Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting dalam memasuki era globalisasi karena secara langsung akan berpengaruh terhadap kualitas SDM di suatu negara, umur harapan hidup dan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang tinggi hanya dapat dicapai oleh orang yang sehat dan memiliki status gizi baik. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya perbaikan gizi dalam keluarga maupun pelayanan gizi pada individu yang karena suatu hal harus tinggal di suatu institusi kesehatan, diantaranya rumah sakit (Depkes, 2005). Asuhan gizi merupakan sarana dalam upaya pemenuhan zat gizi pasien secara optimal baik berupa pemberian makanan pada pasien yang dirawat maupun konseling gizi pada pasien rawat jalan. Upaya peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat baik di dalam maupun di luar rumah sakit sebagai salah satu upaya mewujudkan Indonesia sehat 2010, merupakan tugas dan tanggungjawab tenaga kesehatan, khususnya tenaga yang bergerak di bidang gizi. Dalam Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK), studi kasus merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan seorang calon ahli gizi dalam melakukan asuhan gizi pasien rawat inap. Kasus yang digunakan dalam studi kasus ini adalah pasien penyakit dalam dengan diagnosis Anemia, Hipoalbumin, serta SLE (Systemic Lupus Erythematosus) yang dirawat di Ruang PDW RSUD Ulin Banjarmasin. Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrosit atau hemoglobin (protein pembawa O2) dari nilai normal dalam darah sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa O2 dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer sehingga pengiriman O2 ke jaringan menurun. Hipoalbuminemia adalah suatu simtoma rendahnya kadar albumin di dalam serum darah akibat abnormalitas. Oleh karena albumin merupakan protein, maka hipoalbuminemia merupakan salah satu bentuk hipoproteinemia. Albumin adalah protein utama pada manusia dengan rasio plasma sekitar 60%. Banyak hormon, obat dan molekul lain, terikat dengan albumin di dalam sirkulasi darah sebelum terlepas dengan menjadi aktif. Rendahnya kadar albumin dapat menjadi indikasi gangguan pada hati atau sindrom pada ginjal atau pudarnya tekanan onkotik. Lupus Eritematosus Sistemik (LES) merupakan penyakit inflamasi autoimun kronik, menyerang organ tubuh secara luas, yang menimbulkan manifestasi klinik, perjalanan penyakit, dan prognosis yang sangat beragam. Penyakit ini berhubungan dengan deposit autoantibodi dan kompleks imun sehingga menimbulkan kerusakan jaringan.1 Etiologi dari LES belum diketahui pasti namun diduga akibat adanya interaksi yang kompleks dan multifaktorial antara variasi genetik dimana faktor ini berperanan penting dalam predisposisi penyakit LES dan faktor lingkungan.