Anda di halaman 1dari 14

UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN KRIM TIPE M/A

DARI MINYAK ATSIRI KULIT BUAH JERUK PONTIANAK


(Citrus nobilis Lour. var. microcarpa) TERHADAP
ISOLAT Propionibacterium acnes
SECARA IN VITRO

Fakultas Kedokteran
UnNASKAH PUBLIKASI

Oleh :
NENY LUCYANI
NIM. I21110002

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014
UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN KRIM TIPE M/A
DARI MINYAK ATSIRI KULIT BUAH JERUK PONTIANAK
(Citrus nobilis Lour. var. microcarpa) TERHADAP
ISOLAT Propionibacterium acnes
SECARA IN VITRO
Fakultas Kedokteran
UnNASKAH PUBLIKASI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi


(S. Farm) pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura

Oleh :
NENY LUCYANI
NIM. I21110002

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014
UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN KRIM TIPE M/A
DARI MINYAK ATSIRI KULIT BUAH JERUK PONTIANAK
(Citrus nobilis Lour. var. microcarpa) TERHADAP
ISOLAT Propionibacterium acnes
SECARA IN VITRO

Neny Lucyani, Rafika Sari, dan Sri Luliana


Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura

Abstrak
Jerawat merupakan suatu kelainan kulit yang salah satunya disebabkan oleh bakteri
Propionibacterium acnes. Salah satu bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai produk
antibakteri adalah minyak atsiri kulit buah jeruk Pontianak (Citrus nobilis Lour. var.
microcarpa). Minyak atsiri diperoleh dengan cara destilasi uap-air. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui efek antibakteri sediaan krim dari minyak atsiri kulit buah jeruk Pontianak
terhadap isolat P.acnes dengan metode disc diffusion (tes Kirby-Bauer). Minyak atsiri di
formulasikan dalam bentuk sediaan krim dengan perbandingan konsentrasi minyak atsiri
F1(0.025%), F2(0.05%) dan F3(0,1%). Evaluasi sediaan meliputi pemeriksaan
organoleptis seperti bau, warna, bentuk serta homogenitas, pengujian daya sebar, daya
lekat, pH dan antibakteri. Analisis data menggunakan program R-Commander versi
2.14.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zona hambat pada F1, F2 dan F3 yaitu 18mm,
20mm dan 21,67mm. Hasil evaluasi menunjukkan sediaan homogen, pH sesuai dengan
pH kulit serta daya lekat mengalami penurunan dan daya sebar mengalami peningkatan.
Hasill evaluasi antibakteri krim menunjukkan bahwa formula 1 memberikan efektivitas
paling baik dengan zona hambat sebesar 18 mm terhadap isolat P.acnes.

Kata kunci : Jerawat, Minyak atsiri Kulit Buah jeruk Pontianak, P.acnes

1
THE TEST OF THE EFFECTIVENESS OF FORMULATED ANTIBACTERIAL
CREAM TYPE M / A ESSENTIAL OILOF PONTIANAK CITRUS
PEELS(Citrus nobilis Lour. var. microcarpa)
AGAINTSPropionibacterium acnes
ISOLATE IN VITRO

Neny Lucyani, Rafika Sari, dan Sri Luliana


Pharmacy Study Program of Medical Faculty of Tanjungpura University

Abstract
Acne is a skin disorder which is caused by the Propionibacterium acnes bacteria. One of the
substances that can be benefitted as an antibacterial product is Pontianak citrus (Citrus nobilis
Lour. Var. Microcarpa) peel essential oil. Essential oil is obtained through the process of
steam distillation. This study aims to determine the effect of formulated antibacterial cream
of essential oil of Pontianak citrus’ peel to P. acnes isolates by disc diffusion method (Kirby-
Bauer test). Essential oils formulated in dosage forms cream with essential oil concentration
ratio F1 (0.025%), F2 (0.05%) and F3 (0,1%). Evaluation of organoleptic examinations of
such preparations include odor, color, shape and homogeneity, dispersive power testing,
adhesion, pH and antibacterial. Data analysis is done by using the R-Commander program
version 2.14.1. The results showed that the inhibitory zone in F1, F2 and F3 is 18mm, 20mm
and 21,67mm. The evaluation results indicate a homogeneous preparation, pH is in
accordance to the peel’s pH and there is a decrease of adhesion and increase of dispersive
power. The results of antibacterial cream evaluation showed that formula 1 gives the best
effectiveness with inhibition zone of 18 mm to the P. acnes isolates.

Keyword: Acne, Pontianak citrus peel essential oil, P. acnes

2
Pendahuluan sebanyak 40 kg media Nutrient Agar,
P.acnes merupakan salah satu media Agar Darah (Blood Agar), media
bakteri anaerobik yang memiliki peranan Mueller-Hinton Agar (MHA), standar Mc.
penting dalam patogenensis jerawat. Farland no. 0,5, akuadest steril, spiritus,
Jerawat dapat disebabkan oleh minyak kedelai, alkohol 70%, pereaksi
berkembangnya komedo menjadi inflamasi Mayer, serbuk magnesium (Mg), asam
apabila terinfeksi oleh P.acnes dimana klorida 4(HCL) pekat, pereaksi besi (III)
bakteri ini menggunakan gliserol dalam klorida (FeCl3) 5 %, asam sulfat (H2SO4)
sebum sebagai sumber nutrisi. P.acnes pekat, asam asetat glasial (CH3COOH),
membentuk asam lemak bebas dari sebum natrium sulfat (Na2SO4) anhidrat,
yang menyebabkan sel-sel neutrofil natrium klorida (NaCl), asam stearat,
menunjukan respons untuk mengeluarkan cera alba, vaselin putih, Trietanolamin
enzim yang dapat merusak dinding folikel (TEA), Propilenglikol dan Metil paraben.
rambut sehingga dapat menyebabkan Alat
inflamasi1. Oleh sebab itu, pengobatan Alat yang digunakan pada penelitian ini
jerawat dapat dilakukan dengan antara lain pisau, alat destilasi uap-air,
menurunkan populasi bakteri dengan laminar airflow cabinet (HL 36Ae®),
menggunakan suatu antibakteri. Sediaan oven (memmert®), autoklaf, lemari
anti jerawat yang banyak beredar di pendingin, timbangan analitik (Ohaus
pasaran mengandung antibiotik sintetik PA2102), sentrifuge, pH meter, jarum
seperti eritromisin dan klindamisin, namun Ose, pembakar Bunsen, pinset, labu ukur
tidak sedikit yang memberikan efek 10 mL dan 25 mL (Iwaki Pyrex®), gelas
samping seperti iritasi. Hal ini mendorong ukur 10 (Iwaki Pyrex®), Erlenmeyer
beralihnya penggunaan sediaan yang (Iwaki Pyrex®), Beaker glass (Iwaki
berasal dari alam. Pyrex®), tabung reaksi (Iwaki Pyrex®),
Salah satu tanaman yang memiliki kaca arloji, stopwatch, object glass,
potensi untuk dikembangkan sebagai anti mortir, stamper.
acne adalah Jeruk Pontianak (Citrus
nobilis Lour. var. microcarpa). Jeruk METODE
Pontianak merupakan tanaman dari famili Pengambilan dan Pengolahan Sampel
Rutaceae dan genus Citrus2. Tahapan pengolahan bahan baku ini terdiri
Krim merupakan bentuk sediaan dari penyediaan bahan baku, pengumpulan
topikal dengan bentuk setengah padat yang bahan baku, sortasi basah, pencucian,
cocok untuk pengobatan jerawat. Basis pengeringan, sortasi kering, pengubahan
krim (vanishing cream) disukai pada bentuk, serta pengepakan dan
penggunaan sehari-hari karena memiliki penyimpanan, selanjutnya dilakukan
keuntungan yaitu memberikan efek dingin proses destilasi.
pada kulit, tidak berminyak serta memiliki Penyulingan Minyak Atsiri Kulit Buah
kemampuan penyebaran yang baik3. Jeruk Pontianak
Formulasi krim(Vanishing cream) dari Kulit buah jeruk masih dalam keadaan
minyak atsiri kulit buah jeruk Pontianak segar dimasukkan kedalam alat destilasi
ini dibuat dengan 3 formula dengan variasi kemudian ditambahkan dengan aquadest
konsentrasi minyak atsiri sehingga didapat sampai pada batas alat. Kemudian di
formula yang memiliki efektivitas paling destilasi kurang lebih 3-4 jam yang
baik terhadap penghambatan pertumbuhan dihitung setelah destilat pertama turun.
isolat bakteri P.acnes. Dilakukan pemisahan terhadap destilat
Bahan dan Metodologi yang ada didalam labu pemisah. Air yang
Bahan terbentuk pada bagian bawah dipisahkan.
Bahan yang digunakan dalam penelitian Kemudian minyak disentrifuge dan diberi
ini adalah kulit buah jeruk Pontianak Na2SO4 anhidrat, selanjutnya minyak

3
disimpan di dalam botol yang kedap air suhu 45-55o C lalu dimasukan kedalam 5
dan cahaya. buah plat hingga 15 mL per plat5.
Skrining Fitokimia Media Mueller-Hinton Agar (MHA)
Identifikasi yang dilakukan pada penelitian Media MHA dibuat dengan cara 38 g
ini adalah identifikasi minyak atsiri, media dilarutkan dengan 1 L akuades
alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, fenol, sambil dipanaskan kemudian disterilisasi
steroid dan terpenoid. dengan autoklaf pada 121°C selama 15
Pembuatan Media untuk Bakteri Uji menit6.
Nutrient Agar Isolasi Bakteri
Sebanyak 23 g nutrient agar Proses isolasi bakteri dilakukan dengan
dilarutkan dalam akuadest steril sebanyak beberapa tahapan yaitu, pengumpulan
1000 mL kemudian dipanaskan hingga sampel, penanaman bakteri, subkultur,
semua larut, dalam keadaan panas larutan pewarnaan gram serta uji biokimia. Uji
tersebut kemudian dimasukkan dalam biokimia yang terdiri dari uji koagulase,
erlenmeyer, dilanjutkan pengecekan pH katalase, sitrat, Triple Sugar Iron agar,
media berkisar 6,8 + 0,2. Media kemudian indol, Voges Proskauer, motilitas,
disterilkan di autoklaf 121°C selama 15 Produksi Hydrogen Sulfida, urease dan
4
menit . metil merah.
Blood Agar Formulasi Krim
Sbanyak 20 gram media Na Formulasi krim menggunakan zat aktif
dilarutkan kedalam 1000 mL akuadest, mnyak atsiri kulit jeruk Pontianak dengan
o
kemudian diautoklaf pada sushu 121 C tipe M/A. Krim dibuat dengan tiga
selama 20 menit lalu ditambahkan darah formula.
yang telah difebrinasi. Didinginkan hingga
Tabel 1. Formulasi krim Minyak atsiri kulit buah jeruk Pontianak (Citrus nobilis Lour.
var. microcarpa).
Nama Bahan Formulasi (%)
Kontrol(-) Kontrol(+) F1 F2 F3
Klindamisin - 1 - - -
Minyak Atsiri - - 0,025 0,05 0,1
Malam Putih 2 2 2 2 2
Asam Stearat 15 15 15 15 15
Vaselin Putih 8 8 8 8 8
TEA 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Propilen Glikol 8 8 8 8 8
Metil paraben 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12
Aquadest ad 100 100 100 100 100
hingga homogen dalam mortir hangat
Cara pembuatan krim tipe M/A hingga terbentuk masa krim lalu di tambah
(Vanishing Cream) yaitu fase minyak
(malam putih ,asam stearat dan vaselin metil paraben. Setelah krim dingin
putih) dileburkan diatas penangas air pada kemudian tambahkan minyak atsiri kulit
o
suhu 75 C. Adapun fase air (TEA dan buah jeruk Pontianak kedalam krim7.
Propilen glikol) di dileburkan pada suhu Evaluasi Krim
o
75 C . Fase air (campuran TEA dan Evaluasi krim meliputi efektivitas
Propilenglikol) tersebut kemudian antibakteri sediaan krim minyak asiri kulit
dimasukan kedalam lelehan malam putih , buah jeruk Pontianak terhadap isolat
asam searat dan vaselin putih , lalu diaduk Propionibacterium dengan metode difusi

4
agar. Uji sifat fisika meliputi pemeriksaan Pengukuran dilakukan hingga diameter
organoleptik, uji daya lekat dan uji daya penyebaran krim konstan8.
sebar. Uji stabilitas kimia meliputi Uji Daya Lekat
penentuan pH. Ditimbang 0,25 g krim dan diletakkan
Uji Mikrobiologi Sediaan Terhadap diatas gelas objek yang telah diketahui
Isolat Propionibacterium acnes luasnya. Diletakkan gelas objek yang lain
Sebanyak 12 mL media agar darah diatas gel tersebut. Kemudian ditekan
dituangkan ke dalam cawan petri steril. dengan beban 1000 g selama 5 menit.
Pada media yang telah padat biakan Kemudian dilepaskan beban seberat 50 g
bakteri P.acnes ditanam menggunakan dan dicatat waktunya hingga kedua gelas
jarum ose dengan menggoreskannya ke objek ini terlepas. Prosedur uji dilakukan
media MHA. Diletakkan cakram kertas tiga kali untuk setiap formula krim9.
dengan diameter 6 mm. Ditimbang Analisis Data
sebanyak 0,1 g krim kemudian diteteskan Uji normalitas data dilakukan
dengan 1 tetes akuadest steril dan dengan uji Saphiro Wilk. Uji homogenitas
diletakkan diatas cakram kertas. data dilakukan dengan uji Levene’s of
Selanjutnya, diinkubasi dalam inkubator Homogenity of Variance. Data kemudian
o
pada suhu 35 ± 2 C selama 24 – 48 jam, dianalisis dengan One Way ANOVA
setelah itu diukur diameter daerah (Analysis of Varians) jika data tersebut
hambatan (zona jernih) pertumbuhan di parametrik dan dianalisis dengan Kruskal-
sekitar cakram dengan menggunakan Wallis apabila data non parametrik.
jangka sorong6. Analisis ini bertujuan untuk
Pemeriksaan Organoleptik membandingkan nilai signifikansi sediaan
Pemeriksaan organoleptik meliputi krim (F1, F2 dan F3) serta diameter zona
pemeriksaan bentuk, warna dan bau yang hambat F1, F2, F3, kontrol positif dan
diamati secara visual. Prosedur uji kontrol negatif. Selanjutnya dilakukan uji
dilakukan pengulangan tiga kali. Selain T Independen apabila data yang dihasilkan
itu, juga dilakukan pengujian homogenitas parametrik dan dilakukan Wilcoxon jika
sediaan dengan cara mengoleskan sediaan data non parametrik. Hal ini bertujuan
pada sekeping kaca atau bahan transparan untuk mengetahui nilai perbandingan
lain yang cocok, sediaan harus diameter zona hambat antar formula,
menunjukkan susunan yang homogen dan masing-masing formula terhadap kontrol
tidak terlihat adanya butir–butir yang positif serta hasil evaluasi antar formula.
kasar.
Penentuan pH Sediaan HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan pH sediaan dilakukan Sebanyak 40 kg kulit buah jeruk
dengan menggunakan pH meter soil Pontianak (Citrus nobilis Lour. var.
tester. Alat pH meter dicelupkan secara microcarpa) yang dilakukan dengan
langsung ke dalam sedian krim. Kemudian Tahapan awal dalam memperoleh sampel
dilihat perubahan skala pada pH meter. adalah melakukan pengolahan bahan baku,
Angka yang tertera pada skala pH meter yang terdiri dari beberapa tahapan guna
merupakan nilai pH dari sediaan. mendukung proses perolehan sampel
Uji Daya Sebar dengan kualitas yang baik. Tahapan
Penyebaran krim diartikan sebagai pengolahan bahan baku ini terdiri dari
kemampuan penyebarannya pada kulit. penyediaan bahan baku, pengumpulan
Sebuah sampel krim sebanyak 1 g bahan baku, sortasi basah, pencucian,
diletakkan di pusat antara dua kaca arloji, pengeringan, sortasi kering, pengubahan
dimana kaca arloji sebelah atas dibebani bentuk, serta pengepakan dan
dengan meletakkan anak timbangan penyimpanan.
sehingga mencapai bobot 150 g.

5
Proses penyulingan pada penelitian berisi sampel ditutup dengan kapas lalu
ini dilakukan dengan menggunakan diinkubasi selama 24 jam
metode destilasi uap-air (water and steam Bakteri tumbuh ditandai dengan
distilation). Total minyak atsiri yang adanya perubahan warna pada media
dihasilkan 202 mL. Rendemen minyak pengaya tersebut yaitu media menjadi
atsiri yang diperoleh yakni sebesar 0,505 keruh sehingga dapat digunakan untuk
%. Hasil bobot jenis dari minyak atsiri proses selanjutnya yaitu penanaman pada
diperoleh dengan menggunakan media selektif (Blood Agar).
piknometer yaitu sebesar 0,8406 gram/mL Selanjutnya dilakukan uji biokimia
serta hasil pengujian indeks bias dihasilkan yang berujuan untuk mengetahui hasil
nilai sebesar 1,47%. identifikasi sampel yang digunakan. Uji
Skrining Fitokimia biokimia yang dilakukan terdiri dari uji
Skrining fitokimia bertujuan untuk katalase, koagulase, sitrat, indol, sukrosa,
mencari tumbuhan yang mengandung voges proskauer, motilitas, metil merah,
senyawa bioaktif atau kandungan terhadap urease dan hidrogen sulfida10. Berdasarkan
tanaman tersebut. dari hasil uji biokimia pada penelitian ini
Tabel 2. Hasil Uji Skrining Fitokimia diperoleh hasil pada tabel 3 berikut :
Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk Tabel 3. Hasil Identifikasi dan Uji
Pontianak Biokimia Sampel Uji
Skrining Hasil Kode Uji biokimia Hasil
Fitokimia Sampel
Minyak Atsiri + Pewarnaan Basil
Alkaloid - Gram Gram +
Metil Red -
Flavonoid - Voges -
Tanin - Proskauer
Saponin + ZN Urea -
Fenol - Simon sitrat -
Katalase +
Terpenoid + Koagulase +
Steroid - Sulfur -
Keterangan: (+) positif : mengandung Indol -
golongan senyawa; (-) negatif: tidak Motilitas +
mengandung golongan senyawa. Dekstrosa +/+g
Sukrosa +/-g
Isolasi bakteri dilakukan pada Keterangan : + = Hasil Uji Positif
responden yang dijadikan sebagai sampel - = Hasil Uji Negatif
yaitu 1 orang yang diperoleh dari koleksi g=Gelembung gas.
Fakultas Kedokteran Universitas Krim anti acne dibuat dengan
Tanjungpura Pontianak dan selanjutnya mencampurkan zat aktif minyak atsiri kulit
dilakukan pemastian hasil isolat dengan buah jeruk Pontianak dengan basis krim
melakukan identifikasi dan uji biokimia minyak dalam air (M/A) yang dibuat
tehadap sampel tersebut. Isolasi yang dengan variasi konsentrasi zat aktif yaitu
pertama dilakukan yaitu dengan 0,25%, 0,5% dan 1 %. Proses pembuatan
mengambil sampel jerawat dari bagian krim yang dipilih yaitu metode peleburan.
muka responden dengan menggunakan Metode peleburan adalah metode
swab yang telah di sterilisasi. Dibiakan pembuatan sediaan dengan cara
pada media pengaya yang bertujuan agar meleburkan semua atau beberapa
bakteri tumbuh lebih banyak. Media yang komponen, kemudian didinginkan sambil
disertai pengadukan yang konstan11.

6
Pengujian Organoleptis cair suatu sediaan maka diameter sediaan
Tujuan pengujian secara juga akan semakin besar.
organoleptis adalah yatu untuk mengetahui Pengujian Daya Lekat
penampilan fisik sediaan krim. Hasil Tujuan dilakukannya uji daya lekat
pemeriksaan organoleptis dilakukan yaitu untuk mengetahui kemampuan krim
terhadap sediaan krim pada tiga formula melekat ketika dioleskan pada kulit.
yaitu FI, FII dan FIII dengan melihat Semakin besar nilai daya lekat sediaan
perubahan bentuk, warna, bau dan ketika diujikan maka, maka kemampuan
homogenitas sediaan. Hasil pemeriksaan melekat pada kulit semakin kuat dan
homogenitas menunjukkan bahwa seluruh absorbsi dikulit akan semakin lama. Ketiga
sediaan krim tidak memperlihatkan adanya formula yang diujikan, nilai daya lekat
butir-butir kasar pada saat sediaan yang diperoleh pada gambar 2 dibawah ini.
dioleskan pada kaca transparan. Hal ini 350
menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat 300 281,5

Daya Lekat (detik)


mempunyai susunan yang homogen12.
250
186,99
Pengujian Daya Sebar 200
Pengamatan daya sebar bertujuan 150 117,71
untuk melihat kemampuan gel menyebar 100
pada permukaan kulit sehingga dapat 50
diketahui penyebaran zat aktif yang 0
dikandung oleh gel yang dibuat. Hasil 1 2 3
pengamatan daya sebar krim ditunjukkan Formula
pada gambar 1.
30 26,41 Gambar.2.Diagram Hubungan
24,18 Konsentrasi Minyak Atsiri
Daya Sebar (cm2)

25 21,64
dengan Daya Lekat
20
Formula Krim
15 Berdasarkan diagram diatas, dapat
10 terlhat bahwa semakin besar konsentrasi
5 minyak atsiri yang digunakan maka daya
lekat terhadap kulit juga semakin kecil,
0
1 2 3
sebaliknya semakin kecil konsentrasi
minyak atsiri yang digunakan maka daya
Formula
lekat terhadap kuit semakin besar. Dari
hasil uji, dapat terlihat bahwa F1 memiliki
Gambar.1.Diagram Hubungan
daya lekat lebih besar dibanding formula 2
Konsentrasi Minyak Atsiri
dan 3.
dengan Daya Sebar Formula
Penentuan pH sediaan krim
Krim
terhadap sediaan krim minyak atsiri kulit
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat
buah jeruk Pontianak dilakukan pada tiga
bahwa semakin tinggi konsentrasi suatu
formula: FI, FII dan FIII dilakukan dengan
minyak atsiri maka diameter penyebaran
menggunakan pH meter (soil tester).
semakin besar. Hal ini dikarenakan
Krim yang dibuat merupakan type
semakin besarnya jumlah minyak atsiri
m/a dengan variasi konsentrasi zat aktif.
yang digunakan sehingga mempengaruhi
Variasi zat aktif ini bertujuan untuk
kekentalan sediaan dimana semakin kental
mengetahui efek dari masing konsentrasi
suatu sediaan maka diameter penyebaran
sehingga mengatahui sediaan krim yang
akan semakin kecil, sebaliknya semakin
memiliki efektif terhadap bakteri P.acnes.
Krim yang dibuat adalah FI, F2 dan F3.

7
Ketiga formula krim tersebut diuji aktif serta dibandingkan terhadap kontrol
aktivitas antibakterinya terhadap bakteri positif yaitu formulasi dengan zat aktif
P.acnes dibandingkan dengan kontrol klindamisin serbuk seperti pada gambar
negatif berupa krim yang dibuat tanpa zat 4.6 berikut.

C K+

K-
B

Uji Efektivitas sediaan Krim Minyak atsiri (A) konsentrasi 0,25%, (B) Konsentrasi
0,5%, (C) Konsentrasi 1%, (K+) Kontrol Positif, (K-) Kontrol Negatif

Hasil pengamatan efektivitas Dari hasil efektivitas krim terlihat


antibakteri sediaan krim menunjukkan bahwa nilai efektivitas antibakteri dalam
hasil bahwa krim yang hanya mengandung sediaan krim meningkat pada setiap
basis tidak memiliki zona hambat, formula. Diameter daya hambat pada F3
sedangkan krim yang mengandung minyak lebih besar dibanding F1dan F2. Pengujian
atsiri memberikan zona hambat namun efektivitas antibakteri ini telah dilakukan
tidak memberikan zona sebesar kontrol dengan 3 kali pengulangan dan dengan
positif yang digunakan. metode disc diffusion.
Analisis efektivitas antibakteri
40
35 sediaan dilakukan untuk melihat perbedaan
35 antar formula, serta membandingkan
30
Zona Hambat (mm)

efektivitas sediaan krim dengan kontrol


25 21,67 positif. Adapun hasil analisis dapat dilihat
20
20 18 pada tabel 4.8 berikut.
15 Tabel 4. Hasil AnalisisWilcoxon test
10 Efektivitas Antibakteri antar
Formula
5
0 Bakteri Pasangan Keterangan
0
Kelompok
-5 1 2 3 4 5
Formula FI – KP P<0.05
Diagram Hasil Zona Hambat sediaan FII – KP P<0.05
Krim Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk FIII – KP P>0.05
Pontianak terhadap Isolat P.acnes. Isolat FI – FII P<0.05
(Formula 1: konsentrasi 0,025%; Formula P.acnes FI – FIII P>0.05
2: konsentrasi 0,05% ; Formula FII – FIII P>0.05
3:konsentrasi 0,1% ; Formula 4: kontrol FI - KN P<0,05
Positif); Formula 5: Kontrol Negatif. FII - KN P<0,05
FIII - KN P>0,05
KP - KN P<0,05

8
Keterangan : p<0,05 = Berbeda Signifikan Saran
p>0,05 = Tidak berbeda 1. Sebaiknya dilakukan pengujian krim
signifikan terhadap bakteri Staphylococcus
Hasil analisis memperlihatkan aureus dan Staphylococcus
antar formula memperlihatkan data yang epidermidis.
tidak berbeda signifikan terhadap isolat 2. Sebaiknya dilakukan formulasi krim
P.acnes antara FI - FIII serta FII - FIII dengan tipe A/M serta mengetahui
dengan nilai p>0,05 sedangkan FI – FII efektivitas terhadap bakteri p.acnes.
terdapat perbedaan yang signifikan..
Masing-masing formula dibandingkan Daftar Pustaka
dengan kontrol positif terjadi perbedan 1. Radji, Maksum. Buku Ajar
yang signifikan dengan nilai p<0,05. Mikrobiologi : Panduan
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat Mahasiswa Farmasi dan
terlihat bahwa semakin besar konsentrasi Kedokteran. Jakarta : Penerbit
minyak atsiri yang digunakan maka zona Buku Kedokteran EGC.
hambat yang dihasilkan akan semakin 2010.Hal : 205-206
besar sehingga pada formula III tidak 2. Prihatman., Kemal. Jeruk Siam
terjadi perbedaan yang signifikan dengan (Citrus nobilis Lour var
kontrol positif. Sedangkan formula I dan microcarpa). Jakarta. Sistem
formula II mengalami perbedaan yang Informasi Manajemen
signifikan dengan kontrol positif. Pembangunan di Perdesaan,
Kesimpulan BAPPENAS. 2000
1. Pada formula I sediaan krim tipe M/A 3. Voight, R. Buku Pelajaran
minyak atsiri kulit buah jeruk Teknologi Farmasi. Penerjemah:
Pontianak (Citrus nobilis Lour. var. Soendani Noerono Soewandhi.
microcarpa) dapat memberikan Yogyakarta : UGM Press.1995
efektivitas antibakteri paling baik 4. Wagner. H , Bladt S. Zgainski
terhadap isolat Propionibacterium E.M. Plant Drug Analysis “ A
acnes rata-rata zona hambat sebesar Thin Layer Chromatografi
18 mm Atlas”. Berlin Heidelberg New
2. Hasil evaluasi krim tipe M/A minyak York Tokyo.1984.
atsiri kulit buah jruk Pontianak (Citrus 5. Difco. Manual of Dehydrated
nobilis Lour. var. microcarpa) Culture Media and Reagents for
menunjukkan bahwa krim memiliki Microbiology and Clinical
sifat fisika, kimia dan efektivitas yang Laboratory Procedures. 9th ed.
baik. Detroit Michigan: Difco
3. Hasil analisis Kruskal-Wallis Laboratories. 1977 Hal. 33; 93-
menunjukan bahwa tidak terdapat 94.
perbedaan signifikan antara formulasi 6. Hadioetomo RS. Mikrobiologi
terhadap daya sebar, sedangkan hasil Dasar dalam Praktek : Teknik
analisis One Way ANOVA dan Prosedur Dasar
menunjukan bahwa terdapat Laboratorium. Jakarta : PT
perbedaan yang signifikan antara Gramedia Pustaka Utama. 1993.
formula terhadap daya lekat, serta 7. Ikhsanudin , Aziz ..Formulasi
hasil analisis Kruskal-Wallis vanishing cream minyak atsiri
menunjukan bahwa terdapat sere (cymbopogon
perbedaan signifikan antara formulasi ciratus(D.C)Stapf)dan uji Sifat
terhadap zona hambat. Fisiknya Serta Uji Aktivitas
Repelan terhadap Nyamuk Aedes
aegypti Betina

9
.Skripsi.Yogyakarta :Universitas
Ahmad Dahlan. 2011
8. Ameliana, L., Lina, W. Uji
Aktivitas Antinyamuk Lotion
Minyak Kunyit Sebagai
Alternatif Pencegah Penyebaran
Demam Berdarah Dengue. J.
Trop. Phar. Chem.Vol 1. No. 2.
2011:Hal. 137-145.
9. Voight, R. Buku Pelajaran
Teknologi Farmasi Edisi ke V.
Yogyakarta : Universitas
Gajahmada Press. 1994.
10. Shinkafi SA, Ndanusa H.
Antibacterial Activity of Citrus
limon on Acne Vulgaris
(Pimples). International Journal
Departement of Microbiology
Usmanu Danfodiyo University
Sakoto Nigeria. 2013: Vol 2(5):
397-409.
11. Ansel, H.C. Pengantar Bentuk
sediaan Farmasi. Edisi 4. Jakarta:
UI Press. 1989.Hal. 390-392.
12. Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan.
Formularium Kosmetika
Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
1985.Hal. 32-36.

10
11

Anda mungkin juga menyukai