Anda di halaman 1dari 27

TUGAS

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


MAKALAH : AL QURAN DAN DOSA-DOSA

Nama : Ari Wahyu Perdana


Nrp : 153030004

TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
2017
1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan syuku ratas kehadirat-Nya, yang telah
melimpah kan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Al Quran dan dosa-dosa.

Makalah ini kami susun dengan maksimal mungkin dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih


banyak kekurangan baik dalam segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya.Oleh karena itu dengan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Al Quran dan dosa ini
memberikan manfaat maupun inspirasi terhada pembacanya.

Bandung , 9 Januari 2017

Ari Wahyu Perdana

2
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................ . 1
Kata Pengantar ............................................................................................. 2
Daftar Isi........................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ............................................................................... 5

BAB II ISI

2.1 Dosa Besar Dan Dosa kecil ........................................................ 6

2.2 Dosa–Dosa Besar ........................................................................ 6

2.3 Macam-Macam Dosa ................................................................ 18

2.4 Rincian Dosa Besar ................................................................... 20

2.5 Jalan Menuju Taubat ................................................................. 23

2.6 Pekerjaan Yang Baik................................................................. 25

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................... 27

3.2 Saran.......................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Manusia adalah adalah satu-satunya makhluk yang paling sempurna di


muka bumi ini. Tidak ada satupun makhluk di dunia ini yang sempurna
melebihi manusia. Sebagaiman Allah sendiri telah menyatakan dalam al-Qur’an
surat At-Tin ayat 4, yang artinya “ kami (Allah) benar-benar telah menciptakan
manusia dalam sebaik-baik bentuk”. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa
Allah mengangkat manusia sebagai kholifah di muka bumi ini mengalahkan
makhluk-makhluk lain yang telah diciptakan ribuan tahun lebih dahulu. Hal
seperti ini seharusnya patut di syukuri oleh manusia dengan selalau melakukan
segala sesuatu yang diperintahkan Allah kepadanya dan menjauhi segala
sesuatu yang dilarangnya.
Namun kadang-kadang label kesempurnaan manusia itu justru ia rusak
sendiri dengan melakukan hal-hal yang dilarangnya dan meninggalkan hal-hal
yang telah diperintahkannya. Sehingga menyebabkan manusia diturunkan oleh
Allah ke tempat yang amat hina melebihi makhluk-makhluk lain yang hina.
Sebagaimana dijelaskan Allah dalam surat At-Tin ayat 5 yang artinya; “
kemudian kami kembalikan manusia itu ke tempat yang serendah-rendahnya
(neraka)”.
Oleh karena itulah kami memilih makalah ini karena topiknya yang amat
menarik untuk dibahas karena berkaitan erat dengan amal perbuatan manusia.
Sehingga untuk selanjutnya penulis mengharap kepada pembaca agar dapat
meniti jalan yang di ridhoi Allah dan tidak justru mengikuti jalan yang dilaknat
olehnya.
Makalah ini secara detail akan membahas tentang berbagai macam
perbuatan yang berakibat dosa bagi para pelakunya. Namun terkonsentrasi pada
dosa-dosa besar saja karena dosa besar ketika dilakukan oleh seorang muslim
maka tentu saja dalam bertaubat atau memohon ampunanNya pun juga berat
sehingga dengan sekuat kemampuan harus kita curahkan untuk
menghindarinya.

4
BAB II
ISI

2.1 DOSA BESAR DAN DOSA KECIL

Pengertian dosa sebagaimana dalam Musnad Imam Ahad adalah :

‫اس َعلَ ْي ِه‬ َّ َ‫ت أ َ ْن ي‬


ُ َّ‫ط ِل َع الن‬ َ ‫ص ْد ِر َك َو َك ِر ْه‬ َ ‫اإلثْ ُم َما َح‬
َ ‫اك فِى‬ ِ
Artinya : yang dinamakan dosa adalah sesuatu yang terasa menggelisahkan
jiwamu dan kamu merasa enggan sesuatu itu dilihat orang lain.
Sebagian Ulama' mengatakan : apabila anda ingin mengetahui perbedaan
antara dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil maka di bandingkan kerusakan yang
diakibatkan dari dosa-dosa tersebut dengan dosa besar yang telah ada nashnya.
Apabila pada kenyataannya kerusakan yang timbulkan itu hanya sedikit, maka
yang demikian adalah dosa kecil. Tetapi apabila kerusakan yang diakibatkan itu
sebanding atau lebiah besar. Maka yang demikian itu adalah dosa besar.
Sebagian Ulama' lainnya mengatakan : tidak ada dosa besar dengan
membaca istghfar (minta ampun) dan tidak ada dosa kecil yang dilakukan
dengan kontinyu. Atau dengan kata lain yang lebih gamblang dosa besar bisa
diampuni dengan melakukan istighfar, dan dan dosa kecil bias menjadi dosa
besar apabila dilakukan secara kontinyu.

2.2 DOSA-DOSA BESAR

Mengenai jumlah dosa-dosa besar ini, berdasarkan hadits terdapat tujuh


macam dosa besar. Dan dari hadits yang lain pula tiga diantaranya adalah yang
terbesar. Tetapi masih banyak hadits shohih yang membicarakan dosa-dosa
besar ini lebih dari tujuh macam. Dalam hal ini Rasulullah sendiri dalam setiap
kesempatan hanya menyebut macam dosa yang dianggap relevan pada waktu

5
itu. Dan beliau memang belum pernah merinci berbagai macam dosa dengan
suatu pengertian yang membatasi.
Terdapat satu hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas, ia
menceritakan bahwa Rasulullah ditanya seseorang mengenai dosa-dosa besar :
Apakah jumlahnya hanya tujuh macam? Rasulullah menjawab : dosa-dosa besar
itu berjumlah tujuh puluh macam (dalam riwayat lain disebutkan sampai tujuh
ratus macam perbuatan yang dianggap dosa besar).
Sebagian dari dosa-dosa besar itu, diantaranya adalah :

1. Syirik (menyekutukan Allah),


2. Durhaka kepada kedua orang tua,
3. Berkata bohong,
4. Sihir,
5. Membunuh jiwa yang diharamkam Alloh (membunuhnya) kecuali
dengan cara yang benar,
6. Makan riba',
7. Memakan harta anak yatim,
8. Lari dari medan pertempuran,
9. Menuduh zina pada perempuan mukmin yang baik-baik yang terhindar
dari zina.

) Hadits riwayat Bukhari no.5802(

‫اجتَنِبُوا‬ ْ ‫سلَّ َم قَا َل‬ َّ ‫صلَّى‬


َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫َع ْن أ َ ِبي ُه َري َْرة َ َع ْن النَّ ِبي‬
‫َّللاِ َو َما ُه َّن قَا َل الش ِْر ُك‬ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫ت قَالُوا يَا َر‬ ِ ‫س ْب َع ْال ُمو ِبقَا‬
َّ ‫ال‬
‫ق َوأ َ ْك ُل‬ِ ‫َّللاُ ِإ ََّّل بِ ْال َح‬
َّ ‫ِح ُر َوقَتْ ُل النَّ ْف ِس الَّتِي َح َّر َم‬ ْ ‫اَّللِ َوالس‬َّ ‫ِب‬
‫ف‬ ُ ‫ف َوقَ ْذ‬ ِ ‫الز ْح‬َّ ‫الربَا َوأ َ ْك ُل َما ِل ْاليَ ِت ِيم َوالت َّ َو ِلي يَ ْو َم‬ ِ
ِ ‫ت ْالغَافِ ََل‬
‫ت‬ ِ ‫ت ْال ُمؤْ ِمنَا‬ ِ ‫صنَا‬َ ‫ْال ُم ْح‬
6
Artinya : Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW. Beliau bersabda : Hindarilah
tujuh macam dosa yang merusakkan. Para sahabat bertanya : wahai Rasulullah.
Apakah tujuh dosa itu? Nabi menjawab : yaiu menyukutan Allah, sihir,
membunuh jiwa yang diharamkam Allah (membunuhnya) kecuali dengan cara
yang benar, makan riba', memakan harta anak yatim, lari dari medan
pertempuran, dan menuduh zina pada perempuan mukmin yang baik-baik yang
terhindar dari zina.
) Hadits riwayat Bukhari (

Biografi Perawi:
1.) Bukhari
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Al
Mughirah Bin Bardizbah Al Bukhari Al Ju’fi. Akan tetapi beliau lebih terkenal
dengan sebutan Imam Bukhari, karena beliau lahir di kota Bukhara, Turkistan.
Al Imam Al Bukhari mempunyai karya besar dibidang hadits yaitu kitab beliau
yang diberi judul Al jami’ atau disebut juga As Shahih Al Bukhari ini
merupakan kitab yang paling shahih setelah kitab suci Al-Qur’an.
2.) Muslim
Nama lengkapnya adalah Imam Abul Husaian Muslim Bin al-Hajjaj Bin
Muslim Bin Kausyaz al Qusyairian Naisaburi. Imam Muslim dilahirkan di
Naisabur tahun 202 H atau 871 M. Naisabur saat ini termasuk wilayah Rusia.
Dalam sejarah Islam, Naisabur dikenal dengan sebutan Maa Wara’aan Nahr,
daerah-daerah yang terletak dibelakang sungai Jihun di Uzbekistan, Asia
Tengah.
Imam Muslim adalah ahli hadits yang sangat mahsyur di samping Imam
Bukhori. Hadits-hadits yang diriwayatkannya mempunyai derajat yang tinggi
sehingga digolongkan dalam hadits shohih. Ia mempelajari hadits sejak kecil
dan berpergian untuk mencarinya ke berbagai kota besar. Banyak sekali ulama
hadits yang memujinya.

7
1. Syirik (Menyekutukan Allah SWT)
Diantara sekian banyak macam dosa besar, syirik adalah dosa yang
terbesar. Sebagaimana yang yang di peringatkan oleh nabi :

‫سلَّ َم أ َ ََّل أُن َِبئ ُ ُك ْم ِبأ َ ْكبَ ِر ْال َكبَا ِئ ِر‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ي‬ ُّ ِ‫قَا َل النَّب‬
ُ ُ‫عق‬
‫وق‬ َّ ‫اك ِب‬
ُ ‫اَّللِ َو‬ ُ ‫اإل ْش َر‬ ِ ْ ‫َّللاِ قَا َل‬ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫ث َ ََلثًا قَالُوا بَلَى يَا َر‬
‫ور‬
ِ ‫الز‬ َ َ‫ْال َوا ِلدَي ِْن َو َجل‬
ُّ ‫س َو َكانَ ُمت َّ ِكئًا فَقَا َل أ َ ََّل َوقَ ْو ُل‬
Artinya :Nabi SAW bersabda: Apakah kalian mau saya beritahu tentang dosa
yang terbesar dari dosa-dosa? - (beliau mengulanginya sampai) tiga kali -.
Mereka (para sahabat) menjawab : benar wahai Rasulullah. Nabi bersabda
(lagi): yaitu menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua. - Nabi
duduk, padahal sebelumnya tiduran -. Kemudian bersabda : ingat ! Dan
berkata bohong
(HR. Bukhori Muslim)
Arti syirik adalah menjadikan seseorang sebagai sekutu bagi yang lain.

Sedangkan yang di maksud dengan sirik di sini adalah ‫اتخاذ إله غير هللا‬
, yaitu mengakui/menjadikan Tuhan pada selain Allah. Namun yang di maksud
syirik adalah kufur, karena secara fitrah, manusia mengakui Allah sebagai
tuhannya.
Bukankah Allah telah memerintahkan kepada kita untuk tidak
menyembah kecuali hanya kepadaNya, seperti firman Allah dalam surat Al-isro'
ayat 23.
Artinya: Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain dia

8
Dan Allah juga telah melarang kita untuk tidak menjadikan tuhan sekutu
bagiNya. Seperti firmannya dalam surat Al-isro' ayat 39.
Artinya : Dan janganlah kamu mengadakan Tuhan yang lain di samping Allah,
yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela
lagi dijauhkan (dari rahmat Allah).
Oleh karena itu Allah sangat tidak menyukai terhadap orang yang berbuat
kemusyrikan. Bahkan Allah menyatakan tidak akan pernah mengampuni dosa
yang disebabkan sirik ini, Alloh telah berfirman :
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya".
(An Nisaa: 48).
Dan Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka
pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (Al Maaidah:
72)

Syirik sebagai perbuatan kufur dan nifaq terbagi dua, yaitu :


a. Syirik akbar (syirik besar) yaitu menyekutukan Allah dengan makhluknya
seperti keyakinan adanya kekuatan selain Allah. Misalnya menyembah berhala,
pohon-pohon, batu, matahari dan sesembahan-sesembahan lainya.Syirik ini
disebut juga syirik i’tiqody artinya syirik karena keyakinan yang salah besar,
dan juga disebut syirik jali artinya syirik yang nyata sekali yang dikategorikqn
sebagai dedengkotnya dosa. Tidak ada yang bisa menghapus dosa ini bertaubat
selagi masih hidup dan menggantinya denganbertauhid kepada Allah.
bahaya syirik i’tiqodi dejelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Almaidah
ayat 72 sebagai berikut :

9
72. Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya
Allah ialah Al masih putera Maryam", Padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai
Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang
yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang zalim itu seorang penolongpun.

b. Syirik asghor(sirik kecil), syirik kecil disebut juga syirik amali karena
perbuatan-perbuatan yang mempunyai tendensi selain Alloh, atau disebut juga
syirik khofi artinya syirik yang tersembunyi. Nambi muhammad saw pernah
bersabda yang artinya :
“Jauhkanlah dirimu dari berbuat syirik kecil.” lalu para sahabat bertanya : ya
rasululloh, apakah syirik kecil itu ? nabi menjawab : yaitu riya.
larangan syirik asghor termaktub dalam surat al kahfi ayat 110 :

110. Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan
yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
bahaya syirik asghor diterangkan dalam dalili-dalil naqli surat al furqon ayat 23.

23. dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal
itu (bagaikan) debu yang berterbangan.
Demikian pula hadits riwayat Muslim dan Ahmad yang artinya :
Barangsiapa yang mendengarkan kebaikan pada orang lain (dengan tidak ikhlas
karena Allah), niscaya Allah akan menolak amal itu kepada orang yang
didengarkan kepadanya, dan barangsiapa yang bersikap riya, maka Allah akan
membalas keburukan riya itu.

10
2. Durhaka kepada kedua orang tua.
Durhaka terhadap kedua orang tua juga termasuk diantara dosa besar
yang harus dihindari. Karena Allah SWT mensifati orang yang berbuat durhaka
kepada kedua orang tuanya sebagai orang yang jabbaar syaqiy 'orang yang
sombong lagi celaka'. Tentang hal
ini Allah SWT berfirman:
"Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang
sombong lagi celaka". (Maryam: 32).
Menyakiti kedua orang tua artinya menentang apa yang diperintahkan
oleh keduanya dengan syarat bukan perintah berbuat maksiat kepada Allah atau
melakukan suatu perbuatan yang tidak mendapat restu keduanya.
Perbuatan ini termasuk dosa besar. Dan dalam hal ini Rasulullah
memperingatkan kepada kita agar kita berbuat baik kepada kedua orang tua,
sebagaimana dalam surat Al-Isro’ 23:

23. Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah


selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia
Mengucapkan kata ‘ah’ kepada orang tua tidak di perbolehkan oleh
agama, apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan dengan lbih kasa
daripada itu.
Dalam ayat diatas dijelskan bahwa durhaka kepada orang tua bukan
hanya dalam benruk perlakuan fisik, tetapi juga dengan kata-kata yang
mengakibatkan sakit hati kedua orang tua. Anak yang durhaka kepada kedua
orang tuanya akan dikutuki oleh alloh dan tidak akan masuk surga sebagaimana
dalam hadits berikut ini :

11
“ tidak masuk surga orang yang durhaka kepada orang tuanya, yang
menunjukkan pemberiannya dan orang yang kecanduan minuman keras”
(HR. Bukhori Muslim)
“Allah mengutuk orang yang memaki ayahnya dan Allah mengutuk orang yang
memakik ibunya”
(HR. Ahmad)
Diriwayatkan ada seorang ahli ibadah bernama alqomah. Dalam akhir hayatnya
dia sulit dituntun lafal tahil. Hal ini disebabkan ibunya merasa sakit hati karna
al-qomah lebih mementingkan istrinya daripada ibunya. Rasulullah menyuruh
agar ibu dari alqomah memaafkan anaknya. Setelah al-qomah dimaafkan oleh
ibunya, dia dapat mengucapkan lafal tahlil sesaat seblum kematiannya.berkait
dengan itu rasulullah bersabda :
Hai kaum muhajirin dan anshor. Barang siapa yang mementingkan istrinya
daripada ibunya, maka baginya akan mendapatkan kutukan Allah , para
malaikat dan seluruh umat manusia. Allah tidak akan menerima amlnya kecuali
brtaubat kepada alloh dan berbuat baik kepadanya dan meminta kerelaannya.
Maka sesungguhnya kerelaan Allah berada pada kerelaan ibu/bapaknya (orang
tuanya) dan kemurkaan Allah berada pada kemurkaan orang tuanya.
(HR ahmad dan Thabrani).

3. Sihir

Sihir adalah sistem konseptual yang merupakan kemampuan manusia


untuk mengendalikan alam (termasuk kejadian, obyek, orang dan fenomena
fisik) melalui mistik, paranormal, atau supranatural. Dalam banyak kebudayaan,
sihir berada dibawah tekanan dari, dan dalam kompetisi dengan ilmu
pengetahuan dan agama.
Berdasarkan bahasa Arab, sihir berasal dari kata “saharo/sihrun” yang
berarti sihir/tipu daya. Terminologinya menurut ulama [tauhid] adalah suatu

12
hal/perkara atau kejadian yang luar biasa dalam pandangan orang yang
melihatnya.
Sihir dapat dipelajari/diusahakan, seseorang yang mempelajari,
mengetahui dan mengerjakan sihir, tentu ia akan dapat melakukan perkara
tersebut.
Hakikatnya, sihir tidaklah dapat dikatakan sebagai sesuatu yang luar
biasa, oleh sebab dapat dipelajari/diusahakan, hanya saja orang-orang yang
melihatnya tidak mengetahui, hingga dapat dikatakan tertipu daya oleh si pelaku
sihir itu.

4. Membunuh

Membunuh ialah menghilangkan nyawa seseorang baik dengan sengaja


maupun tidak sengaja dengan alat yang mematikan atau tidak mematikan.
membunuh seseorang yang tidak bersalah dengan sengaja hukumnya dosa
besar. Allah SWT berfirman:

"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja, maka


balasannya ialah jahannam, kekal ia di dalamnya dan Alloh murka kepadanya
dan mengutukinya serta menyediakan baginya adzab yang besar". (An Nisaa:
93).
Macam-Macam Pembunuhan Dan Hukumnya :
A. Dilakukan dengan sengaja, hukumnya berupa qishos, yaitu si pelaku pembunuh
dihukum mati. apabila ia dimaafkan oleh keluarga, maka haurs membayar diyat
(santunan) kepada keluarga terbunuh berupa seratus ekor unta atau yang senilai
dengannya. sebagaimana firman Allah yang artinya:

178. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan
dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka,

13
hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka Barangsiapa yang
mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan)
mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar
(diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikian
itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa
yang melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang sangat pedih.
B. Dilakukan dengan ridak sengaja, hukumnya berupan memrdekaan seorang
budak atau membayar diyat (santunan) kepada keluarga yang terbunuh.
sebagaiman dalam surat An-Nisa’ 92 :

92. dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang
lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja)[334], dan Barangsiapa membunuh
seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba
sahaya yang beriman serta membayar diat[335] yang diserahkan kepada
keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh)
bersedekah[336]. jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada Perjanjian
(damai) antara mereka dengan kamu, Maka (hendaklah si pembunuh)
membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta
memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak
memperolehnya[337], Maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan
berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana.
[334] Seperti: menembak burung terkena seorang mukmin.
[335] Diat ialah pembayaran sejumlah harta karena sesuatu tindak pidana
terhadap sesuatu jiwa atau anggota badan.
[336] Bersedekah di sini Maksudnya: membebaskan si pembunuh dari
pembayaran diat.
[337] Maksudnya: tidak mempunyai hamba; tidak memperoleh hamba sahaya
yang beriman atau tidak mampu membelinya untuk dimerdekakan. menurut

14
sebagian ahli tafsir, puasa dua bulan berturut-turut itu adalah sebagai ganti dari
pembayaran diat dan memerdekakan hamba sahaya.

5. Memakan riba

Tentang hal ini Allah SWT berfirman dalam Al-Baqoroh 275:


š
275. Orang-orang yang makan (mengambil) riba[174] tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila[175]. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-
orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu[176]
(sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang
kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya.

[174] Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. riba nasiah ialah pembayaran
lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. riba fadhl ialah
penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak
jumlahnya Karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti
penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. riba yang
dimaksud dalam ayat Ini riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi
dalam masyarakat Arab zaman Jahiliyah.
[175] Maksudnya: orang yang mengambil riba tidak tenteram jiwanya seperti
orang kemasukan syaitan.
[176] riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak
dikembalikan.

15
6. Memakan harta anak yatim

Tentang hal ini Allah SWT berfirman:


"Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim,
sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk
ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)". (An Nisaa: 10)

7. Lari dari medan pertempuran

Maksudnya, saat kaum Muslimin diserang oleh musuh mereka, dan kaum
Muslimin maju mempertahankan diri dari serangan musuh itu, kemudian ada
seseorang individu Muslim yang melarikan diri dari pertempuran itu. tentang
hal ini Allah SWT berfirman:

"Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali


berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan
pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa
kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat
buruklah tempat kembalinya". (Al Anfaal: 16)

8. Menuduh wanita baik-baik berbuat zina

Tentang hal ini Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang


lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la'nat di dunia dan akhirat, dan
bagi mereka azab yang besar". An Nuur: 23)
9. Sumpah palsu

16
Yaitu jika seseorang bersumpah untuk melakukan sesuatu perbuatan,
namun ternyata ia tidak melakukan perbuatan itu. atau ia bersumpah tidak akan
melakukan sesuatu perbuatan, namun nyatanya ia kemudian melakukan
perbuatan itu. Tentang hal ini Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan


sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat
bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka
dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan
mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih".
(Ali Imraan: 77 )

2.3 MACAM-MACAM DOSA

Dosa Besar yaitu dosa yang disertai ancaman hukuman di dunia, atau
ancaman hukuman di akhirat.
Dosa kecil yaitu dosa-dosa yang tidak tersebut diatas.Dosa kecil yang
menjadi besar yaitu:

1. Dilakukan terus menerus. Rasulullah bersabda: tidak ada dosa kecil


apabila dilakukan dengan terus menerus dan tidak ada dosa besar apabila
disertai dengan istighfar. Allah juga berfirman: “Dan (juga) orang-orang
yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri,
mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa
mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada
Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang
mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran [3]: 135)
2. Menganggap remeh akan dosa. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya
seorang mu’min dalam melihat dosanya, bagaikan seorang yang berada di
puncak gunung, yang selalu khawatir tergelincir jatuh. Adapun orang
fasik dalam melihat dosanya, bagaikan seseorang yang dihinggapi lalat
dihidungnya, maka dia usir begitu saja.” (HR. Bukhori Muslim)

17
3. Bergembira dengan dosanya. Allah berfirman: “Dan apabila dikatakan
kepadanya: “Bertakwalah kepada Allah”, bangkitlah kesombongannya
yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya)
nerakaJahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang
seburuk buruknya.” (QS. Al Baqarah [2]: 206)
4. Merasa aman dari makar Allah. Allah berfirman: “Apakah tiada kamu
perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan
rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan
mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa,
permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan apabila mereka datang
kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi
salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka
mengatakan pada diri mereka sendiri: “Mengapa Allah tiada menyiksa
kita disebabkan apa yang kita katakan itu?” Cukuplah bagi mereka neraka
Jahannam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-
buruk tempat kembali.” (QS. Al Mujadilah [58]: 7)
5. Terang-terangan dalam berbuat maksiat. Rasulullah bersabda: “Semua
ummatku akan diampunkan dosanya kecuali orang yang mujaharah
(terang-terangan dalam berbuat dosa) dan yang termasuk mujaharah
adalah: Seorang yang melakukan perbuatan dosa di malam hari,
kemudian hingga pagi hari Allah telah menutupi dosa tersebut, kemudian
dia berkata: wahai fulan semalam saya berbuat ini dan berbuat itu.
Padahal Allah telah menutupi dosa tersebut semalaman, tapi di pagi hari
dia buka tutup Allah tersebut.” (HR. Bukhori Muslim)
6. Yang melakukan perbuatan dosa itu adalah seorang yang menjadi teladan.
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang memberi contoh di dalam Islam
dengan contoh yang jelek, dia akan mendapat dosanya dan dosa orang
yang mengikutinya setelah dia tanpa dikurangi dosa tersebut sedikitpun.”
(HR. Muslim).

2.4 RINCIAN DOSA-DOSA BESAR

18
Rasulullah Saw. bersabda :

‫ِح ُر َوقَتْ ُل النَّ ْف ِس‬ ْ ‫ت اَلش ِْر ُك ِباهللِ َوالس‬ِ ‫س ْب َع ْال ُم ْو ِبقَا‬
َّ ‫اِ ْجتَنِبُواال‬
‫الربَا َو ٰا ِك ُل َما ِل ْاليَ ِتي ِْم‬
ِ ‫ق َو ٰا ِك ُل‬ ِ ‫الَّ ِت ْى َح َّر َم هللاُ اَِّلَّ ِب ْال َح‬
ْ‫ت ْال ُمؤ‬ ِ َ‫ت ْالغَا فَِل‬ َ ‫ف ْال ُم ْح‬
ِ ‫صنَا‬ َ ‫ف َوقَ ْذ‬ َّ ‫َوالت َّ َو ِلى يَ ْو َم‬
ِ ‫الز ْح‬
﴾ .‫ ﴿ رواه البخار ى و مسلم‬.ِ‫ِمنَا ت‬
Artinya :
Jauhilah tujuh macam dosa yang bertingkat - tingkat (besar)

Seorang ulama’ Ahlul Bait Abu Abdillah Ja’far bin Muhammad Shadiq
merinci dosa-dosa besar sebagai berikut:

a. Pertama syirik kepada Allah swt. Tentang hal ini Allah swt berfirman, yang
artinya :
“Sesungguhnya, A/lah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dike
hendaki-Nya”(an Nisaa’:4S).

“… Sesungguhnya, orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka


pasti Allah mengharamkan kepadanya surga (al-Maa’idah:72)”.

b. Kedua adalah berputus asa dari mendapatkan rahmat Allah swt. Allah swt
berfirman mengenai hal ini:
“… Sesungguhnya, tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang
kafir.‘ (Yusuf: 87)”.

c. Ketiga adalah merasa aman dari ancaman Allah swr. Allah swt berfirman
tentang hal ini,
“… Tiadalah yang merasa aman dari azab A/lah kecua/i orang-orang yang
merugi.‘(al-A’raaf: 99)”.
d. Keempat adalah berbuat durhaka kepada kedua orang tua. Karena,Allah swr
menyifati orang yang berbuat durhaka kepada kedua orang tuanya sebagai orang

19
yang jabbaar syaqiy ‘orang yang sombong lagi celaka’. Tentang hal ini Allah
swt berfirrnan.
“‘Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang
sombong lagi celaka. ‘(Maryam: 32)”.

e. Kelima adalah membunuh. Tentang hal ini Allah swt berfirman,


“‘Dan, barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja,maka
balasannya ialah jahannam, kekal ia di dalamnya…….. ‘(an-Nisaa’: 93)”.

f. Keenam adalah menuduh wanita baik-baik berbuat zina. Tentang hal ini
Allah SWT berfirman,
“‘Sesunggubnya, orang-orangyang menudub wanita-wanita yang baik-baik,
yang lengab lagi beriman (berbuat zina), mereka kena laknat di dunia dan
akbirat, dan bagi mereka azab yang besar.’(an-Nuur: 23)

g. Ketujuh adalah memakan riba. Tentang hal ini Allah SWT berfirman,
“Orang-orangyang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit
gila ‘(al-Baqarah: 275)”

h. Kedelapan adalah lari dari medan pertempuran. Maksudnya, saat kaum


muslimin diserang oleh musuh mereka, dan kaum muslimin maju
mempertahankan diri dari serangan musuh itu, kemudian ada seorang muslim
yang melarikan diri dari pertempuran itu. Tentang hal ini Allah SWT berfirman,
“Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali
berbelok untuk (siasat) perang atau bendak menggabungkan diri dengan
pasukan yang lain, maka sesunggubnya orang itu kembali dengan membawa
kemurkaan dari Allab, dan tempatnya ialah neraka jabannam.Dan, amat
buruklab tempat kembalinya.‘(al-Anfaal: 16)”

i. Kesembilan adalah memakan harta anak yatim. Tentang hal ini Allah SWT
berfirman,
“Sesunggubnya, orang-orangyang memakan barta anakyatim secara zalim,
sebenarnya mereka itu menelan api sepenub perutnya dan mereka akan masuk
ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). ‘(an-Nisaa ‘: 10)”,

20
j. Kesepuluh adalah berbuat zina. Tentang hal ini Allah SWT berfirman,
“Barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat
(pembalasan) dosanya, (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada bari
kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu… ‘(al-Furqaan: 68-69)”.
Tentang menyembunyikan persaksian, adalah seperti difirmannkan oleh Allah
SWT.,
“Dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan,
barangsiapa yang menyembunyikannya maka sesunggubnya ia adalab orang
yang berdosa batinya‘. (al-Baqarah: 283)”.

k. Kesebelas adalah sumpah palsu, yaitu jika seseorang bersumpah untuk


melakukan sesuatu perbuatan, namun ternyata ia tidak melakukan perbuatan itu.
Atau, ia bersumpah tidak akan me1akukan sesuatu perbuatan, namun nyatanya
ia kemudian me1akukan perbuatan itu. Tentang ha.l ini Allah SWT berfirman.
“Sesungguhnya, orang-orang yang menukar janji( nya ckngan) Allah dan
sumpah-sumpah mereka ckngan harga yang sedikit, mereka itu tidak rnendapat
bagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka
dan tidak akan melihat kepada mereka pada han kiamat dan tidak (pula) akan
menyucikan mereka. Bagi mereka azab yangpedih. “(Ali Imran: 77)”.

l. Kedua belas adalah berbuat khianat (curang) atas harta rampasan perang.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman.
“Barangsiapa yang berkhianat (curang) clalam urusan rampasan perang itu,
maka pada han kiamat ia akan clatang membawa apa yang dikhianatkannya itu
‘(Ali Imran: 161)”.

m. Ketigabelas adalah meminum khamar (minuman keras). Tentang hal ini


Allah SWT berfirman.
“Sesungguhnya (meminum) khamar, ber1judi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan
setan Maka,jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan (al-Maa ‘idah: 90)”.
n. Keempat belas adalah meninggalkan shalat. Tentang hal ini Allah SWT
berfirman.

21
“ Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?’ Mereka
menjawab, ‘Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan
shalat.” (alMuddatstsir: 42-43).

o. Kelima belas adalah melanggar perjanjian dan memutuskan tali silaturahmi.


Karena, tali silaturahmi adalah salah satu ikatan yang diperintahkan oleh Allah
SWT untuk disambung. Tentang hal iniAllah SWT berfirman,
“(Yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu
teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkanAllah (kepada mereka) untuk
menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi.Mereka itulah
orang-orang yang rugi.‘(al-Baqarah: 27)”

Dengan demikian, semua perbuatan dosa tadi adalah bagian dari dosa
besar, sesuai dengan keterangan nash Al-Qur’an. Dan, masing-masing dosa
besar tadi mengandung hikmah, seperti yang diungkapkan oleh Ja’far Shadiq
Saat ia ditanya oleh Ibnu Ubaid tentang apa itu dosa besar, Ja’farShadiq dengan
percaya diri menjawabnya dengan urutan seperti tadi. Penyebutan urutan tadi
pun diungkapkannya dengan tanpa perlu berpikir lama, yang menunjukkan
bahwa masa1ah ini te1ah tertanam dalam otaknya, apalagi jika disadari bahwa
ayat-ayat itu terdapat secara acak dalam pelbagai surah dalam A
Qur’an.Sehingga, untukmenyebutkannya ia harus mengutip dan mengtip dan
mengumpulkannya dari sana-sini. Hal ini juga menunjukkan bahwa ia benar-
benar te1ah mendalami rahasia srahasia kandungan Al-Qur’ an.

2.5 JALAN MENUJU TAUBAT

1. Mengetahui hakikat taubat. Hakikat taubat adalah: Menyesal, meninggalkan


kemaksiatan tersebut dan berazam untuk tidak mengulanginya lagi. Sahal bin
Abdillah berkata: “Tanda-tanda orang yang bertaubat adalah: Dosanya telah
menyibukkan dia dari makan dan minum-nya. Seperti kisah tiga sahabat yang
tertinggal perang”.
2. Merasakan akibat dosa yang dilakukan. Ulama salaf berkata: “Sungguh ketika
saya maksiat pada Allah, saya bisa melihat akibat dari maksiat saya itu pada
kuda dan istri saya.”

22
3. Menghindar dari lingkungan yang jelek. Seperti dalam kisah seorang yang
membunuh 100 orang. Gurunya berkata: “Pergilah ke negeri sana …
sesungguhnya disana ada orang-orang yang menyembah Allah dengan baik,
maka sembahlah Allah disana bersama mereka dan janganlah kamu kembali ke
negerimu, karena negerimu adalah negeri yang jelek.”

4. Membaca Al-Qur’an dan mentadabburinya.

5. Berdo’a. Allah berfirman mengkisahkan Nabi Ibrahim: “Ya Tuhan kami,


jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan
(jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau
dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami,
dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang.” Al Maraghi berkata: “Yang dimaksud ”terimalah
taubat kami” adalah: Bantulah kami untuk bertaubat agar kami bisa bertaubat
dan kembali kepada-Mu.”

6. Mengetahui keagungan Allah yang Maha Pencipta. Para ulama salaf berkata:
“Janganlah engkau melihat akan kecilnya maksiat, tapi lihatlah keagungan yang
engkau durhakai.

7. Mengingat mati dan kejadiannya yang tiba-tiba.

8. Mempelajari ayat-ayat dan hadis-hadis yang menakuti orang-orang yang


berdosa.
9. Membaca sejarah orang-orang yang bertaubat.

2.6 PEKERJAAN YANG BAIK

Dalam pandangan Islam, bekerja merupakan suatu tugas yang mulia,


yang akan membawa diri seseorang pada posisi terhormat, bernilai, baik di mata

23
Allah SWT maupun di mata kaumnya. Oleh sebab itulah, Islam menegaskan
bahwa hidupnya melarat penuh kemiskinan.
Islam mendidik umatnya untuk memiliki sikap kerja keras, pandai-pandai
memanfaatkan waktu dan tidak bermalas-malasan. Dalil-dalil yang mendorong
manusia agar memiliki sikap kerja keras antara lain sebagai berikut:

﴾٧‫׃‬۹٤‫فاذافرغتفانصﺏۙ (اَلنشراﺡ‬
Artinya: Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah
bekerja keras (untuk urusan yang lain). (Q.S. Insyiroh/94: 7).

‫فﺈذاقﺿيتاصلواةفانتشروافىاَّلرﺾوابتغوامنفﺿل‬
‫اهللاواذكروااهللاكثيرالﻌلكمتفلحون‬,
﴾١٠‫׃‬٢٦‫﴿الجمﻌﺔ׃‬
Artinya:
Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu dibumi,
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak – banyak agar kamu beruntung.
(Q.S. Al – Jumuah:62:10).
Q.S. Al – Insyirah ayat 7 diatas secara tegasmenyuruh kita agar pandai –
pandai memanfaatkan waktu, tidak membuang waktu secara sia – sia.Adapaun
Q.S. Al – Jumu’ah ayat 10 secara tegas pula mengingatkan kita agar segera
bekerja setelah menunaikan shalat jum’at. Dengan demikian, bekerja dan
beribadah sama – sama diwajibkan atas kita semua.
Dasar anjuran atau seruan untuk bekerja keras ada juga terdapat didlam
hadist yang diriwayatkan oleh Bukhory dan Muslim.

‫ﻷنيأخذاحﺩكمحبلهﺜمَّيغﺩوالىالﺠبلفيأتيبﺧﺯمﺔحﻁﺏف‬
‫يبيﻌﻬافيكفاهللابﻬاوجﻬهخيرلهمنانيسأل‬
﴾‫الناساعﻁوهاومنﻌوه﴿روااهالبﺧارىومسلم‬
Artinya:
24
“Demi, jika seseorang diantara kamu membawa tali dan pergi ke
bukituntuk mencari kayu bakar, kemudian dipikul kepasar untuk dijual, dengan
bekerja itu Allah mencukupi kebutuhanmu itu lebih baik dari pada ia meminta –
minta kepada orang lain.(H.R. Bukhari dan Muslim).
Keterangan:
Perbuatan yang halal tetapi tercela ialah meminta-minta kepada orang
lain. Bekerja dengan memeras keringat, meskipun nampaknya pekerjaan itu
hina serta hasilnya itu sedikit, lebih baik dari pada meminta-minta.Meskipun
hasil meminta-minta itu jauh lebih banyak dari hasil kerja sendiri.
Rahasianya kita dituntut untuk bekerja keras diantaranya ialah bahwa
dengan bekerja keras lebih nikmat didalam mengenyam hasil kerjanya.
Disamping itu berarti ia dapat menjaga harga diri.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

25
Oleh karena itu, jika dosa-dosa kecil dilakukan berulang-ulang, secara
sembrono (serampangan), dan dikerjakan dengan terang-terangan, maka akan
terangkum menjadi suatu dosa besar. Seorang ulama menerangkan pengaruh-
pengaruh dosa kecil dan dosa besar dengan contoh berikut ini.Ia mengibaratkan
dengan perbandingan sengatan kalajengking kecil dengan kalajengking besar.
Juga ibarat rasa panas terbakar api kecil dibanding dengan terbakar api yang
besar. Semuanya terasa sangat sakit, namun akibat yang ditimbulkan oleh yang
besar menyisakan luka yang lebih parah. Begitu juga, kedua jenis dosa itu sama
berbahayanya, akan tetapi kerusakan yang diderita akibat dosa besar lebih parah
daripada dosa kecil.
Islam mendidik umatnya untuk memiliki sikap kerja keras, pandai-pandai
memanfaatkan waktu dan tidak bermalas-malasan. Dalil-dalil yang mendorong
manusia agar memiliki sikap kerja keras antara lain sebagai berikut:
﴾٧‫׃‬۹٤‫فاذافرغتفانصﺏۙ (اَلنشراﺡ‬
Artinya: Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah
bekerja keras (untuk urusan yang lain). (Q.S. Insyiroh/94: 7).
Bekerja dengan memeras keringat, meskipun nampaknya pekerjaan itu
hina serta hasilnya itu sedikit, lebih baik dari pada meminta-minta.Meskipun
hasil meminta-minta itu jauh lebih banyak dari hasil kerja sendiri.Rahasianya
kita dituntut untuk bekerja keras diantaranya ialah bahwa dengan bekerja keras
lebih nikmat didalam mengenyam hasil kerjanya. Disamping itu berarti ia dapat
menjaga harga diri.

3.2 Saran

Kita dilarang berbuat dosa dimanapun dan kapanpun dan harus sadar
seperti apa hukumnya yang telah tertera dalam Al-Qur’an.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Mustafa imarah, saripati hadist Al-bukhari, (Jakarta:Pustaka Al-Kautsar),


2002.

Ghoffar Abdul, EM, saripati hadist Al-bukhari, (Jakarta:pustaka Al-kausar), 2002.

26
Qardhawi Yusuf, Sunnah Rasul Sumber Ilmu pengetahuan dan Peradaban,
(Jakarta:Gema Insani Press), 1998.
http://makalah85.blogspot.com/2009/01/macam-macam_dosa.html
http://farchanbinadnan.blogspot.com/2009/12/pekerjaan-yang-baik.html

27

Anda mungkin juga menyukai