dilakukan secara gotong-royong

dan swadaya sehingga masyarakat mampu mencapai mutu hidup yang sehat dan

sejahtera. 6

K. Pelayanan Kesehatan Individual

Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan

tercapainya derajat kesehatan yang bermutu tinggi dan merata. Melalui upaya-

upaya dalam tatanan tersebut yang dilaksanakan secara efisien dan berkualitas

serta terjangakau. Sistem pelayanan kesehatan terdiri atas dua bagian yang

17
merupakan subsistemnya, yaitu sistem pelayanan kesehatan (Healht Service

Delivery System) dan sistem pendanaan kesehatan (Health Financing System).6

Sistem pelayanan kesehatan terdiri atas dua bagian yang merupakan

Subsistemnya, yaitu sistem pelayanan kesehatan perorangan (medical service

atau pelayanaan medis) dan sistem pelayanan kesehatan masyarakat (public

health service).6

Dalam sistem pelayanan kesehatan perorangan terdapat berbagai upaya

untuk peningkatan kesehatan perorangan (selanjutnya disebut upaya kesehatan

perorangan /UKP), yaitu mulai dari promosi kesehatan, pencegahan penyakit,

kecacatan deteksi dini penyakit/kecacatan dan penanganannya yang lebih tepat

agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut atau kecacatan. 6

Dalam subsistem pelayanan kesehatan perorangan dalam kerangka

keseluruhan sistem kesehatan, terdapat berbagai upaya kesehatan perorangan

(UKP) terdapat UKP yang diselenggarakan dengan objek utama adalah

penanganan pada periode pre-pathogenesis dan UKP dengan objek utama

penanganan pada periode pathogenesis. Upaya Kesehtan Perorangan pertama

lebih menekankan upaya promosi kesehatan perorangan atau health promotion

(misalnya mengajarkan pola hidup sehat pada pasien dan keluarga pasien stroke

atau pasien penyakit jantung. Upaya kesehatan ini banyak diselenggarakan oleh

perorangan secara mandiri (self care), oleh keluarga (family care) atau

kelompok anggota masyarakat (misalnya, perkumpulan jantung sehat). UKP

kedua lebih menekankan pada pelayanan periode pathogenesis (disability

limitation, rehabilitation). Upaya ini dilaksanakan di institusi pelayanan

kesehatan yang disebut rumah sakit. 6

18
Untuk penyakit yang banyak terjadi di masyarakat (common diseases)

pelayanan dilaksanakan di rumah sakit rujukan awal (primary hospital system)

dimana penanganan secara satu disiplin ilmu dapt dilaksanakan dengan baik.

Untuk penyakit yang penanganannya membutuhkan penanganan yang

multidisiplin sederhana, pelayanan dilaksanakan di rumah sakit rujukan lanjutan

(secondary hospital system). Untuk penyakit yang penanganannya

membutuhkan penanganan multidisiplin kompleks, pelayanan dilaksanakan di

rumah sakit rujukan lanjut (tertiary hospital system).6

Untuk negara yang sangat maju ada pelayanan yang diutamakan dalam

rangka pengembangan ilmu (dengan pelayanan yang tetap berbasis pada

kebutuhan pasien, bukan berbasis pada pengembangan ilmu), pelayanan

dilaksanakan di rumah sakit untuk pengembangan ilmu (quaternary hospital). 6

Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Perorangan di Indonesia

Pelayanan kesehatan perorangan (medical service, pelayanan medic) dapat

dikategorikan dalam 4 kategori : 6

1. Pelayanan medis mandiri (self care and family medical care)

Dilaksanakan oleh pribadi kelompok masyarakat, aktifitas ini bisa

dilaksanakan oleh masing-masing individu, bisa secara berkelompok. Aktivitas ini

bisa dilaksanakan sebelum orang menderita sakit (misalnya, dalam kelompok

jantung sehat), bisa juga setelah orang menderita penyakit atau kecacatan

(misalnya, kelompok stroke). 6

2. Pelayanan medis dasar (essential medical care and basic speciality care)

Pelayanan ini diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta/kelompok

masyarakat. Idealnya pelayanan ini dilaksanakan oleh dokter keluarga yang

19
merupakan gate keeper dari pelayanan rujukan. Pelayanan medis dasar ini

dilaksanakan di puskesmas pemerintah, balkesmas swasta serta dokter praktek

perorangan swasta. 6

3. Pelayanan medis skunder atau rujukan awal

Pelayanan ini dilaksanakan di rumah sakit dengan kemampuan

nonspesialistik/spesialiatik dasar (dulu dikenal dengan sebutan rumah sakit tipe

D), sampai kerumah sakit dengan kemampuan pelayanan spesialistik empat dasar(

dikenal dengan nama rumah sakit tipe C) ataupun di rumah sakit dengan

kemampuan pelayanan lebih dari empat spesialis ditambah beberapa spesialis

dasar (dikenal dengan nama rumah sakit tipe B-awal). Rumah sakit rujukan awal

ini biasanya ada di ibu kota kabupaten dan kota madya. 6

4. Pelayanan medis tersier atau rujukan lanjut

Pelayanan ini dilaksanakan di rumah sakit dengan kemampuan pelayanan

semua spesialis ditambah beberapa subspesialis (dikenal dengan nama rumah

sakit tipe-B lanjut atau dirumah sakit dengan kemampuan semua spesialisme

dengan seluruh subspesialisnya (rumah sakit tipe A). Di Indonesia, rumah sakit

rujukan lanjut ini semuanya berfungsi sebagai rumah sakit pendidikan.6

Upaya keseluruhan pada butir-butir diatas yang saling berhubungan (saling

berkaitan, saling berpengaruh, saling bergantung) satu sama lain, diselengarakan

dalam satu daerah atau kabupaten/kota dalam satu sistem kesehatan daerah.6

L. Kriteria Pelayanan Kesehatan yang Bermutu

Menurut Donabedian mutu pelayanan harus dilihat dari dua sisi yaitu dari

sisi petugas dan dari sisi pasien. Dari sisi pasien, mutu pelayanan dilihat dari

20
terpenuhinya harapan pasien terhadap kualitas pelayanan yang disediakan oleh

pemberi pelayanan kesehatan. Dari sisi petugas, mutu pelayanan berarti

keleluasaan dalam melakukan tindakan yang tepat untuk meningkatkan derajat

kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan standar teknis yang berlaku.8

Pemberi layanan kesehatan harus memperhatikan standar mutu pelayanan

yang lebih baik dengan memperhatikan kriteria mutu dan tidak bertentangan

dengan standar operasional prosedur medis dan kode etik profesi. Oleh karena itu

semakin tinggi mutu pelayanan kesehatan maka semakin tinggi pula tingkat

kepuasan pasien yang dirasakan oleh pasien. Dimensi mutu terdiri dari:6

a. pelayanan yang bermanfaat sesuai kebutuhan pasien dan perkembangan

iptek.

b. tersedia dan dapat diakses

c. nyaman, aman, kompeten

d. terjangkau secara finansial

e. dapat diterima masyarakat setempat

f. efisien, memperhatikan hubungan baik antar manusia

g. sopan, hormat,berkelanjutan, penuh perhatian dapat dipertanggung

jawabkan dan tepat waktu

Mengenai standar pelayanan yang digunakan di Puskesmas dan Rumah

Sakit pada umumnya menggunakan Standar Prosedur Operasional. Untuk saat ini

Standar Prosedur Operasional di semua Rumah Sakit maupun Puskesmas tidak

sama karena masing-masing dapat membuat sendiri standarnya, Namun tetap

berpedoman pada buku tertentu, misalnya clinical pathway pada Rumah Sakit.6

21
BAB III

KESIMPULAN

Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

meningkatkan derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan

kesehatan dapat tercapai dengan cara efektif, efisien dan tepat sasaran. sistem

pelayanan kesehatan adalah setiap usaha yang diselenggarakan sendiri atau secara

bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihahra dan meningakatkan

kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan

perseorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat.5,6

Berdasarkan penelitian yang dilakukan kriteria pelayanan kesehatan yang

bermutu adalah pelayanan yang dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan

dan tata cara penyelenggaraan sesuai kode etik serta standar yang telah ditetapkan.

Pelayanan kesehatan ini memiliki dimensi antara lain harus tersedia, dapat

diakses, terjangkau, aman, nyaman, efisien, bemanfaat sesuai dengan kebutuhan

pasien dan perkembangan iptek. Pelayanan tersebut juga harus berkompeten,

menghormati hak-hak pasien, antara lain hak untuk didengarkan keluhannya, hak

untuk mendapatkan informasi dan komunikasi yang baik dalam rangka

memahami kebutuhan pasien.1

22

Anda mungkin juga menyukai