A.Pengkajian
1. Identitas
a.Identitas klien
Nama : Ny. N
Usia : 22 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : -
Suku : Sunda
Alamat : Kp. Lebak Desa Tanjung kerta, Sukamantri, Panjalu Diagnosa Medis : Post Natal 1 hari
(G0P2A0)
3. Faktor teknologi
Klien memeriksakan kehamilannya kepada indung beurang dan melahirkan disana. Sebelum
kehamilan klien tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi dan setelah melahirkan klien dan
suami berencana menggunakan alat KB tradisional yaitu dengan meminum bunga pohon jati
yang telah direbus.
8. Faktor ekonomi
Keduanya adalah pasangan muda, yang mencari nafkah hanya laki-laki, bekerja dengan cara
merantau ke daerah lain untuk berdagang. Kehadiran mertua dan ibu dari pihak wanita sangat
membantu ibu dalam perawatan bayi. Biaya persalinan ditanggung bersama-sama antara
keluarga perempuan dan laki-laki.
9. Faktor pendidikan
Pendidikan keduanya adalah SD, mereka tidak mengetahui adanya kontrasepsi modern karena
selama pendidikan belum pernah mendengar alat kontrasepsi modern. Keluarga tidak punya
biaya untuk menyekolahkan ke SMP karena untuk sekolah ke SMP sangat jauh dan
mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk sekali berangkat ke sekolah.
B. Diagnosa Keperawatan Diagnosa yang dapat ditegakkan pada kasus ini adalah : resiko
ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
C. Perencanaan dan Pelaksanaan Berdasarkan data-data yang ada dimana ibu melahirkan anak
yang kedua, anak pertama tidak diberi ASI colostrum, diberi makan pisang maka tindakan yang
harus dilakukan adalah :
a. Cultural care preservation/maintenance
1) Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang proses melahirkan dan
perawatan bayi
2) Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien
3) Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat
3.Tidak lagi memberi makan pisang kepada bayi meskipun bayi tersebut menangis. Makanan
yang diberikan hanyalah ASI sampai dengan 6 bulan (ASI exclusive)
A.Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien (Iyer, Taptich & Bernochi, 1996). Pengkajian pada
konteks budaya didefinisikan sebagai proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi
masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar,
1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada ”Sunrise Model”
yaitu : 1) Faktor teknologi, 2) Faktor agama dan filosofi, 3) Faktor sosial dan kekerabatan
keluarga, 4) Nilai budaya dan gaya hidup, 5) Faktor ekonomi, 6) Faktor pendidikan dan 7)
Faktor politik dan peraturan yang berlaku.
1. Faktor teknologi
Faktor ini menguraikan alasan klien memilih pengobatan tradisional. Pada kasus tersebut
mungkin disebabkan karena tempat tinggal klien yang cukup jauh dari pusat kota, ketiadaan
pelayanan kesehatan dan didukung pula oleh adanya peraturan yang tidak tertulis bila berobat ke
petugas kesehatan akan dikucilkan oleh masyarakat setempat. Penggunaan rebusan air daun jati
untuk menjrangkan kehamilan menurut pasien dianggap cukup efektif dan terbukti dengan jarak
antara putra pertama dengan kedua yang cukup jauh yaitu 7 tahun (menikah pada usia 15 tahun,
memiliki anak pertama usia 16 tahun dan sekarang adalah kehamilan kedua).
6. Faktor ekonomi
Hasil pengkajian didapatkan keinginan keluarga untuk mengatasi masalah pasien dalam hal
keuangan. Hubungan kekerabatan yang sangat kuat dalam keluarga menyebabkan pasien tidak
mengalami kesulitan untuk membayar biaya persalinan. Kekuatan ini sebaiknya dimanfaatkan
oleh perawat apabila nantinya pasien mau mengikuti saran dari perawat misalnya mau mengikuti
program KB dengan penggunaan teknologi yang ada. Tetapi tentunya hal ini harus mendapatkan
dukungan dari keluarga.
7. Faktor pendidikan
Pendidikan pasien dan suami hanyalah lulusan SD. Hal ini menyebabkan proses penerimaan
pesan yang disampaikan oleh perawat akan sulit dicerna oleh pasien. Sehingga dalam pemberian
informasi, perawat hendaknya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien. Hal ini
diperparah lagi oleh ketiadaan informasi ke daerah tersebut sehingga pasien tidak mengetahui
bahwasanya ada cara baru dalam menjarangkan kehamilan yaitu alat kontrasepsi.
B. Diagnosa Keperawatan
Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan
transkultural yaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur,
gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam
pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini. Pada kasus ini diagnosa yang
diangkat adalah resiko ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang
diyakini. Diagnosa ini diangkat berdasarkan data yaitu ASI (colostrum) tidak diberikan kepada
bayi, diberikannya pisang pada hari-hari pertama bayi lahir dan ibu tidak diperbolehkan makan
makanan protein hewani yang berbau amis misalnya ikan. Data-data tersebut lebih cenderung
kepada diagnosa ketidakpatuhan dalam pengobatan karena sistem nilai yang diyakini oleh
pasien sangat kuat.
D. Evaluasi
Kemajuan perkembangan pasien dilihat dari apakah klien mengganti protein hewani dengan
protein nabati untuk memenuhi kecukupan gizi ibu dan bayi, apakah ibu tidak membuang
kolostrum dan apakah ibu tidak memberikan makanan tambahan selain hanya ASI. Bila ini tidak
berhasil maka petugas harus melakukan evaluasi ketidakberhasilan dan berupaya memberikan
penyuluhan kepada masyarakat yang ada di daerah tersebut serta melibatkan indung beurang
agar tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.
KESIMPULAN
Dari uraian yang telah dijabarkan pada bab terdahulu tentang penerapan asuhan keperawatan
Transkultural dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Keperawatan transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan keperawatan yang
difokuskan kepada individu dan kelompok untuk mempertahankan, meningkatkan perilaku sehat
sesuai dengan latar belakang budaya
2. Pengkajian asuhan keperawatan dalam konteks budaya sangat diperlukan untuk menjembatani
perbedaan pengetahuan yang dimiliki oleh perawat dengan klien
3. Diagnosa keperawatan transkultural yang ditegakkan dapat mengidentifikasi tindakan yang
dibutuhkan untuk mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, membentuk budaya
baru yang sesuai dengan kesehatan atau bahkan mengganti budaya yang tidak sesuai dengan
kesehatan dengan budaya baru.
4. Perencanaan dan pelaksanaan proses keperawatan transkultural tidak dapat begitu saja
dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami latar belakang budaya klien sehingga
tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan budaya klien.
5. Evaluasi asuhan keperawatan transkultural melekat erat dengan perencanaan dan pelaksanaan
proses asuhan keperawatan transkultural.
REFERENSI
Andrew . M & Boyle. J.S, (1995), Transcultural Concepts in Nursing Care, 2
Ed, Philadelphia, JB Lippincot Company Cultural Diversity in Nursing, (1997),
Transcultural Nursing ; Basic Concepts and Case Studies, Ditelusuri tanggal 14 Oktober 2006
dari http://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing Fitzpatrick. J.J & Whall. A.L, (1989),
Conceptual Models of Nursing : Analysis and Application, USA, Appleton & Lange Giger. J.J
& Davidhizar. R.E, (1995),
Transcultural Nursing : Assessment and Intervention, 2
Ed, Missouri , Mosby Year Book Inc Iyer. P.W, Taptich. B.J, & Bernochi-Losey. D, (1996),
Nursing Process and Nursing Diagnosis, W.B Saunders Company, Philadelphia Leininger. M &
McFarland. M.R, (2002),
Transcultural Nursing : Concepts, Theories, Research and Practice, 3rd Ed, USA, Mc-Graw Hill
Companies Swasono. M.F, (1997), Kehamilan, kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalam
Konteks Budaya, Jakarta, UI Press Royal College of Nursing (2006),
Transcultural Nursing Care of Adult ; Section One Understanding The Theoretical Basis of
Transcultural Nursing Care Ditelusuri tanggal 14 Oktober 2006 dari
http://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing __________________________,
Transcultural Nursing Care of Adult ; Section Two Transcultural NursingModels ; Theory and
Practice, Ditelusuri tanggal 14 Oktober 2006 dari
http://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing __________________________,
Transcultural Nursing Care of Adult ; Section Three Application of Transcultural Nursing
Models, Ditelusuri tanggal 14 Oktober 2006 dari
http://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing