Latar belakang
Wayan Koster adalah legislator senior DPR-RI yang duduk di Komisi X (yang membidangi
pendidikan, olahraga, pariwisata dan ekonomi kreatif) sejak tahun 2004. Sebelum terjun ke
dunia politik, putra dari Bali ini selalu berkecimpung di dunia pendidikan. Wayan pernah
menjadi peneliti di Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Depdikbud (1988-1994)
dan juga dosen di beberapa universitas negeri maupun swasta (1994-2004). Bapak dua orang
anak ini adalah tokoh dari komunitas Hindu dan pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris
jendral Perhimpunan Pemuda Hindu (PERADAH) Indonesia dan Sekretaris jendral DPP
Prajaniti Hindu Indonesia.
“Menjaga Kesucian dan Keharmonisan Alam Bali Beserta Isinya, Untuk Mewujudkan
Kehidupan Krama Bali Yang Sejahtera dan Bahagia, Sakala-Niskala Menuju Kehidupan
Krama dan Gumi Bali Sesuai Dengan Prinsip Trisakti Bung Karno: Berdaulat secara Politik,
Berdikari Secara Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan Melalui Pembangunan
Secara Terpola, Menyeluruh, Terencana, Terarah, dan Terintegrasi Dalam Bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia.”
MISI
c. Penjelasan singkat
Pada Pemilu 2014, Wayan Koster merupakan pemegang suara terbanyak dengan
260.342 suara. Hal tersebut menjadi bukti bahwa Bapak Wayan Koster merupakan salah satu
tokoh pemimpin yang berkualitas dan dipercaya oleh masyarakat. Dan pada tahun 2018 ini,
beliau juga kembali terjun dalam Pemilihan Calon Gubernur Bali yang baru. Beliau merupakan
salah satu pemimpin dengan tipe kepemimpinan demokratis. Keinginannya dalam membangun
Bali yang lebih baik menyadarkan Bapak Wayan Koster, bahwa dalam realisasi visi misinya
tersebut tidak akan bisa dilakukan bila hanya mengandalkan lembaga eksekutif beserta
jajarannya. Masyarakat juga memiliki peran yang sangat penting dalam merealisasikan visi
misinya tersebut. Bapak Wayan Koster dalam upayanya mendekatkan diri dengan masyarakat
selalu ramah dan merakyat sehingga membuat masyarakat di beberapa daerah di Bali menjadi
percaya dan memiliki sikap respect kepada beliau. Pendekatan ini juga bertujuan untuk
menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat sehingga pada saat menjabat nanti proses
pembangunan Bali berjalan secara dua arah.