Tujuan : Untuk mengetahui cara analisa kadar kromium (VI) dalam air
Prinsip : Spektrofotometri
Dasar Teori
Air merupakan salah satu sumber utama dalam mempertahankan kelangsungan hidup.
Air memiliki peran dalam berbagai sektor kehidupan baik dalam perikanan, perkebunan,
industry, pertambangan, dsb. Namun, tidak semua air yang digunakan layak untuk
dikonsumsi. Hal ini terjadi karena peningkatan aktivitas manusia yang menghasilkan zat sisa
berupa limbah yang mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat terlarut dalam air. Oleh
karena itu, tidak sedikit terjadi krisis air bersih di berbagai penjuru dunia akibat pencemaran
air yang mengandung berbagai bibit penyakit, zat dan logam berbahaya bagi kesehatan
tubuh yang berdampak kematian. Salah satu logam berat yang berbahaya bagi kesehatan jika
terkandung dalam air adalah kromium(VI).
Kromium(VI) atau kromium heksavalen merupakan bentuk kromium yang berbahaya
bagi kesehatan tubuh karena bersifat karsinogenik. Akibat dampak buruk yang diakibatkan
oleh Kromium(VI) maka pemerintah mengeluarkan PP No. 82 tahun 2001 mengenai kadar
maksimum kromium untuk keperluan air baku air minum dan kegiatan perikanan sebesar
0,05 mg/L. Senyawa Cr(VI) di dalam lingkungan pada umumnya berasal dari limbah
industri, tambang kromium, pembakaran minyak bumi, kertas dan kayu.
Kromium(VI) termasuk dalam oksidan kuat pada pH rendah atau netral. Analisa kadar
Cr (VI) dapat dilakukan dengan mereduksi limbah yang mengandung Cr (VI) menjadi
Cr(III). Hal ini dilakukan karena pada kondisi basa akan terjadi reaksi kesetimbangan
senyawa dikromat dan kromat seperti berikut.
Cr2O72- + 2OH- <=> 2CrO42- + H2O
Alat
Labu ukur 100 ml
Labu Ukur 25 ml
beaker glass 10 ml
Beaker glass 100 ml
Mikropipet
Kuvet
Spektrovotometer UV-VIS
Tissue
Bahan
difenilkarbazid
H2SO4
K2Cr2O7
Aquadest
Prosedur
1. Pembuatan reagen difenil karbazid
a. 0,125 mg Kristal difenilkarbazid dilarutkan dalam 25 ml aseton.