NUTRISI IKAN
OLEH:
TIM ASISTEN
MALANG
2014
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM
NUTRISI IKAN
Nama :
NIM :
Kelompok :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
PANDUAN NUTRISI IKAN 4
PENDAHULUAN
Pakan terdiri dari dua macam yaitu pakan alami dan pakan buatan. Di
antara kedua jenis pakan tersebut, terdapat kelebihan dan kekurangannya.Oleh
karena sebab itu, peternak perlu memperhatikan perbedaan kedua jenis pakan
tersebut agar dapat menentukan saat yang tepat untuk menggunakan pakan
alami atau pakan buatan. Pakan alami biasanya digunakan dalam bentuk hidup
dan agak sulit untuk mengembangkanya, karena memperlukan perlakuan
khusus sebelum pakan tersebut diberikan kepada ikan. Sedangkan pakan
buatan,dapat diartikan secara umum sebagai pakan yang berasal dari olahan
beberapa bahan pakan yang memenuhi nutrisi yang diperlukan. Pakan buatan
sering dijumpai dalam bentuk pellet (Syahputra, 2005).
Tujuan dari praktikum nutrisi ikan ini adalah melatih mahasiswa agar
mempunyai pengalaman serta terampil dalam mengukur parameter – parameter
yang berhubungan dengan penelitian dalam bidang nutrisi ikan
PANDUAN NUTRISI IKAN 5
1.1 Pendahuluan
Analisis proksimat pada umumnya dipergunakan untuk mengetahui
kandungan air, protein, lemak, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), serat kasar
dan abu dari pada bahan makanan maupun makanan. Jumlah BETN dengan
serat kasar merupakan total karbohidrat.
Menurut Gunawan (2010), analisis proksimat adalah pengujian
laboratorium bahan pakan yang akan diformulasi dan diolah menjadi ransum
pelet, crumble, atau mash. Parameter pengujian bahan ini meliputi parameter
kadar air, protein, lemak, serat kasar, abu, kalsium (Ca), dan fospor (P).
Analisis proksimat merupakan kunci untuk menetapkan pemanfaatan
bahan tercerna atau energy metabolic makanan, bukan untuk mendefinisikan
kandungan zat makanan. Dari hasil analisis proksimat dapat dipergunakan untuk
menyusun ransum makanan sesuai dengan yang dikehendaki dan dapat
mengetahui nilai gizi suatu makanan.
KADAR KERING
Penetapan kadar kering merupakan salah satu bagian yang penting dalam
analisis proksimat dan secara umum telah banyak dipergunakan dalam
pengukuran analitik. Kadar kering sering dipergunakan sebagai indeks daripada
kestabilan dan kualitas suatu bahan makanan.
Alat :
- Oven
- Petridish
- Timbangan
- Eksikator
Prosedur
1. Ambil petridish, kemudian dioven pada suhu 1050C selama 4 jam.
2. Setelah itu, pindahkan petridish ke dalam eksikator.
3. Setelah dingin, timbang petridish (a).
4. Timbang 15-30 gram contoh, letakkan contoh ke dalam petridish (b).
5. Kemudian dioven (105 – 1100C) sampai beratnya konstan (untuk bahan
kering dioven ± selama 6 jam, sedangkan untuk bahan basah ± selama
24 jam).
6. Setelah dioven dimasukkan ke dalam eksikator ± 30 menit.
7. Timbang contoh dan petridish (c).
8. Lakukan analisis tersebut mulai prosedur kerja no. 3 dengan 2 ulangan.
Perhitungan
berat kering c-a
Kadar kering x100% x100%
berat contoh b-a
PANDUAN NUTRISI IKAN 7
SKEMA KERJA
PANDUAN NUTRISI IKAN 8
Nama bahan :
Nomor :
Tanggal analisa :
Selesai :
berat kering c -a
Kadar kering x100% x100%
Rumus : berat contoh b-a
ANALISA HASIL
PANDUAN NUTRISI IKAN 10
ANALISIS PROTEIN
Analisis protein atau nitrogen dengan metode Kjeldahl terbagi dalam tiga
tahap, yaitu:
1. Destruksi komponen dan susunan garam-garam nitrogen
2. Pelepasan nitrogen destilasi
3. Titrasi
Alat
1. Alat destruksi
2. Alat destilasi
3. Titrasi
4. Timbangan
5. Erlenmeyer
6. Buret
7. Statif dan klem
Reagents
- H2SO4, NH3-free
- Katalis detruksi: 2 g CuSO4, 5H2O dan 30 g K2SO4
- 40% NaOH: 400 g NaOH dalam 1 liter larutan (bebas NH3)
- 4% asam boraks: 40 g asam boraks dalam 1 liter larutan (bebas NH3)
- Na2CO3 standard
- Methyl orange
Prosedur
Standarisasi H2SO4
PANDUAN NUTRISI IKAN 11
Destruksi
1. Timbang 0,2 – 0,3 gr contoh dan masukkan ke dalam labu destruksi.
2. Tambah 1/3 tablet Kjeldahl 2 gr katalis destruksi dan 15 ml asam sulfat
96-98%. Hal yang sama dilakukan pada blanko (tanpa contoh).
3. Masukkan ke dalam rak destruksi, selanjutnya letakkan pada alat
destruksi.
4. Labu ditutup dengan alat yang ada saluran asap.
5. Kran dibuka, hubungkan dengan stop kontak.
6. Dipanaskan antara 200 – 2500C dalam waktu 15 – 25 menit, kemudian
suhu dinaikkan sampai 3800C. tunggu warna sampai jernih (2 jam).
7. Sesudah jernih, panaskan kembali selama 10 menit, kemudian alat
dimatikan.
8. Keluarkan rak beserta cerobong asap dari pemanas, kemudian letakkan
di atasnya. Tunggu sampai dingin (400C, 15 menit).
9. Kran ditutup dan lepaskan alat bercerobong asap.
10. Labu dan rak dikeluarkan dari alat destruksi dan letakkan di atas meja.
11. Tambahkan akuades melalui dinding tabung sebanyak 50 ml.
12. Selanjutnya siap di destilasi.
Destilasi
Cara menjalankan alat destilasi:
1. Siapkan kontak dihubungkan dan tekan knop power.
2. Kran dibuka, perhatikan lampu “Cooling” harus menyala, bila tidak
menyala kran dibebaskan.
3. Tunggu sampai lampu “start” menyala (5-10 menit).
Analisis:
4. Dalam Erlenmeyer diisi 100 ml asam borak 3% dan tabung destruksi
dipasang pada alat destilasi.
5. Tambah NaOH 40% sampai volume 90-100 ml dengan menekan knop
“add NaOH”.
6. Untuk mulai destilasi, tekan knop “start” dan lampu destilasi menyala.
7. Setelah ada bunyi berarti destilasi selesai, tekan knop “stop”.
PANDUAN NUTRISI IKAN 12
8. Perhatikan volume dalam Erlenmeyer sekitar 150-200 ml, bila belum 150
ml mulai kembali destilasi sampai volume di atas 150 ml.
9. Selanjutnya siap untuk titrasi.
Titrasi
1. Setelah destilasi selesai, tambahkan indicator methyl-orange sebanyak 3-
5 tetes.
2. Contoh (a) dan blanko (b) dititrasi dengan asam sulfat 0,2-0,4 sampai
terjadi warna merah.
3. Perhatikan minikus buret.
4. Ml titrasi contoh (a’) dan ml titrasi blanko (b’).
5. Lakukan analisis dengan 2 ulangan.
Perhitungan
N% 14
ml titrasi contoh ml titrasi blanko x H SO ....N
gr contoh x 1000 2 4
14
a'b' xH SO 4 ....N
mgcontoh 2
SKEMA KERJA
PANDUAN NUTRISI IKAN 13
Nama bahan :
Nomor :
Tanggal analisa :
Selesai :
ml titrasi contoh ml titrasi blanko
Rumus : N% 14 x H SO ....N
2 4
gr contoh x 1000
14
a'b' xH SO 4 ....N
mgcontoh 2
ml titrasi
Berat
Nomer contoh
Nitrogen Keterangan
contoh (gr)
(a)
Blanko
Contoh (a’)
(b’)
PANDUAN NUTRISI IKAN 14
ANALISA HASIL
PANDUAN NUTRISI IKAN 15
ANALISIS LEMAK
Lemak merupakan bahan yang tidak larut di dalam air, sangat sedikit larut
di dalam alcohol dan larut di dalam pelarut organic seperti: karbon tetraoksida,
karbon disulfide, ether anhydrase atau petroleum ether.
Alat
- Goldfisch
- Timbel
- Gelas piala
- Timbangan
Prosedur
1. Sampel ditimbangsebanyak 5 gram
2. Dibungkus menggunakan kertas saring dan ditali
3. Dimasukkan dalam timbel
4. Ditimbang gelas piala
5. Diisi gelas piala dengan petroleum eter sebanyak 60 ml
Cara Kerja Goldfisch
6. Diletakkan gelas piala di bagian bawah timbel
7. Dialirkan air pendingin pada kondensor
8. Dinyalakan pemanas listrik
9. Diekstraksi selama 3-4 jam
10. Dimatikan pemanas listrik
11. Dimatikan kondensor air pendingin
12. Diambil sisa bahan dari timbel
13. Dioven bahan selama 15 menit dengan suhu 1050C untuk mendapatkan
lemak kasar
14. Ditimbang sampel
15. Dihitung lemak kasar dengan rumus:
(Sampel awal) (Sampel akhir)
Lemak kasar x100%
Berat sampel
16. Dipanaskan sisa petroleum eter hingga terbentuk kerak untuk
mendapatkan lemak asli.
17. Ditimbang gelas piala
SKEMA KERJA
PANDUAN NUTRISI IKAN 17
Nama bahan :
Nomor :
Tanggal analisa :
Selesai :
(Sampel awal) (Sampel akhir)
Rumus : Lemak kasar x100%
Berat sampel
Berat
Sampel Sampel Gelas Gelas Lemak Lemak
Nomer sampel
awal akhir piala piala kasar asli
contoh (gr)
(gr) (gr) awal akhir (%) (%)
PANDUAN NUTRISI IKAN 18
ANALISA HASIL
PANDUAN NUTRISI IKAN 19
Apabila contoh dipanaskan pada suhu 500-6000C, maka air dan unsur
pokok lainnya yang mudah menguap akan berkembang menjadi uap, sedangkan
bahan organic lainnya akan terbakar menjadi karbondioksida dari nitrogen, silikat
dan klorida. Residu unsure inorganic tersebut merupakan bahan abu. Unsure K,
Na, Ca dan Mg diperoleh dalam jumlah yang sedikit; dan unsure selain itu akan
diperoleh dalam jumlah yang sangat sedikit (Trace elements).
Metode yang dipergunakan untuk analisis abu/mineral yaitu dengan cara
memanaskan bahan pada suhu yang tinggi (500 – 6000C). Kadar abu diperoleh
dari berat abu dibagi berat contoh sebelum dipanaskan.
Alat
- Oven/tungku perapian
- Timbangan
- Crosible porselin
- Eksikator
- Muffle
- Kompor listrik
Prosedur
1. Crossible porselin dioven pada suhu 1050C selama 1 jam
2. Masukkan Crossible porselin ke dalam eksikator selama 30 menit
3. Timbang crosible porselin yang telah dioven (a).
4. Timbang contoh bahan kering sebanyak 0,4 – 0,6 gr (b).
5. Tempatkan contoh ke dalam crosible porselin.
6. Kemudian dipanaskan diatas kompor listrik sampai sampel berwarna
hitam arang(± 2 jam).
7. Nyalakan muffle sampai dengan suhu ± 6000C (± 2 jam).
8. Masukkan Crossible porselin beserta sampel ke dalam muffle yang
bersuhu ± 6000C selama ± 2 jam hingga sampel arang memutih
membentuk abu.
9. Masukkan ke dalam eksikator sampai dingin(± 15 menit).
10. Setelah dingin timbang berat pengabuan (c).
Perhitungan
berat abu c a
Kadar abu x 100% x 100%
berat contoh b
PANDUAN NUTRISI IKAN 20
SKEMA KERJA
PANDUAN NUTRISI IKAN 21
Nama bahan :
Nomor :
Tanggal analisa :
Selesai :
berat abu c a
Rumus : Kadar abu x 100% x 100%
berat contoh b
ANALISA HASIL
PANDUAN NUTRISI IKAN 23
Pengujian standar terhadap daya apung pakan pellet sampai saat ini
masih belum baku. Hasil percobaan pendahuluan terhadap [roduk pakan pellet
terapung komersial mendapatkan bahwa pellet mampu terapung antara 20 – 30
menit. Namun demikian, pada kondisi praktis pakan pellet hanya diperlukan
terapung beberapa menit sebelum dikonsumsi oleh ikan.
Dari uraian tersebut di atas, pengujian floating ability dari pakan pellet
dilakukan sebagai berikut:
1 Ke dalam 1000 ml beaker glass diisi dengan air kran atau air sumur,
ditambahkan aerator setara 8 volt (sebagai pembentuk gelombang air);
2 Ke dalam larutan air tersebut dimasukkan 2 g sample pakan pellet yang
diambil secara acak
3 Pada saat yang sama dipersiapkan stopwatch untuk mengukur waktu pakan
pellet terapung
4 Pengukuran stopwatch dihentikan ketika seluruh butiran pellet mencapai
dasar beaker glass
5 Penentuan daya apung pellet dilakukan terhadap perbedaan kategori: (a)
sangat baik jika daya apung 10 menit; (b) baik pada daya apung 5 – 10
menit; (c) sedang, pada daya apung 1 – 5 menit; dan (d) tidak baik, pada
daya apung 1 menit.
PRINSIP : Penentuan berat kering pakan setelah di rendam dalam air selama
beberapa waktu tertentu.
Cara kerja :
1 Ditimbang ± 5 gram sample pakan pellet yang dihasilkan (ketelitian 0,01 gram)
2 Sample dimasukkan ke dalam gelas beaker yang sudah diisi 200 ml aquadest,
dan dicatat waktu saat perendaman
3 Setelah 3 menit, air diberikan gerakan melalui aerator (8 volt) selama 1
menit
4 Setelah 1 menit, aerator segera diangkat dan sample disaring dengan saringan
0,5 mm
5 Beaker glass dibilas dengan aquadest (gunakan air seefisien mungkin)
6 Berat kertas saring 45 ditimbang, dan diletakkan menutupi corong Burcher
funnel.
7 Sample pellet dipindahkan dari saringan 0,5 mm ke dalam kertas saring,
dengan menggunakan sendok teh. Sisa sampel yang ada dalam saringan
dibilas dengan air.
8 Kertas saring yang telah berisi sample dipindahkan (dengan menggunakan
pinset) ke dalam aluminium foil yang sudah ditimbang sebelumnya.
9 Seluruh bahan dikeringkan dalam oven pada suhu 100°C, selama 4 jam.
10 5 g sample pakan yang lain (tidak direndam) juga dikeringkan dalam oven
seperti pada proses (9) di atas.
11 Setelah didinginkan, seluruh bahan ditimbang (kertas saring + aluminium foil +
sampel).
12 Water stability adalah perbandingan antara berat kering pakan yang direndam
selama 3 menit dengan pakan yang tidak direndam (sebagai %-recovery)
CARA KERJA:
SKEMA KERJA
PANDUAN NUTRISI IKAN 27
ANALISA HASIL
PANDUAN NUTRISI IKAN 29
FORMULASI PAKAN
25%
Bahan 2 12%- 25 +
38 38
f) Jumlah bahan pakan yang diperlukan untuk membuat formulasi pakan
tersebut dapat diubah dalam satuan unit berat (kg) dengan cara:
(dimisalkan membuat 100 kg pakan dengan kadar protein 25%)
Bahan 1 = 13/38 x 100 kg = 34,21 kg
Bahan 2 = 25/38 x 100 kg = 65,79 kg
PANDUAN NUTRISI IKAN 30
ANALISA HASIL
PANDUAN NUTRISI IKAN 37
NAMA NO. HP