Anda di halaman 1dari 9

Makalah

Sistem Informasi Manajemen

Pengembangan Sistem

Disusun oleh :
Kristia Pangesti (1510209881)

Bagus Subantoro (1510210036)

Huda Abdu Rachman Saleh (1510210050)

Dinda Aulia Fani (1510210142)

Astri Dwi Lestari (1510210143)

Nanda Octaryna Damayanti (1510210255)


Huswatun Hasanah (1510210279)
Tyka Melinda Putri (1510210282)

6-SM 1

DOSEN PENGAMPU

Lydia Setyawardani, SE., M.Si., Ak

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA)

SURABAYA
Pengembangan Sistem

5.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem/ System Development Life Cycle (SDLC)
SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau Systems Life
Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses
pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk
mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer
atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem
perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: rencana(planning), analisis (analysis), desain
(design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance).
SIKLUS PENGEMBANGAN HIDUP SDLC
1. Fase Definisi
Pada fase definisi pemakaian sistem dan analisis sistem melakukan analisis berjenjang
terhadap profesi bisnis yang berjalan saat ini dan sistem informasi yang digunakan. Ada 2
langkah dalam fase definisi :
Analisis Kelayakan : langkah ini umumnya melihat sistem apa yang harus dijalankan,
bagaimana data input sistem baru tersebut diperoleh, dan kecepatan pemrosesan untuk
menghasilkan outpu sistem itu sendiri. Hasil dari langkah ini adalah dokumen proposal
yang lebih lengkap dan sudah memasukkan sekilas sistem baru tersebut.
Penentuan Kebutuhan Sistem : langkah ini sangat berpengaruh karena keberhasilan dan
ketepatan pengembangan sistem sangat tergantung pada identifikasi kebutuhan sistem
yang benar.

2. Fase Kontruksi
Pada fase ini terdapat tiga langkah yang dijalankan, antar lain :
Desain Sistem : langkah ini mencakup perangkat keras dan perangkat lunak yang akan
digunakan untuk mengoprasikan sistem, mendesain isi dan struktur database sistem, dan
menentukan program-program pemrosesan sistem serta menghubungkan antara sistem
satu dengan yang lain.
Pembuatan Sistem : langkah ini membuat program komputer dan rancangan terinci dari
database dan file yang akan digunakan dalam sistem tersebut.
Pengujian Sistem : langkah ini menguji program sistem hingga lengkap dan dapat
dijalankan dengan sempurna. Semua pihak baik manajer atau bagian yang terlibat harus
bertanggung jawab terhadap pengujian sistem ini. Hal ini dimaksudkan agar sistem
tersebut dapat bekerja dengan baik.
3. Fase Implementasi
Pada fase ini terdapat dua langkah, yaitu :
Pemasangan : manajer perusahaan dan profesional sistem informasi bekerja sama untuk
menginstall sistem baru tersebut, yang biasanya melibatkan konversi data dan prosedur
lama ke yang baru.
Pemeliharaan : merupakan tahap yang terpanjang dari suatu sistem. Biasanya juga akan
dilakukan perubahan jika sistem yang sudah diterapkan itu kurang lengkap, misalnya
masalah harga pokok. Dalam pengembangan suatu sistem ada empat komponen yang
digunakan yakni input, proses, output dan penyimpanan.

B. PENGELOLAAN PENGEMBANGAN SUATU SISTEM


Dengan pendekatan tradisional, bagian sistem informasi bertanggungjawab untuk
menghasilkan sistem yang berkualitas dan sesuai dengan biaya yang direncanakan. Walaupun
pengembangan suatu sistem yang kompleks merupakan tugas yang sulit dimana dibutuhkan kerja
sama tim dan upaya kerja sama antara profesional sistem informasi dan manajer pengguna.
Tim Proyek
Tim proyek ini dibentuk untuk kepentingan proyek tersebut dan berakhir jika sistem
tersebut sudah diterapkan. Bentuk tim ini merupakan gabungan dari anggota organisasi yang
terdiri dari berbagai macam kemampuan. Biasanya anggota tim proyek ini anggota yang bekerja
penuh dan ada juga yang paruh waktu.
Manajer Proyek
Manajer proyek bertanggungjawab atas kesuksesan proyek tersebut. Pengelolaan
proyek pengembangan sistem merupakan tugas yang sulit karena memrlukan koordinasi antara
berbagai usaha atau upaya dari berbagai anggota organisasi. Biasanya tim proyek terdiri dari dua
manajer proyek ytaitu manajer yang bertanggungjawab untuk aktivitas pemakai dan manajer
sistem informasi yang bertanggungjawab terhadap profesional sistem informasi. Kesulitan utama
tim proyek sistem informasi biasanya justru dalam membangun tim proyek yang kohesif atau
kompak.
II. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI - PENDEKATAN ALTERNATIF
Ada beberapa masalah yang muncul jika kebutuhan langsung diperinci pada proses
pengembangan sistem :
1. Sangat sulit melakukan perician sistem, karena sistem informasi yang dibuat begitu kompleks.
2. Banyak sistem baru yang diyakini mampu merespon masalah yang timbul dalam organisasi.
3. Lingkungan bisnis sering berubah begitu cepat dimana kebutuhan sistem saat ini mungkin
berbeda dengan kebutuhan sistem waktu mendatang.
5.2 Protyping, Rappid Application development
PROTOTYPING
Proses prototyping sitem membutuhkan beberapa pembuat sistem yang memiliki
kecakapan teknis dalam membuat dan memodifikasi sitem secara cepat dengan dibantu oleh
software yang ada.
Konsep dasar pengembangan sistem dengan prototyping sebagai meetodologi
pengenbangan:
Pertama dimulai dengan identifikasi kebutuhan dasar dari sistem yang akan dibuat
Kedua pembuatan sistem dilakukan dengan membuat portotipe sistem awal yang
disesuaikan dengan keinginan dan kesepakatan ketika menentukan kebutuhan dasar
sistem.
Ketiga menjadi tanggungjawab pemakai sistem yang baru tersebut.
Keempat pembuat sistem memodifikasi sistem untuk memasukkan perubahan yang
diinginkan.
Kelima prototipe akhir dievaluasi dan ditentukan kekurangannya, dalam konteks fungsi
dan aktifitas organisasi.
Keenam jika pembuat sistem merasa belum yakin maka pembuat sistem melakukan
perubahan yang diperlukan seperti memasukkan elemen-elemen pengawasan,
menyediakan back up sistem, memperbaiki efisiensi operasional, dan mengintegrasikan
portotipe dengan sistem yang menyediakan data.
Terakhir instalasi, dijalankan dan pelihara sistem tersebut.
Keunggulan - keunggulan portotyping :
* Prototyping bermanfaat ketika terjadi ketidakpastian tentang persyaratan/keinginan,
pemecahan rancangan atau desain sistem
* Portotyping bermanfaat untuk rancangan end-user interface dari suatu sistem informasi
* Prototyping mengurangi biaya pengembangan yang berlebihan.
* Pengguna bisa mendapatkan gambaran desain sistem yang sesungguhnya.
* Pengembangan sistem lebih cepat jika dibandingkan dengan konsep SDLC.
Kelemahan mendasar dari konsep prototyping :
Prototyping yang cepat sering kali mengabaikan langkah-langkah pengembangan sistem yang
seharusnya dilalui.
Jika prototyping berjalan dengan baik, manajemen mungkin menganggap sistem yang ada tidak
perlu dirancang ulang atau diprogram ulang.
Sistem prototyping masih perlu di dokumentasi dan diuji, namun tahap ini sering diabaikan.
Diperlukan investasi tambahan untuk software, pengelolaan data, dan pelatihan untuk pengguna
sistem tersebut.
Rapid Application Development (RAD)
Rapid Application Development (RAD) adalah strategi siklus hidup yang ditujukan untuk
menyediakan pengembangan yang jauh lebih cepat dan mendapatkan hasil dengan kualitas yang
lebih baik dibandingkan dengan hasil yang dicapai melalui siklus tradisional (McLeod, 2002).
RAD merupakan gabungan dari bermacam-macam teknik terstruktur dengan teknik prototyping
dan teknik pengembangan joint application untuk mempercepat pengembangan sistem/aplikasi
(Bentley, 2004). Dari definisi-definisi konsep RAD ini, dapat dilihat bahwa pengembangan
aplikasi dengan menggunakan metode RAD ini dapat dilakukan dalam waktu yang relatif lebih
cepat.
Pemaparan konsep yang lebih spesifik lagi dijelaskan oleh Pressman (2005) dalam bukunya,
“Software Engineering: A Practition’s Approach”. Ia mengatakan bahwa RAD adalah proses
model perangkat lunak inkremental yang menekankan siklus pengembangan yang singkat.
Model RAD adalah sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari model waterfall, di mana
perkembangan pesat dicapai dengan menggunakan pendekatan konstruksi berbasis komponen.
Jika tiap-tiap kebutuhan dan batasan ruang lingkup projek telah diketahui dengan baik, proses
RAD memungkinkan tim pengembang untuk menciptakan sebuah “sistem yang berfungsi
penuh” dalam jangka waktu yang sangat singkat. Dari penjelasan Pressman (2012) ini, satu
perhatian khusus mengenai metodologi RAD dapat diketahui, yakni implementasi metode RAD
akan berjalan maksimal jika pengembang aplikasi telah merumuskan kebutuhan dan ruang
lingkup pengembangan aplikasi dengan baik.

RAD Design Workshop (Workshop Desain RAD)


Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang bisa digambarkan sebagai
workshop. Penganalisis dan dan pemrogram dapat bekerja membangun dan menunjukkan
representasi visual desain dan pola kerja kepada pengguna. Workshop desain ini dapat dilakukan
selama beberapa hari tergantung dari ukuran aplikasi yang akan dikembangkan. Selama
workshop desain RAD, pengguna merespon prototipe yang ada dan penganalisis memperbaiki
modul-modul yang dirancang berdasarkan respon pengguna. Apabila sorang pengembangnya
merupakan pengembang atau pengguna yang berpengalaman, Kendall menilai bahwa usaha
kreatif ini dapat mendorong pengembangan sampai pada tingkat terakselerasi (Kendall, 2010).

3) Implementation (Implementasi)
Pada fase implementasi ini, penganalisis bekerja dengan para pengguna secara intens selama
workshop dan merancang aspek-aspek bisnis dan nonteknis perusahaan. Segera setelah aspek-
aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring, sistem-sistem baru atau bagian dari
sistem diujicoba dan kemudian diperkenalkan kepada organisasi (Kendall, 2010).

Kelebihan dan Kekurangan RAD


Metode pengembangan sistem RAD relatif lebih sesuai dengan rencana pengembangan aplikasi
yang tidak memiliki ruang lingkup yang besar dan akan dikembangkan oleh tim yang kecil.
Namun, RAD pun memiliki kelebihan dan kekurangannya sebagai sebuah metodoligi
pengembangan aplikasi. Berikut ini adalah kelebihan metodologi RAD menurut Marakas (2006):
Penghematan waktu dalam keseluruhan fase projek dapat dicapai. RAD mengurangi seluruh
kebutuhan yang berkaitan dengan biaya projek dan sumberdaya manusia. RAD sangat membantu
pengembangan aplikasi yang berfokus pada waktu penyelesaian projek. Perubahan desain sistem
dapat lebih berpengaruh dengan cepat dibandingkan dengan pendekatan SDLC tradisional. Sudut
pandang user disajikan dalam sistem akhir baik melalui fungsi-fungsi sistem atau antarmuka
pengguna. RAD menciptakan rasa kepemilikan yang kuat di antara seluruh pemangku kebijakan
projek.

5.3 Menempatkan SDLC Tradisional, Prototyping, dan RAD dalam Perspektif


Siklus hidup pengembangan system atau system development life cycle – SDLC adalah
aplikasi dari pendekatan bagi pengembangan suatu sistem informasi.
A. SDLC Tradisional
Tahapan-tahapan yang diambil untuk mendapatkan kemungkinan berhasil paling besar
adalah sebagai berikut :
Perencanaan
Analisis
Desain
Implementasi
Penggunaan

SDLC tradisional disebut juga pendekatan airterjun (waterfall approach), karena memiliki
aliran satu arah – menuju ke penyelesaian proyek. Masalah akan didefinisikan dalam tahap-
tahap perencanaan dan analisis. Solusi-solusi alternative diidentifikasi dan dievaluasi dalam
tahap desain, lalu solusi yang terbaik diimplementasikan dan digunakan. Selama sistem
penggunaan dikumpulkan umpan balik untuk melihat seberapa baik sistem mampu memecahkan
masalah yang telah ditentukan. Namun, masih terdapat kelemahan yaitu dengan seiring
bertambahnya ukuran dan kompleksitas suatu sistem melewati tahapan-tahapan dengan sekali
jalan menjadi suatu hal yang tidak mungkin dilakukan.
B. Prototyping
Prototyping adalah proses pembuatan prototype. Prototipe adalah suatu versi dari sebuah sistem
potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna bagaimana sistem
akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai.
Jenis-Jenis Prototipe
1. Prototipe evolusioner (evolutionary prototype)
Terus menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan
pengguna dari sistem yang baru.
Langkah-langkah pengembangan Prototipe evolusioner :
Mengidentifikasi kebutuhan pengguna
Membuat suatu prototype
Menentukan apakah prototype dapat diterima
Menggunakan prototype
2. Prototipe persyaratan (requirements prototype)
Dikembangkan sebagai suatu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan
fungsional dari sistem baru.
Langkah-langkah pengembangan prototype persyaratan :
Mengidentifikasi kebutuhan pengguna
Membuat suatu prototype
Menentukan apakah prototype dapat diterima
Membuat kode sistem baru
Menguji sistem baru
Menentukan apakah sistem baru dapat diterima
Membuat sistem baru menjadi sistem produksi
Daya tarik prototyping :
Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna
Pengembang dapat melakukan pekerjaan lebih baik dalam menentukan kebutuhan
pengguna
Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem
Pengembang dan pengguna menggunakan waktu yang lebih sedikit dalam
mengembangkan sistem
Implementasi jauh lebih mudah
Mengurangi biaya pengembangan dan meningkatkan kepuasan pengguna
Potensi kesulitan dari prototyping :
* Terburu-buru menyerahkan prototype dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dalam
definisi masalah.
* Pengguna dapat terlalu gembira dengan prototype yang diberikan dengan ekspektasi yang
tidak realistis sehubungan dengan sistem produksinya
* Prototype evolusioner bisa jadi tidak terlalu efisien
* Alat-alat prototyping tertentu memungkinkan tidak mencerminkan teknik-teknik desain yang
baik
Prototyping merupakan metodologi pendekapan SDLC yang paling behasil dengan catatan bisa
mewaspadai potensi-potensi kesulitan di atas. Menempatkan SDLC Tradisional, Prototyping,
RAD, Pengembangan Berfase, dan BPR dalam Perspektif

5.4 Pengambilan Keputusan dan Decision Support System Model


Pembuatan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peranan
penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut
keputusan-keputusan sangat penting dan jangka panjang yang dapat dibuat manajer. Dalam
proses perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai, sumber
daya-sumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakna setiap tugas yang
dibutuhkan. Seluruh proses peerenacanaan itu melibatkan manajer dalam serangkaian situasi
pembuatan keputusan. Kualitas keputusan-keputusan manajer akan membantu untuk menentukan
efektifitas rencana yang disusun.
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses
mental atau kognif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa
alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan
final. Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau tindakan.

Ada dua tipe DSS yang dikenal, yaitu: Model-driven DSS dan Data-driven DSS. Jenis
DSS yang pertama merupakan suatu sistem yang berdiri sendiri terpisah dari sistem informasi
organisasi secara keseluruhan. DSS ini sering dikembangkan langsung oleh masing-masing
pengguna dan tidak langsung dikendalikan dari divisi sistem informasi. Kemampuan analisis dari
DSS ini umumnya dikembangkan berdasarkan model atau teori yang ada dan kemudian
dikombinasikan dengan tampilan pengguna yang membuat model ini mudah untuk digunakan.

Jenis DSS yang kedua, data-driven DSS, menganalisis sejumlah besar data yang ada atau
tergabung di dalam sistem informasi organisasi. DSS ini membantu untuk proses pengambilan
keputusan dengan memungkinkan para pengguna untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat
dari data yang tersimpan di dalam database yang besar. Banyak organisasi atau perusahaan mulai
membangun DSS ini untuk memungkinkan para pelanggannya memperoleh data dari website-
nya atau data dari sistem informasi organisasi yang ada.

5.5 Sistem Pakar dan Kecerdasan Buatan


Kecerdasan Buatan (AI) dan Sistem Pakar (ES)
Definisi Kecerdasan Buatan Kecerdasan Buatan (AI) merupakan cabang dari ilmu
komputer yang dalam merepresentasi pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk simbol-
simbol daripada bilangan, dan memproses informasi berdasarkan metode heuristic atau dengan
berdasarkan sejumlah aturan.
Ciri Kecerdasan Buatan :
1. Pemrosesan AI lebih pada simbolik.
2. Memahami apa itu kecerdasan (tujuan ilmiah)
3. Membuat mesin menjadi lebih pintar (tujuan utam)
4. Membuat mesin lebih bermanfaat (tujuan entrepreneurial)
Tujuan Kecerdasan Buatan (AI)
Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.
Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.
Meningkatkan output, produktivitas dan kualitas.

Ciri Sistem Pakar :


1. Memiliki informasi yang lebih handal.
2. Mudah di modifikasi dan dapat beradaptasi.
3. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.
Tujuan Sistem Pakar :
1. Membuat mesin menjadi lebih pintar (tujuan utam)
2. Memahami apa itu kecerdasan (tujuan ilmiah)
3. Membuat mesin lebih bermanfaat (tujuan entrepreneurial)
DOMAIN PENELITIAN DALAM KECERDASAN BUATAN
1. Formal tasks (matematika, games)
2. Mundane task (perception, robotics, natural language, commonsense,
reasoning)
3. Expert tasks (financial analysis, medical diagnostics, engineering,
scientific analysis, dll)
4. PERMAINAN (Game)
5. NATURAL LANGUAGE– Suatu teknologi yang memberikan kemampuan kepada
komputer untuk memahami bahasa manusia sehingga pengguna komputer dapat berkomunikasi
dengan komputer dengan menggunakan bahasa sehari –hari
6. ROBOTIK DAN SISTEM SENSOR– Sistem sensor, seperti sistem vision, sistem tactile,
dan sistem pemrosesan sinyal jika dikombinasikan dengan AI, dapat dikategorikan kedalam
suatu sistem yang luas yang disebut sistem robotik.
7. EXPERT SYSTEM—Sistem pakar (Expert System) adalah program penasehat berbasis
komputer yang mencoba meniru proses berpikir dan pengetahuan dari seorang pakar dalam
menyelesaikan masalah-masalah spesifik.
Persamaan dan Perbedaan antar System Pakar dengan Kecerdasan Buatan
Persamaannya adalah sama-sama mempunyai tujuan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam
suatu penyelesaian masalah. sedangkan perbedaannya:
Kalau system pakar mengacu kapada si perancang itu sendiri sebagai object dalam menyiapkan
suatu system guna mendapatkan hasil yang maksimal. Sedangkan Kecerdasan buatan mengacu
kepada jalur atau langkah yang sebagian besar berorientasi kepada Hardware guna mencapai
hasil yang maksimal.

Anda mungkin juga menyukai