Anda di halaman 1dari 89

PRINSIP FISIKA DALAM

KEPERAWATAN :
BIOMEKANIKA

OLEH :
VENI DAYU PUTRI, S.Si, M.Si
SASARAN PEMBELAJARAN
Mampu menjelaskan tentang mekanika tubuh

Mampu menjelaskan tentang teori biomekanika

Mampu menjelaskan tentang kesegarisan tubuh

Mampu menjelaskan tentang gaya pada tubuh

Mampu menjelaskan tentang Pengaturan posisi

Mampu menjelaskan tentang biomekanika di dalam keperawatan


MEKANIKA TUBUH

suatu usaha mengoordinasikan


sistem muskuloskeletal dan
sistem saraf dalam
mempertahankan keseimbangan,
postur, dan kesejajaran tubuh
selama mengangkat,
membungkuk, bergerak dan
melakukan aktivitas sehari-hari.
MEKANIKA TUBUH YANG
TEPAT

Mengurangi resiko cedera sistem


muskuloskeletal
Manfaat

Memfasilitasi pergerakan tubuh,


mendukung kesehatan dan mencegah
kecacatan
Memobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan
otot dan penggunaan energi otot yang
berlebihan
3 Elemen Dasar Mekanika Tubuh
1. Postur Tubuh

Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam


hubungannya dengan bagian tubuh yang lain.

2. Keseimbangan Tubuh

Keseimbangan tubuh tergantung pada interaksi antara


pusat gravitasi, garis vertikal dan dasar penopang.

3. Koordinasi Gerakan Tubuh

Dimana mekanika tubuh berinteraksi dalam fungsi


muskuloskeletal dan sistem syaraf.
1. Postur Tubuh

Postur
tubuh
Posisi sendi,
tendon,
ligamen, otot
selama
berdiri, duduk
Keseja
dan berbaring
jaran
tubuh
2. Keseimbangan Tubuh

Keseimbangan tubuh adalah kemampuan untuk mencapai


dan mempertahankan postur tubuh tetap tegak melawan
gravitasi (duduk atau berdiri) untuk mengatur seluruh
keterampilan aktivitas motorik (Glick, 1992)

Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan tubuh :

• Penyakit
• Gaya berjalan yang tidak stabil pada todler
• Kehamilan
• Medikasi
• Proses menua
• Telinga bagian dalam
Keseimbangan tubuh diperoleh jika :

• Dasar penopang luas


• Pusat gravitasi pada dasar penopang
• Garis vertical dapat ditarik dari pusat gravitasi ke dasar penopang
• Posisi jongkok
• Merendahkan pusat gravitasi

Manfaat keseimbangan tubuh :

• Mempertahankan posisi
• Memperoleh kestabilan selama bergerak dari satu posisi ke posisi
lain
• Melakukan aktivitas hidup sehari-hari
• Bergerak bebas di komunitas
3. Koordinasi Gerakan Tubuh

Gaya yang muncul dengan arah gerakan yang berlawanan


dengan gerakan benda

Terjadi saat perawat bergerak, berpindah, atau menggerakkan


klien di atas tempat tidur
Friksi

Cara mengurangi friksi :


- jika klien tidak mampu pindah sendiri di tempat tidur, lengan
klien diletakkan menyilang di dada
- Klien pasif / imobilisasi atau klien dapat berpartisipasi saat
mengangkat, memindahkan atau bergerak di atas tempat tidur
- Mengangkat (bukan mendorong) klien
- Pemakaian kain seprai dimana klien lebih mudah bergerak
diatas permukaan tempat tidur
UNIT FUNGSIONAL
PENDUKUNG TUBUH
• Rangka pendukung tubuh, terdiri dari tulang : panjang, pendek, pipih
Sistem dan ireguler.
• Fungsi skelet : tempat melekatnya otot dan ligamen, melindungi organ
vital.
Skeletal • Sendi, ligamen, tendon dan kartilago mendukung kekuatan dan
fleksibilitas skelet.

• Merupakan elemen kerja dari pergerakan karena kemampuannya


Otot untuk berkontraksi dan berelaksasi.
• 2 tipe kontraksi otot : isotonik (otot memendek) dan isometrik
(meningkatkan kerja otot)
Skelet • Otot ekstremitas bawah, tubuh, leher dan punggung berfungsi
membentuk postur tubuh

• Mengatur pergerakan dan postur tubuh


Sistem • Pergerakan dapat terganggu oleh adanya gangguan pada perubahan
produksi neurotransmiter yang perjalanannya dari saraf ke otot atau
Saraf pada aktivasi dari aktivitas otot.
• Postur ditentukan dari koordinasi propriosepsi dan keseimbangan.
PRINSIP MEKANIKA TUBUH

1. Menggunakan berbagai kelompok otot untuk


setiap aktivitas keperawatan, seperti berjalan,
memberi obat, mengangkat, memindahkan klien
dan menggerakkan objek.
2. Gaya fisik dari berat dan friksi mempengaruhi
pergerakan tubuh.
3. Menggabungkan pengetahuan tentang pengaruh
fisiologis dan patologis pada mobilisasi dan
kesejajaran tubuh.
Prinsip mekanika tubuh untuk tenaga kesehatan
Kegiatan Rasional
Ketika merencanakan untuk memindahkan klien, atur Dua orang tenaga kesehatan mengangkat secara
untuk bantuan yang kuat. Gunakan alat bantu mekanik bersama-sama membagi beban kerja menjadi 50%.
jika bantuan tidak mencukupi.

Dorong klien untuk membantu sebanyak mungkin. Hal ini mendukung kemampuan dan kekuatan klien
dengan meminimalkan beban kerja.
Jaga punggung, leher, pelvis dan kaki lurus. Cegah Mengurangi resiko cedera pada vertebra lumbal dan
terpelintir. kelompok otot (Owen dan Garg, 1991). Terpelintir
meningkatkan resiko cidera.
Fleksikan lutut, buat kaki tetap lebar. Dasar yang luas meningkatkan kestabilan.

Dekatkan tubuh tenaga kesehatan klien (objek yang Meminimalkan gaya. Pengangkatan 5kg pada setinggi
diangkat) pinggang sama dengan 50kg pada setinggi lengan.
Gunakan lengan dan tungkai (bukan punggung) Otot tungkai lebih kuat, makin besar otot makin besar
kemampuan kerja tanpa cidera.
Tarik klien ke arah penariknya menggunakan seprai yang Menarik membutuhkan lebih sedikit tenaga daripada
dapat ditarik. mengangkat. Seprai yang dapat ditarik meminimalkan
gaya gesek yang dapat merusak kulit klien.
Rapatkan otot abdomen dan gluteal untuk persiapan Mempersiapkan otot serentak akan meminimalkan usaha
mengangkat beban.
Seseorang dengan beban yang sangat berat diangkat Mengangkat secara serentak akan meminimalkan beban
bersama dengan dipimpin seseorang dengan untuk beberapa orang pengangkat.
menghitung sampai tiga.
PERGERAKAN DASAR YANG
DIGUNAKAN DALAM MEKANIKA TUBUH
Berjalan / Walking

Kestabilan berjalan, sangat berhubungan oleh ukuran base of support

Jongkok / Squating

Squating mempertinggi atau meningkatkan keseimbangan tubuh, ketika


seseorang mengangkat obyek yg terletak dibawah pusat grativitas tubuh.

Menarik / Pulling
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menarik benda, diantaranya ketinggian, letak benda, posisi
kaki dan tubuh sewaktu menarik (seperti condong ke depan dari panggul), sodorkan telapak tangan dan
lengan atas dibawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur,
pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk dan lalu lakukan penarikan.

Berputar / Pivoting
Pivoting adalah suatu tehnik dimana tubuh dibungkukkan dlm rangka
menghindari terjadinya resiko keseleo tulang
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI MEKANIKA TUBUH
1. Status kesehatan
2. Kondisi kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap
keseimbangan tubuh sehingga aktivitasnya menjadi
terganggu.
3. Nutrisi
4. Pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting
karena mempengaruhi produksi energi yang digunakan
untuk mobilisasi.
5. Emosi
6. Situasi dan kebiasaan
7. Gaya hidup
8. Pengetahuan
SISTEM TUBUH YANG BERPERAN
DALAM KEBUTUHAN AKTIVITAS
1. Tulang
• Tulang merupakan organ yang mempunyai berbagai fungsi, fungsi mekanis untuk membentuk rangka dan
tempat melekatnya berbagai otot, fungsi sebagai tempat menyimpan mineral kususnya kalsium dan fosfor yang
bisa dilepaskan setiap saat sesuai kebutuhan, fungsi tempat sumsum tulang dalam membentuk sel darah, dan
fungsi pelindung organ-organ dalam.

2. Otot dan tendo


• Tubuh memiliki mempunyai kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh bergerak sesuai keinginan.
Otot memiliki origo dan insersinya tulang, serta dihubungkan dengan tulang melalui tendon, yaitu suatu
jaringan ikat yang melekat sangat kuat pada tempat insersinya tulang.

3. Ligamen
• Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang. Ligamen pada lutut merupakan
penjaga stabilitas.
4. Sistem syaraf
• Syaraf terdiri dari syaraf pusat (otak dan medula spinalis) dan syaraf tepi (percabangan dari syaraf pusat).
Bagian somatis memiliki fungsi sensorik dan motorik. Kerusakan pada syaraf pusat seperti kerusakan tulang
belakang akan menyebabkan kelemahan umum, sedangkan kerusakan saraf tepi menyebabkan terganggunya
daerah yang diinervasi dan kerusakan pada saraf radial akan menyebabkan drop hand atau gangguan
sensorik di daerah radial tangan.

5. Sendi
• Sendi merupakan tempat dua atau lebih tulang bertemu.
KONSEKUENSI MEKANIKA
TUBUH YANG BURUK
1. Jatuh
2. Cidera belakang

Harber (1985), memberikan daftar penyebab cidera


belakang yang paling sering terjadi pada perawat yang
bekerja di rumah sakit yaitu :
1. Mengangkat pasien ke atas tempat tidur (48%)
2. Membantu pasien turun dari tempat tidur (30%)
3. Memindahkan bed (27%)
4. Mengangkat pasien keatas brankat (22%)
TEORI BIOMEKANIKA
• Biomekanika adalah disiplin ilmu yang
mengintegrasikan faktor-faktor yang
mempengaruhi gerakan manusia, yang
diambil dari pengetahuan dasar fisika,
matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan
konsep rekayasa untuk menganalisa
besaran-besaran fisis tubuh dan gaya
yang terjadi pada tubuh.
BESARAN DAN SATUAN

 Besaran :
Sesuatu yang dapat diukur  dinyatakan dengan angka
(kuantitatif) Contoh : panjang, massa, waktu, suhu, dll.

 Mengukur :
Membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang
sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.
contoh : panjang jalan 10 km

nilai
satuan

SATUAN : ----- Adalah ukuran dari besaran


MACAM-MACAM BESARAN

1. Besaran dasar (besaran pokok)


yaitu : besaran yg cara pengukurannya tidak bergantung
pada besaran lain
Contoh : panjang, massa dan waktu

2. Besaran turunan
yaitu : besaran yg cara pengukurannya tergantung pada dua
atau lebih besaran dasar.
Contoh : kecepatan, gaya, usaha dll

3. Besaran pelengkap/tambahan
yaitu : besaran yang bukan besaran dasar, tapi cara
pengukurannya tidak bergantung pada besaran
lain. Besaran pelengkap tidak mempunyai dimensi

Ada 2 besaran pelengkap


a. Sudut bidang datar satuannya radian
b. Sudut ruang satuannya steradian (Sr)
DIMENSI adalah : cara penulisan besaran-besaran dgn
menggunakan lambang-lambang
besaran dasar

Dimensi berguna untuk :


1. Menentukan dimensi besaran dalam suatu
rumus yang tidak diketahui
2. Mengecek/ mengkaji kebenaran suatu rumus

Ada 3 besaran Dimensi pokok


1. Panjang yang memakai simbol (L)
2. Massa yang memekai simbol (M)
3. Waktu yang memakai simbol (T)
Pengukuran
• Fisika : Pengukuran kuantitas  sistem SI
• Fisika Kedokteran : satuan Non Standar
Contoh :
tekanan : N/m2; Dyne/cm2;Pound/inch2
tekanan darah : mm air raksa
pulse rate  pulsogium ( pendulum
simpel) untuk mengukur pulse
rate penderita
Besaran Waktu Alat Ukur Waktu
Waktu adalah selang Segala sesuatu yang
antara dua kejadian atau berulang secara
dua peristiwa periodik
Misalnya contoh: rotasi bumi,
Waktu Siang revolusi bumi
= sejak matahari terbit
hingga matahari
tenggelam
Waktu hidup
= sejak dilahirkan
hingga meninggal.

Jam Atom (Atomic Clock):


1 detik ≡ waktu yang diperlukan
untuk mencapai 9.192.631.770
kali periode osilasi dari atom
cesium)
Proses Pengukuran
1. Proses pengukuran pengulangan
- Sejumlah pengulangan /detik/menit/jam
Mis : pengukuran pernafasan 15/menit
denyut nadi 70/menit

2. Proses pengukuran yang tidak ulang


- Dilakukan sekali terhadap individu
Mis : substansi asing yang dikeluarkan
ginjal, potensial aksi dari sel saraf
Yang perlu diperhatikan :
Ketelitian ( accuracy) dan kebenaran ( precision)

• Ketelitian :
- Menunjukkan pengukuran yang bagaimana
memberikan pendekatan untuk memperoleh
suatu standar
Contoh :
tinggi badan 1,765 m dengan ketelitian 0,003 m
( 33 mm) dibanding dengan patokan( standar )
meter

- Pengukuran berkali-kali, lalu dirata-rata, dan


dicari standar deviasi
Contoh : pengukuran tekanan systolik

• Dilakukan pengukuran sebanyak 25 x (n).


maka tekanan rata-rata :

x i
x  i 1
Standar Deviasi = n
n

 i
( x  x ) 2

S  i 1
n 1
Kebenaran: berhubungan dengan kemampuan
pengembalian dari suatu pengukuran tanpa
memperdulikan ketelitian dalam pengukuran

Contoh:
Penderita yang diukur temperaturnya dalam 10 x
(36,1 ;36,0;36,2;36,1;36,4;36,3;36,0;36,3;36,4; dan
36,2 oC ), Temp tubuh normal 37 oC

Hasil ini menunjukkan kebenaran dalam pengukuran


dengan nilai rata-rata 36,2 oC dan variasi 0,2 oC,
Apabila dibandingkan dengan termometer standar
tampak ada ketidak sempurnaan dari termometer
yang dipakai, selisih pembacaan 3 oC
Kesalahan Pengukuran dalam Tindakan Medis (False)

Untuk menyatakan seseorang sakit atau tidak, perlu dilakukan


pengukuran terhadap besaran fisis tubuh seperti suhu badan, tekanan
darah, frekuensi detak jantung dan sebagainya.

Registrasi : mencatat hal-hal yang diperoleh dari hasil pengukuran

Kesalahan dapat terjadi dari proses pengukuran disebabkan: faktor


alat, metode maupun human error, sehingga terjadi false positif dan
negatif.

1. Falsa Positif
suatu penyimpangan ( error) yang terjadi dimana penderita
dinyatakan menderita suatu penyakit padahal sama sekali tidak
2. Falsa negatif
suatu penyimpangan ( error) yang terjadi dimana penderita
dinyatakan tidak sakit padahal penderita tersebut menderita
suatu penyakit
Yang Harus Dilakukan :
1. Pengambilan pengukuran
2. Pengulangan pengukuran
3. Penggunaan alat-alat yang
dipercayai
4. Kaliberasi alat

Proses Pengukuran Ketelitian dan kebenaran

Data-data lain

Faal positif atau negatif


SATUAN
Satuan-Satuan dasar SI

Besaran Dasar Nama Simbol


Panjang meter m
Massa kilogram kg
Waktu sekon/detik s/dt
Arus Listrik ampere A
Temperatur kelvin K
Jumlah zat mole mol
Intensitas cahaya candela cd
Tabel. Turunan Satuan International
Kuantitas Satuan Singkatan Dimensi
Gaya Newton N Kg m/sec2
Tekanan Pascal Pa ;N/m2 Kg/ msec2
Energi Joule J;Nm Kg m2 /sec2
Tenaga Watt W;J/sec Kg m2 /sec3
Frekuensi Hertz Hz sec -1
Disintegrasi Becquerel Bq sec -1
rate
Dosis Gray Gy; J/Kg m2 /sec2
absorpsi
Frekuensi Hertz Hz sec -1
Tabel. Satuan Non SI
Kuantitas Satuan Singkatan
Gaya Dyne
Tekanan Atmosfir Atm
Energi Kalori Cal
Tenaga Kilo kalori/menit Kcal/mnt
Waktu Menit min
Temperatur Fahrenheit F
Tabel. Data Standar Manusia

Umur 30 tahun
Berat badan 690 N ( 154 lb)
Tinggi badan 172 cm
Massa 70 Kg
Luas permukaan 1,85 m2
Temperatur tubuh 37,0 oC
Basal Metabolisme 38 Kcal/ m2hr
Kebutuhan O2 260 ml/min
Tabel. Data Standar Manusia
Produksi CO2 260 ml/mnt
Volume darah 5,2 lt
Cardiac output 5 lt / min
Tekanan darah 120/80 mm Hg
Heart rate 70 beat/min
Total lung capacity 6 lt
Breathing rate 15 / min
Muscle mass 30.000 g ( 43% dr
massa badan
• Dalam mekanika hanya digunakan 4
besaran dasar yaitu : panjang, massa,
waktu dan jumlah zat

Dalam SI ada beberapa satuan dengan


nama khusus yaitu :
N (Newton) = kg. m. s-2
J (Joule) = N.m untuk satuan kerja
(energi)
W (watt) = J.S-1 untuk satuan daya
Tabel. Pengukuran Parameter Fisik
• Contoh terapan pengukuran :
Indeks Massa Tubuh (IMT) :
yaitu pengukuran antropometri untuk menilai postur tubuh ideal atau
apakah komponen tubuh sesuai dengan standard normal atau ideal.
Pengukuran antropometri yang paling sering digunakan adalah rasio
antara berat badan (dalam kg) dan tinggi badan (dalam m) kuadrat, yang
disebut Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai berikut :

IMT = BB (kg) / (TB)^2

Obesitas perlu diwaspadai karena biasanya berpotensi juga menderita


penyakit degeneratif seperti Diabetes Melitus, hipertensi,
hiperkolesterol dan kelainan metabolisme lain yang memerlukan
pemeriksaan lanjut baik klinis atau laboratorium.
IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:

Alia dengan tinggi badan 159 cm, mempunyai berat badan 70 kg.
Maka IMT Alia adalah :
70
——————– = ——– = 27,7
(1,59 X 1,59) m 2
Berarti status gizi Alia adalah gemuk tingkat berat, dan Alia dianjurkan
menurunkan berat badannya sampai menjadi 47- 63 kg agar mencapai berat
badan normal (dengan IMT 18,5 – 25,0).

PERHATIAN !
Seseorang dengan IMT > 25,0 harus berhati-hati agar berat badan tidak naik.
Dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai dalam batas normal.
Berat Badan Ideal

• Atau untuk mengetahui Berat Badan ideal dapat


menggunakan rumus Brocca sebagai berikut :
BB ideal = (TB – 100) – 10% (TB – 100)
Batas ambang yang diperbolehkan adalah + 10%.

• Bila > 10% sudah kegemukan dan bila diatas 20%


sudah terjadi obesitas.

Contoh: wanita dengan TB = 161 cm, BB = 58 kg


BB ideal = (161 – 100) – 10% (161 – 100)
= 61 – 6,1 = 54,9 (55 kg)
BB 58 kg masih dalam batas > 10%.
• Lila (Lingkar Lengan Kiri Atas):
Pengukuran lain yang dapat dilakukan untuk
menilai apakah seseorang tersebut kurus
menderita kurang gizi, normal atau gemuk,
dengan mengukur Lingkar lengan kiri atas
(Lila). Biasanya dilakukan pada wanita usia 15
– 45 tahun. Bila Lila < 23,5 cm, wanita
tersebut menderita Kurang Energi Kronis
(KEK).
• RLPP (Rasio Lingkar Perut dan Lingkar Pinggang):
Pengukuran antropometri lain yang sering digunakan
adalah mengukur rasio Lingkar perut dan Lingkar
Pinggang (RLPP). Pada wanita RLPP yang disarankan <
0,8 sedangkan pada laki-laki 0,8 pada wanita dan > 1
pada laki-laki mempunyai risiko menderita penyakit
jantung lebih besar dari yang RLPP nya dibawah
ambang batas.

• 3 Hal yang menjadi faktor penentu ketepatan tindakan


pengukuran, yaitu: (1) Alat, (2) Metode, dan (3) manusia-
nya.
HUKUM DASAR BIOMEKANIKA

• HUKUM NEWTON I

• HK NEWTON II

• HUKUM NEWTON III :


Hukum Newton I ( Kelembaman )
o Setiap benda akan tetap berada dalam keadaan diam atau
bergerak lurus beraturan, kecuali jika dipaksa untuk mengubah
keadan itu oleh gaya-gaya yang berpengaruh padanya

o Hukum Newton pertama ini dikenal sebagai hukum inersia


(hukum kelembaman)
* Kelembaman melawan perubahan gerak
* Benda yang pejal sangat lembam, sehingga diperlukan gaya
yang besar untuk mengubah geraknya

Contoh :
- bola bowling lebih inersia dibanding bola tennis.
- tempat tidur dengan pasien lebih inersia dibanding tempat
tidur tanpa pasien
Contoh Hk. Newton I
• Contoh I : Jika seseorang berada dalam bus yang berjalan dan tiba-
tiba mengerem, mungkin orang tersebut bisa terpelanting, padahal
itu adalah inersia yang menyebabkan ke depan berlanjut walau bus
telah berhanti.
Cedera benturan disebabkan kecenderungan kepala manusia
untuk mematuhi hukum tersebut. Jika ada gaya sentakan dari
belakang, badan akan tersentak keras ke depan karena ia
berkontak dengan tempat duduknya. Namun kepala cenderung
tidak bergerak dan tersentak dalam posisi yang menjulur
(ekstensi). Karena kepala melekat pada badan, maka kepala
akan terbentur dengan keras ke depan menyebabkan
kerusakan pada vertebra serviks.

• Contoh II :Cedera dalam tinju atau football yang mengakibatkan


kerusakan otak terjadi dalam proses serupa.
HK NEWTON II : F=ma
• Jika ada sebuah gaya yang bekerja pada sebuah benda
maka benda tersebut akan mengalami percepatan dimana
arah percepatannya sama dengan arah gayanya

• Jika yang bekerja pada benda lebih dari satu gaya, maka :
ΣF = m a ; Σ F = jumlah vektor gaya yang
bekerja ( N )
m = massa( Kg)
a = percepatan ( m/dt2)

Dalam komponen vektor :


ΣFx = max
ΣFy = ma y
ΣFz = maz
Contoh Hk. Newton II

• Contoh :
Seorang tenaga medis yang kesulitan
memindahkan troli yang berat, mungkin akan
meminta bantuan teman sejawatnya, untuk
menghasilkan gaya yang lebih besar, sehingga
pergerakan troli dari keadaan diam menjadi
bergerak (percepatan) yang dihasilkannya lebih
besar atau troli lebih mudah dipindahkan.
HUKUM NEWTON III :

F aksi = - F reaksi ( arah berlawanan)

Gaya : Internal dan Eksternal


Gaya Internal : gaya berat, gaya normal
gaya gesek

Jika sebuah benda memberikan gaya (aksi) sebesar F


pada benda lain, maka benda kedua akan memberi
gaya (reaksi) yang besarnya sama pada benda
pertama tetapi arahnya berlawanan
Contoh Hk. Newton III

• Contoh :
Saat berjalan, hentakan kaki atau sepatu
ke permukaan lantai biasanya
mengartikan bahwa orang tersebut
menekankan kakinya ke permukaan lantai
dengan gaya reaksi bumi yang sama
melalui lantai pada kaki tersebut.
• Dalam konsep gaya menurut Newton juga dikenal
adanya gaya normal dan gaya gesek. Gaya normal
adalah gaya yang arahnya selalu tegak lurus bidang
sentuh sedangkan gaya gesek adalah gaya yang
arahnya sejajar bidang sentuh tetapi berlawanan
dengan pergerakannya.

• Gaya gesek meliputi gaya gesek statis yaitu gaya


gesek dalam keadaan diam (µs) dan gaya gesek
kinetis yaitu gaya gesek dalam keadaan bergerak (µk)

• (µs) > (µk) atau fs = (µs) . N > fk = (µk) . N.


KESEGARISAN TUBUH
• Kesegarisan tubuh (body alignment) atau postur
merupakan istilah yang sama dan mengacu pada
posisi sendi, tendon, ligament, dan otot selama
berbaring.
• Kesegarisan tubuh yang benar mengurangi
ketegangan pada struktur muskusloskeletal,
mempertahankan tonus (ketegangan) otot secara
kuat dan menunjang keseimbangan.
• Dalam mempertahankan kesegarisan tubuh yang
tepat, dan memindahkan klien dengan aman dari
tempat tidur ke kursi atau dari tempat tidur ke
brankar.
Faktor yang Mempengaruhi
Kesegarisan Tubuh
Status kesehatan
• Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak optimal, terdapat organ atau bagian
tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan sehingga dapat memengaruhi pembentukan postur
tubuh.

Nutrisi
• Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan yang digunakan dalam membantu proses keseimbangan
organ, otot, tendon, ligament, dan persendian. Apabila status nutrisi kurang, kebutuhan enegi pada organ
tersebut juga akan berkurang, sehingga dapat mengganggu proses keseimbangan.

Emosi
• Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga keseimbangan tubuh. Hal tersebut dapat
mempengaruhi proses koordinasi pada otot, ligament, sendi, dan tulang.
Faktor social

Gaya hidup (life style)


• Perilaku gaya hidup seseorang dapat membuat seseorang menjadi lebih baik atau sebaliknya menjadi lebih
buruk. Seseorang yang mempunyai gaya hidup yang tidak sehat misalnya selalu menggunakan alat bantu
dalam melakukan kegiatan sehari-hari, dapat mengalami ketergantungan sehingga postur tubuh tidak
berkembang dengan baik.

Perilaku dan nilai-nilai


• Adanya perubahan perilaku dan ilai seseorang dapat memengaruhi postur tubuh. Sebagai contoh, perilaku
dalam membuang sampah di sembarang tempat dapat mempengaruhi proses pembentukan postur tubuh
orang lain yang berupaya untuk selalu bersih dari sampah.
Kelainan Postur
Ketidaknormalan Deskripsi Penyebab Penatalaksanaan

Tortikolis Mencondongkan kepala ke Kondisi kongenital Operasi, pemanasan, topangan


sisi yang sakit, dimana otot atau didapat atau imobilisasi, berdasarkan
sternokleidomastoideus penyebab dan tingkat keparahan
berkontraksi
Lordosis Kurva anterior pada spinal Kondisi kongenital. Latihan peregangan spinal
tumbal yang melengkung Kondisi temporer (berdasarkan penyebab)
berlebihan (mis. Kehamilan)
Kifosis Peningkatan kelengkungan Kondisi kongenital. Latihan peregangan spinal, tidur
pada kurva spinal torakal Penyakit tulang / tanpa bantal, menggunakan
ricket tuberkulosis papan tempat tidur, memakai
spinal brace/jaket, penggabungan
spinal (berdasarkan penyebab
dan tingkat keparahan)
kifolordosis Kombinasi dari kifosis dan Kondisi kongenital Sama dengan metoda yang
lordosis digunakan untk kifosis dan
lordosis (berdasarkan penyebab)
Skoliosis Kurvatura spinal lateral, Kondisi kongenital. Imobilisasi dan operasi
tinggi pinggul dan bahu Poliomielitis paralisis (berdasarkan penyebab dan
tidak sama spastik. Panjang kaki tingkat keparahan)
tidak sama
Kifoskoliosis Tidak normalnya kurva Kondisi kongenital. Imobilisasi dan operasi
spinal anteroposterior dan Poliomielitis kor (berdasarkan penyebab dan
lateral pulmonal tingkat keparahan)
GAYA PADA TUBUH

 Gaya pada tubuh adalah gaya yang bekerja pada tubuh,


misalnya : - jika kita menabrak suatu objek maka kita
dapat merasakan gaya dari tubuh kita
sendiri.
- gaya berat tubuh

 Gaya di dalam tubuh adalah gaya yang berada di dalam


tubuh kita sendiri,
misalnya: - gaya otot jantung yang menyebabkan
mengalirnya darah
- gaya otot paru-paru yang memperoleh udara
Jenis-jenis gaya
1. Gaya berdasarkan kondisi tubuh
a. Gaya statis adalah gaya yang bekerja pada tubuh,
dimana tubuh dalam keadaan diam.
Ada 2 jenis gaya statis, antara lain :
• Gaya yang tidak tampak dari luar,
contohnya : mengalirnya darah dalam tubuh, pernapasan
• Gaya yang tampak dari luar.
Contohnya : tersenyum, kaki menjinjit, mengangkat tangan.

b. Gaya dinamis yaitu gaya yang bekerja pada tubuh,


dimana tubuh dalam keadaan bergerak.
Contoh : gaya menari, menyanyi dan melompat.
2. Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi jika dua permukaan
benda yang saling bersentuhan langsung.

Ada 2 jenis gesekan, antara lain :


• Gesekan statis yaitu gesekan yang terjadi jika salah satu permukaan benda yang
bersentuhan dalam keadaan diam atau akan bergerak.
• Gesekan dinamis yaitu gesekan yang terjadi jika salah satu permukaan benda yang
bersentuhan dalam keadaan bergerak. Contoh : menyetrika dan berseluncuran
.
Akibat yang timbul akibat gesekan antara lain :
• Dapat merusak permukaan benda yang saling bersentuhan
• Memperlambat gerakan. Contoh : pada saat berenang gesekan antara tubuh dan air
memerlukan energi yang besar sehingga dapat memperlambat tubuh untuk
berenang.
• Radang tenggorokan. Contoh : sakit pada saat menelan jika sedang radang
tenggorokan.

Manfaat gesekan
• Dengan gesekan tubuh kita dapat memegang suatu benda
• Manusia bisa berdiri, berlari dan berjalan dengan adanya gesekan
• Mobil/ motor bisa mengerem
3. Gaya gravitasi, yaitu gaya tarik menarik antara dua benda
yang arahnya menuju pusat bumi

Efek adanya gaya gravitasi :


• Terjadinya pinsan
Karena pada saat seseorang terlalu lama berdiri darah
pada tubuh manusia akan menumpuk kebawah yang disebabkan
oleh tekanan gravitasi, sementara jantung tidak mampu lagi untuk
memompa darah ke otak
• Terjadinya varises
Pada saat berdiri vena tidak dapat mengalirkan darah
kembali ke jantung

Manfaat gaya gravitasi :


• Memudahkan memasukkan cairan infus ke dalam tubuh
• Bola basket dapat memantul
Dasar asal mula gaya adalah gaya gravitasi,
tarik-menarik antara 2 benda, misalkan
berat badan, ex terjadinya varises.

Gaya pada tubuh ada 2 tipe :


1. Gaya pada tubuh dlm keadaan statis.
2. Gaya pada tubuh dalam keadaan
dinamis.
Gaya pada Tubuh Keadaan Statis

Statis : Tubuh dlm keadaan setimbang, jumlah gaya


dan momen gaya yang ada sama dengan nol.

Sistem tulang dan otot berfungsi sebagai pengumpil.

3 macam sistem pengumpil


1. Klas pertama
2. Klas Kedua
3. Klas Ketiga
1. Klas Pertama
Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot
Contoh : kepala dan leher

W
W = gaya berat
M = gaya otot

M
2. Klas kedua
Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot.
M W M
W

Contoh : tumit menjinjit


2. Klas ketiga
Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat

M M

W
W
Contoh : otot lengan
Gaya pada Tubuh Keadaan Dinamis
• ―Bila gaya besar atau arah vektornya berubah terhadap waktu
merupakan gaya-gaya dinamis‖.
• Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis adalah kemampuan
untuk mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak.
• Kesetimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari
integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan
somatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal
(otot, sendi, dan jar lunak lain) yang dimodifikasi/ diatur dalam
otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, area
asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal
dan eksternal.
• Dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti, usia, motivasi,
kognisi, lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman
terdahulu.
PENGATURAN POSISI
1. Posisi Fowler
• Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk,
di mana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau
dinaikan.
• Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan
dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
• Tujuan :
a. Mobilisasi
b. Memberikan perasaan nyaman pada pasien yang
sesak napas
c. Memudahkan perawatan misal memberi makan.
• Pelaksanaan :
a. Pasien sesak napas
b. Pasien pasca operasi struma, hidung.

• Cara:
1. Dudukkan pasien
2. Berikan sandaran pada tempat tidur pasien
atau atur tempat tidur, untuk posisi semifowler
(30-45 derajat) dan untuk fowler (90 derajat)
3. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring
setengah duduk
2. Posisi Sims
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau miring ke kiri. Posisi ini
dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus
(supositoria).

Pelaksanaan :
a. Pada pasien dengan pemeriksaan rectal
b. Memberikan huknah, injeksi IM di otot gluteus maximus dll

Cara:
1. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri
dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha
kanan ditekuk diarahkan ke dada
2. Tangan kiri diatas kcpala atau di belakang punggung dan tangan
kanan di atas tempat tidur
3. Bila pasien miring ke kanan dengan posisi badan setengah
telungkup dan kaki kanan lurus, lutut, dan paha kiri ditekuk diarahkan
ke dada
4. Tangan kanan di atas kepala atau di belakang punggung dan tangan
kiri di atas tempat tidur
3. Posisi Dorsal Recumbent

Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut


ficksi (ditarik atau direnggangkan) di atas tempat tidur.
Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genitalia
scrta proses persalinan.
Dilaksanakan pada pasien dengan pemeriksaan ginecology,
pemeriksaan genitalia, pelaksanaan perasat pasang kateter,
vulva hygiene.

Cara:
1. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, pakaian bawah di
buka
2. Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ke
tempat tidur dan renggangkan kedua kaki.
3. Pasang selimut
4. POSISI LITOTOMI
Pengertian
Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua
kaki dan menariknya ke atas bagian perut.

Tujuan
Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada
proses persalinan dan memasang alat kontrasepsi
5. POSISI TRENDELENBURG
Pengertian
Posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan
bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki.

Tujuan
Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran
darah ke otak.
6. POSISI GENU PECTORAL
Pengertian
Merupakan posisi menungging dengan kedua kaki
ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat
tidur.

Tujuan
Posisi ini digunakan untuk memeriksa daerah rectum
dan sigmoid
7. POSISI TERLENTANG (SUPINASI)
Pengertian
Posisi terlentang adalah posisi dimana klien berbaring terlentang
dengan kepala dan bahu sedikit elevasi menggunakan bantal.

Tujuan
a. Untuk klien post operasi dengan menggunakan anastesi spinal.
b. Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi
pronasi yang tidak tepat.

Peralatan
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
c. Gulungan handuk
d. Footboard
e. Sarung tangan (bila diperlukan)
8. Posisi Orthopneu
Pengertian
Posisi orthopneu merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi
dimana klien duduk di bed atau pada tepi bed dengan meja yang
menyilang diatas bed.

Tujuan
a. Untuk membantu mengatasi masalah pernafasan dengan
memberikan ekspansi dada yang maksimal
b. Membantu klien yang mengalami masalah ekhalasi

Peralatan
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Footboard
5. Sarung tangan (bila diperlukan)
9. Posisi Pronasi (telungkup)
Pengertian
Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring diatas
abdomen dengan kepala menoleh kesamping.

Tujuan
1. Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
2. Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
3. Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna bagi klien
post operasi mulut atau tenggorokan.

Peralatan
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Sarung tangan (bila diperlukan)
10. POSISI LATERAL (SIDE LYING)
Pengertian
Posisi lateral adalah posisi dimana klien berbaring diatas salah
satu sisi bagian tubuh dengan kepala menoleh kesamping.

Tujuan
a. Mengurangi lordosis dan meningkatkan aligment punggung
yang baik
b. Baik untuk posisi tidur dan istirahat
c. Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit.

Peralatan
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
c. Gulungan handuk
d. Sarung tangan (bila diperlukan
11. Posisi antitrendelenberg
• Adalah posisi pasien berbaring di TT
dengan kaki lebih tinggi dari kepala.
• Tujuan : tindakan menurunkan tekanan
intrakranial pada pasien trauma kapitis.
BIOMEKANIKA DALAM
KEPERAWATAN
• Contoh penerapan ilmu biomekanika dalam
keperawatan yaitu dengan penggunaan TRAKSI
(penarikan)

• Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau


alat lain untuk menangani kerusakan atau gangguan
pada tulang dan otot.

• Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur,


dislokasim atau spasme otot dalam usaha memperbaiki
deformitas dan mempercepat penyembuhan.
Jenis-jenis traksi :
• Traksi leher
• Traksi tulang
• Traksi kulit
• Traksi kepala
• Traksi kaki

Kegunaan Traksi
a. Membantu penyembuhan tulang dan sendi
b. Untuk relaksasi otot
c. Untuk mencegah dan memperbaiki kecacatan pada
tulang dan sendi
d. Untuk mengurangi keram otot/ spaisme otot
METODE TRAKSI
1. Metode manual
Merupakan metode dengan cara menarik area yang cedera
dengan menggunakan tangan secara langsung selama
pemakaian gipsum

2. Metode Mekanik
Yaitu metode dengan cara mekanik dengan cara area yang
cedera ditupang dengan menggunakan alat penompang,
katrol, tali dan beban dengan prinsip kerja gaya vertikal,
gaya horizontal, dan membentuk sudut
• Untuk traksi tulang berat maksimal  w ≤ 1/7 x BB
• Untuk traksi kulit berat maksimal  w ≤ 1/10 x BB

Anda mungkin juga menyukai