Materi Fraktur Ai Cahyati-1
Materi Fraktur Ai Cahyati-1
A. Definisi
disebabkan karena kecelakaan, stress fisik ataupun tenaga fisik yang lebih
besar. Fraktur metatarsal adalah fraktur yang terjadi pada bagian tulang
telapak kaki.
B. Anatomi Fisiologi
Tulang terdiri dari materi intra sel, baik berupa sel yang hidup atau
pun sel yang tidak hidup. Bahan-bahan tersebut berasal dari embrio hialin
tulang rawan melalui osteogenesis kemudian menjadi tulang, proses ini oleh
Gambar 2.1
Struktur tulang panjang: komposisi tulang kompak
dari jaringan tulang yang padat, sementara bagian dalam tulang di dalam
medulla berupa jaringan sponge. Bagian tulang paling ujung dari tulang
silindris.
Paratiroid (PTH) mengatur kalsium dalam darah, apabila darah turun maka
oleh kelenjar Thyroid memiliki aksi dalam menurunkan kadar kalsium dalam
mineral.
yaitu kerangka axial (kerangka sumbu) yang terdiri dari kepala dan badan
dan iga dan tulang hyoid dan kerangka apendickuler yang terdiri dari anggota
1. Foramen yaitu suatu lubang tempat lalunya pembuluh darah, saraf, dan
oksipital.
2. Fosa yaitu suatu lekukan di dalam atau pada permukaan tulang, misalnya
3. Prosesus yaitu suatu tonjolan atau taju, misalnya terdapat pada ruas
8. Krista pinggir atau tepi tulang misalnya terdapat pada tulang ilium yang
9. Spina yaitu tonjolan tulang yang bentuknya agak runcing terdapat pada
10. Kaput yaitu bagian ujung yang bentuknya bundar terdapat misalnya pada
bentuknya, yaitu:
a. Tulang panjang yaitu tulang yang terdiri dari satu batang dan dua epifisi.
Batang dibentuk oleh jaringan tulang yang padat. Epifisis dibentuk dari
b. Tulang pendek yaitu tulang yang bentuknya tidak teratur dan inti dari
cancellus (sponge) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat,
contohnya carpals.
c. Tulang pendek datar yaitu tulang yang terdiri atas dua lapisan tulang padat
d. Tulang yang tidak beraturan yaitu tulang yang sama seperti dengan tulang
Anatomi dari tulang pedis adalah dimulai dari tulang pangkal kaki
(tarsalia), tulang telapak kaki (meta tarsalia) dan ruas jari kaki (falang).
bawah oleh sendi pergelangan kaki. Terdiri dari tulang-tulang kecil yang
masing-masing terdiri atas 3 ruas kecuali ibu jari banyaknya 2 ruas. Pada
metatarsalia bagian ibu jari terdapat dua buah tulang kecil bentuknya bundar
yang disebut tulang bijian (os sesamoid). Lengkung kaki pada kaki terdapat 4
dan kelima.
Gambar 2.2
Tulang-tulang dan persendian pada kaki kanan
Lateral Sinistra Lateral Dexstra
C. Etiologi
Price dan Wilson (2006: 1365) menjelaskan bahwa fraktur dapat terjadi
karena:
1. Adanya tekanan yang menimpa tulang lebih besar dari daya tahan tulang
2. Tulang yang sakit/ fraktur Patologik yaitu kelemahan tulang akibat
3. Letih yaitu otot tidak dapat mengabsorbsi energi seperti karena berjalan
2. Nyeri dan Tenderness yaitu sebagai spasme otot sebagai akibat dari
4. Deformitas yaitu posisi tulang yang tidak normal sebagai akibat dari
fungsi.
dengan tangan.
E. Klasifikasi fraktur
1. Tipe fraktur
2014)
kulit.
a. Greenstick: Fraktur dimana salah satu sisi tulang patah, sedangkan sisi
lainnya bengkok.
tulang belakang).
perlekatannya.
Gambar 2.3
Gambar tipe fraktur
Sumber : http://keperawatankesehatan.wordpress.com
F. Proses penyembuhan fraktur
Hematoma akan terbentuk pada 48-72 jam pertama pada daerah fraktur
yaitu darah dan eksudat, kemudian akan diserbu oleh kapiler dan sel darah
terbentuk jaringan granulasi. Pada saat ini masuk juga fibroblast yang
2. Tahap proliferasi
Dalam waktu sekitar 5 hari, hematom akan mengalami organisasi. Terbentuk
benang-benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk
revaskularisasi dan invasi fibroblast dan osteoblast yang akan menhasilkan kolagen
dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan
ikat fibrus dan tulang rawan.
3. Pembentukan kalus
4. Osifikasi
Dimulai pada 2-3 minggu setelah fraktur jaringan kalus akhirnya akan
menghubungkan kedua sisi yang patah. Perlu waktu 3-4 minggu agar frakmen
5. Penggabungan/ remodeling
Kalus tebal diabsorbsi oleh aktifitas dari osteoklast dan osteoblast menjadi
vitamin D.
b. Kehilangan tulang
f. Terdapat infeksi
g. Keganasan lokal
H. Komplikasi fraktur
2. Sindrome emboli lemak (terjadi dalam 48 jam atau lebih setelah cedera).
Berasal dari sumsum tulang karena perubahan tekanan dalam tulang yang
dari yang dibutuhkan untuk kehidupan jaringan. Hal ini bisa diakibatkan
karena:
membungkus otot terlalu ketat atau gips atau balutan yang terlalu
menjerat.
1. Patofisiologi
fraktur.
Bagan 2.1
Patofisiologi fraktur
Fraktur
Nekrosis
jaringan
Kerusakan
integritas
jaringan
a. Kebutuhan Aktivitas
b. Nyeri
otot serta kemunduran reflek defekasi, kegiatan yang kurang serta harus
BAB.
f. Kebutuhan oksigen
Perubahan yang terjadi pada sistem pernafasan akibat fraktur
yang lama.
sendiri.
menimibulkan infeksi.
J. Pemeriksaan Penunjang
2. Hb, hematokrit sering rendah akibat perdarahan, laju endap darah (LED)
dievaluasi.
1. Menurut Brunner dan Suddarth (2010) empat konsep dasar yang harus
a. Recognisi
Pengkajian fraktur harus ditegakkan untuk memastikan bahwa pasien
mengalami fraktur dan untukmenentukan diagnosa dan tindakan.
b. Reduksi/ reposisi
Reposisi fragmen-fragmen fraktur semirip mungkin dengan keadaan
letak normal, usaha-usaha tindakan manipulasi fragmen-fragmen
tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak
asalnya.
Keuntungan:
- Reduksi akurat
- Stabilitas reduksi tinggi
- Pemeriksaan struktu neurovaskuler
- Berkurangnya kebutuhan alat imobilisasi eksternal
- Penyatuan sendi yang berdekatan dengan tulang yang patah menjadi
lebih cepat
- Rawat inap lebih singkat
- Dapat lebih cepat kembali ke pola kehidupan normal.
Kerugian
- Kemungkinan terjadi infeksi
- osteomielitis
a. Medis
(1) Gips
(2) Traksi
(3) Operasi
1. Komplikasi awal
a. Shock Hipovolemik/traumatik
Fraktur (ekstrimitas, vertebra, pelvis, femur) → perdarahan & kehilangan cairan
ekstrasel ke jaringan yang rusak → shock hipovolemi.
b. Emboli lemak
Sindrom kompartemen
Fraktur
6-8 jam
b. Non union
Proses penyembuhan gagal meskipun sudah diberi pengobatan. Hal ini disebabkan
oleh fobrous union atau pseudoarthrosis
c. Mal union
Proses penyembuhan terjadi tetapi tidak memuaskan (ada perubahan bentuk)
TEST DIAGNOSTIK
fraktur.
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap klien harus melalui proses
dan evaluasi.
1. Pengkajian.
a. Pengumpulan data
1) Identitas
2) Keluhan utama
rumah sakit dengan keluhan nyeri, nyeri akibat fraktur akan meningkat
bila digerakan dan menurun bila diistirahatkan. Nyeri bersifat nyeri tajam
dan nyeri dirasakan terus menerus akan dirasakan sepanjang tulang yang
fraktur.
3) Riwayat kesehatan
menggunakan PQRST.
Klien dengan fraktur akan mersakan nyeri yang tajam dan dalam,
(5) T (Timing), berapa lama nyeri dirasakan ? kapan tepatnya nyeri mulai
di malam hari.
Juga berisi bagaimana terjadinya fraktur, kapan terjadinya, dan
Mellitus (lapar, haus dan kencing terus menerus), juga penyakit menular
seperti TBC.
penyakitnya.
4) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan Umum
dangkal.
b) Sistem persyarafan
c) Sistem Pernafasan
d) Sistem Kardiovaskuler
e) Sistem Gastrointestinal
peristaltik usus dan nafsu makan. Pada klien fraktur dan dislokasi
f) Sistem Perkemihan
g) Sistem Muskuloskeletal
pada otot akibat fraktur terbuka, tonus otot dan kekuatan otot. Pada
klien fraktur dikaji ada tidaknya penurunan kekuatan, masa otot dan
atropi pada otot. Selain itu dapat juga ditemukan kontraktur dan
h) Sistem Integumen
kulit menjadi dingin dan pucat serta terdapat luka bekas operasi.
6) Data psikososial
mengenai konsep diri (gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran diri dan
dimana klien berada. Pada klien fraktur adanya perubahan yang kurang
wajar dalam status emosional, perubahan tingkah laku dan pola koping
7) Data spiritual
Thalamus
Cortex serebri
Nyeri dipersepsikan
Nyeri akut
Nyeri akut
4. Data subjektif : Gangguan
Merangsang susunan saraf Istirahat Tidur
- Keluhan susah tidur dan nyeri otonom
Data objektif :
Menaktifasi susunan saraf
- Lemah, pucat dan pusing otonom
REM menurun
Klien terjaga
Data subjektif :
6. Fraktur Infeksi, Risiko
-
Terputusnya kontuinitas
Data objektif : jaringan
- Terdapat luka
Resiko infeksi
Data subjektif :
Fraktur
7. Integritas Kulit,
- Keluhan gatal dan nyeri Kerusakan:
Keterbatasan fisik
Data objektif : Resiko
Tirah baring yang lama
- Tekanan pada area yang sakit
- Destruksi lapisan kulit Penekanan terus menerus
pada bagian tubuh tertentu
Iskemik
Nefrotik
Kerusakan integritas
jaringan kulit
8. Data subjektif : Tirah baring yang cukup Pertukaran Gas,
lama Kerusakan: Risiko
-
Data objektif : Menurunkan fungsi motorik
Kelemahan otot-otot
pernapasan
Pertahanan membrane
kapiler/ alveolar
Oedema paru
Disfungsi
Fraktur
9. Data subjektif : Neurovaskuler
Dengan atau tanpa perifer, Risiko
-
pembedahan
Data objektif :
Cedera vaskuler dan
-
pembentukan trhombus
Oedema
Disfungsi neurovaskuler
dan nyeri.
alveolar/ kapiler.