Makalah Emfisema
Makalah Emfisema
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan definisi emfisema?
2. Apa sajakah jenis-jenis emfisema?
3. Apa sajakah factor penyebab emfisema?
4. Bagaimana cara penyembuhan emfisema?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Agar siswa mampu memahami konsep emfisema
b. Siswa mampu mengetahui dan memahami penatalaksanaan
emfisema
c. Agar siswa mengetahui diagnosa banding emfisema
D. Manfaat
Siswa mampu membuat perencanaan asuhan keperawatan pada
kasus emfisema.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Etiologi
1. Rokok
2. Polusi
3. Infeksi
3
4. Faktor ginetik.
Depenisi alpa- 1 anti tripsin cara yang tepat, dan bagaimana dapat
menimbulkan empisema belum jelas.
C. Patofisiologi
4
dan septum kolaps, udara akan tertahan di antara ruang alveolus (disebut
blebs) dan diantara parenkim paru-paru (disebut bullae). Proses ini akan
menyebabkan peningkatan ventilator pada ‘dead space’ atau area yang
tidak mengalami pertukaran gas atau darah(1).
D. Mekanisme klinik
1. demam
2. berkeringat malam
3. nyeri pleura
4. dipsnea
5. anoreksia
E. Penatalaksanaan medis
5
cairanb tidak terlalu banyak.
F. Patogenesis
Terdapat empat perubahan patologik yang dapat timbul pada pasien
enfisema yaitu :
a. Hilangnya elastisitas paru-paru
Protease (enzim paru-paru) mengubah atau merusak alveoli dan
saluran napas kecil dengan cara merusak serabut elastin. Sebagai
akibatnya, kantung alveolus kehilangan elastisitasnya dan jalan
napas kecil menjadi kolaps atau menyempit. Beberapa alveoli
menjadi rusak dan yang lainnya kemungkinan menjadi membesar.
b. Hiperinflasi paru-paru
Pembesaran alveoli sehingga paru-paru sulit untuk dapat kembali
keposisi istirahat normal selama ekspirasi.
c. Terbenuknya bullae
Dinding alveolus membengkak dan berhubungan untuk
membentuk suatu bullae (ruangan tempat udara diantara parenkim
paru-paru) yang dapat dilihat pada pemeriksaan X-ray.
d. Kolapsnya jalan napas kecil dan udara terperangkap
Ketika pasien berusaha untuk ekshalasi secara kuat, tekanan positif
intratoraks akan menyebabkan kolapsnya jalan napas(3).
6
lebih sering dan lebih berat dibagian atas daripada dibagian zone bawah
lobus, bentuk emfisema ini adalah penyakit yang paling dominan pada
perokok(4).
b) Emfisema panasinar ; terjadi pelebaran alveoli yang progresif dan
duktus alveoli, serta hilangnya dinding batas antara duktus alveoli dan
alveoli. Dengan progresifitas dan destruktif dari dinding alveoli ini, ada
simplikasi dari struktur paru. Bila proses menjadi difus, biasanya lebih
jelas tandanya pada lobus bawah, bentuk emfisema ini lebih sering
terjadi pada wanita dewasa, walaupun perokok dapat menyebabkan
bentuk dari emfisema ini, namun hubungan tersebut tidak sesering pada
emfisema sentilobuler(4).
c) Emfisema parasepta atau sub pleura ; biasanya terbatas pada zona sub
pleura dan sepanjang septa interlobaris, yang ditandai dengan
keterlibatan asinus distal, alveoli dan kadang-kadang duktus alveoli(4).
Bentuk ini sering menimbulkan gelembung bula yang besar langsung di
bawah pleura, dan juga dapat menimbulkan pneumotoraks pada dewasa
muda.
d) Emfisema ireguler ; emfisema ini sering dihubungkan dengan parut paru,
bentuk ini biasanya terbatas ekstensinya, karena itu hanya menyebabkan
dampak yang kecil pada fungsi(4).
7
emphiema nesessitasis. Emphiema dapat digolongkan menjadi akut dan kronis.
Emphiema akut dapat berlanjut ke kronis. Organisasi dimuli kira-kira setelah
seminggu dan proses ini berjalan terus sampai terbentuknya kantong tertutup(6).
2. Emphiema kronis
f. Disebut kronis karena lebih dari 3 bulan
g. Badan lemah, kesehatan semakin menurun
h. Pucat, clubbing finger
i. Dada datar karena adanya tanda-tanda cairan pleura
j. Terjadi fibrothorak trakea dan jantung tertarik kea rah yang
sakit
k. Pemeriksaan radiologi menunjukkan cairan
J. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Foto thorak
b. Tes kultur dan kepakaan dari drainase hasil aspirasi dari
pleura
K. KOMPLIKASI
8
c. Sepsis
d. Gagal jantung kongesti
L. PENATALAKSANAAN
a. Pengosongan nanah
b. Antibiotika
c. Penutupan rongga emphiema
d. Pengobatan kausal
e. Pengobatan tambahan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/mobile/doc/138045626/MAKALAH-
EMFISEMA
10
MAKALAH
DISUSUN OLEH :
MERLIN BERLIANTY
XII
KEPERAWATAN
11
SMK TERPADU YAPIKA MAKASSAR
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Penulis
12
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN……………………………………..
BAB II PEMBAHASAN……………………………………….
A. Definiiai……………………………………
B. Etiologi……………………………………..
C. Patofisiologi……………………………………….
D. Mekanisme klinis……………………………….
E. Penatalaksanaan medis…………………………….
F. Patogenesis ………………………..
G. Jenis-jenis emfisema............................
H. Pathology pathway..............................
I. Tanda dan gejala.............................
J. Pemeriksaan diagnostik...........................
K. Komplikasi...................................
L. Penatalaksanaan.............................
A. Simpulan ……………………………………………………
B. Saran …………………………………………………………
13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….
14