Anda di halaman 1dari 11

Manajemen Persediaan Tradisional

Berbagai perusahaan menyadari pentingnya mengelola tingkat persediaan untuk


memperoleh keunggulan kompetitif jangka panjang. Kualitas, rekayasa produk, harga, lembur,
kapasitas berlebih, kemampuan untuk merespon pelanggan (kinerja tepat waktu), waktu tunggu
(lead time), dan profitabilitas keseluruhan adalah hal-hal yang dipengaruhi oleh tingkat
persediaan. Secara umum perusahaan dengan tingkat persediaan yang lebih tinggi daripada
pesaingnya cenderung berada pada posisi kompetitif yang lebih lemah. Kebijakan manajemen
persediaan telah menjadi sebuah senjata kompetitif.

Biaya Persediaan
Ada dua biaya utama yang terkait dengan persediaan.
a. Jika persediaan berupa bahan baku atau barang yang dibeli dari sumber luar, maka biaya
yang terkait dengan persediaan tersebut disebut biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
b. Jika bahan baku atau barang diproduksi secara internal, maka biayanya disebut biaya
persiapan dan biaya penyimpanan
 Biaya pemesanan (ordering cost) adalah biaya biaya untuk menempatkan dan
menerima pesanan. Contoh-contohnya mencakup biaya pemrosesan pesanan
(biaya administrasi dan dokumen), biaya asuransi untuk pengiriman dan biaya
pembongkaran
 Biaya persiapan dan penyetelan (setup cost) adalah biaya-biaya untuk menyiapkan
peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan untuk memproduksi produk atau
komponen tertentu. Contohnya upah pekerja bagian produksi yang tidak terpakai,
biaya fasilitas produksi tidak terpakai (penghasilan yang hilang) dan biaya uji coba
produksi (tenaga kerja, bahan baku, dan overhead).
 Biaya penyimpanan (carrying cost) adalah biaya-biaya untuk menyimpan
persediaan. Contohnya biaya asuransi, pajak persediaan, keusangan, biaya peluang
dari dana yang terikat dalam persediaan, biaya penanganan, dan ruang
penyimpangan persediaan.
 Biaya habisnya persediaan(stockout cost) adalah biaya biaya yang terjadi karena
tidak dapat menyediakan produk ketika diminta pelanggan. Contohnya adalah
penjualan yang hilang (baik saat ini maupun masa depan), biaya ekspedisi
(meningkatkan beban transportasi, lembur, dan lain-lain) serta biaya akibat
produksi yang terganggu.

1
Alasan Tradisional untuk Memiliki Persediaan
Memaksimalkan laba mensyaratkan perlunya meminimalkan biaya yang berkaitan dengan
persediaan. Meminimalkan biaya penyimpanan mendukung pemesanan atau produksi dalam
jumlah kecil, sedangkan meminimalkan biaya pemesanan mendukung pemesanan dalam jumlah
besar dan jarang. Jadi meminimalkan biaya penyimpanan mendorong jumlah persediaan yang
sedikit atau bahkan tidak ada. Sementara itu meminimalkan biaya pemesanan atau biaya
persediaan mendorong jumlah persediaan yang besar. kebutuhan untuk menyediakan dua
kelompok biaya tersebut agar total biaya penyimpanan dan pemesanan dapat diminimalkan adalah
salah satu alasan perushaan memilih untuk menyimpan persediaan. Masalah ketidakpastian
permintaan adalah alasan utama kedua untuk memiliki persediaan. Dan ada berbagai alasan lain
yang dapat diberikan untuk membenarkan penyimpanan persediaan misalnya ukuran kinerja
seperti ukuran efisiensi mesin dan tenaga kerja dapat mendorong penyimpanan persediaan.

Kualitas Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity) : Model Persediaan Tradisional


Dalam mengembangkan suatu kebijakan persediaan, terdapat dua pertanyaan mendasar
1. Berapa unit yang harus dipesan (atau diproduksi)?
2. Kapan pemesanan harus dilakukan (atau persiapan dilaksanakan)?

Kualitas Pesanan dan Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan


Total biaya pemesanan (atau persiapan) dan penyimpanan dapat digambarkan melalui persamaan
berikut :
TC = PD/Q + CQ/2
= Biaya Pemesanan + Biaya Penyimpanan
Dimana :
TC = total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
P = biaya menempatkan pesanan dan penerimaan pesanan
D = jumlah permintaan tahunan yang diketahui
Q = jumlah unit yang dipesan setiap kali pesanan dilakukan
C = biaya penyimpanan satu unit persediaan selama satu tahun
Biaya penyimpanan persediaan dapat dihitung untuk setiap organisasi yang memiliki
persediaan, termasuk perusahaan eceran, jasa dan manufaktur. Tentu saja, model biaya persediaan
yang menggunakan biaya persediaan dan ukuran lot sebagai input hanya berlaku untuk perusahaan
yang memproduksi sendiri persediaannya.

2
Menghitung EOQ
Model EOQ adalah sebuah contoh sistem persediaan yang didorong (push inventory system).
Dalam sistem didorong ini, perolehan persediaan diawali dengan antisipasi permintaan di masa
mendatang bukan reaksi terhadap permintaan saat ini. Hal yang mendasar atas analisis ini adalah
penentuan nilai D, yaitu permintaan masa mendatang. Rumus untuk menghitung kuantitas ini
dapat diturunkan dengan mudah yaitu :
Q = EOQ =√2PD/C

Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)


Titik pemesanan kembali adalah titik waktu dimana sebuah pesanan baru harus dilakukan
(atau persiapan dimulai). Hal ini merupakan fungsi EOQ, waktu tunggu dan tingkat dimana
persediaan hampir habis. Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan untuk menerima kuantitas
pesanan ekonomis setelah pesanan dilakukan atau persiapan dimulai. Untuk menghinari biaya
habisnya persediaan dan meminimalkan biaya penyimpanan, pesanan harus dilakukan sehingga
tiba saat unit terakhir dlam persediaan digunakan. Mengetahui tingkat penggunaan dan waktu
tunggu akan memungkinkan kita untuk menghitung titik pemesanan kembali yang memenuhi
tujuan berikut.
ROP = Tingkat penggunaan x Waktu tunggu

EOQ dan Manajemen Persediaan


Pendekatan tradisional untuk mengelola persediaan telah dikenal sebagai sistem just in
case. Dalam model EOQ sangat berguna untuk mengidentifikasi pertukaran optimal antara biaya
penyimpanan persediaan dan biaya persiapan. Model EOQ juga berguna untuk mengatasi masalah
yang berkaitan dengan ketidakpastian melalui penggunaan persediaan pengaman. Pentingnya
model EOQ diapresiasikan secara lebih baik dengan memahami sifat lingkungan manufaktur
tradisional. Lingkungan tersebut mencirikan produksi dalam jumlah masal atas beberapa jenis
produk standar yang umumnya memiliki biaya persiapan tinggi.

Manajemen Persediaan JIT


Manufaktur JIT (Just in Time) adalah sistem yang berdasarkan tarikan permintaan yang
membutuhkan barang untuk ditarik melalui sistem oleh permintaan yang ada, bukan didorong ke
dalam sistem pada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang diantisipasi. Sebagai pelengkap
atas konsep JIT keseluruhan adalah konsep pembelian JIT. Konsep ini mensyaratkan para
pemasok untuk mengirimkan suku cadang dan bahan baku tepat pada waktunya untuk produksi.
JIT memiliki tujuan strategis yaitu meningkatkan laba dan memperbaiki posisi bersaing
3
perusahaan. Kedua tujuan tersebut dicapai dengan mengendalikan biaya, memeperbaiki kinerja
pengiriman, dan meningkatkan kualitas. Sistem JIT menawarkan peningkatan efisiensi biaya dan
mempunyai fleksibilitas secara simultan untuk merespon permintaan pelanggan akan kualitas yang
lebih baik dan varians yang lebih banyak.

Karakteristik Dasar JIT


a. Tata letak pabrik
Jenis dan efisiensi tata letak pabrik dikelola secara berbeda dalam proses manufaktur JIT. JIT
mengganti tata letak pabrik tradisional ini dengan suatu pola sel manufaktur. Sel manufaktur
terdiri atas mesin-mesin yang dikelompokkan dalam kumpulan yang biasanya berbentuk
setengah lingkaran. Mesin-mesin diatur sehingga dapat digunakan untuk melakukan berbagai
operasi secara berurutan. Struktur sel biasanya menghasilkan penurunan waktu tunggu dan
menurunkan harga pokok produksi. Desain manufaktur sel juga dapat mempengaruhi ukuran
pabrik dan jumlah pabrik karena umunya membutuhkan ruang yang lebih sedikit.
b. Pengelompokkan dan pemberdayaan karyawan
Tiap sel dipandang sebagai suatu pabrik mini, jadi setiap sel membutuhkan akses yang mudah
dan cepat untuk mendukung pelayanan. Hal ini berarti perlunya penugasan ulang untuk bekerja
secara langsung dengan berbagai sel manufaktur. Pelatihan pekerja sel untuk melakukan
pekerjaan ganda juga mempengaruhi relokasi dukungan pelayanan pada sel. Para pekerja sel
juga diberikan suatu tingkat partisipasi yang lebih tinggi dalam manajemen organisasi, dimana
masukan pekerja dipandang dan digunakan untuk memperbaiki proses produksi.

Total Quality Control


Kualitas yang paling rendah tidak dapat ditoleransi dalam suatu lingkungan manufaktur
yang beroperasi tanpa persediaan. Secara sederhana, JIT tidak dapat diimplementasikan tanpa
suatu komitmen pada pengendalian kualitas total (total quality control-TQC). Pada intinya, TQC
adalah suatu pengerjaan tanpa henti untuk suatu kualitas sempurna, usaha untuk mendapatkan
suatu desain produk dan proses manufaktur tanpa cacat.

Ketertelusuran Biaya Overhead


Suatu sistem pembiayan menggunakan tiga metode untuk membebankan biaya pada
produk individual: penelusuran langsung, penelusuran penggerak dan alokasi. Dari ketiga metode,
penelusuran langsung paling akurat sehingga lebih disukai daripada dua metode lainnya.
Manufaktur selular, tenaga kerja berkeahlian ganda, dan aktivitas pelayanan terdesentralisasi
adalah karakteristik utama JIT yang bertanggung jawab pada perubahan dalam penelusuran ini.
4
Pengaruh Persediaan
JIT umumnya menurunkan persediaan hingga tingkat yang sangat rendah. Pencapaian
terhadap tingkat yang tidak signifikan dari persediaan adalah vital bagi kesuksesan JIT. JIT
menolak menggunakan persediaan tidak hanya dipandang sebagai pemborosan, tetapi sebagai
sesuatu yang langsung berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk bersaing. Manajemen
persediaan JIT menawarkan penyelesaian alternatif yang tidak membutuhkan banyak persediaan.
Perbedaan utama antara lingkungan manufaktur JIT dan lingkungan manufaktur tradisional
diringkas pada tampilan berikut:
JIT Tradisional
Sistem tarik Sistem dorong
Persediaan tidak signifikan Persediaan signifikan
Pemasok kecil Pemasok besar
Kontrak pemasok jangka panjang Kontrak pemasok jangka pendek
Struktur selular Struktur departemental
Tenaga kerja berkeahlian ganda Tenaga kerja terspesialisasi
Pelayanan terdesentralisasi Pelayanan tersentralisasi
Keterlibatan karyawan tinggi Keterlibatan karyawan rendah
Gaya manajemen memfasilitasi Gaya manajemen mengawasi
Pengendalian kualitas total Tingkat kualitas yang dapat diterima
Dominasi penelusuran langsung Dominasi penelusuran penggerak
(perhitungan biaya produk) (perhitungan biaya produk)

Biaya Persiapan dan Penyimpanan: Pendekatan JIT


JIT merupakan pendekatan untuk meminimalkan total biaya penyimpanan dan biaya
persiapan yang sangat berbeda dari pendekatan tradisional. JIT tidak menerima biaya persiapan
(atau pemesanan). Justru sebaliknya, JIT mencoba menekan biaya-biaya ini sampai nol. Jika biaya
persiapan dan biaya pemesanan menjadi tidak signifikan, maka biaya yang tersisa untuk dikurangi
adalah biaya penyimpanan yang dicapai dengan mengurangi persediaan sampai ke tingkat yang
sangat rendah. Pendekatan ini yang menjelaskan dorongan untuk persediaan nol dalam sistem JIT.

Kontrak Jangka Panjang, Pengisian Kembali yang Berkelanjutan, Pertukaran Data


Elektronik dan JIT II
Menegoisasikan kontrak jangka panjang atas pasokan bahan baku dari luar tentu akan
mengurangi jumlah pesanan dan biaya pemesanan terkait. Pengecer telah menemukan cara
mengurangi biaya pemesanan dengan menerapkan apa yang disebut pengisian kembali
berkelanjutan. Dengan pengisian kembali berkelanjutan (continuous replenishment), pembuat
barang mengambil alih fungsi manajemen persediaan pengecer. Proses pengisian kembali yang

5
berkelanjutan akan lebih dipermudah oleh pertukaran data elektronik. Pertukaran data elektronik
(electronic data interchange- EDI) adalah suatu bentuk awal dari perdagangan elektronik yang
pada intinya adalah suatu bentuk awal dari terotomatisasi dari pengiriman informasi dari komputer
ke komputer.
Pembelian JIT II menyertakan pengaturan kemitraan JIT ke tingkat yang lebih tinggi.
Hubungan JIT II memiliki wakil pemasok yang bekerja di lapangan (secara penuh) di fasilitas
pelanggan, sementara dibayar oleh pemasok. Hubungan ini menurunkan biaya administrasi kedua
pihak dan memfasilitasi penggunaan pembelian JIT secara baik. Pengaturan bersama sering
didukung oleh kontrak terbuka, jangka panjang yang dianggap sebagai suatu kontrak abadi
(evergreen contract)

Manajemen Persediaan dan Dilema Etis


Teknologi untuk melacak dan mengelola persediaan telah berkembang semakin canggih.
Tag Radio Frequency Identification (RFID) yang dianggap pada suatu produk atau kemasannya
bisa digunakan untuk melacak setiap unit produk.
Mengurangi Waktu Persiapan. Mengurangi waktu persiapan mengharuskan perusahaan
mencari cara baru yang lebih efisien untuk melakukan persiapan. Untungnya pengalaman telah
menunjukkan pengurangan yang dramatis atas waktu persiapan dapat dicapai.

Kinerja Jatuh Tempo: Solusi JIT


Sistem JIT memecahkan masalah kinerja jatuh tempo bukan dengan menimbun
persediaan, tetapi dengan mengurangi waktu tunggu secara dramatis. Waktu tunggu persediaan,
tetapi dengan mengurangi waktu tunggu secara dramatis. Waktu tunggu yang lebih singkat akan
meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi tanggal penyerahan dan merespons
permintaan pasar dengan cepat. JIT memotong waktu tunggu dengan mengurangi waktu
persiapan, memperbaiki kualitas, dan menggunakan manufaktur seluler.

Menghindari Penghentian Produksi dan Keandalan Proses: Pendekatan JIT


Penghentian produksi terjadi karena salah satu dari tiga alasan: kegagalan mesin, kecacatan
bahan baku atau subrakitan, dan ketidaktersediaan bahan baku atau subrakitan. Mereka yang
mendukung pendekatan JIT berpendapat persediaan tidak memecahkan masalah, tetapi hanya
menyamarkan atau menutupi masalah tersebut. JIT memecahkan ketiga masalah di atas dengan
menekankan pemeliharaan pencegahan total dan pengendalian kualitas total, serta membina
hubungan yang tepat dengan pemasok.

6
Pemeliharaan Pencegahan Total
Dengan memberikan perhatian lebih pada pemeliharaan pencegahan, sebagian besar
kegagalan mesin dapat dihindari. Tujuan ini dapat lebih mudah dicapai dalam lingkungan JIT
karena filosofi tenaga kerja antardisiplin. Karena sifat tarikan JIT, pekerja sel biasa mempunyai
waktu menganggur dalam proses manufaktur. Waktu tersebut dapat digunakan secara produktif
dengan melibatkan mereka dalam pemeliharaan pencegahan.

Pengendalian Kualitaas Total


Masalah komponen yang dicatat yangdipecahkan dengan berusaha mencapai tingkat
kerusakan nol. Karena nmanufaktur JIT tidak mengandalkan persediaan untuk menggantikan
komponen atau bahan yang rusak, penekanan pada kualitas—baik untuk bahan baku yang
diproduksi secara internal maupun dibeli secara eksternal—meningkat tajam. Penurunan jumlah
komponen yang cacat juga menghapuskan justifikasi untuk persediaan berdasdrkan proses yang
tidak dapat di andalkan.

Sistem Kanban
Untuk menjamin komponen atau bahan baku tersedia ketika dibutuhkan, digunakan sebuah
system yang disebut sitem Kanban (Kandban System). System kanban adalah sebuah system yang
mengendalikan produksi melalui penggunaan tanda atau kartu. System Kanban bertanggung
jawab dalam memastikan produk yang dibutuhkan (atau komponen) diproduksi (atau diperoleh)
dalam kuantitas yang diperlukan secara tepat waktu. Hal ini adalah inti dari system manajemen
persediaan JIT.
System Kanban menggunakan kartu atau tanda yang terbuat dari lembaran plastic, karton,
atau metal berukuran empat kali delapan inci. Kanban biasanya diletakkan pada kantong vinil dan
dilekatkan dalam bagian atau tempat yang berisi komponen yang dibutuhkan. System kanban
dasar menggunakan tiga kartu : kanban penarikan, kanban produksi, dan kanban pemasok. Dua
kartu pertama mengendalikan pergerakan kerja diantara proses manufaktur, sedangkan kartu
ketiga mengendalikan pergerakan komponen di antara proses dan pemasok luar. Kanban
penarikan memerinci kuantitas proses berikutnya yang harus ditarik dari proses sebelumnya.
Kanban produksi kuantitas yang harus diproduksi oleh proses sebelumnya. Kanban pemasok
digunakan untuk memberitahukan pemasok agar menyerahkan lebih banyak komponen dan
memerinci kapan komponen tersebut dibutuhkan.
Persiapan Kanban dapat diuraikan sebgai berikut :
1. Pekerja dari lini perakitan akhirn pergi ke gudang penarikan, memindahkan delapan papan
sirkuit, kemudian menempatkan dalam produksi. Pekerja juga mengambil kartu Kanban

7
penarikan dan menempatkannya di pos penarikan.
2. Kanban penarikan pada pos member tahu bahwa unit perakitan akhir memnbutuhkan
delapan papan sirkuit tambahan.
3. Pekerja lini perakitan akhir melepas kanban penarikan dari posnya dan membawanya ke
gudang papan sirkuit.
4. Pada area gudang papan sirkuit, pembawanya melapas Kanban produksi dari tempat
penyimpan delapan papan sirkuit dan menempatkannya pada pos pemesanan produksi.
5. Kemudian, pembawa melekatkan Kanban penarikan ke tempat penyimpanan komponen
dan membawa tempat penyimpanan tersebut kembali ke area perakitan akhir. Perakitan
computer berikutnya dapat dimulai.
6. Kanban produksi pada pos pemesanan produksi memberitahu pekerja perakitan papan
sirkuit untuk memulai produksi lot papan sirkuit lainya. Kanban produksi dilepas dan
menyertai unit-unit saat mereka diproduksi.
7. Ketika satu lot delapan papan sirkuit telah lengkap, unit-unit tersebut diletakkan di suatu
tempat penyimpanan di area gudang papan sirkuit dan Kanban produksi diletkakkan
disana. Kemudian, siklus ini diulang.
Penggunaan Kanban menjamin proses berikutnya (perakitan akhir) menarik papan sirkuit
dari proses sebelumnya dalam kuantitas yang diperlukan pada waktu yang tepat. System
Kanban juga mengendalikan proses sebelumnya dengan memperbolehkan memproduksi
sejumlah produk yang ditarik ole proses berikutnya. Dengan cara lain, persediaan tetap berapa
pada tingkat minimal dan komponen dating ketika handak digunakan. Pada intinya langkah –
langkah yang sama ditempuh dalam pembelian subrakitan. Satu-satunya perbedaan terletak
pada penggunaan Kanban pemasok yang menggantikan Kanban produksi. Kanban pemasok
pada pos pemasok memberi tahu pemasok bahwa pesanan berikutnya diperlukan. System
pembelian JIT diperlukan pemasok untuk menyerahkan kuantitas dalam jumlah kecil dengan
frekuensi yang kecil.

Diskon dan kenaikan Harga : Pembelian JIT versus Menyimpan Persediaan


Secara tradisional, persediaan disimpan sehingga perusahaan dapat mengambil
keuntungan diskon kuantitas dan melindungi diri dari kenaikan harga di masa mendatang atas
barang yang di beli. Tujuanya adalah menurunkan biaya persediaan. System jit mencapai tujuan
yang sama tanpa harus menyimpan persediaan. Solusi JIT adalah menegosiasikan komtrak jangka
panjang dengan sejumlah kecil pemasok terpilih yang beralokasi sedekat mungkin dengan fasilitas
produksi dan membangun keterlibatan pemasok secara lebih ekstensif. Dampak lain dari
pembelian JIT adalah menurunkan biaya komponen yang dibeli (biasanya ada penurunan anatara

8
5 -20 persen.

Keterbatasan JIT
JIT bukan merupakan pendekatan yang dapat dibeli dan diterapkan dengan hasil segera.
Implementasinya merupakan proses evolusioner, bukan revolusioner. Dalam hal ini, dibutuhkan
kesabaran. JIT sering disebut program penyederhanaan, tetapi bukan berarti JIT dapat diterapkan
dengan mudah atau sederhana. Untuk mendapatkan manfaat dari pembelian JIT, perusahaan
mungkin tergoda untuk mendefinisikan ulang pemasok dengan banyak konsesi dan syarat-syarat
yang memaksa dapat menciptakan ketidakpuasan pemasok dan mungkin menyebakan pemasok
menentang hal tersebut. Kekurangan JIT yang paling menonjol adalah ada persediaan untuk
menyangga berhentinya produksi. Penjualan saat ini secara konstan terancam oleh terhentinya
produksi yang tidak terduga. Bahkan, bila terjadi masalah , pendekatan JIT mencoba untuk
menentukan dan menyelesaikan masalah sebelum aktivitas produksi lebih lanjut terjadi. Pilihan
lain yang mungkin sebagai pendekatan pelengkap adalah teori kendala (theory of constraints –
TOC). Pada prinsipnya, TOC dapat digunakan bersama dengan manufaktur JIT. Pendekatan TOC
mempunyai keualitas yang sangat menarik pada perlindungan penjualaan saat ini, disamping
berupaya meningkatkan penjualan dimasa depan dengan meningkatkan kualitas, mempersingkat
waktu tanggap dan menurunkan biaya operasi.

Teori Kendala
Keterbatasan disebut Kendala. Teori kendala mengakui kinerja setiap perusahaan dibatasi
oleh kendala-kendalanya. Kemudian, teori kendala mengembangkan pendekatan spesifik untuk
mengelola kendala guna mendukung tujuan perbaikan yang berkelanjutan. Menurut TOC, jika
hendak memperbaiki kinerja, suatu perusahaan harus mengidentifikasi kendala-kendalanya,
mengeksploitasi kendalanya dalam jangka pendek, serta menemukan cara mengatasinya dalam
jangka panjang.

Konsep Dasar
TOC berfokus pada tiga ukuran kinerja organisasi : throughtput, persediaan, dan beban
opeerasi. Throughtput adalah tingkat dimana suatu organisasi menghasilkan uang melalui
penjualan. Dalam istilah operasional, throughput adalah selisih antara pendapatan penjualan dan
biaya variable tingkat unit seperti bahan baku dan listrik. Persediaan adalah seluruh uang
dikeluarkan organisasi dalam mengubah bahan baku menjadi throughout. Beban operasi
didefinisikan sebagai seluruh uang yang dikeluarkan organisasi untuk mengubah persediaan
menjadi throughtput. Berdasarkan ketiga ukutran ini, tujuan manajemen dapat dinyatakan sebagai
meningkatkan throughput, meminimalkan persediaan, dan menurunkan bebasn operasi. Teori

9
kendala, seperti JIT, memberikan manajemen persediaan peran yang lebih menonjol dibandingkan
sudut pandang tradisional. TOC menyatakan penurunan persediaan akan membantu menghasilkan
sisi kompetitif dengan mempunyai produk yang lebih baik, harga yang lebih rendah, dan
tanggapan yang lebih cepat atas kebutuhan pelanggan.

Produk yang lebih Baik


Produk yang lebih baik berarti yang berkualitas lebih tinggi. Hal in juga berati perusahaan
mampu memperbaiki produk dan menyediakan produk yang sudah diperbaiki tersebut secara cepat
ke pasar. Pada intinya, persediaan yang rendah memungkinkan kerusakan dapat di deteksi secara
lebih cepat dan penyebab masalah bisa segera dinilai. Tujuan ini ada difasilitasi dengan persediaan
yang rendah. Persediaan yang rendah memungkinkan perubahan produk baru diperkenalkan lebih
cepat karena perusahaan mempunyai produk lama yang lebih sedikit dan harus segera dibuang
atau dijual sebelum produk baru diperkenalkan.

Harga yang Lebih Rendah


Persediaan yang tinggi berarti kapasitas yang lebih produktif dibutuhkan sehingga
investasi dalam peralatan dan ruang lebih banyak. Karena waktu tunggu dan persediaan barang
dalam proses yang tinggi biasanya berhubungan, persediaan yang tinggi kerap menjadi penyebab
lembur. Lembur tentu akan menaikkan beban operasi dan menurunkan profitabilitas. Persediaan
yang rendah akan mengurangi biaya penyimpanan, biaya investasi per unit dan beban operasi lain
seperti lembut. Harga yang lebih rendah atau margin produk yang lebih tinggi bisa saja terjadi jika
kondisi kompetitif tidak memerlukan pemotongan harga.

Daya Tanggap
Mengirim barang tepat waktu dan memproduksi barang dengan waktu yang lebih pendek
daripada yang diminta pasar adalah alat yang kompetitif. Pengiriman barang secara tepat waktu
berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memperkirakan waktu yang diperlukan untuk
memproduksi dan mengirim barang.

Langkah-langkah TOC
Teori kendala memakai lima langkah untuk mencapai tujuan memperbaiki kinerja
organisasi, yaitu:
1. Mengidentifikasi kendala-kendala perusahaan,
2. Mengeksploitasi kendala-kendala yang mengikat,
3. Menyubordinasi apapun, selain keputusan yang dibuat pada langkah 2,
4. Mengangkat kendala-kendala yang mengikat,
5. Mengulangi proses.
10
SAP 9
MANAJEMEN PERSEDIAAN
(INVENTORY MANAGEMENT)

Oleh
Kelompok 6
Putu Nindya Parista Yanti (1607531116) (23)
Ni Kadek Ayu Semitayani (1607531120) (24)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2018

11

Anda mungkin juga menyukai