Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS JEMARAS
Jl. Nyimas Endang Geulis No.88 Kec.Klangenan Kab.Cirebon
Telp (0231) 8825112 Email: PuskesmasJemaras@gmail.com Kode Pos 451156

KERANGKA ACUAN
USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS)
DI UPT PUSKESMAS JEMARAS
No. 461/ 440/ PKM JEMARAS/ IV/ 2017

1. PENDAHULUAN
Kesehatan Gigi dan Mulut memegang peranan penting bagi kesehatan
tubuh secara keseluruhan. Kesehatan gigi dan mulut juga berperan dalam
meningkatkan kualitas dan produktifitas sumber daya manusia. Kondisi
kesehatanan yang ada dalam rongga mulut berpengaruh pada kondisi
kesehatan umum. Beberapa penyakit sistemik bermanifestasi di rongga mulut,
seperti infeksi HIV, dan Diabetes Mellitus. Sebaliknya, penyakit gigi dan mulut
dapat menjadi faktor resiko penyakit lain sebagai fokal infeksi misalnya tonsilitis,
faringitis, otitis media, bakteremia, toksemia, diabetes mellitus, dan bacterial
endokarditis.

Penyakit gigi yang banyak diderita oleh masyarakat adalah karies gigi dan
penyakit periodontal. Karies maupun Periodontitis adalah penyakit yang terjadi
karena adanya interaksi antara beberapa faktor yaitu host (gigi, gusi, ludah),
penjamu (bakteri/plak), substrat (makanan kariogenik), dan waktu. Hal ini
sebenarnya mudah dicegah apabila kebiasaan/perilaku pemeliharaan kesehatan
gigi yang baik telah ditanamkan sejak usia dini.

Manusia mempunyai dua fase pertumbuhan gigi, yaitu fase gigi susu/gigi
sulung dan fase pertumbuhan gigi permanen/gigi tetap. Gigi susu adalah gigi
pada anak-anak yang tumbuh pada usia sekitar 6 bulan s/d 36 bulan. Gigi ini
kemudian akan digantikan oleh gigi permanen yang mulai tumbuh pada usia 6
tahun s/d 14 tahun. Gigi Permanen ini bila hilang/dicabut, maka tidak akan ada
gigi penggantinya lagi. Kondisi rongga mulut yang sehat dan bebas karies pada
fase gigi susu, akan membawa pada kondisi gigi permanen/gigi tetap yang sehat
pula dan bebas dari karies. Sebaliknya, gigi susu yang banyak mengalami karies,
akan membawa pada pertumbuhan gigi permanen yang rapuh dan mudah terjadi
karies. Sehingga, kondisi kesehatan rongga mulut saat ini, adalah cermin dari
kondisi rongga mulut di masa lalu.

Pencegahan penyakit gigi dan mulut seperti diatas perlu dilakukan sejak
dini, dengan memberikan wawasan, pengetahuan, ketrampilan, dan pemahaman
terhadap pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, serta membentuk
perilaku/kebiasaan yang baik dalam pemeliharaan kesehatan gigi. Hal ini
bertujuan untuk memberikan kesehatan yang optimal pada tubuh secara umum,
dan khususnya, bertujuan untuk mempertahankan gigi permanen sebanyak
mungkin dan selama mungkin di dalam rahang sampai dengan lanjut usia, yang
sesuai dengan standar kesehatan gigi WHO yaitu 75 % dari jumlah penduduk
usia 65 tahun keatas, memiliki minimum 20 gigi yang berfungsi. Karena itu,
pemberian pengetahuan dan pembentukan perilaku yangbaik dalam menjaga
kesehatan gigi dan mulut, berupa kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, perlu
ditanamkan sedini mungkin, terutama pada anak-anak usia Sekolah Dasar,
dimana pada usia tersebut anak-anak sudah dapat menyerap materi dengan
mudah serta dapat mandiri dan membentuk perilaku yang baik dalam menjaga
kesehatan gigi dan mulutnya sebagai investasi bagi kesehatan tubuhnya di masa
mendatang.

2. LATAR BELAKANG
Tujuan pembangunan kesehatan adalah terciptanya masyarakat Indonesia
yang hidup dan berperilaku dalam lingkungan sehat dan mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu. Di pihak lain pelayanan kesehatan yang
diberikan di seluruh wilayah Indonesia harus dilakukan secara adil, merata, dan
optimal.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, telah ditetapkan 4 (empat) misi
pembangunan kesehatan, yaitu: (1) Menggerakkan pembangunan nasional
berwawasan kesehatan, (2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat. (3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau. (4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, masyarakat beserta lingkungannya.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari
pelayanan kesehatan secara keseluruhan telah menetapkan indikator status
kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang mengacu pada Global Goals for Oral
Health 2020 yang dikembangkan oleh FDI, WHO dan IADR. Salah satu program
teknis dari Departemen of Non-communicable Disease Prevention and Health
Promotion yang mewadahi program kesehatan gigi dan mulut secara global
adalah WHO Global Oral Health Programme (GOHP). Program ini menyarankan
negara-negara di dunia untuk mengembangkan kebijakan pencegahan penyakit
gigi dan mulut serta promosi kesehatan gigi dan mulut. Kebijakan ini juga
mendukung integrasi program kesehatan gigi dan mulut dengan program
kesehatan umum. Salah satu aksi prioritas dari GOHP, khususnya untuk anak
sekolah dan remaja adalah promosi kesehatan gigi di sekolah.
Indikatornya Global Goals for Oral Health 2020 adalah:
 Berkurangnya rasa sakit yang dinilai dari berkurangnya hari absen di sekolah
karena sakit.
 Peningkatan proporsi bebas karies pada usia 6 tahun sebanyak x%.
 Penurunan komponen D dari DMFT pada usia 12 tahun sebanyak x%,
dengan perhatian khusus pada kelompok berisiko tinggi.
 Berkurang sebanyak x% jumlah gigi di ekstraksi karena karies pada usia 18
tahun. (Target penurunan tidak diberikan secara spesifi k karena disesuaikan
dengan faktor lokal).
Salah satu resolusi dari The 60thWorld Health Assembly (WHA) oleh WHO
tahun 2007 adalah mengembangkan dan mengimplementasikan promosi
kesehatan gigi dan mulut serta pencegahan penyakit gigi dan mulut sebagai
bagian dari kegiatan promosi kesehatan di sekolah dengan fokus pada PHBS
dan praktik perawatan diri sendiri di sekolah, yaitu dengan pelaksanaan sikat gigi
setiap hari di sekolah.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah selain
dilaksanakan melalui kegiatan pokok kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas
juga diselenggarakan secara terpadu dengan kegiatan pokok UKS dalam bentuk
program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang juga dilaksanakan oleh
swasta. Program UKGS sudah berjalan sejak tahun 1951, status kesehatan gigi
pada anak usia 12 tahun masih belum memuaskan. Hasil Riset Kesehatan Dasar
2007 (Kemenkes), menunjukkan prevalensikaries gigi dalam 12 bulan terakhir di
Indonesia adalah 46,5% dan yang mempunyai pengalaman karies sebesar
72,1%. Prevalensi karies akƟ f kelompok umur 12 tahun sebesar 29,8%
sedangkan pengalaman karies 36,1%. Besarnya kerusakan gigi yang belum
ditangani dan memerlukan penumpatan/ pencabutan (RTI) pada usia 12 tahun
sebesar 62,3% sedangkan persentasi dari jumlah gigi tetap yang sudah di tumpat
(PTI) pada usia ini baru mencapai 0,7% dan 26,2% telah terlanjur dicabut.
Standar Pelayanan Minimal (SPM)Bidang Kesehatan Kabupaten/ Kota
Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa cakupan
penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat sebesar 100% pada tahun 2010,
sedangkan pada Petunjuk Teknis SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
Kepmenkes RI No. 828/Menkes/SK/IX/2008 disebutkan langkah-langkah
kegiatan UKGS. Oleh karena itu kegiatan UKGS harus dilaksanakan dan
dianggarkan oleh Pemerintah Daerah setempat.
Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
perlu menerbitkan buku Pedoman Penyelenggaraan Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah untuk dapat menjadi pedoman bagi pelaksana kesehatan gigi dan mulut
di daerah yang pelaksanaannya di sesuaikan dengan kemampuan dan
kebutuhan daerah tanpa mengabaikan target Indonesia Sehat.

3. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut peserta didik yang optimal.
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan tindakan warga sekolahdalam
memelihara kesehatan gigi dan mulut.
2. Meningkatnya peran serta guru, dokter kecil, orang tua dalam upaya
promotif preventif.
3. Terpenuhinya kebutuhan pelayanan medik gigi dan mulut bagi warga
sekolah yang memerlukan.

4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


A. Ruang lingkup UKGS meliputi antara lain:
1. Penyelenggaraan Pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang meliputi:
a. Pemberian pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
b. Latihan atau demonstrasi cara memelihara kebersihan dan kesehatan
gigi dan mulut.
c. Penanaman kebiasaan pola hidup sehat dan bersih agar dapat di
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Penyelenggaraan Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk:
a. Pemeriksaan dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut peserta didik;
b. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut perorangan;
c. Pencegahan/pelindungan terhadap penyakit gigi dan mulut;
d. Perawatan kesehatan gigi dan mulut;
e. Rujukan kesehatan gigi dan mulut.
3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah kerjasama antara masyarakat
sekolah (guru, murid, pegawai sekolah, orang tua murid, dan masyarakat).

5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Persiapan
Kegiatan dijalankan dalam rangka mempersiapkan suasana yang
mendukung kelancaran program, mencakup:
a. Pengarahan dan forum komunikasi berjenjang, dengan unit-unit lintas
program dan lintas sektoral yang ada kaitannya dengan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut di SD dan MI, diselenggarakan di bawah
koordinasi atau koordinator kesehatan gigi dan mulut di Tingkat Pusat,
Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
b. Pada tingkat Puskesmas
1) Penjelasan dan pengarahan kepada pimpinan Puskesmas serta staf
pelaksanaan teknis, oleh koordinator kesehatan gigi dan mulut Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
2) Penjelasan kepada unit Diknas dan unit Komite Sekolah Kecamatan
oleh Pimpinan Puskesmas/Pelaksanaan Teknis.
3) Perencanaan bersama menentukan SD dan MI sasaran operasional.
4) Pendekatan kepada para guru SD dan MI sebagai sasaran
operasional, karena guru merupakan orang yang berpengaruh (key
person) dalam proses merubah perilaku murid. Karena itu hubungan
baik dengan para guru harus dibina terlebih dahulu oleh pelaksana
teknis.
5) Penjelasan kepada orang tua murid/Komite Sekolah melalui Kepala
Sekolah dan atau guru kelas.
2. Pelaksanaan Lapangan
Pelaksanaan lapangan mencakup perangkat kegiatan yang
dilaksanakan
pada tingkat Puskesmas, yang terdiri atas:
a. Pengumpulan data
1) Data dasar untuk keperluan perencanaan operasional, meliputi:
a) Jumlah SD dan MI, murid dan guru
b) Data tentang situasi pelaksanaan UKS berdasarkan paket UKS
c) Data tentang situasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di SD
dan MI khususnya sehubungan dengan persentase sekolah
menurut pentahapan UKGS.
2) Data untuk evaluasi dampak program terhadap profil kesehatan gigi dan
mulut murid
a) Oleh tenaga kesehatan
b) Oleh guru
b. Intervensi perilaku
1) Penggerakan peran serta guru melalui lokakarya/pelatihan
2) Penyuluhan kepada murid berupa:
a) latihan menggosok gigi
b) Pengajaran formal tentang kesehatan gigi dan mulut
c) Penilaian kebersihan mulut oleh guru, melalui pemeriksaan rutin
d) Penyuluhan oleh tenaga kesehatan secara insidental.
c. Intervensi medis teknis/perorangan
1) Pembuangan karang gigi
2) Pemeriksaan mulut, pengobatan sementara
3) Aplikasi fluor
a) Melalui pasta gigi yang memenuhi persyaratan
1. Untuk daerah khusus intensifi kasi melalui kumurkumur dengan
larutan yang mengandung fluor aktif atau pemberian tablet fluor.
Surface protection, fissure sealant, kegiatan skeling, penambalan
dengan metode ART (Atraumatic Restorative Treatment
technique), pencabutan, rujukan.
d. Manajemen
a) Supervisi dan bimbingan teknis
b) Kunjungan pembinaan ke SD dan MI, minimal 1x sebulan
c) Kunjungan supervisi dan pembinaan ke Puskesmas oleh
koordinator kesehatan gigi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau
kunjungan supervisi oleh penanggung jawab program kesehatan
gigi dan mulut Dinas Kesehatan Propinsi ke Kabupaten/Kota
minimal 1x dalam 1 triwulan, dan supervisi dari penanggung jawab
program kesehatan gigi dan mulut pusat ke daerah minimal 1 x 1
tahun.
1) Pelaporan
2) Penilaian (Evaluasi)
Penilaian (evaluasi) UKGS ini dilaksanakan beberapa komponen:
a) Komponen kegiatan (Proses)
Meliputi penilaian tentang pelaksanaan lapangan, antara lain
frekuensi pelaksanaan intervensi perilaku, frekuensi pelaksanaan
supervisi dan bimbingan teknis per minggu (bulan).
b) Komponen karya cipta (Output)
Meliputi penilaian volume pelayanan antara lain jumlah murid yang
diberi
pelayanan medik gigi, jumlah murid yang diberi penyuluhan, per
minggu
(bulan)
c) Komponen hasil antara (Outcome)
Meliputi penilaian tentang perubahan sikap dan perilaku antara lain
jumlah murid yang melakukan sikat gigi dengan benar, jumlah murid
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut sesuai
kebutuhan.
d) Komponen dampak (Impact)
Meliputi penilaian survei perubahan dalam status kesehatan gigi dan
mulut murid.
 Kebersihan gigi dan mulut murid (OHIS)
 Pengalaman karies gigi (DMF-T)
 Kondisi gusi
1) Pembinaan
Pembinaan mencakup:
a) Pembinaan untuk mempertahankan dan perbaikan status kesehatan gigi
dan mulut yang telah dicapai, kegiatan berupa:
 Penjaringan (screening) oleh guru dan atau tenaga kesehatan gigi atau
pelaksana UKS untukmenentukan jumlah murid yang perlu perawatan.
 Kegiatan menggosok gigi di sekolah dilakukan secara teratur di bawah
koordinasi guru.
 Kegiatan perawatan kesehatan gigi dan mulut bagi murid yang
memerlukan.
b) Pembinaan peran serta melalui forum komunikasi tatap muka, latihan
ketrampilan guru dan sebagainya.

6. SASARAN

Sasaran pelaksanaan dan pembinaan UKGS meliputi:


1. Sasaran primer: peserta didik (murid sekolah) TK, SD, SMP, SMA dan
sederajat.
2. Sasaran sekunder: guru, petugas kesehatan, pengelola pendidikan, orang
tua murid serta TP UKS disetiap jenjang.
3. Sasaran tertier:
a. Lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai pada
sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk perguruan agama serta pondok
pesantren beserta lingkungannya.
b. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.
c. Lingkungan, yang meliputi:
 Lingkungan sekolah
 Lingkungan keluarga
 Lingkungan masyarakat

7. JADWAL KEGIATAN

Indikator
No Kegiatan Sasaran Target
Program
1. Pemeriksaan Berkala Murid Siswa Dan Siswi 18 1x/Tahun
TK, SD SD Sekolah
2. Penyuluhan Kesehatan Gigi Murid TK/PAUD 7 TK 1x/Tahun
Dan Mulut Dan Sikat Gigi
Massal
3. Penyuluhan Kesehatan Gigi Murid SD 10 SD 1x/Tahun
Dan Mulut Dan Sikat Gigi
Massal
4. Screening TK, SD Siswa Dan Siswi 18 1x/Tahun
SD, SMP Dan SMA Sekolah

8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, dan disusun
pelaporan tentang hasil yang dicapai pada bulan tersebut.

9. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Catatan per kunjungan jumlah anak yang disuluh dan melakukan sikat gigi
massal.
2. Catatan hasil screening per sekolahnya.
3. Catatan audit internal satu bulan sekali.
4. Dilakukan pelaporan hasil pengukuran kinerja tiap unit setiap bulan oleh
koordinator unit dan dilaporkan kepada sekretariat dan diketahui oleh kepala
Puskesmas.
5. Pelaporan tahunan hasil analisis penilaian kinerja oleh Dinas Kesehatan.

Mengetahui Klangenan, 2017


Kepala UPT Puskesmas Jemaras Pelaksana Program Kesgilut

HJ. MAEMUNAH, SKM, M.Si ELNI AGUSTINA. K


NIP. 19651227 198902 2 001

Anda mungkin juga menyukai