2 Perilaku Komponen Struktur Lentur Profil I
2 Perilaku Komponen Struktur Lentur Profil I
A. PENDAHULUAN.
Ada dua kegagalan yang dapat terjadi pada komponen struktur lentur profil I
yang mengelami lentur. Kegagalan pertama profil akan mengalami lateral-torsional
buckling (tekuk lateral) yang diakibatkan adanya displacemen dan rotasi di tengah
bentang, namun hal ini tidak mengalami perubahan bentuk. Kegagalan kedua, profil akan
mengalami local buckling (tekuk lokal) pada sayap tekan dan juga pada pelat badan,
sehingga mengakibatkan berubahnya bentuk profil, hal ini diakibatkan oleh adanya rasio
kelangsingan yang relatif sangat besar antara tinggi pelat badan terhadap tebalnya. Hal
tersebut dapat diatasi dengan cara memasang pertambatan lateral diantara kedua
tumpuannya.
Dengan adanya kegagalan tersebut mengakibatkan perencanaannya menjadi
tambah rumit dan menyita cukup waktu.
Untuk mempermudah para praktisi, maka pada makalah ini akan dihitung
kapasitas momen dengan metode ASD (Allowable Stress Design) untuk semua profil I
yang ada dalam tabel AISC., kemudian dibuat grafiknya, namun hanya sebatas balok yang
mengalami lentur saja.
B. STRUKTUR TERLENTUR.
Komponen struktur yang mengalami lentur banyak dijumpai sebagai gelagar
(girder), balok lantai (floor beam), balok anak (joist), gording dan masih banyak lagi
komponen lentur yang lain 2). Gelagar (girder), yaitu balok utama yang berpenampang
tinggi dan biasanya sebagai tumpuan balok-balok lain. Sebagai contoh struktur yang
mengalami lentur adalah balok sederhana (simple beam) yang menerima beban transversal
terdistribusi merata (gambar 1.a). Akibat beban tersebut pada balok bekerja momen
(gambar 1.b) dan gaya geser (gambar 1.c).
tekan
(a)
(b)
(c)
Disamping itu dapat juga mengalami local buckling (tekuk lokal) pada badan profil,
seperti yang terlihat pada gambar 3.
(a) (b)
Gambar 3. lokal buckling pada balok (a) sayap tertekan (b) badan tertekan.
(3b)
fa d 257
untuk Fy 0,16 (3c)
tw Fy
D. PERTAMBATAN LATERAL.
Untuk mencegah peristiwa lateral-torsional buckling dan local buckling maka
pada bagian penampang yang mengalami tegangan tekan dapat dipasang pertambatan
lateral (dukungan lateral / lateral support) seperti yang dapat dilihat pada (gambar 4).
Tegangan lentur ijin balok-balok dengan dukungan lateral dipasang di tempat-
tempat tertentu bergantung kepada panjang bagian yang tak terdukung dan gradien
momen. Semakin panjang bagian tak terdukung semakin rendah tegangan ijinnya, begitu
pula kapasitas momennya.
Ada beberapa kasus letak pemasangan pertambatan lateral, seperti yang dapat
dilihat beberapa kasus dibawah ini, atau secara ringkas dapat dilihat pada gambar (5).
Sehingga tegangan ijin lentur (Fb) dapat dihitung dengan persamaan (5) dan
Kapasitas momennya (Mu) dapat dihitung dengan persamaan (6).
Fb = 0,66 Fy (5)
Mu = 0,66 Fy Sx (6)
dengan : bf = lebar sayap(in).
d = tinggi balok keseluruhan (in).
Fy = tegangan leleh (Ksi).
Sx = Modulus Elastisitas (in.3).
Sehingga tegangan ijin lentur (Fb) yang dapat dihitung dengan persamaan (8) dan
Kapasitas momennya (Mu) dapat dihitung dengan persamaan (9).
Fb = 0,60 Fy (8)
Mu = 0,60 Fy Sx (9)
L
2
12000. Cb Fy
Fb 2 rt
L. d dan Fb
1530.103 . Cb
Fy (11)
3
Af
L
2
12000. Cb.Sx Fy
Mu 2 rt
L. d dan Mu
1530.10 3 . Cb
Fy. Sx (12)
3
Af
Kasus 4 : L > Lr
Jika L lebih besar dari Lr, maka tegangan ijin lentur (Fb) dapat dihitung dengan
12000. Cb
persamaan (13) dan Kapasitas momennya (Mu)
Mu Fb diambil nilai terbesar dari persamaan
Mu = 0,66 Fs Sx L. d
(14).
Af
Mu = 0,60 Fs Sx
12000. Cb. 170000 . Cb. 2
Fb Fb L
L Fy r
2
L. d dan (13)
2 t
Af Mu rT 3 Fy .Sx
3 1530 .10 .Cb
12000. Cb. Sx
170000 . Cb. Sx
Mu Mu 2
L. d dan L (14)
170000.Cb .Sx
Af rT Mu 2
L
rT
Lc Lu Lr
Panjang tanpa sokongan samping
Gambar 5. Kapasitas momen dengan pertambatan lateral
E. HASIL.
Dari rumus yang telah diuraikan di atas, digunakan untuk menghitung beberapa
profil I yang sering dipakai dilapangan kemudian digambarkan grafiknya seperti yang
terlihat pada lampiran. Sebagai bahan pertimbangan apakah grafik tersebut dapat
digunakan atau tidak, maka akan dicoba satu contoh antara analitis dan grafis dibawah
ini.
Contoh :
Hitung Kapasitas Momen dengan analitis dan dengan menggunakan grafik untuk Profil
W14 x 30 yang mempunyai mutu baja A36 dan nilai Cb = 1, jika pertambatan lateral
dipasang pada jarak 6 feet, 8 feet, 15 feet dan 20 feet.
Penyelesaian :
Data Profil W14 x 30 (bf = 6,73 inc., d/Af = 5,34, r T = 1,74 inc., Sx = 42 inc.3)
a. Dengan analitis.
* Lc diambil nilai terkecil dari
76. bf 76( 6,73)
Lc = 7 ,1 feet.
Fy 36 (12 )
20.000
Lc 20.000
d = 8,7 feet.
Fy (5,34 ) 36(12 )
Af
* Kapasitas momen untuk jarak pertambatan lateral 6 feet (6 feet < Lc = 7,1 feet).
Mu = 0,66 Fy Sx = 0,66 (36) 42 / 12 = 83,16 Kft.
* Kapasitas Momen untuk jarak pertambatan lateral sebesar 8 feet (Lc=7,1 < 8 <
Lu=8,7).
Mu = 0,60 Fy Sx = 0,60 (36) 42 / 12 = 75,60 Kft.
* Kapasitas Momen untuk jarak pertambatan lateral sebesar 15 feet (karena Lu < 15 <
Lr), maka Mu diambil nilai terbesar dari
12000. Cb. Sx
Mu 12000 (1) 42
L. d = = 43,63 Kft.
15(5,34 )12 (12 )
Af
L
2
15(12)
2
Fy 36
2 rt 2 1,74 36( 42) / 12
Mu
3 1530.10 3 . Cb
Fy.Sx = 3 1530.000(1) = 52,27 Kft.
sehingga didapat Mu = 52,27 Kft.
* Kapasitas Momen untuk jarak pertambatan lateral sebesar 20 feet (karena 20 >
Lr=17,3) maka Mu diambil nilai terbesar dari
12000. Cb. Sx
Mu 12000(1) 42
L. d = = 32,77 Kft.
20(5,34 )12 (12 )
Af
170000. Cb. Sx 170000(1) 42
Mu 2 2
L = 20 = 31,27 Kft.
144 (12 )
rT 1,74
E. PEMBAHASAN.
Dari contoh yang terdapat pada sub bab D dapat dihitung prosentase kesalahan
yang terjadi sebagai berikut:
L (ft) Mu dengan analitis Mu dengan grafis Prosentase Kesalahan (%)
6 83,16 83,2 - 0,0481
8 75,60 75,5 0,1325
15 52,27 52,0 0,5192
20 32,77 33,0 0,7019
Prosentase kesalahan rata-rata (%) 0,3264
dari hasil perhitungan prosentase kesalahannya, maka didapat kesalahan rata-rata sebesar
0,3264 %. Kesalahan ini diakibatkan oleh adanya skala grafik yang terlalu kecil, sehingga
mengakibatkan pembacaan yang tidak tepat betul. Disamping itu pengujiannya hanya satu
contoh soal.
Menurut ilmu statistika bahwa prosentase kesalahan yang lebih kecil dari 2 % maka
kesalahan sebesar itu masih dalam batas yang wajar.
Semakin pendek jarak pertambatan lateral maka akan semakin kecil defleksi yang
terjadi. Jika defleksinya semakin kecil maka kapasitas momennya semakin meningkat.
Untuk memperkecil defleksi ini dapat dipasang pertambatan lateral, sehingga terlihat
bahwa dalam grafik yang dihasilkan, dapat dibaca bahwa semakin pendek jarak
pertambatan lateral, maka semakin meningkat kapasitas momennya, atau sebaliknya
semakin panjang jarak pertambatan lateralnya maka kapasitas momennya akan semakin
menurun.
F. KESIMPULAN.
Dari hasil kajian ini (balok yang mengalami local buckling dan lateral-torsional
buckling) dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Karena prosentase kesalahan yang terjadi lebih kecil dari 2 %, maka grafik yang
terdapat dalam lampiran ini dapat digunakan untuk menghitung kapasitas momen atau
jarak pertambatan lateral.
2. Semakin panjang jarak pertambatan lateralnya, maka semakin menurun kapasitas
momennya.
G. DAFTAR PUSTAKA
1. AISC, Manual of Steel Construction, Ninth Edition, 1989, American Institute of Steel
Construction, Inc., Chicago.
2. Fathurrahman, MT., Ir., Bahan Kuliah Konstruksi Baja Lanjut, 2001, Magister Teknik
Sipil, Yogyakarta.
3. Louis, F. G., Load and Resistance Factor Design of Steel Structures, 1994, Prentice-
Hall. Inc., New Jersey.
4. Padosbajayo, Bahan Kuliah Pengetahuan Dasar Struktur Baja, 1994, Naviri,
Yogyakarta.
5. Salmon, C. G., Steel Structure : Design and Behavior, 2nd edition, 1980, Harper &
Row Publishers Inc., Madison.
6. Suharyanto, Stabilitas Balok dan Kolom Baja Tampang I Terhadap Buckling, 2000,
Makalah Seminar Nasional Konstruksi Baja Indonesia Pada Millenium Ke-3,
Janabadra, Yogyakarta.
Grafik Perhitungan Kapasitas Momen Profil W14
untuk Cb =1 dan Fy = 36
410
W14x132
W14x120
360
W14x109
W14x99
310
W14x90
Kapasitas Momen (Kip-feet)
260
W14x82
210 W14x74
W14x68
W14x61
160
110
60
8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54
Jarak Pertambatan Lateral (feet)