TINJAUAN PUSTAKA
Depresi dapat terjadi pada siapa pun, golongan mana pun, keadaan sosial
ekonomi apa pun, serta pada usia berapa pun. Tetapi umumnya depresi mulai timbul
pada usia 20 sampai 40 tahun-an. Depresi biasanya berlangsung selama 6-9 bulan,
dan sekitar 15-20% penderita berlangsung sampai 2 tahun atau lebih. Episode
depresi cenderung berulang sebanyak beberapa kali dalam kehidupan seseorang.
Depresi adalah suatu gangguan mental umum yang ditandai dengan adanya
mood depresi, hilangnya perhatian terhadap lingkungan atau menarik diri dari
lingkungan, merasa berdosa atau tidak percaya diri, gangguan tidur, letih dan
konsentrasi menurun.
3
2.2 Epidemiologi
a. Faktor Biologis
Beberapa bahan kimia di dalam otak dan tubuh memiliki peranan yang
penting dalam mengendalikan emosi kita. Dalam otak terdapat substansi biokimia
4
yaitu neurotransmitter yang berfungsi sebagai pembawa pesan komunikasi antar
neuron di otak. Jika neurotransmitter ini berada pada tingkat yang normal, otak akan
bekerja secara harmonis. Berdasarkan riset, kekurangan neurotransmitter serotonin,
norepinefrin dan dopamin dapat menyebabkan depresi. Disatu sisi, jika
neurotransmitter ini berlebihan dapat menyebabkan gangguan manik. Selain itu
antidepresan trisiklik dapat memicu mania.5
5
dopamin mesolimbic dan hipoaktivitas reseptor dopamin tipe 1 (D1) terjadi pada
depresi.1,2
Peneltian anak pra pubertas dengan gangguan depresif berat dan remaja-
remaja dengan gangguan mood telah menemukan kelainan biologis.1
6
b. Faktor Genetika
1. Salah satu orang tua menderita gangguan mood tipe bipolar; kecenderungan
terjadi 25% pada anak
2. Dua orang tua menderita gangguan mood tipe bipolar; kecenderungan
terjadi 50-75% pada anaknya
3. Satu monozygote kembar mengalami bipolar; 40-70% kecenderungan
terjadi pada kembarannya
4. Satu dizygote kembar mengalami bipolar; kecenderungan 20% terjadi pada
saudara kembarnya
5.
Satu orang tua mengalami kelainan tipe depresif; 10-13% kecenderungan
terjadi pada anaknya. 5
c. Faktor Psikososial
7
Faktor psikososial tersebut adalah hilangnya peranan sosial, hilangnya
otonomi, kematian teman atau sanak saudara, penurunan kesehatan, peningkatan
3
isolasi diri, keterbatasan finansial, dan penurunan fungsi kognitif Sedangkan
menurut Kane, faktor psikososial meliputi penurunan percaya diri, kemampuan
untuk mengadakan hubungan intim, penurunan jaringan sosial, kesepian,
perpisahan, kemiskinan dan penyakit fisik. Faktor psikososial yang mempengaruhi
depresi meliputi peristiwa kehidupan dan stressor lingkungan, kepribadian,
psikodinamika, kegagalan yang berulang, teori kognitif dan dukungan sosial. 6
Faktor kepribadian
8
Faktor psikodinamika dan psikoanalitik
• kepribadian,
• psikodinamika,
9
Formulasi Lain Depresi
Dalam percobaan binatang yang dipapari kejutan listrik yang tidak bisa
dihindari, secara berulang-ulang, binatang akhirnya menyerah tidak melakukan
usaha lagi untuk menghindari. Disini terjadi proses belajar bahwa mereka tidak
berdaya. Pada manusia yang menderita depresi juga ditemukan ketidakberdayaan
yang mirip.
Faktor kognitif
10
Hipotesis Sensitivitas Reseptor
Hipotesis permisif
Dysregulation hypothesis
11
Fakta : terjadinya Atrofi sel saraf di hippocampus.
Berdasar MRI 3 dimensi terhadap volume otak jika terjadi atrofi sel saraf
maka akan pengurangan volume hippocampus. Selain itu juga ada trend
berkurangnya reseptor 5-HT di hippocampus.
Gambar 2 *Hippocampus : bagian otak di mana terdapat progenitor sel saraf yang
terus membelah dan membentuk sel saraf baru, diduga terkait dengan fungsi
memori .12
Faktor Resiko :
1. Jenis kelamin; Wanita mempunyai resiko lebih banyak dua kali dibanding pria
2. Umur ; Depresi mayor umumnya berkembang pada masa dewasa muda, dengan
usia rata-rata onsetnya adalah pertengahan 20 tahun.
12
2.4 gejala klinis
13
Macam Dan Bentuk Depresi12
14
Gejala utama (pada derajat ringan, sedang dan berat) :
Efek depresif,
f. Gangguan tidur
2.5 Diagnosis
15
Diagnosa depresi ditegakkan jika :
Satu major depressive episode ditandai oleh 5 atau lebih gejala, antara lain:
- kemunduran psikomotor
- perasaan tidak berguna atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak
semestinya
- secara berulang berpikir tentang ingin mati atau bunuh diri, atau usaha
bunuh diri
Meskipun keinginan/upaya wanita untuk bunuh diri 2-3 kali daripada pria,
“kesuksesan” pria utk bunuh diri 3 x lebih besar daripada wanita.
16
Kumpulan gejala depresi adalah
gambaran fisik (somatik) misalnya nyeri kepala, nyeri perut dan tegang
otot.
Efek depresif,
m. Gangguan tidur
17
periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan
berlangsung lama.
PEDOMAN DIAGNOSTIK
1. Pedoman diagnostik untuk episode depresi berat tanpa gejala psikotik : (4)
- Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau refardasi psikomotor) yang
mencolok, maka psien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk
melaporkan banyak gejalanya secara rinci.
2. Pedoman diagnostik untuk episode depresi berat dengan gejala psikotik (4)
18
KRITERIA DIAGNOSIS Menurut PPDGJ
1. Episode Depresif
Pada semua tiga variasi dari episode depresif khas yang tercantum
di bawah ini: ringan, sedang dan berat, individu biasanya menderita
suasana perasaan (mood) yang depresif, kehilangan minat dan
kegembiraan, dan berkurangnya energy yang menuju meningkatnya
keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktivitas. Biasanya ada rasa
lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja. Gejala lazim lainnya adalah
Konsentrasi dan perhatian berkurang
a. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
b. Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna (bahkan pada
episode tipe ringan sekalipun)
c. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
d. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
e. Tidur terganggu
f. Nafsu makan berkurang
19
Individu yang mengalami episode depresif ringan biasanya resah tentang
gejalanya dan agak sukar baginya untuk meneruskan pekerjaan biasa dan kegiatan
social, namun mungkin ia tidak akan berhenti berfungsi sama sekali.
Semua tiga gejala khas yang ditentukan untuk episode depresif ringan dan
sedang harus ada, ditambah sekurang-kurangnya empat gejala lainnya, dan
beberapa diantaranya harus berintensitas berat. Namun, apabila gejala penting
(misalnya agitasi atau retardasi) menyolok, maka pasien mungkin tidak mau atau
tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara terinci. Dalam hal
demikian, penentuan menyeluruh dalam subkategori episode berat masih dapat
dibenarkan. Episode depresif biasanya seharusnya berlangsung sekurang-
kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat,
maka mungkin dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam waktu kurang dari
2 minggu.
20
Selama episode depresif berat, sangat tidak mungkin penderita akan mampu
meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf
yang sangat terbatas. Kategori ini hendaknya digunakan hanya untuk episode
depresif berat tunggal tanpa gejala psikotik; untuk episode selanjutnya, harus
digunakan subkategori dari gangguan depresif berulang.
Kriteria diagnostik
Kriteria diagnostik
21
- Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dan peninggian afek dan
hiperaktivitas yang memenuhi kriteria mania (F30.1 dan F30.2)
- Pemulihan keadaan biasanya sempurna diantara episode namun sebagian
kecil pasien mungkin mendapat depresi yang akhirnya menetap, terutama
pada usia lanjut
- Episode masing-masing dalam berbagai tingkat keparahan, seringkali
dicetuskan oleh peristiwa kehidupan yang penuh stres atau trauma mental
(adanya stres tidak esensial untuk penegakkan diagnosis)
- Diagnosis banding episode depresif singkat berulang (F38.1)
Kriteria diagnostik
Kriteria diagnostik
22
F33.2 gangguan depresif berulang, episode kini berat tanpa gejala psikotik
Kriteria diagnostik
F33.3 gangguan depresif berulang episode kini berat dengan gejala psikotik.
Kriteria diagnostik:
23
Jenis depresi berdasar waktu terjadinya4
24
2. Gangguan Afektif Disebabkan Karena Kondisi Medis Umum
Gejala depresi dapat diperlihatkan dari efek fisiologis suatu kondisi medis
khusus yang terjadi sebelumnya. Sebaliknya, gejala fisik suatu penyakit medis
utama sulit untuk dapat didiagnosis yang berkormorbid dengan MDD.
The Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) sangat berguna untuk
alat deteksi pasien dengan penyakit medis dimana digunakan pertanyaan yang
memfokuskan pada gejala kognitif dibandingkan dengan gejala somatiknya.
Gangguan depresi sama banyaknya dengan penyakit kronis, tetapi lebih umum
diabetes, penyakit tiroid, dan gangguan neurologis (penyakit Parkinson, multiple
sklerosis).1
25
3. Gangguan Afektif Disebabkan Karena Zat
Efek samping obat (baik yang diresepkan atau tidak) dapat memperlihatkan
gejala depresi, jadi suatu zat yang dapat mempengaruhi gangguan mood harus dapat
dipertimbangkan dalam mendiagnosis banding terdapat dalam kotak.
26
2.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Hb, Ht, leukosit, ureum, kreatin, gula darah, tes fungsi hati, urin lengkap
2. AGD, K, Na, Ca, T3,T4, TSH,sesuai indikasi
3. Foto toraks, bila perlu
4. EKG, elektromiogram,elektroensefalogram, bila perlu
Endoskopi, kolonoskopi,USG, bila perlu
2.8 Komplikasi
1. Kurang / tidak mampu melakukan aktivitas sehari hari (bekerja)
5. Penarikan sosial
6. Perilaku berisiko
7. Bunuh diri
2.9 Penatalaksanaan
Kini pengobatan depresi tidak harus sampai dirawat di rumah sakit.
Penderita harus dirawat di rumah sakit apabila:
1. Memiliki kecenderungan untuk bunuh diri atau merencanakan tindakan
bunuh diri.
2. Penurunan ekstrim nafsu makan sehingga penderita terlalu lemah karena
berat badan turun drastis.
3. Memiliki resiko terjadinya keadaan gawat, misalnya penyakit jantung atau
stroke perdarahan karena penderita sangat gelisah.
27
Terapi depresi dengan pemberian obat-obatan sangat menolong dan
merupakan pilihan utama, atau dikombinasi dengan pengobatan lainnya seperti
psikoterapi dan terapi elektro konvulsif. Jika diperlukan dapat menggunakan
kombinasi dari ketiga jenis terapi tersebut.1
OBAT – OBATAN
Antidepresan merupakan obat yang paling sesuai untuk pasien depresi
dengan gangguan vegetative yang jelas, gangguan tidur, nafsu makan menurun,
penurunan berat badan dan penurunan libido. Mekanisme obat antidepresan adalah
menghambat ambilan neurotransmitter aminergic dan menghambat penghancuran
oleh enzim monoamine oxidase (MAO) sehingga terjadi peningkatan jumlah
neurotransmitter aminergic pada celah sinaps neuron yang dapat meningkatkan
aktivitas reseptor serotonin.6
Obat antidepresan yang ideal harus memenuhi kriteria berikut:
1. Efektif pada berbagai gangguan depresi
2. Efektif dalam perawatan jangka pendek dan jangka panjang
3. Efektif dalam berbagai kelompok umur
4. Memiliki onset cepat
5. Dosis sekali sehari
6. Biaya yang terjangkau
7. Ditoleransi tubuh dengan baik
8. Tidak mempengaruhi perilaku
9. Toleransi terhadap berbagai penyakit fisik
10. Bebas dari interaksi dengan makanan atau obat – obatan
11. aman
Obat biasanya harus diminum secara teratur, minimal selama beberapa
minggu, sampai obat mulai bekerja dan dipertahankan pada dosis dengan efek yang
optimal.
28
Beberapa obat yang dapat digunakan untuk terapi depresi, diantaranya:
a. Antidepresan trisiklik dan tetrasiklik
Trisiklik mudah diabsorbsi peroral dan bersifat lipofilik sehingga
mudahmasuk SSP. Pada dosis tinggi dapat memperlambat aktivitas gastrointestinal
dan memperpanjang waktu pengosongan lambung sehingga penyerapan obat
menjadi lebih lama. Konsentrasi puncak dalam serum dicapai setelah beberapa jam.
Obat ini di metabolisme di hati dan dikeluarkan sebagai metabolit non aktif melalui
ginjal.
Mekanisme kerja dari trisiklik adalah menghambat ambilan
neurotransmitter monoamine (norepinefrin atau serotonin) ke terminal saraf
parasimpatik yang menyebabkan peningkatan konsentrasi neurotransmitter
monoamine pada celah sinaptik sehingga berefek antidepresan, dan menghambat
reseptor serotonin, α-adrenergik, histamin, dan muskarinik.1,2,6
Contoh obat golongan trisiklik adalah:
Amitriptiline (generik, Elvail)
Dosis :75 – 150 mg/hari
Oral: 10; 25; 50; 75; 100; 150 mg tablet
Parenteral: 10 mg/mL injeksi
Imipramine (generik, Tofranil)
Dosis : 75 – 1500 mg/hari
Oral : 25;50 tablet
Parenteral : 25mg/2mL IM injeksi
Clomipramine (generik, Anafranil)
Dosis : 75 – 150 mg/hari
Oral : 25; 50; 75 mg kaspul
Tianeptine (Stablon)
Dosis : 25 – 50 mg/hari; oral : 12,5 tablet
Contoh obat antidepresi tetrasiklik adalah
Maprotiline (generik, Ludiomil)
Dosis : 75 – 150 mg/ hari
Oral : 25; 50; 75 mg tablet
29
Amoxapine (generik, Asendin)
Dosis : 200 – 300 mg/hari
Oral : 25; 50; 100; 150 mg tablet
Efek samping obat ini adalah mengantuk dan penambahan berat badan. Obat
ini juga menyebabkan peningkatan denyut jantung, penurunan tekanan darah ketika
penderita berdiri, pandangan kabur, mulut kering, linglung, kesulitan untuk
memulai berkemih, dan orgasme yang tertunda.1
b. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs)
SSRI bekerja dengan cara menghambatan bersifat selektif terhadap
neurotransmitter serotonin (5HT2). Dibanding TCA, SSRI memiliki efek
antikolinergik dan kardiotoksik lebih rendah.6
Contoh golongan obat ini adalah:
Sertraline HCl Zoloft)
Dosis : 50 – 100 mg/hari
Oral : 25; 50 tablet
Paroxetine HCl (Seroxat)
Dosis : 20 – 40 mg/hari
Oral : 20 mg tablet
Fluoxetine (Prozac)
Dosis :20 -40 mg/hari
Oral : 20 mg kapsul
Duloxetine (Cymbalta)
Dosis :30 – 60 mg/hari
Efek sampingnya lebih sedikit dan biasanya lebih aman digunakan pada
penderita depresi yang disertai kelainan jiwa. Efek samping yang terjadi berupa
mual, diare dan sakit kepala ringan dan akan segera menghilang jika pemakaian
obat dilanjutkan. SSRIs efektif digunakan pada depresi yang disertai oleh kelainan
jiwa seperti penyakit obsesif-kompulsif, penyakit panik, fobia sosial, bulimia.
Efek samping utama dari SSRIs adalah sering menyebabkan penurunan
gairah seks/libido.1
30
c. Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs)
Obat ini mudah diabsorbsi dalam bentuk oral. Regenerasi enzim yang
dinonaktifkan secara irreversible biasanya terjadi beberapa minggu setelah
penghentian pengobatan. Obat ini dimetabolisme dan diekskresi dengan cepat
melalui ginjal. MAOI bekerja di presinaps dengan menghambat enzim yang
memecah serotonin sehingga jumlah serotonin yang dilepaskan di celah sinaps
bertambah dan dengan demikian yang diteruskan ke pasca sinaps juga bertambah.
Contoh obat MAOI adalah Moclobomide (Aurorix) dengan dosis 300 – 600
mg/hari. Efek samping yang mungkin terjadi pada kelompok MAOI yang klasik
adalah
- Hipotensi dan hipertensi
- Gangguan hepar
- Gangguan otonom
- Gangguan sistem saraf
- Gangguan hematologi
MAOI dan SSRI jangan diberikan bersamaan karena dapat terjadi bahaya
sindrom serotonin yang dapat mematikan. Diperlukan waktu enam minggu sebelum
menggunakan obat lain.1,6
Cara Kerja
Sementara SSRI bekerja dengan cara yang sama tetapi hambatan bersifat
selektif terhadap neurotransmitter serotonin (5HT2). Kelompok MAOI bekerja di
presinaps dengan menghambat enzim yang memecah serotonin sehingga jumlah
serotonin yang dilepaskan di celah sinaps bertambah dan dengan demikian yang
diteruskan ke pasca sinaps juga bertambah.
31
PSIKOTERAPI
32
Terapi perilaku didasarkan pada hipotesis bahwa pola perilaku maladaptif
menyebabkan seseorang mendapatkan sedikit umpan balik positif dari masyarakat
dan kemungkinan menerima penolakan. Dengan memusatkan terapi pada perilaku
maladaptif ini, pasien akan belajar untuk berfungsi dengan cara tertentu sehingga
mereka akan mendapat dorongan yang positif.
Data saat ini menyatakan terapi perilaku adalah modalitas pengobatan yang
efektif untuk gangguan depresif berat.1,2
TERAPI ELEKTROKONVULSIF
Indikasi ECT yang paling lazim adalah gangguan depresif berat. Untuk
gangguan ini, karena ECT adalah terapi yang tercepat dan paling efektif yang
tersedia. ECT harus dipertimbangkan untuk digunakan pada pasien yang telah gagal
dengan pengobatan, tidak menoleransi obat, memiliki gejala yang berat atau
psikoik, memiliki kecenderungan akut untuk bunuh diri atau membenuh, atau
memiliki gejala agitasi atau stupor yang nyata.
Teknis terapi ini adalah dengan memasang elektroda di kulit kepala, lalu
diberi aliran listrik untuk merangsang peningkatan arus listrik di dalam otak. Efek
kejang yang timbul dapat membuat depresinya berkurang. Kemungkinan kejang
buatan ini memutus atau mengacaukan sambungan aliran impuls depresi di otak.
ECT bisa menyebabkan hilangnya ingatan untuk sementara waktu. Pengobatan
dengan ECT dilakukan sebanyak 5-7 kali. Aliran listrik bisa menimbulkan efek
kontraksi otot dan nyeri, karena itu penderita dibius total selama pengobatan ECT.
Sebelum terapi pasien tidak boleh diberikan apapun melalui mulut selama 6
jam sebelum terapi. Tepat sebelum prosedur dilakukan, mulut pasien harus
diperiksa adanya gigi palsu atau benda asing lain, dan jalur intravena harus
dipasang. Batang untuk gigitan dimasukkan ke dalam mulut tepat sebelum terapi
dilakukan untuk melindungi gigi dan lidah pasien selama bangkitan. Kecuali untuk
interval singkat stimulasi listrik, oksigen 100 persen harus diberikan dengan laju 5
L per menit selama prosedur sampai kembalinya pernapasan spontan. Peralatan
gawat darurat untuk jalan napas harus segera tersedia jika diperlukan.
33
Obat antikolinergik muskarinik diberikan sebelum ECT untuk
meminimalkan sekresi mulut dan pernapasan serta untuk menyekat bradikardia dan
asistol. Obat yang lazim digunakan adalah atropine yang diberikan sebesar 0,3
sampai 0,6 mg im atau subkutan 30 hingga 60 menit sebelum anastetik atau 0,4
sampai 1,0 g IV 2 atau 3 menit sebelum anestesi.
Pasien dengan lesi desak ruang di SSP memiliki risiko yang meningkat
untuk mengalami edema dan herniasi otak. Pasien yang memiliki tekanan
intraserebral yang meningkat atau memiliki resiko terjadinya perdarahan serbral.
Pasien dengan infark miokardium merupaka kelompok resiko lainnya.Pasien
dengan hipertensi harus distabilkan dengan obat antihipertensif sebelum ECT.1,2
34
Gambar 3 Algoritme tatalaksana Depresi 6
35
Evaluasi obat :
LINI PERTAMA
• Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua tipe depresi,
terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat
• Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara memblok re-
uptakenya
• ATS juga mempengaruhi system reseptor lain, maka selama terapi dengan ATS
sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim kolinergik, neurologik dan
kardiovaskuler efek samping umum : antikolinergik dan hipotensi orthostatik.
• Efikasinya setara dengan ATS pasien yg gagal dengan ATS mungkin akan
berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya
Lini kedua
36
Lini ketiga
Pasien geriatri
• Trazodon, nefazodon, dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping
anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah
• Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk
dewasa, dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan
37
Pasien Hamil
• Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada
kehamilan
• Dari golongan TCA : Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah
banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui
dgn baik.
Jika penggunaan TCA akan dihentikan, harus dikurangi dosisnya secara perlahan
untuk mencegah gejala putus obat. Jika mungkin tappering dapat dimulai 5-10 hari
sebelum hari perkiraan melahirkan.
38
Evidence tentang strategi terapi
Switching
• Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 – 8 minggu terapi, maka ganti
dengan antidepresan lain dg golongan sama, jika belum berhasil, diganti ke
antidepresan golongan yang lain
• Evidence: > 50% pasien yang gagal terhadap sertralin, memberikan respon
baik terhadap fluoksetin (J Clin Psychiatry. 1997 Jan;58(1):16-21.)
39
Serzone saja (55 % response, 22 % remission) atau CBASP saja (52 %
response, 24 % remission).
Pencegahan kekambuhan:
• Fase akut : 6 – 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi
dan menghilangkan gejala
• Fase lanjutan (continuation): terapi selama 4-9 bulan berikutnya pada dosis
terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan dan kembalinya gejala
depresi
• Fase pemeliharaan :
40
EVALUASI OUTCOME TERAPI:
2.10 Prognosis
- Episode depresi yang ditangani dapat sembuh dalam 3 bulan, jika tidak
ditangani bisa sampai 6-12 bulan
41