Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BATUAN

BEKU VULKANIK

SEKOLAH TEKNIK TINGGI NASIONAL


YOGYAKARTA

Oleh :

Taufik Hidayat
Nim : 410017005

2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I BATUAN BEKU VULKANIK............................................................................. 2

2.1 Pengertian Batuan Beku ..................................................................................... 3

2.2 Tekstur Batuan Beku .......................................................................................... 5

2.3 Hubungan Antar Kristal ..................................................................................... 6

2.4 Struktur Batuan Beku ......................................................................................... 7

2.5 Mineral Pembentukan Batuan ........................................................................... 9

2.6 Klasifikasi Batuan Beku ...................................................................................... 12

2.6.1 Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Genesanya .............................. 12

2.6.2 Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Komposisi Kimia .................. 20

2.6.3 Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Mineralogi .............................. 22

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 23

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 23

DAFTAR PUSATAKA ..................................................................................................... 24

ii
BAB I
BATUAN BEKU VULKANIK
2.1 Pengertian Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, “api”) adalah jenis batuan yang
terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras dengan atau tanpa proses kritalisasi baik di
bawah permukaan sebagai batuan instrusif maupun di atas permukaan bumi sebagai ekstrutif.
Batuan beku dalam bahasa latin dinamakan igneus (dibaca ignis) yang artinya api.
batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang terjadi karena keluarnya magma ke
permukaan bumi dan menjadi lava atau meledak secara dahsyat di atmosfer dan jatuh kembali ke
bumi sebagai batuan.

Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di
mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan dapat terjadi karena salah satu dari
proses-proses berikut ini : penurunan tekanan, kenaikan temperatur, atau perubahan komposisi.
Terdapat 700 lebih tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, dan sebagian besar batuan
beku tersebut terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Proses terbentuknya batuan beku berasal dari pembekuan magma. Menurut para ahli,
magma adalah cairan silikat kental yang terdapat di kerak bumi bagian bawah dengan temperatur
yang sangat tinggi, dan bersifat dinamis. Jadi dapat dikatakan bahwa bahan baku batuan beku
adalah magma pijar yang mengalami proses pembekuan alami

1
Proses pembekuan magma

Beberapa ahli geologis seperti Turner dan Verhoogen tahun 1960, F.F Groun Tahun
1947,Takeda Tahun 1970, mendefenisikan magma sebagai cairan silikat kental pijar yang
terbentuk secara alami, memiliki temperatur yang sangat tinggi yaitu antara 1.500 sampai dengan
2.500 derajat celcius serta memiliki sifat yang dapat bergerak dan terletak di kerak bumi bagian
bawah. Dalam magma teredapat bahan-bahan yang terlarut di dalamnya yang bersifat volatile / gas
(antara lain air, co2, chlorine, fluorine, iro, sulphur dan bahan lainnya) yang magma dapat
bergerak, dan non-volatile / non gas yang merupakan pembentuk mineral yang umumnya terdapat
pada batuan beku.Dalam perjalanan menuju bumi magma mengalami penurunan suhu, sehingga
mineral-mineral pun akan terbentuk. Peristiwa ini disebut dengan peristiwa penghabluran.

2.2 Tekstur Batuan Beku


Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal utama, yaitu kritalinitas,
Granularitas dan Bentuk Kristal. Mari kita bahas ketiga hal penting tersebut satu persatu.
1.Kristalinitas
Kristalinitas merupakan derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu
terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa
banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat
2
mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung
lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya
akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya
berbentuk amorf. Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
 Hipokristalin
Hipokristalin adalah apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi
terdiri dari massa kristal.
 Holohialin
Holohialin adalah batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur
holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih
kecil dari tubuh batuan.
2,Granularitas
Granularitas dapat diartikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya
dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak bisa dibedakan dengan mata telanjang sehingga
diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas
atau keduanya. Dalam analisis mikroskopis dibedakan menjadi tiga yaitu :

 Mikrokristalin, Jika mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuan
mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.
 Kriptokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati
meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01
– 0,002 mm.
 Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.

3.Bentuk Kristal
Bentuk kristal merupakan sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara
keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:
 Euhedral, jika batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
 Subhedral, jika sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
 Anhedral, jika mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.

3
Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
 Equidimensional, jika bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
 Tabular, jika bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain.
 Prismitik, jika bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.
 Irregular, jika bentuk kristal tidak teratur.

2.3 Hubungan Antar Kristal


Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi diartikan sebagai hubungan antara kristal atau
mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. hubungan antar kristal dapat dibagi
menjadi beberapa jenis antara lain sebagai berikut :
1. Equigranular, yaitu jika secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran
sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi
tiga, yaitu:
 Panidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
 Hipidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.
 Allotriomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.
2. Inequigranular, yaitu jika ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama
besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik
yang bisa berupa mineral atau gelas.

2.4 Struktur Batuan Beku


Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku extrusif dan
intrusif. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada tekstur masing masing batuan
tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap merupakan hal pertama yang harus kita
perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai struktur batuan beku
a) Struktur batuan beku ekstrusif

4
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung di permukaan
bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia struktur yang memberi petunjuk
mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini di antaranya:
 Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam.
 Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.
 Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti
batang pensil.
 Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini
diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
 Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku.
Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
 Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti
kalsit, kuarsa atau zeolit.
 Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada
arah tertentu akibat aliran

2.5 Mineral Pembentuk Batuan


Mineral-mineral yang terdapat pada batuan beku, antara lain : kwarsa, mika, feldspar,
olivine, piroksen. Mineral-mineral penyusun batuan metamorf, antara lain : kwarsa, mika feldspar,
karbonat, mineral lempung.
Tekstur menggambarkan sifat butir (kristal) yang membentuk batu. Batuan dianggap
berbutir kasar jika kita dapat membedakan kristal dengan mata telanjang. Batuan beku berbutir
halus setidaknya memiliki bagian dari matriks batuan yang memiliki kristal yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Tekstur porfiritik diproduksi oleh dua tahap pendinginan yang
berbeda, baik kristal besar dan kecil di batu yang sama. Pendinginan yang lambat (umumnya di
bawah tanah) menghasilkan kristal besar. Pendinginan cepat (pada atau dekat permukaan Bumi)
menghasilkan kristal yang lebih kecil.
Dalam sebuah porfiritik, kristal adalah ukuran jelas berbeda. Kristal yang lebih kecil
disebut matriks atau massa dasar. Istilah pegmatit disediakan untuk batuan beku yang memiliki

5
kristal yang luar biasa besar. Ini adalah istilah yang digunakan untuk batuan beku namun biasanya
terkait dengan granit.
Pegmatites adalah unik karena mereka tidak membentuk langsung dari batuan beku
lelehan namun terbentuk dari cairan yang berasal dari atau dekat tubuh batuan beku.Cairan
(umumnya berair dan di bawah temperatur dan tekanan yang tinggi) memungkinkan untuk banyak
kebebasan untuk migrasi ion (dibebankan atom atau molekul) ke situs kristalisasi. Hasilnya adalah
pembentukan kristal besar.
Batuan beku terbentuk dari pemadatan bahan batu (magma cair), baik mengalami
kristalisasi maupun tanpa kristalisasi. Ada dua tipe dasar batuan beku yaitu:
1. Batuan beku intrusif (plutonik) seperti diorit, granit, gabro, dan pegmatite yaitu batuan
beku yang mengeras di bawah permukaan bumi.
2. Batuan beku ekstrusif (vulkanik) seperti andesit, basalt, obsidian, batu apung, riolit dan
scoria yang mengeras pada atau di atas permukaan bumi.
Bedasarkan Genetik Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-kadang
mengandung gelas, berdasarkan tempat kejadiannya (genesa) batuan beku terbagi menjadi 3
kelompok yaitu
a. Batuan beku luar (efusif) terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses pendinginan sangat
cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf.
Contohnya Obsidian, Riolit dan Batuapung.
Berdasarkan Senyawa Kimia Berdasarkan komposisi kimianya batuan beku dapat
dibedakan menjadi:
a. Batuan beku ultra basa memiliki kandungan silika kurang dari 45%. Contohnya Dunit dan
Peridotit.
b. Batuan beku basa memiliki kandungan silika antara 45% - 52 %. Contohnya Gabro, Basalt.
c. Batuan beku intermediet memiliki kandungan silika antara 52%-65 %. Contohnya Andesit
dan Syenit.
d. Batuan beku asam memiliki kandungan silika lebih dari 65%. Contohnya Granit, Riolit.
Dari segi warna, batuan yang komposisinya semakin basa akan lebih gelap dibanding yang
komposisinya asam.
Berdasarkan Susunan Mineralogi Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur
akan dapat mencerminkan sejarah pembentukan batuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur batuan

6
beku menggambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti
tekstur granular member arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik
memberikan arti bahwa terjadi dua generasi pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik
menggambarkan pembekuan yang cepat.
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku yang
didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi:
a. Batuan dalam Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan
tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
b. Batuan gang Bertekstur porfiritik dengan massadasar faneritik.
c. Batuan gang Bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.
d. Batuan lelehan Bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat dibedakan atau
tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
Nakhlites (batuan beku mars) adalah batuan beku, yang dipadatkan dari magma
basaltik,walaupun komposisi magmanya yang tidak teratur. Asal beku yang disusun oleh
mineralogi, kimia mineral, tekstur, dan formasi urutan mineral. Mineral kimia dan pola mineral
yang ada di bumi, bulan, dan eucrite (asteroidal) adalah sama-sama memiliki basal. Keseluruhan
tekstur dari nakhlites juga mirip dengan basal terestrial, seperti tekstur mesostasis. Demikian pula,
mineral dalam nakhlites mengandung multifase, inklusi kaca yang identik dengan yang
diidentifikasi sebagai inklusi batuan basaltik magmatik di bumi.Sehingga, batu hampir identik
dengan nakhlites yang telah ditemukan di Bumi.Interpretasi awal dari nakhlites mengandalkan
mineral dan kesamaan tekstur dengan batuan basaltik terestrial. Mineraloginya didominasi oleh
piroksin, olivin, plagioklas, dan oksida Fe-Ti seperti yang ditemukan pada batu basal. Tekstur
keseluruhannya adalah phenocrystic atau porfiritik basal.Pada NWA817 dan MIL03346 ada
pengecualian yaitu bahwa mereka mesostases sebagian besar kaca.
Klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warna menurut S.J. Shand, 1943, antara lain :
 Batuan beku Leucoctaris rock, jika mengandung kurang dari 30% mineral mafik.
 Batuan beku Mesococtik rock, jika mengandung 30% – 60% mineral mafik.
 Batuan beku Melanocractik rock, jika mengandung lebih dari 60% mineral mafik.
Sedangkan klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warna menurut S.J. Ellis (1948) antara
lain sebagai berikut :
 Batuan beku Holofelsic, batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.

7
 Batuan beku Felsic, batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
 Batuan beku Mafelsic, batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
 Batuan Beku Mafik, batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.

2.6 Klasifikasi Batuan Beku


2.6.1 Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Genesanya
Klasifikasi batuan beku secara genetika didasarkan pada tempat terbentuknya. Batuan
beku berdasarkan genesa dapat dibedakan menjadi:
a. Batuan Beku Dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah permukaan bumi. Proses
pendinginan sangat lambat sehingga batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal
(struktur holohialin). Contoh: Granit, Diorit, Gabro, Sienit dan Granodiorit.

 Granit

Granit adalah salah satu contoh batuan beku yang berasal dari magma yang membeku
saat belum keluar sampai ke permukaan bumi.
Proses terbentuk : Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma
berkomposisi asam yang membeku di dalam dapur magma,
sehingga batu ini merupakan jenis batu beku dalam.
Massa jenis : Sekitar 2,2 – 2,3 gram/cm3
Warna : Putih, abu-abu, atau campuran keduanya.
Komposisi : Mineral feldspar,kuarsa,homblende,dan biodit
Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai besar
ataupun di dasar sungai.

8
Batu Granit dapat digunakan sebgai :
 Batu bahan bangunan
 Monumen
 Jembatan
 Jebagai dekorasi
 Bahan tegel
 Dll

 Granodiorit

Granodiorit adalah salah satu contoh batuan beku yang berasal dari magma yang membeku
saat belum keluar sampai ke permukaan bumi.
Ciri batuan Granodiorit adalah mineralnya berbutir kasar hingga sedang, berwarna terang,
menyerupai granit.
Fungsi Batuan Granodiorit dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain.
Granodiorit banyak terdapat di alam dalam bentuk batolit, stock, sill dan retas yang tersebar
di Bukit Barisan, Sumatera.
 Diorit

9
Proses terbentuk : Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang
Terbentuk dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat
mafic pada suatu subduction zone. biasanya diproduksi pada
busur lingkaran volkanis, dan membentuk suatu gunung didalam
cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti pada
deretan Pegunungan).
Terdapat emplaces yang besar berupa batholiths ( banyak beribu-
ribu mil-kwadrat) dan mengantarkan magma sampai pada
permukaan untuk menghasilkan gunung api gabungan dengan
lahar andesite. Termasuk jenis batuan beku dalam
Massa jenis : 2,8 – 2,9 gram/cm3
Warna : Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih
Kegunaan : Batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen dinding
maupun lantai bangunan gedung atau untuk batu belah untuk
pondasi bangunan / jalan raya.

 Sienit

10
 Gabro

Proses : Terbentuk dari magma yang membeku di dalam


Terbentuk gunung. Termasuk batuan dalam
Massa Jenis : 2,9 – 3,21 gram/cm3
Warna : Gelap kehijauan , coklat bercampur putih
Karakteristik lain :Batuan gabro berwarna gelap kehijauan,
menunjukkan kandungan silika rendah sehingga
magma asal bersifat basa.

b. Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung api. Proses
pendinginannya berlangsung relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal
yang tidak sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk struktur
porfiritik. Contoh batuan ini adalah Granit porfit.

11
c. Batuan beku luar (efusif) ,terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses pendinginan
sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan
amorf. Contohnya Andesit, Riolit, batu basalt dan Batu apung.
 Andesit

Proses terbentuk : Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi
yang meletus, batu Andesit terbentuk (membeku) ketika
temperatur lava yang meleleh turun antara 900 sampai
dengan 1,100 derajat Celsius. Merupakan jenis batuan
beku luar.

Massa Jenis : 2,8 – 3 gram/cm3


Warna : Agak gelap (abu-abu tua).

Batu andesit sering digunakan sebagai :


 Nisan kuburan
 Cobek
 Lumping jamu
12
 Cungkup (kap lampu taman)
 Arca untuk hiasan
 Batu pembuat candi
 Sarkofagus
 Meja batu
 dll

 Basalt

Proses Terbentuk : Berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi


basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya
membentuk lempeng samudera di dunia. Mempunyai
ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran
mineral mineral tidak terlihat.
Massa jenis : 2,7 – 3 gram/cm3
Warna : Gelap
Karakteristik :Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras,
lain bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik,
plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam.
Kandungan mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat pada
jenis batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu
jenis dari batuan basalt yang bernama gabbro.
Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan
menjadi dua tipe, yaitu basalt alkali dan basalt tholeitik.
Perbedaan di antara kedua tipe basalt itu dapat dilihat dari

13
kandungan Na2O dan K2O. Untuk konsentrasi SiO2 yang
sama, basalt alkali memiliki kandungan Na2O dan K2O
lebih tinggi daripada basalt tholeitik
Manfaat : Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam
industri poles, bahan bangunan / pondasi bangunan
(gedung, jalan, jembatan, dll) dan sebagai agregat.

 Basalt

Disebut juga batu lava


Warna : hijau keabu-abuan dan terdiri dari butiran yang kecil.
Berasal dari magma yang membeku di bawah lapisan kerak bumi
Massa jenis : sekitar 2,7 – 3 gram/cm3
Warna : gelap
 Riolit

Proses terbentuk : proses pembekuan magma yang bersifat cepat


Warna : cokelat
kristanilitas : hipokristalin

14
granularitas : afanitik
Komposisi mineral : plagioklas, mikroklin, biotit, orthoklas, glass

 Apung

Proses Terbentuk
: Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api
yang membeku
ketika didalamnya masih terdapat udara sehingga
mempunyai sifat titik
berongga-rongga tersebar secara tidak merata. Batu apung
mengandung
silika tinggi, dan termasuk jenis batuan beku luar.

Massa Jenis : Di bawah 1 gram/cm3


Warna : Putih, dan coklat muda
Karakteristik lain : Dapat terapung di air, kedap suara, batuapung juga tahan
terhadap api, kondensi, jamur dan panas

15
Manfaat : Dalam sektor industri lain, batu apung digunakan sebagai
bahan pengisi (filler), pemoles/penggosok (polishing),
pembersih (cleaner), stonewashing, abrasif, isolator
temperatur tinggi dan lain-lain

2.6.2 Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Komposisi Kimia


a. Batuan beku asam, apabila batuan beku tersebut mengandung lebih dari 66%
SiO. Contoh batuan ini : Granit, Rhyolit.
 Granit

 Rhyolit

b. Batuan beku intermediet (menengah), bila batuan beku tersebut 52%-66%


SiO2. Contoh batuan ini: Diorit, Andesit
 Diorit

16
 Andesit

c. Batuan beku basa, bila batuan beku tersebut mengandung 45%-52% SiO2. Contoh
batuan ini: Gabro dan Basalt
 Gabro

 Basalt

17
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. https://future20.wordpress.com/2013/03/08/jenis-jenis-batuan-ciri-ciri-dan-proses-
terbentuknya/

Anonim. http://candycoffin.blogspot.com/2014/05/contoh-batuan-beku.html

Anonim. http://atmantokukuh.blogspot.com/2012/11/makalah-batuan-beku_19.html

Anonim.http://fathurrahmangeografi.blogspot.com/2013/04/makalah-geologi-batuan.html
Fahrudin. http://fahrudin.blog.undip.ac.id/files/MINERAL-DAN-BATUAN-4.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai